Maura tidak bergeming sedikit pun saat mertuanya dengan sengaja menyindirnya di depan kedua menantu kayanya,dia pura-pura tidak mendengar apa pun yang dikatakan mertunya dan bahkan dia acuh tidak peduli dengan sindiran itu.
" Aku yakin seandainya pun dia punya uang pasti dia tidak akan memuliakan mertunya seperti kalian berdua." Sindirnya sekali lagi sambil mencoba berlian pemberian kedua menantunya.
"Mbak Kaila sudah selesai makan apa aku sudah bisa ke belakang? pekerjaanku masih banyak di belakang." Tanya Maura.Dia tau kedua kakak iparnya sengaja memanggilnya untuk menyuapi Kaila,mereka sengaja pamer di hadapannya.
"Tunggu sebentar Maura,kamu pangku sebentar lagi kaila,kamu tidak usah memasak untuk kami,karena kami sudah memesan makan malam untuk kami semua."
"Kamu pesan makan malam kita Siska,itu artinya kamu tidak perlu memasak,kalau untuk kalian makan belilah dua biji Indomie,itu cukup untuk kalian semua." Ucap mertuanya.
" Iya bu,aku pamit." Ucapnya lalu dia segera pergi meninggalkan orang-orang sombong itu kembali ke dapur untuk memasak air panas untuk keluarga suaminya.
"Sabar Maura!! semua ada masanya,kamu bisa menghina kami sepuasnya saat ini ibu mertuaku yang terhormat,suatu saat nanti aku akan balas semua perbuatanmu,aku yakin Tuhan akan memberikan kehidupan yang lebih baik untuk keluarga kecilku,tunggu anakku besar sedikit lagi,dan mereka bisa mandiri aku akan meninggalkan rumah ini." Ucapnya sambil mengelus dadanya.
Setelah selesai memasak Maura ke kamarnya,lalu membawa kedua anaknya ke kamar mandi untuk di mandikan karena hari sudah sore.Dia sangat bersyukur kedua anaknya tidak cengeng atau bandel seakan mereka mengerti keadaan ibunya di rumah neneknya yang tidak pernah di hargai.
"Ingat Maura kamu jangan pakai sabun cair,kamu pakai sabun batangan saja,itu sabun mahal,dan satu lagi jangan sampai kamu pakai sabun Mikaila dan Juna untuk kedua anakmu,kamu harus sadar diri itu bukan sabun murah." Ucap mertuanya yang sudah berdiri di depan pintu.
Maura merasa aneh dengan mertuanya,setiap dia melakukan apa pun di rumah itu seakan wanita itu selalu mengikutinya,apa pun yang dia lakukan wanita itu selalu ada saja di hadapannya secara tiba-tiba.
"Iya bu!! Iya,aku tau anak-anakku tidak pantas memakai sabun mahal seperti cucu mu itu,aku pakai sabun murahan ini saja,anak-anakku lebih pantas."
"Baguslah kalau kamu sadar diri,setidaknya kalau sudah miskin dan tidak mampu harus sadar diri." Ucap Rena lalu meninggalkan Maura yang masih ada di kamar mandi.
" Kapan kamu tidak tersandung atas kesombongan mu itu,kok bisa ya ada orang tua sombong seperti itu di dunia ini,hannya karena anaknya tidak mampu dia selalu merendahkannya bahkan tidak menganggapnya ada." Ucapnya sambil memandikan kedua anaknya.
****
Pagi ini keluarga mertuanya bangun pagi-pagi sekali,Rena mertua Maura sejak kemarin sudah menyuruh Maura memasak rendang sapi yang baru di belinya kemarin,dia menyuruh Maura bangun jam tiga pagi hari hannya untuk memasak rendang yang dia inginkan.
"Maura kamu sudah memasak rendang yang aku suruh kemarin?"
"Sudah bu,aku sudah simpan di lemari." Jawab Maura.Entah keberanian dari mana Maura mengambil tiga potong rendang dan menyimpannya ke kamarnya,dia sengaja menyimpan itu untuk anak dan suaminya.
"Bawa kesini,aku mau lihat apa kamu mencurinya?" Seketika jantungnya berdetak,dia takut kalau sampai mertuanya tau kalau dia mengambil tiga potong.Maura segera kebelakang lalu mengambil wadah tempat rendangnya lalu dia berikan kepada mertunya.
"Apa cuma ini daging satu kilo yang ku beli semalam,dikit sekali. Apa kamu sudah mengambilnya sebagian?" Tanya mertuanya sambil menatap Maura dengan tatapan tajam.
"Tidak bu,aku tidak mengambilnya,aku tidak pernah melakukan itu,kenapa ibu menuduhku seperti ini?" Jawab Maura pura-pura tenang agar mereka semua tidak curiga,apalagi semua orang menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Sudah!! sudah kalau pun dia mengambilnya biarkan saja,dia tidak mungkin mengambilnya,memangnya dia anjing mengambil makanan yang bukan miliknya." Ucap Abang iparnya yang paling besar membuat Maura tidak sanggup berkata-kata.Pria itu sengaja menghinanya sedemikian rupa,dan dia juga tau kalau pria itu bukan sedang membelanya tapi menghinanya.
" Kalian berangkat duluan ya bu,aku masih ada urusan di kantor nanti aku menyusul,Siska dan Juna berangkat sama kalian saja." Tiba-tiba Dedi anak kedua berbicara.
"Mas bukannya hari ini semua kantor libur,kamu urusan apa sih ke kantor?" Siska dengan wajah murung menyela pembicaranya.
"Bosku menyuruhku ke bandara menjemput klien dan mengantarnya ke hotel,soalnya besok kami akan rapat dengan klien ini." Jawab Dedi berbohong.
" Dasar bos tidak punya hati bisa-bisanya kamu di suruh kerja di saat libur!!" Mertunya ikutan membela Siska yang sudah merajuk.
"Sudahlah bu,kita berangkat saja,aku sudah kesal." Ucap Siska lalu mengendong Juna anaknya dan membawanya lebih dulu ke dalam mobil.Tidak ingin suasana semakin memanas semua orang mengikuti Siska naik ke dalam mobil.Suami Laura dan Siska memang sudah memiliki kendaraan roda empat karena kehidupan mereka cukup berkembang.
Tapi walaupun mereka punya gaji dan kehidupan yang mapan mereka masih saja tinggal di rumah mertuanya,itu karena Rena tidak mengijinkan mereka keluar dari rumah itu karena rumahnya yang cukup luas dan punya banyak kamar.
" Dasar istri bawel,tiap hari melihat wajahmu rasanya cukup memuakkan." Sungut Dedi lalu dia duduk di ruang tamu sambil menikmati rokoknya,dia menghela napas lega saat melihat mobil keluarganya keluar dari gang rumahnya.
"Maura buatkan aku kopi!!" Ucapnya kepada Maura yang kebetulan lewat dari hadapannya.Maura yang sudah sangat jijik kepadanya mengacuhkan perintah Abang iparnya,dia takut pria itu kembali melecehkan dirinya.Jadi dia ingin menjaga jarak dengan pria itu.
"Kenapa dia tidak pergi bersama,rasanya jijik kali melihat pria mata keranjang seperti itu,dia pikir karena aku miskin aku serendah yang dia pikirkan." Ucapnya dalam hati sambil menyapu halaman dan menyiram bunga.
" Sok jual mahal dia,harusnya dia bersyukur mau memberikan uang kepadanya,walau dia harus melayaniku,harus kuakui kalau bodinya jauh lebih menggoda di banding istriku,bodynya yang indah di tutupi pakaian yang selalu tertutup daster murahan." Ucapnya dalam hati sambil menelan ludah membayangkan tubuh Maura.
Entah sejak kapan dia tertarik dengan tubuh Maura,yang jelas setiap saat dia selalu membayangkan tubuh Maura,bahkan di saat dia sedang berhubungan suami istri dengan istrinya yang dia bayangkan hannya bodi Maura.
🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
martina melati
rumah mertua besar, masak tinggal bersama sih. ada ipar dan keluargany juga... jadi berapa kepala keluarga tuh.
jaman sekarang jarang ada lho tinggal bersama seperti di novel ini
2025-01-17
0
Heny
Nyesek baca nya apa maura tdk punya ortu
2025-02-10
0
Shinta Dewiana
kurang ajar banget ni ipar
2024-08-06
0