Bab 2 ~ Beban keluarga ~

Maura hannya bisa tersenyum kecil mendengar ucapan Yanti tetangganya kalau bukan karena keadaanya yang sangat sulit saat ini mungkin sudah dari dulu dia pindah dari rumah mewah mertuanya yang angkuh dan sombong.

" Entahlah mbak,untuk saat ini aku belum ada kemampuan untuk bertindak,mbak tau sendiri aku punya dua anak yang masih kecil,sementara suamiku sedang sakit untuk saat ini aku hannya bisa sabar dulu." Jawab Maura.

"Yang sabar ya semoga suami kamu cepat sembuh,agar kalian bisa keluar dari rumah ini.Hmm ini aku tambah sedikit lagi untuk jajan sekecil." Yanti memberikan lima puluh ribu lagi untuk Maura.Maura beberapa kali mengucapkan terima kasih kepada Yanti entah mimpi apa dia semalam hingga dia mendapat uang sebanyak itu padahal kerjanya sangat santai.

Maura menutup pintu setelah Yanti meninggalkan rumah mertuanya lalu dia berlari kecil ke dapur lalu menuangkan mie ayam baksonya ke dalam mangkok, hari ini dia sangat bersyukur karena bisa memberi makan enak untuk kedua anak dan suaminya setelah sekian lama hannya makan kepala ikan dan sisa makan dari ibu mertua serta kakak iparnya.

" Mas bangun,aku bawakan bakso untukmu."

" Kamu dapat uang dari mana dek?"

"Ada rejeki dari tetangga mas,ayo makan biar mulut mu tidak pahit." Ucapnya.Maura membantu Surya duduk di atas ranjang perlahan dia menyuapi suaminya makan mie ayam bakso di tambah nasi.

Surya sangat lahap memakannya,entah kapan terakhir dia makan bakso yang jelas sudah lama sekali dia tidak pernah lagi makan bakso.

"Udah dek,mas sudah kenyang,kamu makanlah juga." Ucap Surya,dia tau Maura pasti belum makan,dia sengaja mendahulukan dirinya,dia memang wanita yang sangat baik dia benar-benar tidak salah pilih memilih istri sebaik Maura.

" Udah makan mas,aku sudah menyisihkan untuk kami bertiga." Jawab Maura berbohong padahal dia hannya menyisakan sedikit untuk kedua anaknya dia menahan selera yang penting orang yang dia sayangi bisa makan enak hari ini.

"Mas udah kenyang,lagian mas udah sarapan tadi,aku mau minum agar bisa istrahat." Jawab Surya tetap menolak karena dia tidak ingin terlalu egois.

Dengan terpaksa Maura memberikan air minum kepada suaminya lalu dia segera membaringkan suaminya di atas ranjang.Maura kembali ke dapur sambil membawa kedua anaknya ke ruang tamu untuk di suapi,kedua anaknya makan cukup lahap mungkin karena selama ini mereka tidak pernah makan makanan enak.

Untuk keadaan mereka saat ini semangkuk mie ayam bakso adalah makanan paling enak,karena beberapa tahun ini mereka hannya di sunguhkan makanan sisa bahkan jika dia memasak ayam atau daging mertuanya tidak pernah mengijinkan mereka untuk menikmatinya,mereka hannya di kasih tempe dan sayur.

"Maafkan papa sama papa sayang,untuk saat ini kamu belum bisa memberikan makanan yang enak untuk kalian,nanti jika keadaan kita sudah berubah dan papa sudah sembuh kami akan memberikan makanan yang layak." Ucap Maura dengan mata berkaca-kaca.

Setelah kedua anaknya selesai makan,dia segera menidurkan keduanya agar dia bisa kembali menyelesaikan pekerjaannya yang masih menumpuk dia takut saat mertuanya dan iparnya kembali pekerjaan masih banyak,dan itu akan menjadi alasan bagi mertuanya untuk merendahkan dirinya dan juga suaminya yang tidak pernah di anggapnya sebagai anak hannya karena mereka tidak mampu memberikan apa pun untuk mertuanya.

"Aahh...Akhirhya semuanya beres,sekarang waktunya aku ke warung untuk membelikan gula dan kopi untuk suamiku." Ucapnya sambil mengambil uang dari kantong bajunya lalu menciuminya.

Beberapa kali dia mengucap syukur karena mendapat rejeki diluar dugaannya,setelah sekian lama tidak pernah memegang uang.Maura segera keluar rumah lalu pergi ke grosir terdekat di depan rumahnya.

" Gula satu kilo,kopi dan juga bubuk teh bude,sama satu bungkus roti bude." Maura meminta apa yang dia inginkan untuk stok di kamarnya.

"Tumben kamu belanja Maura,biasanya mertuamu yang belanja." Ucap pemilik warung kepo.

"Tidak papa bude,sesekali aku juga tidak papa kok." Jawabnya lalu membayar belanjaannya,dia kurang suka dengan pemilik warung yang kepo.Maura segera meninggalkan warung dia sudah sangat risih dengan pemilik warung yang makin banyak ngomong.

"Kalau tau pemilik warungnya seperti itu mending belanja di tempat lain saja dasar orang kepo."Sungut Maura saat dia sudah keluar dari warung itu setelah mendapat kembalian uangnya.

Maura buru-buru kembali ke rumah,setelah itu dia membuat teh untuk suaminya dan membawa semua belanjanya ke dalam kamar,dia tidak ingin mertuanya mengambil dan menyembunyikan gula yang baru saja dia beli.

" Mas bangun,aku bawakan teh untukmu sekalian ada cemilan." Ucapnya lalu dia berdiri di samping tempat tidur suaminya untuk membantu suaminya duduk.

"Dapat uang dari mana kamu dek untuk membeli semua ini?"

"Tadi ada rejeki mas! aku senang sekali paling tidak untuk beberapa hari ini kita bisa minum teh atau kopi tanpa harus mengemis." Jawab Maura.Wajahnya terlihat bahagia.Surya memang sangat bahagia tapi jauh di dalam hatinya selalu merasa bersalah karena selalu saja menjadi beban untuk istrinya.

Di saat mereka sedang asik duduk sambil cerita di dalam kamar tiba-tiba terdengar suara mobil di halaman rumah,Maura sedikit kaget dia tidak mengira kalau mertuanya pulang secepat itu,tadinya dia berharap mereka kembali malam hari saja.

"Mas habiskan teh mu,ini kue aku simpan saja,nanti malam kamu bisa kembali memakannya." Ucapnya lalu mengambil cemilan dan gelas dari depan suaminya dan segera membawanya ke dapur setelah membaringkan tubuh suaminya.

"Kemana semua penghuni rumah ini,apa mereka sedang tidur di kamarnya!!" Suara mertuanya sudah terdengar masuk ke dalam rumah sambil berbicara dengan kejamnya.

" Aku di dapur bu ada apa?" Maura berlari kecil menghampiri mertuanya yang sudah duduk di sopa mewah miliknya.

" Aku kira kamu sedang tidur,maklum lah kalian satu keluarga kan tidak memikirkan apa pun,makan tinggal makan,minum tinggal minum tidak perlu memikirkan uang untuk membeli kebutuhan rumah,tidak perlu memikirkan uang untuk membayar kontrakan rumah,makanya bisa santai tanpa beban."Sindir mertuanya padahal mereka baru saja sampai tapi wanita paruh baya itu sudah mengeluarkan kata-kata yang sangat menyakitkan.

Maura hannya menghela napas,apalagi yang bisa dia lakukan selain sabar dengan semua kata-kata mertuanya yang kejam itu,jangankan kepadanya yang notabene hannya orang luar kepada anak yang dilahirkannya saja dia sanggup menghinanya.

" Ambil semua belanjaan dari mobil,ngapain berdiri disitu,entah kenapa ya,aku jijik banget melihatmu rasanya terpaksa sekali mengijinkan kalian tinggal di rumah ini." Ucapnya sekali lagi saat Maura mulai meninggalkan ruang tamu.

"Sudah bu,untuk apa memikirkan dia nanti tensi ibu naik lagi,lagian dia bisa kita manfaatkan sebagai babu di rumah ini,dari pada hannya beban di rumah ini." Ucap kakak iparnya yang pertama.Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Laura ingin sekali rasanya Maura menjambaknya tapi dia tidak punya kekuatan untuk saat ini.

🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺

Terpopuler

Comments

Sulfia Nuriawati

Sulfia Nuriawati

mertua maura itu manusia bkn y? kok kyk g pny otak, cm org gila yg bersikap kyk gt, pdhal anak laki²nya lg sakit kok bkn d bantu malah istrinya d jd kan babu gratis😡😡😡😡

2025-02-11

0

guntur 1609

guntur 1609

sungguh biadab punya orangtua sperti tu. sanggup dia menyiksa anak kandung dan cucunya. apa mngkn surya bukan anak kandung ya

2025-01-23

0

Silvi Vicka Carolina

Silvi Vicka Carolina

teh kak bukan kopi

2024-08-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Perkenalan ~
2 Bab 2 ~ Beban keluarga ~
3 Bab 3 ~ Hannya bisa sabar ~
4 Bab 4 ~ Lelaki sampah ~
5 Bab 5 ~ Hina lah kami sesuka hatimu ibu mertua ~
6 Bab 6 ~ Jadilah kekasih gelap ku ~
7 Bab 7 ~ Menyimpan luka ~
8 Bab 8 ~ Istri yang baik .~
9 Bab 9 ~ Di tuduh ~
10 Bab 10 ~ Pergilah istriku jika kamu sudah lelah ~
11 bab 11 ~ Mempermalukan keluarga ~
12 Bab 12 ~ Ada perubahan ~
13 Bab 13 ~ Kata-kata menyakitkan ~
14 Bab 14 ~ Makanan sisa ~
15 Bab 15 ~ Tidak di akui ~
16 bab 16 ~ Menantu rendahan ~
17 Bab 17 ~ Terlalu kejam ~
18 Bab 18 ~ Bahagia di atas derita orang ~
19 Bab 19 ~ Meminjam uang ~
20 Bab 20 ~ Tidak tahan lagi ~
21 Bab 21 ~ Pertolongan ~
22 Bab 22 ~ Selalu ada bantuan ~
23 Bab 23 ~ Berjalan lancar ~
24 Bab 24 ~ Semakin membaik ~
25 Bab 25 ~ Selalu ada kebaikan ~
26 Bab 26 ~ Rahasia hidup ku ~
27 Bab 27 ~ Curiga ~
28 Bab 28 ~ Gajian pertama ~
29 Bab 29 ~ Kehidupan yang lebih baik ~
30 Bab 30 ~ Sakit ~
31 Bab 31 ~ Tidak tau malu ~
32 Bab 32 ~ Kembalilah ke rumah kita ~
33 Bab 33 ~ Ternyata nasibnya lebih buruk ~
34 Bab 34 ~ Kejam sekali ~
35 Bab 35 ~ Aku akan melaporkan mu ke polisi ~
36 Bab 36 ~ Tidak peduli ~
37 Bab 37 ~ Jangan salah kan aku ~
38 Bab 38 ~ Semua ada balasan ~
39 Bab 39 ~ Jangan lupa diri ~
40 Bab 40~ Aku tidak bisa memaafkan mu ~
41 Bab 41 ~ Benci sekali ~
42 Bab 42 ~ Di sita ~
43 Bab 43 ~ Aku bukan wanita lemah ~
44 Bab 44 ~ Kamu lupa ~
45 Bab 45 ~ Musuh dalam selimut ~
46 Bab 46 ~ Seperti ini ternyata ~
47 Bab 47 ~ Orang ketiga ~
48 Bab 48 ~ Sebuah kebohongan ~
49 Bab 49 ~ Terserah kamu saja ~
50 Bab 50 ~ Lupa daratan ~
51 Bab 51 ~ Rencana ~
52 Bab 52 ~ Kejam sekali kamu ~
53 Bab 53 ~ Mengungkit ~
54 Bab 4 ~ Keluarga sampah ~
55 Bab 55 ~ Aku akan pergi setelah kamu hancur ~
56 Bab 56 ~ Aku tidak peduli ~
57 Bab 57 ~ Benalu ~
58 Bab 58 ~ Kembali ke rumah majikan ~
59 Bab 59 ~ Lelaki tidak tau di untung ~
60 Bab 60 ~ Sama -sama penipu ~
61 Bab 61 ~ Bahagia ~
62 Bab 62 ~ Tolong aku ~
63 Bab 63 ~ Wanita pembohong ~
64 bab 64 ~ Yakin lah ~
65 Bab 65 ~ Apa salah ku ~
66 Bab 66 ~ Kejam sekali kamu anakku ~
67 Bab 67 ~ Apa hebatnya dia ~
68 Bab 68 ~ Cerai saja ~
69 Bab 69 ~ Kenapa jadi begini ~
70 Bab 70 ~ Aku tidak mau ~
71 Bab 71 ~ Aku sudah anggap kamu keluarga ~
72 Bab 72 ~ Kita pergi juga lah ~
73 Bab 73 ~ Maafkan aku ~
74 74 ~Di sini aku lebih tenang ~
75 Bab 75 ~ Ayo kita kesana ~
76 Bab 76 ~ Minta maaf ~
77 Bab 77 ~ Maafkan aku demi anak kita ~
78 Bab 78 ~ Ibu yang banyak tuntutan ~
79 Bab 79 ~ Apa kamu lupa ~
80 Bab 80 ~ baru ingat kalau mereka cucu mu ~
81 Bab 81 ~ Apa yang harus kulakukan ~
82 Bab 82 ~ Semua sudah berakhir ~
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 ~ Perkenalan ~
2
Bab 2 ~ Beban keluarga ~
3
Bab 3 ~ Hannya bisa sabar ~
4
Bab 4 ~ Lelaki sampah ~
5
Bab 5 ~ Hina lah kami sesuka hatimu ibu mertua ~
6
Bab 6 ~ Jadilah kekasih gelap ku ~
7
Bab 7 ~ Menyimpan luka ~
8
Bab 8 ~ Istri yang baik .~
9
Bab 9 ~ Di tuduh ~
10
Bab 10 ~ Pergilah istriku jika kamu sudah lelah ~
11
bab 11 ~ Mempermalukan keluarga ~
12
Bab 12 ~ Ada perubahan ~
13
Bab 13 ~ Kata-kata menyakitkan ~
14
Bab 14 ~ Makanan sisa ~
15
Bab 15 ~ Tidak di akui ~
16
bab 16 ~ Menantu rendahan ~
17
Bab 17 ~ Terlalu kejam ~
18
Bab 18 ~ Bahagia di atas derita orang ~
19
Bab 19 ~ Meminjam uang ~
20
Bab 20 ~ Tidak tahan lagi ~
21
Bab 21 ~ Pertolongan ~
22
Bab 22 ~ Selalu ada bantuan ~
23
Bab 23 ~ Berjalan lancar ~
24
Bab 24 ~ Semakin membaik ~
25
Bab 25 ~ Selalu ada kebaikan ~
26
Bab 26 ~ Rahasia hidup ku ~
27
Bab 27 ~ Curiga ~
28
Bab 28 ~ Gajian pertama ~
29
Bab 29 ~ Kehidupan yang lebih baik ~
30
Bab 30 ~ Sakit ~
31
Bab 31 ~ Tidak tau malu ~
32
Bab 32 ~ Kembalilah ke rumah kita ~
33
Bab 33 ~ Ternyata nasibnya lebih buruk ~
34
Bab 34 ~ Kejam sekali ~
35
Bab 35 ~ Aku akan melaporkan mu ke polisi ~
36
Bab 36 ~ Tidak peduli ~
37
Bab 37 ~ Jangan salah kan aku ~
38
Bab 38 ~ Semua ada balasan ~
39
Bab 39 ~ Jangan lupa diri ~
40
Bab 40~ Aku tidak bisa memaafkan mu ~
41
Bab 41 ~ Benci sekali ~
42
Bab 42 ~ Di sita ~
43
Bab 43 ~ Aku bukan wanita lemah ~
44
Bab 44 ~ Kamu lupa ~
45
Bab 45 ~ Musuh dalam selimut ~
46
Bab 46 ~ Seperti ini ternyata ~
47
Bab 47 ~ Orang ketiga ~
48
Bab 48 ~ Sebuah kebohongan ~
49
Bab 49 ~ Terserah kamu saja ~
50
Bab 50 ~ Lupa daratan ~
51
Bab 51 ~ Rencana ~
52
Bab 52 ~ Kejam sekali kamu ~
53
Bab 53 ~ Mengungkit ~
54
Bab 4 ~ Keluarga sampah ~
55
Bab 55 ~ Aku akan pergi setelah kamu hancur ~
56
Bab 56 ~ Aku tidak peduli ~
57
Bab 57 ~ Benalu ~
58
Bab 58 ~ Kembali ke rumah majikan ~
59
Bab 59 ~ Lelaki tidak tau di untung ~
60
Bab 60 ~ Sama -sama penipu ~
61
Bab 61 ~ Bahagia ~
62
Bab 62 ~ Tolong aku ~
63
Bab 63 ~ Wanita pembohong ~
64
bab 64 ~ Yakin lah ~
65
Bab 65 ~ Apa salah ku ~
66
Bab 66 ~ Kejam sekali kamu anakku ~
67
Bab 67 ~ Apa hebatnya dia ~
68
Bab 68 ~ Cerai saja ~
69
Bab 69 ~ Kenapa jadi begini ~
70
Bab 70 ~ Aku tidak mau ~
71
Bab 71 ~ Aku sudah anggap kamu keluarga ~
72
Bab 72 ~ Kita pergi juga lah ~
73
Bab 73 ~ Maafkan aku ~
74
74 ~Di sini aku lebih tenang ~
75
Bab 75 ~ Ayo kita kesana ~
76
Bab 76 ~ Minta maaf ~
77
Bab 77 ~ Maafkan aku demi anak kita ~
78
Bab 78 ~ Ibu yang banyak tuntutan ~
79
Bab 79 ~ Apa kamu lupa ~
80
Bab 80 ~ baru ingat kalau mereka cucu mu ~
81
Bab 81 ~ Apa yang harus kulakukan ~
82
Bab 82 ~ Semua sudah berakhir ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!