Maura menoleh ke arah mertuanya,terlihat sekali mertuanya membedakan cucunya dari cucunya yang lain.
"Bu...Anak-anak ku juga ingin mandi ini sudah sore kalau mereka mandi terlalu sore takutnya mereka masuk angin dan aku tidak punya uang untuk membeli obat." Jawab Maura dengan nada menekan.
"Itu bukan urusanku,siapa bilang kamu baru memandikan mereka jam segini,lagian kamu harus membiasakan mereka pada situasi yang sulit,toh kamu dan suami mu itu orang miskin,anak-anak mu tidak perlu manja."Jawab mertuanya dengan sinis.
Tidak peduli dengan ucapan mertuanya,Maura langsung membawa anak-anaknya ke kamar mandi lalu menutup pintu dari dalam dan cepat-cepat memandikan kedua anaknya.
"Dasar wanita bebal,sudah mulai berani dia melawan perintahku,tunggu saja malam ini tidak ada makan malam untuk kalian semua." Ucap Rena lalu pergi meninggalkan tempat itu menuju ruang tamu menemui kedua cucunya yang sedang minum susu sambil makan kue.
Maura dengan cepat memandikan kedua anaknya karena tidak ingin melihat mertuanya marah-marah lagi.Dia membawa kedua anaknya ke dalam kamar lalu memandikan kedua anaknya.
"Kamar sempit itu sudah seperti rumah bagi mereka,mertuanya dari dulu melarang kedua anaknya berteman dengan Kaila dan juna cucu dari menantunya yang punya uang.Dengan tegas mertuanya dulu melarang anaknya untuk di biarkan berkeliaran di ruang tamu karena takut katanya merusak barang-barang yang ada di rumah.
Sangat berbeda dengan cucunya yang lain,saat Kaila atau Juna merusak barang-barang di rumahnya mertuanya tidak pernah marah bahkan dia mengobati mereka dengan lembut kalau ada yang terluka.
Teringat beberapa bulan yang lalu saat Juna merusak televisi yang berukuran besar,sedikit pun mertuanya itu tidak marah,tapi saat anaknya yang merusak makanan yang bahkan tidak sampai dua ratus ribut mertuanya sampai memukul anaknya hal itu yang membuat Maura marah sekali tapi dia tidak punya kekuatan untuk berbuat sesuatu untuk mengangkat harga dirinya.
" Bu..Malam ini kalian mau makan apa?"
"Di kulkas kan masih banyak lauk kamu masak saja yang paling enak,jangan banyak tanya." Jawab mertuanya sinis tanpa menoleh ke arahnya sedikit pun,dia sibuk menyuapi cucu kesayangannya.
Setelah mendengar jawaban ketus mertuanya,Maura langsung ke dapur lalu sibuk memasak makanan untuk mertua dan ipar-iparnya yang angkuh yang tidak pernah perduli sedikit pun kepada mereka.
"Semoga saja kelak anak-anakku menjadi anak yang soleh,saling membantu di saat membutuhkan,sedih rasanya punya keluarga seperti keluarga suamiku yang tidak menganggap adiknya hannya karena dia orang tak mampu." Ucapnya dalam hati.
"Apa kamu sudah selesai memasak,kami semua sudah kelaparan,jangan sampai besok-besok kamu bekerja lagi di rumah RT atau di rumah siapa pun,aku akan menendang mu dan anak-anak serta suamimu dari rumah ini kalau sampai aku tau." Ancam mertunya yang tiba-tiba muncul di belakangnya.
Maura mengabaikan ancaman mertuanya,karena kalau sampai dia menjawab kata-kata mertuanya keributan pasti akan terjadi lagi.Setelah semuanya selesai dia langsung menghidangkan semuanya di meja makan,dia mengabaikan semua orang yang menatap rendah kepadanya.
"Maura,malam ini tidak ada jatah makan untuk keluargamu,itu hukuman untukmu karena sudah mulai berani melawan perintahku tadi." Ucap mertuanya.Maura tidak ambil pusing,dia hannya diam setelah semua pekerjaanya selesai dia meninggalkan meja makan menuju kamarnya.
" Terlihat sekali dia tidak punya pendidikan lihatlah,orang tua bicara saja dia abaikan,harusnya dia bersyukur ibu dengan baik menerima mereka tinggal di rumah ini tanpa membayar biaya bulanan." Sindir Laura.Maura yang belum jauh dari meja makan mendengar sindiran dari iparnya tapi dia tidak peduli sama sekali.
"Untung saja tadi Bu Munaroh memberikan makanannya kubawa pulang,paling tidak malam ini kami tidak kelaparan."Ucap Maura dalam hati lalu dia masuk ke dalam kamarnya.
Maura mengambil bungkusan dari dalam lemari,lalu meninggalkan ke dalam piring yang sudah ada di kamar.
"Mas makan yuk,aku akan menyuapi anak-anak terlebih dahulu."
"Memangnya orang kaya itu sudah selesai makan hingga kamu bisa membawa makanan ke dalam kamar?"
"Belum mas,ibu menghukum ku hari ini,dia tidak memberi makanan untuk kita!!"
"Lah kok bisa gitu,terus makanan ini kamu dapat dari mana?"Surya tampak heran,karena begitu banyak macam makanan yang disiapkan istrinya.
"Itu dari bu RT,tadi ada kegiatan di rumahnya,jadi dia memberikan makanan yang tidak habis untuk kubawa pulang." Jawab Maura mulai menyuapi kedua anaknya.Kedua anaknya makan dengan sangat lahap maklum lah mereka jarang sekali makan makanan enak.
Lauk yang diberikan mertuanya untuk mereka hannya sebatas tahu atau tempe itu saja setiap hari bolak balik,walau kadang bosan Maura tetap saja menikmatinya dengan keadaan terpaksa.
Setelah kedua anaknya selesai makan sekarang Maura menyuapi suaminya,pria itu juga makan dengan lahap baru kali ini dia makan begitu lahap dan wajahnya terlihat senang.
" Andai saja aku sehat,dan aku bisa bekerja kamu dan anak-anak pasti bisa makan enak."
"Sudahlah mas,lebih baik kamu fokus untuk sembuh,tetap berdoa kelak ada keajaiban untukmu,tapi aku sangat yakin mas kalau kamu pasti sembuh,tidak mungkin Tuhan terus menguji kita seperti ini." Maura tidak pernah bosan memberi semangat untuk suaminya kalau sudah seperti ini Surya sangat bahagia.
Setelah mereka selesai makan Maura membereskan semua bekas makan mereka,lalu dia keluar dari kamar menuju kamar mandi.
Saat dia berada di dapur,tanpa sengaja dia berpapasan dengan Laura,sebenarnya Maura malas sekali bertemu setiap orang yang tinggal di rumah itu.
"Dari mana kamu Maura,kamu kasih makan apa anak suami mu,bukan kah ibu tidak memberimu jatah makan? Aku lumayan kagum sama kamu,kamu hebat atau bodoh aku tidak tau,kalau aku ya jadi kamu lebih baik aku tinggalkan anak dan suami macam itu benar-benar tidak berguna,semua orang selalu merendahkan kamu tapi kamu tetap saja bertahan." Awalnya Maura tidak peduli dengan kata-kata Laura,tapi makin lama kata-katanya semakin menyakiti.
"Urus saja rumah tangga mu!! Ingat Tuhan tidak pernah tidur,mana tau suatu saat rumah tanggaku lebih bahagia dari pada rumah tangga mu.Aku tidak pernah meminta apa pun kepada mu dan suami mu jadi jangan sekali-kali ikut campur urusan keluargaku,kalaupun aku diam saat kamu dan suami mu menghinaku itu karena aku masih menghormati ibu." Maura berbicara dengan tegas kepada kakak iparnya yang selalu ikut-ikutan menyindir bahkan menghinanya kalau mertuanya sedang memarahi dirinya.
💗💗💗 bersambung 💗💗💗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Firman Firman
lnjut semoga Maura selalu Istiqomah dn Sabar
2024-07-31
0
Anhy Salewa
harusx cari kerjaan
2024-07-18
0
Widyawati Judith
cerita nya bertele tele, bikin bosan. kelamaan Maura disiksa jadi malas bacanya
2024-07-17
0