Bab 4 ~ Lelaki sampah ~

Maura menatap kakak iparnya dengan tatapan tajam,dia tidak menyangka kakak iparnya sanggup mengatakan hal serendah itu kepadanya disaat keadaan adiknya sedang terpuruk.

" Aku tidak menyangka kamu begitu rendahan,kamu sanggup berbicara seperti itu kepadaku,kamu pria rendahan." Maki Maura dengan wajah memerah menahan amarah.Ingin sekali dia menampar pria itu tapi dia tidak mau nantinya akan terjadi keributan.

"Sudahlah jangan munafik,aku tau kamu juga butuh belaian,aku tau kamu sudah lama tidak di sentuh Surya,maklum lah dia kan pria tidak berguna." Maura mengepalkan kedua tangannya menahan emosi yang semakin meninggi rasanya dia sudah tidak sanggup menahannya.

Di saat dia hendak keluar dari kamar,karena sudah tidak tahan dengan penghinaan Abang iparnya disaat itu juga Siska masuk ke dalam kamar.

"Apa yang kamu lakukan disini? kenapa kamu lama sekali keluar?"

"Aku mengumpulkan pakaian kotormu!!" Jawabnya lalu dia segera pergi.Siska menatap wajah suaminya dia menatap suaminya penuh curiga.

"Apa kamu menggodanya?"

"Aku!! menggodanya? apa kamu sudah gila,mana selera aku sama wanita seperti itu,kamu pikir seleraku serendah itu?" Terdengar jawaban Abang iparnya yang begitu menyakitkan,mata Maura mulai berembun,rasanya keluarga mertuanya keterlaluan angkuh dan sombongnya.

Untung saja dia langsung keluar dari dalam kamar,dia tidak tau apa yang terjadi kalau sampai kakak iparnya mendengar kata-kata suaminya.

"Selain tidak punya hati nurani ternyata keluarga ini juga tidak punya etika sama sekali percuma punya sekolah tinggi kalau hati nuraninya tertutup." Ucapnya dalam hati berusaha tegar dengan keadaannya saat ini.

Maura membawa banyak pakaian kotor ke dalam kamar mandi lalu dia memasukkan semaunya ke dalam mesin cuci setelah memisahkan pakaian yang tidak bisa di cuci pakai mesin cuci.Setelah semua pekerjaan di kamar mandi selesai dia menyeka keringat yang membasahi wajahnya.

Dia duduk di kursi istrahat dari rasa lelah yang dia rasakan setelah mencuci pakaian,dia menghela napas panjang lelah dengan keadaanya yang sangat sulit untuk saat ini.

"Andai mertuaku mau membantuku menjaga kedua anakku,mungkin aku bisa menghasilkan uang dan mereka semua tidak merendahkan kami,capek-capek kerja jangankan dapat uang untuk makan saja kami harus di jatah." Ucapnya dalam hati sambil menghela napas berat.

"Kamu santai disini,dari tadi aku menunggu mu aku kira kamu masih kerja ternyata kamu enak-enakan duduk disini?" Tiba-tiba mertunya sudah berdiri sambil berkacak pinggang di belakangnya membuyarkan lamunan Maura.

"Aku baru istrahat bu,pinggang ku sakit sekali setelah mencuci pakaian banyak." Jawab Maura.

"Alah!! banyak sekali alasanmu,harusnya kamu sadar diri kamu itu siapa di rumah ini,kalau bukan karena kedua menantuku yang memberimu makan,mungkin kamu dan anak-anakmu sudah mati kelaparan begitu juga suami kamu." Ucap mertuanya dengan nada tinggi.

" Bu!!! apa ibu lupa kalau mas Surya juga anakmu,hannya karena dia tidak mampu memberikan apa pun yang ibu inginkan ibu tidak menganggapnya anak,ingat bu,saat melahirkan dia dulu,ibu mencucurkan darah yang sangat banyak_"

" Kamu jangan kurang ajar ya,kalau kamu tidak suka pergi kamu dari rumah ini!! bawa anak dan suamimu yang tidak berguna itu,aku juga tidak butuh anak yang tidak berguna seperti itu." Maki mertunya dengan nada tinggi hingga mengundang Siska dan Laura menghampiri mereka ke dapur.

"Ada apalagi sih bu,kenapa sampai berteriak seperti ini?" Tanya Siska.

" Maura kamu kenapa selalu saja membuat keributan,apa kamu ingin ibu sakit hannya karena kamu dan keluargamu itu,sampai kapan kamu terus melawan sama ibu?" Laura langsung menyalahkan Maura tanpa menanyakan penyebab keributan di antara keduanya.

" A_Aku_

"Sudah diam,kamu tidak usah melawan? nampaknya saja wajahmu polos tapi mulut selalu saja melawan ibu,sepertinya kamu sangat ingin ibu sakit." Siska langsung memotong ucapannya sebelum dia berbicara.

ketiga wanita itu selalu kompak menyalahkannya kalau Maura melakukan kesalahan sedikit saja,dan bahkan mereka tidak akan pernah mau mendengar apa pun alasan yang akan dia katakan.

"Sudahlah bu,kita ke ruang tamu saja,dari pada tensi ibu naik lagi hannya karena ulah Maura,mana tau dia senang kalau ibu sakit." Ucap Siska sambil merangkul mertuanya membawanya ke ruang tamu.

" Suruh Maura memasak bubur untuk cucuku Kaila,tadinya aku kesini mau menyuruhnya tapi mulutnya langsung menjawab dan sok menasehati ku." Rena mertunya menghentikan langkahnya lalu menyuruh Siska tapi dengan nada suara yang tinggi.

"Kamu dengar apa yang ibu katakan? masak bubur untuk Kaila,ini sudah sore dan Kaila sudah lapar." Maura masih berdiri di tempatnya semula tampak menjawab apa pun yang di perintahkan pemilik rumah itu.

" Beginilah nasib jadi orang miskin,sampah akan lebih berharga dari pada manusia jika kita tidak bisa memberikan apa pun untuk mereka,dan si miskin pun tidak bisa memberikan alasan apa pun karena si miskin tidak berhak untuk berbicara." Ucapnya dalam hati sambil memandangi ketiga wanita itu sampai hilang dari pandangannya.

Maura buru-buru memasak bubur yang di minta mertuanya untuk cucu kesayangannya,dia tidak ingin mendengar wanita tua itu berteriak memanggil namanya seakan dia babu yang di bayar mahal.

Sementara itu di ruang tamu,ketiga wanita itu sedang duduk sambil menunggu pesanan mereka,kehidupan keuangan Siska dan Laura memang sangat bagus karena keduanya bisa bekerja mencari uang membantu suami mereka karena keduanya memiliki latar belakang pendidikan yang bagus.Dan mertunya tidak keberatan menjaga anak-anak mereka berbanding terbalik dengan kehidupan Maura yang serba kekurangan bahkan tidak mampu sama sekali.

" Paket!!!!"

"paket!!!!"

Siska yang sudah tidak sabar dari tadi langsung berlari menuju pintu lalu membuka pintu dengan semangat.

" Terima kasih yang mas." Ucapnya setelah pria itu memberikan kotak besar kepadanya.Dia menutup pintu sambil membawa kotak besar ke dalam rumah tidak sabar untuk membuka kotak itu.

"Maura ambilkan gunting,di dalam laci lemari itu." Perintah Siska seperti nyonya besar dan Maura langsung menuju lemari dan mengambil gunting.

" Suapi sebentar Kaila,kami sibuk membuka ini,kamu duduk disini saja." Perintahnya sekali lagi tidak peduli sama sekali perasaan Maura.

"Kalian pesan apa memangnya?" Tanya mertuanya tiba-tiba yang sudah tidak sabar menunggu kotaknya di buka.

" Tara....!!!! Cantik tidak bu,ini berlian kami pesan ke toko beberapa Minggu yang lalu dan sekarang baru selesai." Jawab Laura karena mereka memesan untuk mereka bertiga tanpa sepengetahuan Rena mertuanya.

"Wah bagus sekali,ibu tidak punya uang untuk membelinya." Rena berpura-pura sedih padahal dalam hatinya dia berharap kedua menantunya juga memesan untuknya.

"Tenang saja bu,kami juga memesan untuk ibu,ini untuk ibu." ucap Laura memberikan kotak kecil berisi satu set berlian mewah.Rena tampak sangat bahagia sampai-sampai dia tidak bisa berkata-kata dia tidak henti-hentinya memuji kedua menantu kesayangannya.

" Kalian memang menantu yang baik dan pengertian,aku sangat bangga punya menantu seperti kalian.Tidak seperti seseorang jangankan memberikan aku berlian bekerja di rumah ini pun dia ingin meminta gaji padahal anak-anak dan suaminya makan gratis di rumah ini." Sindirnya dengan wajah menjijikkan bagi Maura.

🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺

Terpopuler

Comments

Firman Firman

Firman Firman

mana bisa wanita belis itu punya sifat yg baik, buat anaknya saja sifatnya udah seperti iblis pa lagi sama mnntunya yg GK punya apa apa

2024-07-31

0

Soraya

Soraya

apakah seorang ibu seperti ini masih menyimpan Surga dibawah telapak kakinya

2024-07-30

0

Susetiyanti RoroSuli

Susetiyanti RoroSuli

Seharusnya seorang ibu itu memiliki kasih sayang yg sama pada semua putra outrinya dan tdk membedakan mana yg kaya dan mana yg miskin , Rena seorang ibu yg tak patut dijadikan contoh thor aku penasaran baca karyamu bagaimana endingnya

2024-07-17

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Perkenalan ~
2 Bab 2 ~ Beban keluarga ~
3 Bab 3 ~ Hannya bisa sabar ~
4 Bab 4 ~ Lelaki sampah ~
5 Bab 5 ~ Hina lah kami sesuka hatimu ibu mertua ~
6 Bab 6 ~ Jadilah kekasih gelap ku ~
7 Bab 7 ~ Menyimpan luka ~
8 Bab 8 ~ Istri yang baik .~
9 Bab 9 ~ Di tuduh ~
10 Bab 10 ~ Pergilah istriku jika kamu sudah lelah ~
11 bab 11 ~ Mempermalukan keluarga ~
12 Bab 12 ~ Ada perubahan ~
13 Bab 13 ~ Kata-kata menyakitkan ~
14 Bab 14 ~ Makanan sisa ~
15 Bab 15 ~ Tidak di akui ~
16 bab 16 ~ Menantu rendahan ~
17 Bab 17 ~ Terlalu kejam ~
18 Bab 18 ~ Bahagia di atas derita orang ~
19 Bab 19 ~ Meminjam uang ~
20 Bab 20 ~ Tidak tahan lagi ~
21 Bab 21 ~ Pertolongan ~
22 Bab 22 ~ Selalu ada bantuan ~
23 Bab 23 ~ Berjalan lancar ~
24 Bab 24 ~ Semakin membaik ~
25 Bab 25 ~ Selalu ada kebaikan ~
26 Bab 26 ~ Rahasia hidup ku ~
27 Bab 27 ~ Curiga ~
28 Bab 28 ~ Gajian pertama ~
29 Bab 29 ~ Kehidupan yang lebih baik ~
30 Bab 30 ~ Sakit ~
31 Bab 31 ~ Tidak tau malu ~
32 Bab 32 ~ Kembalilah ke rumah kita ~
33 Bab 33 ~ Ternyata nasibnya lebih buruk ~
34 Bab 34 ~ Kejam sekali ~
35 Bab 35 ~ Aku akan melaporkan mu ke polisi ~
36 Bab 36 ~ Tidak peduli ~
37 Bab 37 ~ Jangan salah kan aku ~
38 Bab 38 ~ Semua ada balasan ~
39 Bab 39 ~ Jangan lupa diri ~
40 Bab 40~ Aku tidak bisa memaafkan mu ~
41 Bab 41 ~ Benci sekali ~
42 Bab 42 ~ Di sita ~
43 Bab 43 ~ Aku bukan wanita lemah ~
44 Bab 44 ~ Kamu lupa ~
45 Bab 45 ~ Musuh dalam selimut ~
46 Bab 46 ~ Seperti ini ternyata ~
47 Bab 47 ~ Orang ketiga ~
48 Bab 48 ~ Sebuah kebohongan ~
49 Bab 49 ~ Terserah kamu saja ~
50 Bab 50 ~ Lupa daratan ~
51 Bab 51 ~ Rencana ~
52 Bab 52 ~ Kejam sekali kamu ~
53 Bab 53 ~ Mengungkit ~
54 Bab 4 ~ Keluarga sampah ~
55 Bab 55 ~ Aku akan pergi setelah kamu hancur ~
56 Bab 56 ~ Aku tidak peduli ~
57 Bab 57 ~ Benalu ~
58 Bab 58 ~ Kembali ke rumah majikan ~
59 Bab 59 ~ Lelaki tidak tau di untung ~
60 Bab 60 ~ Sama -sama penipu ~
61 Bab 61 ~ Bahagia ~
62 Bab 62 ~ Tolong aku ~
63 Bab 63 ~ Wanita pembohong ~
64 bab 64 ~ Yakin lah ~
65 Bab 65 ~ Apa salah ku ~
66 Bab 66 ~ Kejam sekali kamu anakku ~
67 Bab 67 ~ Apa hebatnya dia ~
68 Bab 68 ~ Cerai saja ~
69 Bab 69 ~ Kenapa jadi begini ~
70 Bab 70 ~ Aku tidak mau ~
71 Bab 71 ~ Aku sudah anggap kamu keluarga ~
72 Bab 72 ~ Kita pergi juga lah ~
73 Bab 73 ~ Maafkan aku ~
74 74 ~Di sini aku lebih tenang ~
75 Bab 75 ~ Ayo kita kesana ~
76 Bab 76 ~ Minta maaf ~
77 Bab 77 ~ Maafkan aku demi anak kita ~
78 Bab 78 ~ Ibu yang banyak tuntutan ~
79 Bab 79 ~ Apa kamu lupa ~
80 Bab 80 ~ baru ingat kalau mereka cucu mu ~
81 Bab 81 ~ Apa yang harus kulakukan ~
82 Bab 82 ~ Semua sudah berakhir ~
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 ~ Perkenalan ~
2
Bab 2 ~ Beban keluarga ~
3
Bab 3 ~ Hannya bisa sabar ~
4
Bab 4 ~ Lelaki sampah ~
5
Bab 5 ~ Hina lah kami sesuka hatimu ibu mertua ~
6
Bab 6 ~ Jadilah kekasih gelap ku ~
7
Bab 7 ~ Menyimpan luka ~
8
Bab 8 ~ Istri yang baik .~
9
Bab 9 ~ Di tuduh ~
10
Bab 10 ~ Pergilah istriku jika kamu sudah lelah ~
11
bab 11 ~ Mempermalukan keluarga ~
12
Bab 12 ~ Ada perubahan ~
13
Bab 13 ~ Kata-kata menyakitkan ~
14
Bab 14 ~ Makanan sisa ~
15
Bab 15 ~ Tidak di akui ~
16
bab 16 ~ Menantu rendahan ~
17
Bab 17 ~ Terlalu kejam ~
18
Bab 18 ~ Bahagia di atas derita orang ~
19
Bab 19 ~ Meminjam uang ~
20
Bab 20 ~ Tidak tahan lagi ~
21
Bab 21 ~ Pertolongan ~
22
Bab 22 ~ Selalu ada bantuan ~
23
Bab 23 ~ Berjalan lancar ~
24
Bab 24 ~ Semakin membaik ~
25
Bab 25 ~ Selalu ada kebaikan ~
26
Bab 26 ~ Rahasia hidup ku ~
27
Bab 27 ~ Curiga ~
28
Bab 28 ~ Gajian pertama ~
29
Bab 29 ~ Kehidupan yang lebih baik ~
30
Bab 30 ~ Sakit ~
31
Bab 31 ~ Tidak tau malu ~
32
Bab 32 ~ Kembalilah ke rumah kita ~
33
Bab 33 ~ Ternyata nasibnya lebih buruk ~
34
Bab 34 ~ Kejam sekali ~
35
Bab 35 ~ Aku akan melaporkan mu ke polisi ~
36
Bab 36 ~ Tidak peduli ~
37
Bab 37 ~ Jangan salah kan aku ~
38
Bab 38 ~ Semua ada balasan ~
39
Bab 39 ~ Jangan lupa diri ~
40
Bab 40~ Aku tidak bisa memaafkan mu ~
41
Bab 41 ~ Benci sekali ~
42
Bab 42 ~ Di sita ~
43
Bab 43 ~ Aku bukan wanita lemah ~
44
Bab 44 ~ Kamu lupa ~
45
Bab 45 ~ Musuh dalam selimut ~
46
Bab 46 ~ Seperti ini ternyata ~
47
Bab 47 ~ Orang ketiga ~
48
Bab 48 ~ Sebuah kebohongan ~
49
Bab 49 ~ Terserah kamu saja ~
50
Bab 50 ~ Lupa daratan ~
51
Bab 51 ~ Rencana ~
52
Bab 52 ~ Kejam sekali kamu ~
53
Bab 53 ~ Mengungkit ~
54
Bab 4 ~ Keluarga sampah ~
55
Bab 55 ~ Aku akan pergi setelah kamu hancur ~
56
Bab 56 ~ Aku tidak peduli ~
57
Bab 57 ~ Benalu ~
58
Bab 58 ~ Kembali ke rumah majikan ~
59
Bab 59 ~ Lelaki tidak tau di untung ~
60
Bab 60 ~ Sama -sama penipu ~
61
Bab 61 ~ Bahagia ~
62
Bab 62 ~ Tolong aku ~
63
Bab 63 ~ Wanita pembohong ~
64
bab 64 ~ Yakin lah ~
65
Bab 65 ~ Apa salah ku ~
66
Bab 66 ~ Kejam sekali kamu anakku ~
67
Bab 67 ~ Apa hebatnya dia ~
68
Bab 68 ~ Cerai saja ~
69
Bab 69 ~ Kenapa jadi begini ~
70
Bab 70 ~ Aku tidak mau ~
71
Bab 71 ~ Aku sudah anggap kamu keluarga ~
72
Bab 72 ~ Kita pergi juga lah ~
73
Bab 73 ~ Maafkan aku ~
74
74 ~Di sini aku lebih tenang ~
75
Bab 75 ~ Ayo kita kesana ~
76
Bab 76 ~ Minta maaf ~
77
Bab 77 ~ Maafkan aku demi anak kita ~
78
Bab 78 ~ Ibu yang banyak tuntutan ~
79
Bab 79 ~ Apa kamu lupa ~
80
Bab 80 ~ baru ingat kalau mereka cucu mu ~
81
Bab 81 ~ Apa yang harus kulakukan ~
82
Bab 82 ~ Semua sudah berakhir ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!