Bab 17 ~ Terlalu kejam ~

Semua orang yang ada di ruangan itu menatap Maura dengan tatapan penuh kebencian,Maura tidak bisa membela dirinya karena semua orang sudah menuduhnya dengan kejam.

"Maura apa kamu tidak mendengar apa yang dikatakan ibu? Kamu mau di usir dari rumah ini,apa kamu tidak memikirkan suami dan anak-anak mu kalau kalian di usir,tentunya kalian akan menjadi gelandangan di luar sana." Ucap Siska membuat suasana semakin tegang.

"Berapa kali lagi aku katakan..Aku tidak mengambil kalung milik Laura,dan bahkan aku tidak tau dimana letak perhiasannya kenapa kalian begitu tega menuduhku tanpa bukti kenapa...Apa karena aku miskin dan suamiku sedang tidak berdaya hingga kalian tega seperti ini kepada kami..." Teriak Maura dengan nada tinggi membuat mertuanya semakin kesal.

Rena tanpa berpikir panjang langsung menarik rambut Maura dengan kasar,dia menjambak rambut menantunya tanpa mau mendengar pembelaan diri dari menantunya itu.

"Arng....Ibu lepaskan rambutku,jangan lakukan ini ibu,tolong lepaskan itu sangat menyakitkan." Maura mengerang kesakitan dia berusaha melepaskan tangan mertuanya yang menjambak rambutnya dengan keras bahkan wanita itu tidak mau melepaskannya.

"Jangan kamu coba-coba berteriak di rumah ini,kamu lupa kalau kamu orang yang tidak berpengaruh sama sekali di rumah ini,kamu lupa kalau kamu dan keluarga mu ini hannya beban disini,kamu juga lupa siapa yang memberimu makan....Dasar wanita tidak tau diri,jangan memanggilku ibu...Aku tidak Sudi punya menantu tidak berguna sepertimu dan juga aku tidak Sudi punya anak penyakitan seperti suamimu...." Rena mendorong tubuh Maura hingga terpental ke lantai.

Suasana begitu mencekam semua orang terdiam saat melihat Rena sang pemilik rumah menganiaya Maura menantu yang tidak pernah mendapat keadilan di rumah mertuanya hannya karena dia tidak mampu dan suaminya sakit dan belum sembuh-sembuh sudah tahunan.

Semua orang di ruangan itu tidak menyangka kalau Rena sampai sekejam itu menganiaya Maura,selama ini memang Maura selalu mendapat hinaan tapi mereka tidak menyangka kalau Rena sampai menganiaya Maura sekejam itu.

"Sekarang cepat kembalikan kalung milik Laura kalau tidak sekarang juga kamu angkat kaki dari rumah ini dan bawa semua keluargamu itu....Sekarang." Teriak Rena dengan nada tinggi hingga suaranya memenuhi seluruh rumahnya.

" Ibu hentikan beri dia kesempatan untuk merenungi kesalahannya jangan terlalu menekannya seperti itu,yang ada dia akan semakin ketakutan dan tidak mau mengembalikannya." Ucap anak pertamanya.Maura yang masih duduk di lantai dengan wajah menatap lantai sambil air matanya terus menetes langsung menegakkan kepalanya lalu melihat wajah Abang iparnya,dia menatap satu persatu wajah keluarga dari suaminya yang tidak punya perasaan sedikit pun.

"Maura kamu kembali ke dalam kamar mu,jika hatimu sudah tenang kamu bisa langsung menemui Laura dan kembalikan dengan diam-diam." Ucap pria itu lagi seakan dia benar-benar tau kalau Maura yang telah mengambilnya.

"Hari,besok atau lusa atau bahkan Minggu depan pun kamu menyuruhku mengembalikannya,aku tidak bisa mengembalikannya karena memang bukan aku yang mengambil,kalian semua hannya menuduhku tanpa bukti,hannya karena aku dan suamiku orang yang belum mampu kalian begitu kejam menyakiti kami." Jawab Maura dengan nada tegas,dia sudah tidak peduli lagi kalau mertuanya menganiayanya kembali.

"Maura!!!! apa kamu pengen di hajar lagi? kenapa kamu begitu keras kepala... Menurutmu siapa yang mengambil itu? Siska tidak mungkin dia sementara dia juga punya uang banyak,ibu itu tidak mungkin dan sudah pasti itu kamu." Teriak mertuanya sekali lagi ingin melayangkan pukulan lagi tapi Siska menahannya.

"Sudahlah bu,biarkan saja dulu,nanti darah tinggi ibu malah kumat lagi,Maura kamu pergi dari sini,dan pikirkan apa yang dikatakan ibu barusan cepat kembalikan,pikirkan anak dan suamimu kalau kamu masih ingin tinggal disini." Ucap Siska lalu membantu mertuanya membawanya ke kamar dan membantunya istrahat.

"Bu...Sekarang ibu istirahat dulu,aku akan memaksa Maura untuk mengembalikan kalung itu." Siska langsung pergi meninggalkan mertuanya di dalam kamar lalu kembali ke ruang tamu dan ternyata hannya Maura yang ada disana.

"Cuih...Sudah miskin maling lagi,kembalikan kalung itu sebelum ibu benar-benar menendang mu dari rumah ini." Ucap Siska lalu dia pergi ke kamar mandi setelah mengucapkan kata-kata kejamnya.

Maura dengan langkah gontai membuka pintu kamarnya,saat itu dia membuka pintu kamarnya dia begitu kaget saat melihat suaminya sudah berada di lantai terjatuh dari atas tempat tidur.

"Mas...Kamu kenapa sampai terjatuh." Tanpa sadar air matanya jatuh dari sudut matanya dia begitu terpukul dengan kejadian hari ini.

"Mas kamu kenapa bisa jatuh? Kamu bisa tidak membuatku takut begini? Aku sudah capek mas...Kenapa...Kenapa harus kamu yang sakit seperti ini? Kamu lelaki baik dan bertanggung jawab tapi kenapa nasib mu begitu buruk?" Maura menangis sesenggukan sampai menutup wajahnya dengan kedua tangannya karena sudah tidak tahan dengan apa yang dia alami hari ini.

Maura benar-benar sudah tidak tahan lagi,dia melampiaskan rasa sakitnya dengan menangis sampai puas di atas tempat tidur saat itu kedua anaknya juga ikutan menangis hingga dia menghentikan tangisannya.

"Apa kamu sudah puas melampiaskan amarah mu? Aku tidak tau lagi mau bilang apa lagi kepada mu? Rasanya hatiku sudah mati sepertinya Tuhan tidak berpihak sama sekali kepada kita,makanya kita mengalami rasa sakit yang luar biasa ini." Ucap Surya dengan mata berkaca-kaca dia cukup malu dengan sikap orang yang dia anggap keluarga.

Surya hannya bisa tertawa pahit saat mendengar makian,hinaan dan pukulan yang dilayangkan wanita yang dia sebut ibu itu kepada wanita yang telah banyak berkorban kepadanya.Tadi dia mendengar semua kejadian itu dan sebagai suami dia sama sekali tidak berguna bahkan hannya membela istrinya saja dia tidak mampu.

Dia berusaha keras bangun dari tempat tidurnya,berharap ada keajaiban untuknya bisa sembuh secara tiba-tiba ternyata keajaiban yang dia harapkan pun tidak berpihak kepadanya.

Sementara itu Siska yang sudah menahan diri sejak tadi langsung bergegas masuk ke dalam kamar mandi,disaat dia membuka pintu kamar mandi betapa kagetnya dia saat melihat kilauan perhiasan milik Laura.

"Kalung!!! ini kan kalung milik Laura? Kok bisa ada disini? " Dia langsung mengunci kamar mandi lalu jongkok sambil menatap indahnya perhiasan yang ada di tangannya.

" Aku menemukan kalung indah ini!!? Hahaha itu artinya kalung ini harus menjadi milikku,persetan dengan Laura dan Maura yang sudah di aniaya,biar saja Maura dituduh terus menerus aku harus menjual kalung ini dan membeli yang baru untukku." Ucap Siska dalam hati dengan senyum jahatnya.

🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺

Terpopuler

Comments

Firman Firman

Firman Firman

athour jngn lama lama menyiksa keluarga tak berdosa ini ayo buat keajaiban

2024-07-31

1

Eliani Elly

Eliani Elly

Innalillahi

2024-07-21

0

Susetiyanti RoroSuli

Susetiyanti RoroSuli

Siska orang kaya yg tak bermoral , memfitnah secara halus , tapi Alloh maha Tahu , suatu saat kau oasti ajan menerima bakasannya yg jsuh lebih menyakitkan , tunggu saja waktunya Siska

2024-07-18

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Perkenalan ~
2 Bab 2 ~ Beban keluarga ~
3 Bab 3 ~ Hannya bisa sabar ~
4 Bab 4 ~ Lelaki sampah ~
5 Bab 5 ~ Hina lah kami sesuka hatimu ibu mertua ~
6 Bab 6 ~ Jadilah kekasih gelap ku ~
7 Bab 7 ~ Menyimpan luka ~
8 Bab 8 ~ Istri yang baik .~
9 Bab 9 ~ Di tuduh ~
10 Bab 10 ~ Pergilah istriku jika kamu sudah lelah ~
11 bab 11 ~ Mempermalukan keluarga ~
12 Bab 12 ~ Ada perubahan ~
13 Bab 13 ~ Kata-kata menyakitkan ~
14 Bab 14 ~ Makanan sisa ~
15 Bab 15 ~ Tidak di akui ~
16 bab 16 ~ Menantu rendahan ~
17 Bab 17 ~ Terlalu kejam ~
18 Bab 18 ~ Bahagia di atas derita orang ~
19 Bab 19 ~ Meminjam uang ~
20 Bab 20 ~ Tidak tahan lagi ~
21 Bab 21 ~ Pertolongan ~
22 Bab 22 ~ Selalu ada bantuan ~
23 Bab 23 ~ Berjalan lancar ~
24 Bab 24 ~ Semakin membaik ~
25 Bab 25 ~ Selalu ada kebaikan ~
26 Bab 26 ~ Rahasia hidup ku ~
27 Bab 27 ~ Curiga ~
28 Bab 28 ~ Gajian pertama ~
29 Bab 29 ~ Kehidupan yang lebih baik ~
30 Bab 30 ~ Sakit ~
31 Bab 31 ~ Tidak tau malu ~
32 Bab 32 ~ Kembalilah ke rumah kita ~
33 Bab 33 ~ Ternyata nasibnya lebih buruk ~
34 Bab 34 ~ Kejam sekali ~
35 Bab 35 ~ Aku akan melaporkan mu ke polisi ~
36 Bab 36 ~ Tidak peduli ~
37 Bab 37 ~ Jangan salah kan aku ~
38 Bab 38 ~ Semua ada balasan ~
39 Bab 39 ~ Jangan lupa diri ~
40 Bab 40~ Aku tidak bisa memaafkan mu ~
41 Bab 41 ~ Benci sekali ~
42 Bab 42 ~ Di sita ~
43 Bab 43 ~ Aku bukan wanita lemah ~
44 Bab 44 ~ Kamu lupa ~
45 Bab 45 ~ Musuh dalam selimut ~
46 Bab 46 ~ Seperti ini ternyata ~
47 Bab 47 ~ Orang ketiga ~
48 Bab 48 ~ Sebuah kebohongan ~
49 Bab 49 ~ Terserah kamu saja ~
50 Bab 50 ~ Lupa daratan ~
51 Bab 51 ~ Rencana ~
52 Bab 52 ~ Kejam sekali kamu ~
53 Bab 53 ~ Mengungkit ~
54 Bab 4 ~ Keluarga sampah ~
55 Bab 55 ~ Aku akan pergi setelah kamu hancur ~
56 Bab 56 ~ Aku tidak peduli ~
57 Bab 57 ~ Benalu ~
58 Bab 58 ~ Kembali ke rumah majikan ~
59 Bab 59 ~ Lelaki tidak tau di untung ~
60 Bab 60 ~ Sama -sama penipu ~
61 Bab 61 ~ Bahagia ~
62 Bab 62 ~ Tolong aku ~
63 Bab 63 ~ Wanita pembohong ~
64 bab 64 ~ Yakin lah ~
65 Bab 65 ~ Apa salah ku ~
66 Bab 66 ~ Kejam sekali kamu anakku ~
67 Bab 67 ~ Apa hebatnya dia ~
68 Bab 68 ~ Cerai saja ~
69 Bab 69 ~ Kenapa jadi begini ~
70 Bab 70 ~ Aku tidak mau ~
71 Bab 71 ~ Aku sudah anggap kamu keluarga ~
72 Bab 72 ~ Kita pergi juga lah ~
73 Bab 73 ~ Maafkan aku ~
74 74 ~Di sini aku lebih tenang ~
75 Bab 75 ~ Ayo kita kesana ~
76 Bab 76 ~ Minta maaf ~
77 Bab 77 ~ Maafkan aku demi anak kita ~
78 Bab 78 ~ Ibu yang banyak tuntutan ~
79 Bab 79 ~ Apa kamu lupa ~
80 Bab 80 ~ baru ingat kalau mereka cucu mu ~
81 Bab 81 ~ Apa yang harus kulakukan ~
82 Bab 82 ~ Semua sudah berakhir ~
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 ~ Perkenalan ~
2
Bab 2 ~ Beban keluarga ~
3
Bab 3 ~ Hannya bisa sabar ~
4
Bab 4 ~ Lelaki sampah ~
5
Bab 5 ~ Hina lah kami sesuka hatimu ibu mertua ~
6
Bab 6 ~ Jadilah kekasih gelap ku ~
7
Bab 7 ~ Menyimpan luka ~
8
Bab 8 ~ Istri yang baik .~
9
Bab 9 ~ Di tuduh ~
10
Bab 10 ~ Pergilah istriku jika kamu sudah lelah ~
11
bab 11 ~ Mempermalukan keluarga ~
12
Bab 12 ~ Ada perubahan ~
13
Bab 13 ~ Kata-kata menyakitkan ~
14
Bab 14 ~ Makanan sisa ~
15
Bab 15 ~ Tidak di akui ~
16
bab 16 ~ Menantu rendahan ~
17
Bab 17 ~ Terlalu kejam ~
18
Bab 18 ~ Bahagia di atas derita orang ~
19
Bab 19 ~ Meminjam uang ~
20
Bab 20 ~ Tidak tahan lagi ~
21
Bab 21 ~ Pertolongan ~
22
Bab 22 ~ Selalu ada bantuan ~
23
Bab 23 ~ Berjalan lancar ~
24
Bab 24 ~ Semakin membaik ~
25
Bab 25 ~ Selalu ada kebaikan ~
26
Bab 26 ~ Rahasia hidup ku ~
27
Bab 27 ~ Curiga ~
28
Bab 28 ~ Gajian pertama ~
29
Bab 29 ~ Kehidupan yang lebih baik ~
30
Bab 30 ~ Sakit ~
31
Bab 31 ~ Tidak tau malu ~
32
Bab 32 ~ Kembalilah ke rumah kita ~
33
Bab 33 ~ Ternyata nasibnya lebih buruk ~
34
Bab 34 ~ Kejam sekali ~
35
Bab 35 ~ Aku akan melaporkan mu ke polisi ~
36
Bab 36 ~ Tidak peduli ~
37
Bab 37 ~ Jangan salah kan aku ~
38
Bab 38 ~ Semua ada balasan ~
39
Bab 39 ~ Jangan lupa diri ~
40
Bab 40~ Aku tidak bisa memaafkan mu ~
41
Bab 41 ~ Benci sekali ~
42
Bab 42 ~ Di sita ~
43
Bab 43 ~ Aku bukan wanita lemah ~
44
Bab 44 ~ Kamu lupa ~
45
Bab 45 ~ Musuh dalam selimut ~
46
Bab 46 ~ Seperti ini ternyata ~
47
Bab 47 ~ Orang ketiga ~
48
Bab 48 ~ Sebuah kebohongan ~
49
Bab 49 ~ Terserah kamu saja ~
50
Bab 50 ~ Lupa daratan ~
51
Bab 51 ~ Rencana ~
52
Bab 52 ~ Kejam sekali kamu ~
53
Bab 53 ~ Mengungkit ~
54
Bab 4 ~ Keluarga sampah ~
55
Bab 55 ~ Aku akan pergi setelah kamu hancur ~
56
Bab 56 ~ Aku tidak peduli ~
57
Bab 57 ~ Benalu ~
58
Bab 58 ~ Kembali ke rumah majikan ~
59
Bab 59 ~ Lelaki tidak tau di untung ~
60
Bab 60 ~ Sama -sama penipu ~
61
Bab 61 ~ Bahagia ~
62
Bab 62 ~ Tolong aku ~
63
Bab 63 ~ Wanita pembohong ~
64
bab 64 ~ Yakin lah ~
65
Bab 65 ~ Apa salah ku ~
66
Bab 66 ~ Kejam sekali kamu anakku ~
67
Bab 67 ~ Apa hebatnya dia ~
68
Bab 68 ~ Cerai saja ~
69
Bab 69 ~ Kenapa jadi begini ~
70
Bab 70 ~ Aku tidak mau ~
71
Bab 71 ~ Aku sudah anggap kamu keluarga ~
72
Bab 72 ~ Kita pergi juga lah ~
73
Bab 73 ~ Maafkan aku ~
74
74 ~Di sini aku lebih tenang ~
75
Bab 75 ~ Ayo kita kesana ~
76
Bab 76 ~ Minta maaf ~
77
Bab 77 ~ Maafkan aku demi anak kita ~
78
Bab 78 ~ Ibu yang banyak tuntutan ~
79
Bab 79 ~ Apa kamu lupa ~
80
Bab 80 ~ baru ingat kalau mereka cucu mu ~
81
Bab 81 ~ Apa yang harus kulakukan ~
82
Bab 82 ~ Semua sudah berakhir ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!