Semua orang yang ada di ruangan itu menatap Maura dengan tatapan penuh kebencian,Maura tidak bisa membela dirinya karena semua orang sudah menuduhnya dengan kejam.
"Maura apa kamu tidak mendengar apa yang dikatakan ibu? Kamu mau di usir dari rumah ini,apa kamu tidak memikirkan suami dan anak-anak mu kalau kalian di usir,tentunya kalian akan menjadi gelandangan di luar sana." Ucap Siska membuat suasana semakin tegang.
"Berapa kali lagi aku katakan..Aku tidak mengambil kalung milik Laura,dan bahkan aku tidak tau dimana letak perhiasannya kenapa kalian begitu tega menuduhku tanpa bukti kenapa...Apa karena aku miskin dan suamiku sedang tidak berdaya hingga kalian tega seperti ini kepada kami..." Teriak Maura dengan nada tinggi membuat mertuanya semakin kesal.
Rena tanpa berpikir panjang langsung menarik rambut Maura dengan kasar,dia menjambak rambut menantunya tanpa mau mendengar pembelaan diri dari menantunya itu.
"Arng....Ibu lepaskan rambutku,jangan lakukan ini ibu,tolong lepaskan itu sangat menyakitkan." Maura mengerang kesakitan dia berusaha melepaskan tangan mertuanya yang menjambak rambutnya dengan keras bahkan wanita itu tidak mau melepaskannya.
"Jangan kamu coba-coba berteriak di rumah ini,kamu lupa kalau kamu orang yang tidak berpengaruh sama sekali di rumah ini,kamu lupa kalau kamu dan keluarga mu ini hannya beban disini,kamu juga lupa siapa yang memberimu makan....Dasar wanita tidak tau diri,jangan memanggilku ibu...Aku tidak Sudi punya menantu tidak berguna sepertimu dan juga aku tidak Sudi punya anak penyakitan seperti suamimu...." Rena mendorong tubuh Maura hingga terpental ke lantai.
Suasana begitu mencekam semua orang terdiam saat melihat Rena sang pemilik rumah menganiaya Maura menantu yang tidak pernah mendapat keadilan di rumah mertuanya hannya karena dia tidak mampu dan suaminya sakit dan belum sembuh-sembuh sudah tahunan.
Semua orang di ruangan itu tidak menyangka kalau Rena sampai sekejam itu menganiaya Maura,selama ini memang Maura selalu mendapat hinaan tapi mereka tidak menyangka kalau Rena sampai menganiaya Maura sekejam itu.
"Sekarang cepat kembalikan kalung milik Laura kalau tidak sekarang juga kamu angkat kaki dari rumah ini dan bawa semua keluargamu itu....Sekarang." Teriak Rena dengan nada tinggi hingga suaranya memenuhi seluruh rumahnya.
" Ibu hentikan beri dia kesempatan untuk merenungi kesalahannya jangan terlalu menekannya seperti itu,yang ada dia akan semakin ketakutan dan tidak mau mengembalikannya." Ucap anak pertamanya.Maura yang masih duduk di lantai dengan wajah menatap lantai sambil air matanya terus menetes langsung menegakkan kepalanya lalu melihat wajah Abang iparnya,dia menatap satu persatu wajah keluarga dari suaminya yang tidak punya perasaan sedikit pun.
"Maura kamu kembali ke dalam kamar mu,jika hatimu sudah tenang kamu bisa langsung menemui Laura dan kembalikan dengan diam-diam." Ucap pria itu lagi seakan dia benar-benar tau kalau Maura yang telah mengambilnya.
"Hari,besok atau lusa atau bahkan Minggu depan pun kamu menyuruhku mengembalikannya,aku tidak bisa mengembalikannya karena memang bukan aku yang mengambil,kalian semua hannya menuduhku tanpa bukti,hannya karena aku dan suamiku orang yang belum mampu kalian begitu kejam menyakiti kami." Jawab Maura dengan nada tegas,dia sudah tidak peduli lagi kalau mertuanya menganiayanya kembali.
"Maura!!!! apa kamu pengen di hajar lagi? kenapa kamu begitu keras kepala... Menurutmu siapa yang mengambil itu? Siska tidak mungkin dia sementara dia juga punya uang banyak,ibu itu tidak mungkin dan sudah pasti itu kamu." Teriak mertuanya sekali lagi ingin melayangkan pukulan lagi tapi Siska menahannya.
"Sudahlah bu,biarkan saja dulu,nanti darah tinggi ibu malah kumat lagi,Maura kamu pergi dari sini,dan pikirkan apa yang dikatakan ibu barusan cepat kembalikan,pikirkan anak dan suamimu kalau kamu masih ingin tinggal disini." Ucap Siska lalu membantu mertuanya membawanya ke kamar dan membantunya istrahat.
"Bu...Sekarang ibu istirahat dulu,aku akan memaksa Maura untuk mengembalikan kalung itu." Siska langsung pergi meninggalkan mertuanya di dalam kamar lalu kembali ke ruang tamu dan ternyata hannya Maura yang ada disana.
"Cuih...Sudah miskin maling lagi,kembalikan kalung itu sebelum ibu benar-benar menendang mu dari rumah ini." Ucap Siska lalu dia pergi ke kamar mandi setelah mengucapkan kata-kata kejamnya.
Maura dengan langkah gontai membuka pintu kamarnya,saat itu dia membuka pintu kamarnya dia begitu kaget saat melihat suaminya sudah berada di lantai terjatuh dari atas tempat tidur.
"Mas...Kamu kenapa sampai terjatuh." Tanpa sadar air matanya jatuh dari sudut matanya dia begitu terpukul dengan kejadian hari ini.
"Mas kamu kenapa bisa jatuh? Kamu bisa tidak membuatku takut begini? Aku sudah capek mas...Kenapa...Kenapa harus kamu yang sakit seperti ini? Kamu lelaki baik dan bertanggung jawab tapi kenapa nasib mu begitu buruk?" Maura menangis sesenggukan sampai menutup wajahnya dengan kedua tangannya karena sudah tidak tahan dengan apa yang dia alami hari ini.
Maura benar-benar sudah tidak tahan lagi,dia melampiaskan rasa sakitnya dengan menangis sampai puas di atas tempat tidur saat itu kedua anaknya juga ikutan menangis hingga dia menghentikan tangisannya.
"Apa kamu sudah puas melampiaskan amarah mu? Aku tidak tau lagi mau bilang apa lagi kepada mu? Rasanya hatiku sudah mati sepertinya Tuhan tidak berpihak sama sekali kepada kita,makanya kita mengalami rasa sakit yang luar biasa ini." Ucap Surya dengan mata berkaca-kaca dia cukup malu dengan sikap orang yang dia anggap keluarga.
Surya hannya bisa tertawa pahit saat mendengar makian,hinaan dan pukulan yang dilayangkan wanita yang dia sebut ibu itu kepada wanita yang telah banyak berkorban kepadanya.Tadi dia mendengar semua kejadian itu dan sebagai suami dia sama sekali tidak berguna bahkan hannya membela istrinya saja dia tidak mampu.
Dia berusaha keras bangun dari tempat tidurnya,berharap ada keajaiban untuknya bisa sembuh secara tiba-tiba ternyata keajaiban yang dia harapkan pun tidak berpihak kepadanya.
Sementara itu Siska yang sudah menahan diri sejak tadi langsung bergegas masuk ke dalam kamar mandi,disaat dia membuka pintu kamar mandi betapa kagetnya dia saat melihat kilauan perhiasan milik Laura.
"Kalung!!! ini kan kalung milik Laura? Kok bisa ada disini? " Dia langsung mengunci kamar mandi lalu jongkok sambil menatap indahnya perhiasan yang ada di tangannya.
" Aku menemukan kalung indah ini!!? Hahaha itu artinya kalung ini harus menjadi milikku,persetan dengan Laura dan Maura yang sudah di aniaya,biar saja Maura dituduh terus menerus aku harus menjual kalung ini dan membeli yang baru untukku." Ucap Siska dalam hati dengan senyum jahatnya.
🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Firman Firman
athour jngn lama lama menyiksa keluarga tak berdosa ini ayo buat keajaiban
2024-07-31
1
Eliani Elly
Innalillahi
2024-07-21
0
Susetiyanti RoroSuli
Siska orang kaya yg tak bermoral , memfitnah secara halus , tapi Alloh maha Tahu , suatu saat kau oasti ajan menerima bakasannya yg jsuh lebih menyakitkan , tunggu saja waktunya Siska
2024-07-18
0