bab 16 ~ Menantu rendahan ~

Maura dengan telaten membersihkan semua kekacauan yang ada di ruang tamu,dia mengabaikan tatapan merendahkan dari Laura karena hal demikian sudah biasa dia lalui.Sementara itu Laura mulai mengganti pakaiannya,tiba-tiba dia menyadari kalung yang biasa dia kenakan sudah tidak ada dilehernya.

"Kalungku!! Dimana kalungku sepertinya tadi pagi aku pakai pas aku pergi bekerja??" Ucapnya mulai panik.Dia mencari-cari ke lantai karena dia pikir kalungnya nyangkut di baju saat dia ganti baju tadi.Wajahnya mulai memerah,dia membuka laci dan kotak perhiasannya tapi belum juga dia temukan.

"Laura kamu ada di dalam ibu masuk ya?" Sekali lagi

"Aduh kemana itu kalung,mana itu kalung paling mahal dan baru juga aku beli,aku menghabiskan semua tabungan ku untuk membeli perhiasan itu!!! Please tunjukkan dirimu." Laura berbicara sendiri sambil menggeledah laci lemari hiasnya.Laura semakin panik saat dia belum menemukan kalungnya bahkan semua baju di lemarinya sudah dia keluarkan tapi dia belum menemukan kalungnya.

"Laura!!? Kamu ada di kamar? boleh ibu masuk?" Tiba-tiba mertuanya memanggilnya dari luar Laura malas beranjak dari tempatnya bahkan dia mengabaikan panggilan mertuanya dia sibuk membongkar lemarinya.

"Aku di dalam Bu,kalau mau masuk ya sudah masuk saja." Jawab Laura dari dalam kamarnya dengan nada yang tinggi membuat Rena sedikit kaget.

Rena membuka kamar dia sangat kaget saat melihat kamar menantunya yang sudah berantakan,dan semua pakaian dari lemari sudah keluar perhiasannya berantakan di meja rias.

"Laura!! apa yang terjadi kenapa kamu mengeluarkan semua pakaian dari lemari dan kenapa perhiasan mu kamu buang-buang disini kalau sampai hilang bagaimana?" Ucap mertuanya sambil memasukkan kembali perhiasan itu ke dalam kotaknya.

"Bu!!! Apa ibu tadi masuk kamarku?

"Tidak kenapa kamu bertanya seperti itu? memangnya kamu pernah lihat ibu masuk sembarangan ke dalam kamarmu? memangnya ada apa sih?" Tanya Rena penasaran.Dia cukup heran melihat keadaan Laura yang acak-acakan.

"Bu!! Aku kehilangan kalung yang baru ku beli beberapa hari yang lalu,aku menghabiskan semua tabungan kami untuk membeli itu,aku takut suamiku marah Bu!!! Air mata Laura mulai bercucuran bahkan tubuhnya gemetaran dan sesenggukan.

"Kok bisa? Memangnya kamu letakkan dimana? kok bisa kamu ceroboh seperti itu coba cari lagi mana tau kamu lupa?" Rena mulai membantu menantunya mencari perhiasan yang hilang.Rena membongkar tempat tidur dan membuka semua seprei dan membuangnya ke lantai bahkan mencari semuanya di kolong tempat tidur tapi hasilnya tetap nihil.

"Laura kamu letakkan dimana tadi coba ingat lagi,tenangkan dirimu,kita pasti menemukan kalung itu jangan menangis lagi!! "Rena mencoba menghibur menantunya yang semakin kuat menangis.

"Bu!!.kalau aku ingat pasti aku sudah menemukannya,dari pada membuatku semakin emosi lebih baik ibu keluar dari kamar ini,cepat keluar aku tidak mau ibu jadi pelampiasan emosi ku." Ucap Laura,dia mendorong tubuh mertuanya keluar dari kamar lalu menutup pintu dengan kasar.

Ya seperti itulah sikap Laura,sikap aslinya akan terlihat disaat hatinya sedang tidak baik-baik kedua menantunya memang sedikit kurang menghargai mertuanya mungkin karena mereka terlalu sering menyogok mertuanya dan hal itu membuat Rena tidak berani melawan bagaimana pun sikap kedua menantunya.

"Aduh...Ini bagaimana padahal teman-temanku tidak ada satu pun yang pergi kemana-mana saat kami melakukan arisan terus kemana ya?" Rena berdiri di depan pintu Laura,dia bingung harus bagaimana menghadapi Laura di saat itu juga Maura melewatinya.

"Maura!!! jangan-jangan menantu hina itu yang telah mengambil kalung Laura,ya...Itu sudah pasti karena hanya dia yang bebas lalu lalang di rumah ini.

Rena bergegas berjalan mengejar Maura yang hampir saja masuk ke dalam kamarnya,Rena lalu menarik tangan Maura dengan kasar menuju ruang tamu.

" Bu...Tanganku sakit ada apa Bu?" Tanya Maura sambil berjalan mengikuti langkah mertuanya dia berusaha melepaskan tangan mertuanya yang sedang mencengkram tangannya,setelah mereka sampai di ruang tamu Rena langsung melepaskan tangan Maura.

"Ada apa sih bu,pekerjaan ku sudah selesai aku ingin memandikan kedua anakku dan mas Surya juga belum aku lap."

"Bodo amat,kamu pikir aku peduli,mau mati juga suamimu aku tidak peduli,karena dia hannya manusia yang tidak berguna,dia hannya beban di rumah ini tau kamu."

"Ya ampun bu,kejam sekali kata-kata ibu bagaimana kalau mas Surya mendengar kata-kata ibu,ibu lupa kalau mas Surya itu juga anak ibu?"Nada Maura mulai meninggi dia tidak terima mertuanya menghina suaminya dengan begitu kejinya.

"Sudah...Sudah aku tidak peduli,kalian satu keluarga hannya beban di rumah ini,aku benar-benar muak melihat kalian semua di rumah ini!!! Maura hari ini laura kehilangan kalung berliannya,sekarang kamu mengaku kamu kan yang telah mencurinya cepat kembalikan itu." Teriak Rena dengan nada tinggi hingga wajahnya memerah dan dadanya naik turun akibat rasa kesalnya kepada Maura.

Maura membelalakkan matanya,dia tidak menyangka mertuanya begitu tega menuduhnya tanpa bukti padahal mertuanya tau jelas selama ini dia tidak pernah melakukan hal hina seperti itu dan bahkan jika mertua atau iparnya lupa mengambil uang dari kantong mereka saat dia mencuci pakaian dia akan selalu mengembalikannya.Maura tidak ingin hannya karena dia miskin dia melakukan hal hina seperti itu.

"Maura kenapa kamu diam saja,kenapa... Kamu mulai takut cepat kembalikan perhiasan itu kalau kalau kamu tidak ingin aku mengusir mu dari rumah ini bersama suami dan anak-anak mu itu cepat!!" Teriak mertuanya menyadarkan Maura dari lamunannya.

"Bu ....Aku tidak mengambil perhiasan Laura,bahkan aku tidak tau bentuk perhiasan dia seperti apa!! Kenapa ibu tega menuduhku? Sudah berapa lama aku tinggal di rumah ini pernah kah kalian kehilangan? aku tidak mungkin melakukan hal rendahan seperti itu Bu?" Mata Maura mulai berkaca-kaca dan kedua Abang iparnya sudah kembali dari tempat kerja mereka dan mereka semua berkumpul di ruang tamu.

" Alah... Kamu tidak usah drama cepat kembalikan perhiasan Maura,jika kamu tidak mengembalikan perhiasannya aku akan mengusir mu dari rumah ini dan anak-anak mu serta suami mu yang tidak berguna itu atau bahkan aku akan melaporkan kamu ke polisi,menantu ku menghabiskan semua tabungannya untuk membeli kalung perhiasan itu." Ucap mertuanya sambil berkacak pinggang dan menatapnya dengan tatapan sinis.

Saat itu Laura keluar dari kamarnya,dia begitu berantakan dan matanya memerah akibat menangis sejak tadi.

"Maura benar kata ibu,tolong kembalikan perhiasanku,aku akan memberikan kamu sejumlah uang,memangnya siapa lagi yang mencuri itu kalau bukan kamu,karena cuma kamu di rumah ini yang miskin dan tidak punya apa-apa atau mungkin kamu kesal samaku karena aku membuatmu marah beberapa hari ini." Ucap Laura dengan nada memelas.

🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

surya kalau kau gak ingat perjuangan istrimu setelah kau sembuh. sungguh kau manusia buadab

2025-01-23

1

Firman Firman

Firman Firman

astagfirullah mertua gila mnntu stress 🤦

2024-07-31

0

Eliani Elly

Eliani Elly

Bersabarlah sedikit lagi Maura, carilah cara pergi lah dari situ bersama anak dan suamimu

2024-07-21

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Perkenalan ~
2 Bab 2 ~ Beban keluarga ~
3 Bab 3 ~ Hannya bisa sabar ~
4 Bab 4 ~ Lelaki sampah ~
5 Bab 5 ~ Hina lah kami sesuka hatimu ibu mertua ~
6 Bab 6 ~ Jadilah kekasih gelap ku ~
7 Bab 7 ~ Menyimpan luka ~
8 Bab 8 ~ Istri yang baik .~
9 Bab 9 ~ Di tuduh ~
10 Bab 10 ~ Pergilah istriku jika kamu sudah lelah ~
11 bab 11 ~ Mempermalukan keluarga ~
12 Bab 12 ~ Ada perubahan ~
13 Bab 13 ~ Kata-kata menyakitkan ~
14 Bab 14 ~ Makanan sisa ~
15 Bab 15 ~ Tidak di akui ~
16 bab 16 ~ Menantu rendahan ~
17 Bab 17 ~ Terlalu kejam ~
18 Bab 18 ~ Bahagia di atas derita orang ~
19 Bab 19 ~ Meminjam uang ~
20 Bab 20 ~ Tidak tahan lagi ~
21 Bab 21 ~ Pertolongan ~
22 Bab 22 ~ Selalu ada bantuan ~
23 Bab 23 ~ Berjalan lancar ~
24 Bab 24 ~ Semakin membaik ~
25 Bab 25 ~ Selalu ada kebaikan ~
26 Bab 26 ~ Rahasia hidup ku ~
27 Bab 27 ~ Curiga ~
28 Bab 28 ~ Gajian pertama ~
29 Bab 29 ~ Kehidupan yang lebih baik ~
30 Bab 30 ~ Sakit ~
31 Bab 31 ~ Tidak tau malu ~
32 Bab 32 ~ Kembalilah ke rumah kita ~
33 Bab 33 ~ Ternyata nasibnya lebih buruk ~
34 Bab 34 ~ Kejam sekali ~
35 Bab 35 ~ Aku akan melaporkan mu ke polisi ~
36 Bab 36 ~ Tidak peduli ~
37 Bab 37 ~ Jangan salah kan aku ~
38 Bab 38 ~ Semua ada balasan ~
39 Bab 39 ~ Jangan lupa diri ~
40 Bab 40~ Aku tidak bisa memaafkan mu ~
41 Bab 41 ~ Benci sekali ~
42 Bab 42 ~ Di sita ~
43 Bab 43 ~ Aku bukan wanita lemah ~
44 Bab 44 ~ Kamu lupa ~
45 Bab 45 ~ Musuh dalam selimut ~
46 Bab 46 ~ Seperti ini ternyata ~
47 Bab 47 ~ Orang ketiga ~
48 Bab 48 ~ Sebuah kebohongan ~
49 Bab 49 ~ Terserah kamu saja ~
50 Bab 50 ~ Lupa daratan ~
51 Bab 51 ~ Rencana ~
52 Bab 52 ~ Kejam sekali kamu ~
53 Bab 53 ~ Mengungkit ~
54 Bab 4 ~ Keluarga sampah ~
55 Bab 55 ~ Aku akan pergi setelah kamu hancur ~
56 Bab 56 ~ Aku tidak peduli ~
57 Bab 57 ~ Benalu ~
58 Bab 58 ~ Kembali ke rumah majikan ~
59 Bab 59 ~ Lelaki tidak tau di untung ~
60 Bab 60 ~ Sama -sama penipu ~
61 Bab 61 ~ Bahagia ~
62 Bab 62 ~ Tolong aku ~
63 Bab 63 ~ Wanita pembohong ~
64 bab 64 ~ Yakin lah ~
65 Bab 65 ~ Apa salah ku ~
66 Bab 66 ~ Kejam sekali kamu anakku ~
67 Bab 67 ~ Apa hebatnya dia ~
68 Bab 68 ~ Cerai saja ~
69 Bab 69 ~ Kenapa jadi begini ~
70 Bab 70 ~ Aku tidak mau ~
71 Bab 71 ~ Aku sudah anggap kamu keluarga ~
72 Bab 72 ~ Kita pergi juga lah ~
73 Bab 73 ~ Maafkan aku ~
74 74 ~Di sini aku lebih tenang ~
75 Bab 75 ~ Ayo kita kesana ~
76 Bab 76 ~ Minta maaf ~
77 Bab 77 ~ Maafkan aku demi anak kita ~
78 Bab 78 ~ Ibu yang banyak tuntutan ~
79 Bab 79 ~ Apa kamu lupa ~
80 Bab 80 ~ baru ingat kalau mereka cucu mu ~
81 Bab 81 ~ Apa yang harus kulakukan ~
82 Bab 82 ~ Semua sudah berakhir ~
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 ~ Perkenalan ~
2
Bab 2 ~ Beban keluarga ~
3
Bab 3 ~ Hannya bisa sabar ~
4
Bab 4 ~ Lelaki sampah ~
5
Bab 5 ~ Hina lah kami sesuka hatimu ibu mertua ~
6
Bab 6 ~ Jadilah kekasih gelap ku ~
7
Bab 7 ~ Menyimpan luka ~
8
Bab 8 ~ Istri yang baik .~
9
Bab 9 ~ Di tuduh ~
10
Bab 10 ~ Pergilah istriku jika kamu sudah lelah ~
11
bab 11 ~ Mempermalukan keluarga ~
12
Bab 12 ~ Ada perubahan ~
13
Bab 13 ~ Kata-kata menyakitkan ~
14
Bab 14 ~ Makanan sisa ~
15
Bab 15 ~ Tidak di akui ~
16
bab 16 ~ Menantu rendahan ~
17
Bab 17 ~ Terlalu kejam ~
18
Bab 18 ~ Bahagia di atas derita orang ~
19
Bab 19 ~ Meminjam uang ~
20
Bab 20 ~ Tidak tahan lagi ~
21
Bab 21 ~ Pertolongan ~
22
Bab 22 ~ Selalu ada bantuan ~
23
Bab 23 ~ Berjalan lancar ~
24
Bab 24 ~ Semakin membaik ~
25
Bab 25 ~ Selalu ada kebaikan ~
26
Bab 26 ~ Rahasia hidup ku ~
27
Bab 27 ~ Curiga ~
28
Bab 28 ~ Gajian pertama ~
29
Bab 29 ~ Kehidupan yang lebih baik ~
30
Bab 30 ~ Sakit ~
31
Bab 31 ~ Tidak tau malu ~
32
Bab 32 ~ Kembalilah ke rumah kita ~
33
Bab 33 ~ Ternyata nasibnya lebih buruk ~
34
Bab 34 ~ Kejam sekali ~
35
Bab 35 ~ Aku akan melaporkan mu ke polisi ~
36
Bab 36 ~ Tidak peduli ~
37
Bab 37 ~ Jangan salah kan aku ~
38
Bab 38 ~ Semua ada balasan ~
39
Bab 39 ~ Jangan lupa diri ~
40
Bab 40~ Aku tidak bisa memaafkan mu ~
41
Bab 41 ~ Benci sekali ~
42
Bab 42 ~ Di sita ~
43
Bab 43 ~ Aku bukan wanita lemah ~
44
Bab 44 ~ Kamu lupa ~
45
Bab 45 ~ Musuh dalam selimut ~
46
Bab 46 ~ Seperti ini ternyata ~
47
Bab 47 ~ Orang ketiga ~
48
Bab 48 ~ Sebuah kebohongan ~
49
Bab 49 ~ Terserah kamu saja ~
50
Bab 50 ~ Lupa daratan ~
51
Bab 51 ~ Rencana ~
52
Bab 52 ~ Kejam sekali kamu ~
53
Bab 53 ~ Mengungkit ~
54
Bab 4 ~ Keluarga sampah ~
55
Bab 55 ~ Aku akan pergi setelah kamu hancur ~
56
Bab 56 ~ Aku tidak peduli ~
57
Bab 57 ~ Benalu ~
58
Bab 58 ~ Kembali ke rumah majikan ~
59
Bab 59 ~ Lelaki tidak tau di untung ~
60
Bab 60 ~ Sama -sama penipu ~
61
Bab 61 ~ Bahagia ~
62
Bab 62 ~ Tolong aku ~
63
Bab 63 ~ Wanita pembohong ~
64
bab 64 ~ Yakin lah ~
65
Bab 65 ~ Apa salah ku ~
66
Bab 66 ~ Kejam sekali kamu anakku ~
67
Bab 67 ~ Apa hebatnya dia ~
68
Bab 68 ~ Cerai saja ~
69
Bab 69 ~ Kenapa jadi begini ~
70
Bab 70 ~ Aku tidak mau ~
71
Bab 71 ~ Aku sudah anggap kamu keluarga ~
72
Bab 72 ~ Kita pergi juga lah ~
73
Bab 73 ~ Maafkan aku ~
74
74 ~Di sini aku lebih tenang ~
75
Bab 75 ~ Ayo kita kesana ~
76
Bab 76 ~ Minta maaf ~
77
Bab 77 ~ Maafkan aku demi anak kita ~
78
Bab 78 ~ Ibu yang banyak tuntutan ~
79
Bab 79 ~ Apa kamu lupa ~
80
Bab 80 ~ baru ingat kalau mereka cucu mu ~
81
Bab 81 ~ Apa yang harus kulakukan ~
82
Bab 82 ~ Semua sudah berakhir ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!