Bab 8 ~ Istri yang baik .~

Maura buru-buru memunguti semua kekacauan yang ada di ruang tamu,dia tidak suka kalau harus mendengar pertengkaran suami istri itu.Maura selalu memilih menjauh kalau tiba-tiba terjadi keributan seperti sekarang ini.

"Dasar keluarga gila,punya segalanya tapi selalu saja mereka berantem." Ucapnya dalam hati lalu dia pergi meninggalkan kedua kakak iparnya.

"Kalau bukan karena kamu yang memulai aku tidak akan seperti ini mas,kamu yang selalu memulai keributan.Harusnya istrimu itu seperti Maura,bodoh dan miskin jadi pasti dia akan diam apa pun yang kamu lakukan di luar sana." Maki Siska dengan suara lantangnya.

Maura yang mendengar namanya disebut,dan bahkan di hina langsung menghentikan langkahnya yang belom jauh dari mereka lalu menoleh ke arah mereka dengan tatapan penuh kebencian.

"Walaupun aku miskin tidak seharusnya kamu merendahkan aku seperti itu!! dan jangan bawa-bawa namaku."Ucap Maura wajahnya memerah menahan emosi.

"Dedi dan Siska secara bersamaan menoleh ke arah Maura yang sudah berada di belakang kalian,Siska tersenyum merendahkan ke arah Maura.

" Memangnya ada yang salah dengan ucapanku barusan? Kamu orang bodoh,sudah bodoh miskin lagi,andai saja kamu pintar mungkin kamu sudah pergi dari rumah ini.Lihat saja di rumah ini kamu hannya di jadikan babu gratis yang setiap hari di rendahkan tapi dengan bodohnya kamu tetap bertahan.Apa itu tidak bodoh?" Maura menghela napas berat,dia kehabisan kata-kata.

" Aku melakukan ini karena suamiku yang belum sembuh!!"

"Alahh..!! Alasan saja,dasar memang kamu terlalu bodoh_

"Sudah...sudah!! Maura kamu pergi dari sini kembali ke kamarmu atau ke dapur,aku ingin istrahat kamu jangan menggangguku."

Setelah mengucapkan kata-katanya Dedi langsung pergi dan Siska langsung mengikutinya dari belakang.

Maura hannya bisa mengepalkan tangannya mendengar makian wanita itu,sebenarnya ingin sekali dia menghajar wanita angkuh itu tapi dia tidak ingin terjadi keributan di rumah itu yang nantinya dia juga yang menderita.

Maura hannya mengelus dada menahan sabar,dia kembali ke dapur melakukan semua pekerjaan rumah yang belum sempat dia lakukan tadi.

Setelah semua pekerjaanya selesai Maura kembali ke dalam kamarnya,dia membuka pintu saat itu dia melihat suaminya terbaring dengan mata yang terbuka.

"Kamu sudah bangun mas?" Tanya Maura sambil berjalan ke arahnya.Sementara kedua anaknya masih tiduran.

" Iya,kamu dari mana,apa mereka sudah kembali aku mendengar suara ribut dari luar?"

"Sudah,tapi hannya ibu Dedi,istrinya dan juga kedua anaknya,memangnya kenapa mas,tumben kamu menanyakan keberadaan mereka?"

"Nga papa kok dek,aku hannya bosan saja di kamar setiap saat,sementara kalau kamu membawaku ke halaman ibu pasti menghinaku." Ucap Surya dengan wajah sedih.

"Mas lain kali kalau mereka pergi aku akan membawa mu keluar untuk saat ini kamu di dalam dulu ya." Jawab Marni.

Marni mulai membersihkan kamarnya yang berantakan,kedua anaknya memang dia tidak ijinkan keluar kamar karena takut akan merusak barang-barang mertuanya.

Setelah kamarnya rapi,Maura kembali keluar kamar menuju dapur saat itu mertuanya juga keluar dari kamarnya.Maura mengabaikan mertuanya dia ke kamar mandi mengambil ember berisi air.

"Untuk apa air itu Maura?"

"Aku mau membasuh badan mas Surya bu,sudah tiga hari ini aku tidak membasuh tubuhnya dia sudah mulai tidak nyaman." Jawabnya.

"Cih!!.. Untuk apa membasuh tubuh mayat hidup itu,mentang-mentang kalian tidak bayar air makanya memakai air sesuka hati ya." Jawab mertuanya dengan wajah masam dan kata-kata yang pedas.

"Kan cuma air saja bu,lagian aku hannya mengambil sedikit kasihan mas Surya yang selalu kepanasan bu."

"Bawa sana kalian satu keluarga memang benar-benar tidak berguna,bahkan yang sudah penyakitan saja masih banyak gaya entah kenapa aku harus menampung manusia-manusia benalu ini." Ucapnya lalu pergi begitu saja tanpa peduli dengan perasaan menantunya.

Berhubung posisi kamar Maura dan keluarganya dekat dengan dapur dan pintu kamar juga terbuka,Surya dengan jelas mendengar semua hinaan yang dilontarkan ibunya.

Tubuh pria itu gemetaran,kepalanya tiba-tiba pusing dan tubuhnya keringat dingin.Baru kali ini dia benar-benar sakit hati mendengar makian yang dilontarkan ibunya.

"Tuhan!!! berikan kesembuhan kepada diriku,angkat penyakitku,rasanya hati ini sudah tidak tahan lagi dengan cobaan mu ini." Ucapnya dalam hati dengan air mata yang sudah menetes.

"Mas!!! kamu aku bersihkan dulu ya,aku bantu kamu untuk buka bajumu." Surya langsung tersenyum kepada istrinya,dia tidak ingin istrinya tau kalau dia mendengar semua yang dikatakan ibunya.

Maura mulai membersihkan tubuh suaminya,dengan telaten dan sabar dia melakukannya tanpa pernah sekalipun mengeluh membuat Surya bangga memiliki wanita sebaik Maura.

"Aku keluar dulu ya mas,kamu istirahat saja dulu." Maura segera keluar kamar meninggalkan suaminya yang sudah bersih.

Sudah lama Surya merasa putus asa dengan penyakitnya.Dia merasa tubuhnya semakin tidak berdaya apalagi sejak dia tidak mengkonsumsi obat karena mereka kehabisan uang.

Keluarganya yang terbilang mampu sama sekali tidak pernah mau membantunya,jangankan membantunya melihatnya pun mereka tidak pernah yang dia ingat dari keluarganya hannya hinaan.

" Kapan keajaiban itu datang,apa benar Tuhan itu ada,jika memang ada kenapa dia tidak memberikan aku kesembuhan,aku sudah lelah dengan semua ini." Ucapnya dalam hati.Kata-kata ibunya tadi terngiang-ngiang terus di kepalanya,dia benar-benar membenci wanita yang melahirkan dirinya itu.

"Maura!! kamu pergilah sebentar ke Indomaret,beli dulu jajanan yang biasa dimakan kedua cucuku." Rena menyodorkan uang seratus ribu kepada Maura.

Maura segera mengambil uang lalu segera pergi ke Indomaret yang tidak jauh dari rumah mereka.Hannya berjalan kaki sekitar lima belas menit.Maura mengambil semua pesanan mertuanya dia sudah hafal apa saja yang ingin dia beli karena sudah sering melihat mertunya belanja.

Setelah semuanya dia beli Maura buru-buru kembali ke rumah dia tidak ingin mertuanya yang cerewet menghinanya dan keluarganya.

"Bu...ini pesanan ibu." Maura menyerahkan semua barang yang dia beli.Dan mertuanya langsung menerima cemilan itu lalu mengajak cucunya ke ruang tamu untuk makan.

Maura hannya bisa menelan saliva nya,sebenarnya dia tidak berharap lebih kepada wanita untuk membaginya walau hannya satu bungkus,tapi melihat kasih sayang mertuanya kepada cucunya dari menantu lain sungguh membuat hatinya terluka.

Padahal dulu saat mertuanya sakit keras,dia sangat ikhlas mengurus mertuanya,memandikan dan membuang kotorannya,dia tidak jijik sedikit pun sementara menantunya yang lain sama sekali tidak mau mengurusnya.

" Kenapa kamu berdiri disana? apa kamu ingin meminta cemilan ini? kamu tidak usah berharap,anakmu tidak pantas makan makanan seperti ini lebih baik kamu pergi jangan menganggu konsentrasi ku." Ucap mertuanya dengan sinis.

🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺

Terpopuler

Comments

martina melati

martina melati

jangan membenci ibu apalagi jika yang melahirkanmu. justru kasihanilah dia

2025-01-17

0

martina melati

martina melati

aneh... pdh cucu sendiri jg koq dbanding2kn

2025-01-17

0

guntur 1609

guntur 1609

yang sabar surya

2025-01-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Perkenalan ~
2 Bab 2 ~ Beban keluarga ~
3 Bab 3 ~ Hannya bisa sabar ~
4 Bab 4 ~ Lelaki sampah ~
5 Bab 5 ~ Hina lah kami sesuka hatimu ibu mertua ~
6 Bab 6 ~ Jadilah kekasih gelap ku ~
7 Bab 7 ~ Menyimpan luka ~
8 Bab 8 ~ Istri yang baik .~
9 Bab 9 ~ Di tuduh ~
10 Bab 10 ~ Pergilah istriku jika kamu sudah lelah ~
11 bab 11 ~ Mempermalukan keluarga ~
12 Bab 12 ~ Ada perubahan ~
13 Bab 13 ~ Kata-kata menyakitkan ~
14 Bab 14 ~ Makanan sisa ~
15 Bab 15 ~ Tidak di akui ~
16 bab 16 ~ Menantu rendahan ~
17 Bab 17 ~ Terlalu kejam ~
18 Bab 18 ~ Bahagia di atas derita orang ~
19 Bab 19 ~ Meminjam uang ~
20 Bab 20 ~ Tidak tahan lagi ~
21 Bab 21 ~ Pertolongan ~
22 Bab 22 ~ Selalu ada bantuan ~
23 Bab 23 ~ Berjalan lancar ~
24 Bab 24 ~ Semakin membaik ~
25 Bab 25 ~ Selalu ada kebaikan ~
26 Bab 26 ~ Rahasia hidup ku ~
27 Bab 27 ~ Curiga ~
28 Bab 28 ~ Gajian pertama ~
29 Bab 29 ~ Kehidupan yang lebih baik ~
30 Bab 30 ~ Sakit ~
31 Bab 31 ~ Tidak tau malu ~
32 Bab 32 ~ Kembalilah ke rumah kita ~
33 Bab 33 ~ Ternyata nasibnya lebih buruk ~
34 Bab 34 ~ Kejam sekali ~
35 Bab 35 ~ Aku akan melaporkan mu ke polisi ~
36 Bab 36 ~ Tidak peduli ~
37 Bab 37 ~ Jangan salah kan aku ~
38 Bab 38 ~ Semua ada balasan ~
39 Bab 39 ~ Jangan lupa diri ~
40 Bab 40~ Aku tidak bisa memaafkan mu ~
41 Bab 41 ~ Benci sekali ~
42 Bab 42 ~ Di sita ~
43 Bab 43 ~ Aku bukan wanita lemah ~
44 Bab 44 ~ Kamu lupa ~
45 Bab 45 ~ Musuh dalam selimut ~
46 Bab 46 ~ Seperti ini ternyata ~
47 Bab 47 ~ Orang ketiga ~
48 Bab 48 ~ Sebuah kebohongan ~
49 Bab 49 ~ Terserah kamu saja ~
50 Bab 50 ~ Lupa daratan ~
51 Bab 51 ~ Rencana ~
52 Bab 52 ~ Kejam sekali kamu ~
53 Bab 53 ~ Mengungkit ~
54 Bab 4 ~ Keluarga sampah ~
55 Bab 55 ~ Aku akan pergi setelah kamu hancur ~
56 Bab 56 ~ Aku tidak peduli ~
57 Bab 57 ~ Benalu ~
58 Bab 58 ~ Kembali ke rumah majikan ~
59 Bab 59 ~ Lelaki tidak tau di untung ~
60 Bab 60 ~ Sama -sama penipu ~
61 Bab 61 ~ Bahagia ~
62 Bab 62 ~ Tolong aku ~
63 Bab 63 ~ Wanita pembohong ~
64 bab 64 ~ Yakin lah ~
65 Bab 65 ~ Apa salah ku ~
66 Bab 66 ~ Kejam sekali kamu anakku ~
67 Bab 67 ~ Apa hebatnya dia ~
68 Bab 68 ~ Cerai saja ~
69 Bab 69 ~ Kenapa jadi begini ~
70 Bab 70 ~ Aku tidak mau ~
71 Bab 71 ~ Aku sudah anggap kamu keluarga ~
72 Bab 72 ~ Kita pergi juga lah ~
73 Bab 73 ~ Maafkan aku ~
74 74 ~Di sini aku lebih tenang ~
75 Bab 75 ~ Ayo kita kesana ~
76 Bab 76 ~ Minta maaf ~
77 Bab 77 ~ Maafkan aku demi anak kita ~
78 Bab 78 ~ Ibu yang banyak tuntutan ~
79 Bab 79 ~ Apa kamu lupa ~
80 Bab 80 ~ baru ingat kalau mereka cucu mu ~
81 Bab 81 ~ Apa yang harus kulakukan ~
82 Bab 82 ~ Semua sudah berakhir ~
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 ~ Perkenalan ~
2
Bab 2 ~ Beban keluarga ~
3
Bab 3 ~ Hannya bisa sabar ~
4
Bab 4 ~ Lelaki sampah ~
5
Bab 5 ~ Hina lah kami sesuka hatimu ibu mertua ~
6
Bab 6 ~ Jadilah kekasih gelap ku ~
7
Bab 7 ~ Menyimpan luka ~
8
Bab 8 ~ Istri yang baik .~
9
Bab 9 ~ Di tuduh ~
10
Bab 10 ~ Pergilah istriku jika kamu sudah lelah ~
11
bab 11 ~ Mempermalukan keluarga ~
12
Bab 12 ~ Ada perubahan ~
13
Bab 13 ~ Kata-kata menyakitkan ~
14
Bab 14 ~ Makanan sisa ~
15
Bab 15 ~ Tidak di akui ~
16
bab 16 ~ Menantu rendahan ~
17
Bab 17 ~ Terlalu kejam ~
18
Bab 18 ~ Bahagia di atas derita orang ~
19
Bab 19 ~ Meminjam uang ~
20
Bab 20 ~ Tidak tahan lagi ~
21
Bab 21 ~ Pertolongan ~
22
Bab 22 ~ Selalu ada bantuan ~
23
Bab 23 ~ Berjalan lancar ~
24
Bab 24 ~ Semakin membaik ~
25
Bab 25 ~ Selalu ada kebaikan ~
26
Bab 26 ~ Rahasia hidup ku ~
27
Bab 27 ~ Curiga ~
28
Bab 28 ~ Gajian pertama ~
29
Bab 29 ~ Kehidupan yang lebih baik ~
30
Bab 30 ~ Sakit ~
31
Bab 31 ~ Tidak tau malu ~
32
Bab 32 ~ Kembalilah ke rumah kita ~
33
Bab 33 ~ Ternyata nasibnya lebih buruk ~
34
Bab 34 ~ Kejam sekali ~
35
Bab 35 ~ Aku akan melaporkan mu ke polisi ~
36
Bab 36 ~ Tidak peduli ~
37
Bab 37 ~ Jangan salah kan aku ~
38
Bab 38 ~ Semua ada balasan ~
39
Bab 39 ~ Jangan lupa diri ~
40
Bab 40~ Aku tidak bisa memaafkan mu ~
41
Bab 41 ~ Benci sekali ~
42
Bab 42 ~ Di sita ~
43
Bab 43 ~ Aku bukan wanita lemah ~
44
Bab 44 ~ Kamu lupa ~
45
Bab 45 ~ Musuh dalam selimut ~
46
Bab 46 ~ Seperti ini ternyata ~
47
Bab 47 ~ Orang ketiga ~
48
Bab 48 ~ Sebuah kebohongan ~
49
Bab 49 ~ Terserah kamu saja ~
50
Bab 50 ~ Lupa daratan ~
51
Bab 51 ~ Rencana ~
52
Bab 52 ~ Kejam sekali kamu ~
53
Bab 53 ~ Mengungkit ~
54
Bab 4 ~ Keluarga sampah ~
55
Bab 55 ~ Aku akan pergi setelah kamu hancur ~
56
Bab 56 ~ Aku tidak peduli ~
57
Bab 57 ~ Benalu ~
58
Bab 58 ~ Kembali ke rumah majikan ~
59
Bab 59 ~ Lelaki tidak tau di untung ~
60
Bab 60 ~ Sama -sama penipu ~
61
Bab 61 ~ Bahagia ~
62
Bab 62 ~ Tolong aku ~
63
Bab 63 ~ Wanita pembohong ~
64
bab 64 ~ Yakin lah ~
65
Bab 65 ~ Apa salah ku ~
66
Bab 66 ~ Kejam sekali kamu anakku ~
67
Bab 67 ~ Apa hebatnya dia ~
68
Bab 68 ~ Cerai saja ~
69
Bab 69 ~ Kenapa jadi begini ~
70
Bab 70 ~ Aku tidak mau ~
71
Bab 71 ~ Aku sudah anggap kamu keluarga ~
72
Bab 72 ~ Kita pergi juga lah ~
73
Bab 73 ~ Maafkan aku ~
74
74 ~Di sini aku lebih tenang ~
75
Bab 75 ~ Ayo kita kesana ~
76
Bab 76 ~ Minta maaf ~
77
Bab 77 ~ Maafkan aku demi anak kita ~
78
Bab 78 ~ Ibu yang banyak tuntutan ~
79
Bab 79 ~ Apa kamu lupa ~
80
Bab 80 ~ baru ingat kalau mereka cucu mu ~
81
Bab 81 ~ Apa yang harus kulakukan ~
82
Bab 82 ~ Semua sudah berakhir ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!