Bab 9 ~ Di tuduh ~

Maura menggeleng kepalanya lalu pergi begitu saja meninggalkan mertuanya di ruang tamu bersama cucunya menikamti cemilan yang baru saja dia beli.

"Andai saja aku punya uang mungkin aku bisa membeli cemilan untuk kedua anakku."Ucapnya dalam hati.Dia sangat sedih karena tidak pernah bisa memberi makanan yang layak kepada kedua anaknya seperti anak-anak kakak iparnya.

Mertuanya yang pilih kasih juga tidak pernah sekalipun mau memberikan uang kepada kedua anaknya,dia hannya peduli kepada cucunya yang dari Siska dan Laura padahal mereka juga punya uang untuk membeli kebutuhan anak-anak mereka berbeda dengan dirinya yang tidak punya apa pun.

" Maura apa kamu sudah menyetrika pakaian kami,pakaian itu mau dipakai besok?" Tanya Laura yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Belum,aku masih sibuk kamu sendiri dulu yang menyetrika!!" Jawab Maura sambil berlalu.

"Maura!! kamu bilang apa barusan?"Hardik Rena dengan nada tinggi.

"Aku masih sibuk bu,lagian dia kan punya tangan sekali-kali dia saja yang melakukannya." Jawab Maura.

"Memang kamu tidak tau diri ya,kamu lupa kalau kamu ini menumpang di rumah ini bersama anak dan suamimu tanpa membayar belanja? memangnya siapa yang memenuhi kebutuhan rumah ini kalau bukan Laura dan Siska? Kamu hannya tinggal makan saja,tapi melakukan pekerjaan kecil saja kamu keberatan." Rena berjalan menghampiri mereka dengan tatapan yang tajam ke arah Maura.

" Bu,aku juga kerja di rumah ini,bisa tidak ibu menghargai semua pekerjaan ku selama ini,aku tau aku memang belum mampu seperti mereka membayar belanja bulanan,tapi aku menggantinya dengan bekerja."Kali ini Maura berani berbicara tegas kepada mertuanya berharap mereka sadar kalau dia juga berperan penting di rumah ini.

"Diam..!!! sudah berani kamu menjawab ya,apa kamu sudah bosan di rumah ini,kalau sudah bosan silahkan pergi bawa anak dan suamimu."

"Sudah!! sudah bu,jangan di perpanjang lagi,kebetulan hari ini aku terlalu capek makanya minta tolong pada Maura." Laura berpura-pura tersakiti membuat Maura sangat muak.

" Aku akan membayar tenagamu hari ini Maura,aku betulan sangat lelah." Laura menyodorkan uang seratus ribu,tetap berpura-pura di hadapan mertuanya.

"Apa ini Laura?,tidak usah membayarnya,pekerjaan rumah sudah kewajibannya,lebih baik uang ini untuk jajan Kaila." Rena mengambil uang dari tangan Laura lalu menyimpannya.Maura hannya bisa tersenyum kecut melihat kelakuanku mertua dan kakak iparnya.

"Maura cepat lakukan apa yang di suruh Laura,kalau kamu masih ingin tinggal di rumah ini dan makan." Hardik mertuanya dengan wajah sinisnya yang khas.

" Aku akan melakukannya,semoga kalian selalu bahagia." Ucapnya lalu segera pergi dari hadapan orang-orang yang sudah merendahkan harga dirinya.

"Harga diri?jangan sebut harga diri Maura,orang miskin sepertimu tidak akan pernah punya harga diri,lihatlah sudah berapa lama kamu jadi budak tanpa di gaji bahkan kamu masih di hina." Ucapnya berbicara sendiri.

Sementara itu di dalam kamar Surya menunggu Maura masuk karena sudah lama dia diluar,kedua anaknya sudah mulai rewel.

"Maura!!! Maura!! " Surya memanggil istrinya tapi sudah beberapa menit yang di panggil belum juga kembali sementara kedua anaknya semakin rewel.

"Kemana Maura kenapa dia belum kembali juga."

"Ada apa? kenapa kamu terlalu berisik? Istrimu masih menyetrika pakaian Laura,memangnya kamu punya uang untuk memenuhi kebutuhan kalian?" Tiba-tiba saja ibunya datang dan berdiri di depannya.

"Bauk sekali di kamar ini? dasar manusia tidak berguna!!"

"Bu!!! kenapa kamu begitu kejam,dulu saat aku masih sehat dan bisa bekerja aku juga memberimu uang kenapa setelah aku sakit ibu malah merendahkan aku bahkan memperbudak istriku tanpa gaji."Ucap Surya dengan nada gemetaran.Terlihat jelas wajahnya yang penuh amarah dan kecewa kepada ibunya yang matre.

"Sudah tidak usah banyak bicara,kamu pikir dengan kamu berbicara seperti itu aku akan lebih peduli,tidak sama sekali lebih baik kamu suruh anak-anak mu diam aku pusing mendengar keributan mereka." Jawabnya lalu segera keluar dari dalam kamar putranya.

Saat Rena keluar dari kamar,tanpa dia sadari salah satu cucunya mengikutinya dari belakang,Rena kembali ke dalam kamarnya sementara cucunya pergi ke ruang tamu.

" Maura!!Maura bagaimana ini,kenapa Brian keluar,aduh..!! Maura kemana sih Brian!!!" Surya memanggil nama anaknya tapi anak itu belum juga masuk sementara Maura belum juga muncul.

Sementara itu di luar brian anak kecil itu pergi ke ruang tamu,dia segera berlari ke meja saat melihat banyak makanan.Brian memainkan semua cemilan di atas meja sebagain di makannya dengan lahap.

Brian membuat semua ruang tamu berantakan,tidak ada yang menyadari kalau anak kecil yang belum mengerti keadaan itu sudah merusak semua ruang tamu membuat berantakan.

"Ya ampun Maura!!! lihat ini!! plak...!!" Rena menjerit keras dan berlari menghampiri brian dan memukul cucunya yang masih kecil itu.

"Huahhhhhhh mama!!!" Brian menangis keras,Maura yang mendengar mertuanya menjerit memanggil namanya langsung menyudahi pekerjaanya lalu dia segera keluar dari kamar setrika menuju ruang tamu.

"Brian!!! Apa yang ibu lakukan."Maura berlari menghampiri anaknya lalu memeluknya karena sudah menangis keras.

"Maura lihat perbuatan anakmu ini,memang ya kalian semua tidak ada satu pun yang bisa di andalkan,bahkan anak sekecil ini saja sudah membuat masalah sekarang ganti semua makanan ini aku tidak mau tau cepat." Rena menjerit keras,dia benar-benar lupa kalau anak kecil itu juga cucunya.

"Ibu...!!! kamu memang sangat kejam,aku masih bisa memaklumi semua makian mu terhadapku dan juga mas Surya,tapi aku tidak terima saat kamu menampar dan menghina anakku." Ucap Maura.Dia tidak bisa menahan tangis suaranya gemetaran dadanya naik turun terlihat jelas kalau dia sangat marah tapi tidak bisa melakukan apa pun.

Semua orang kembali masuk ke dalam kamar mereka,setelah tadi sempat keluar saat mendengar jeritan wanita itu.

" Berisik sekali sih,entah kenapa keluarga ini selalu saja membuat masalah tidak pernah sekali pun tidak membuat masalah." Romi Abang iparnya mencibir bahkan menatap mereka dengan tatapan merendahkan,lalu kembali masuk ke kamarnya.

"Aku tidak mau tau pokoknya bayar semua kekacauan ini dan bawa bawa anakmu masuk ke dalam kamar,kalau kamu tidak bisa menjaganya ikat saja dia dari pada membuat keributan di rumah ini." Makinya.

Maura terdiam mendengar ucapan mertuanya,dia sudah sangat kelelahan dengan semua masalah ini, rasanya dia sudah tidak mampu tinggal di rumah mertuanya yang sombong yang tidak pernah sekali pun menganggapnya.

"Jangan diam saja,pikirkan bagaimana kamu membayar semua ini,makanya kalau punya anak jaga dengan baik."

🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺

Terpopuler

Comments

sutiasih kasih

sutiasih kasih

hobinya merendahkn maura.... tpi knyataannya msih pda numpang di rumah mertua tuh....
klo ngakunya horang kaya.... setidaknya punya rumah sndiri... ato ngontrak rumah gitu😅😅😅

2025-02-22

0

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

ya....mertua manusia serasa iblis

2024-08-06

0

Firman Firman

Firman Firman

dasar iblis bukn manusia

2024-07-31

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Perkenalan ~
2 Bab 2 ~ Beban keluarga ~
3 Bab 3 ~ Hannya bisa sabar ~
4 Bab 4 ~ Lelaki sampah ~
5 Bab 5 ~ Hina lah kami sesuka hatimu ibu mertua ~
6 Bab 6 ~ Jadilah kekasih gelap ku ~
7 Bab 7 ~ Menyimpan luka ~
8 Bab 8 ~ Istri yang baik .~
9 Bab 9 ~ Di tuduh ~
10 Bab 10 ~ Pergilah istriku jika kamu sudah lelah ~
11 bab 11 ~ Mempermalukan keluarga ~
12 Bab 12 ~ Ada perubahan ~
13 Bab 13 ~ Kata-kata menyakitkan ~
14 Bab 14 ~ Makanan sisa ~
15 Bab 15 ~ Tidak di akui ~
16 bab 16 ~ Menantu rendahan ~
17 Bab 17 ~ Terlalu kejam ~
18 Bab 18 ~ Bahagia di atas derita orang ~
19 Bab 19 ~ Meminjam uang ~
20 Bab 20 ~ Tidak tahan lagi ~
21 Bab 21 ~ Pertolongan ~
22 Bab 22 ~ Selalu ada bantuan ~
23 Bab 23 ~ Berjalan lancar ~
24 Bab 24 ~ Semakin membaik ~
25 Bab 25 ~ Selalu ada kebaikan ~
26 Bab 26 ~ Rahasia hidup ku ~
27 Bab 27 ~ Curiga ~
28 Bab 28 ~ Gajian pertama ~
29 Bab 29 ~ Kehidupan yang lebih baik ~
30 Bab 30 ~ Sakit ~
31 Bab 31 ~ Tidak tau malu ~
32 Bab 32 ~ Kembalilah ke rumah kita ~
33 Bab 33 ~ Ternyata nasibnya lebih buruk ~
34 Bab 34 ~ Kejam sekali ~
35 Bab 35 ~ Aku akan melaporkan mu ke polisi ~
36 Bab 36 ~ Tidak peduli ~
37 Bab 37 ~ Jangan salah kan aku ~
38 Bab 38 ~ Semua ada balasan ~
39 Bab 39 ~ Jangan lupa diri ~
40 Bab 40~ Aku tidak bisa memaafkan mu ~
41 Bab 41 ~ Benci sekali ~
42 Bab 42 ~ Di sita ~
43 Bab 43 ~ Aku bukan wanita lemah ~
44 Bab 44 ~ Kamu lupa ~
45 Bab 45 ~ Musuh dalam selimut ~
46 Bab 46 ~ Seperti ini ternyata ~
47 Bab 47 ~ Orang ketiga ~
48 Bab 48 ~ Sebuah kebohongan ~
49 Bab 49 ~ Terserah kamu saja ~
50 Bab 50 ~ Lupa daratan ~
51 Bab 51 ~ Rencana ~
52 Bab 52 ~ Kejam sekali kamu ~
53 Bab 53 ~ Mengungkit ~
54 Bab 4 ~ Keluarga sampah ~
55 Bab 55 ~ Aku akan pergi setelah kamu hancur ~
56 Bab 56 ~ Aku tidak peduli ~
57 Bab 57 ~ Benalu ~
58 Bab 58 ~ Kembali ke rumah majikan ~
59 Bab 59 ~ Lelaki tidak tau di untung ~
60 Bab 60 ~ Sama -sama penipu ~
61 Bab 61 ~ Bahagia ~
62 Bab 62 ~ Tolong aku ~
63 Bab 63 ~ Wanita pembohong ~
64 bab 64 ~ Yakin lah ~
65 Bab 65 ~ Apa salah ku ~
66 Bab 66 ~ Kejam sekali kamu anakku ~
67 Bab 67 ~ Apa hebatnya dia ~
68 Bab 68 ~ Cerai saja ~
69 Bab 69 ~ Kenapa jadi begini ~
70 Bab 70 ~ Aku tidak mau ~
71 Bab 71 ~ Aku sudah anggap kamu keluarga ~
72 Bab 72 ~ Kita pergi juga lah ~
73 Bab 73 ~ Maafkan aku ~
74 74 ~Di sini aku lebih tenang ~
75 Bab 75 ~ Ayo kita kesana ~
76 Bab 76 ~ Minta maaf ~
77 Bab 77 ~ Maafkan aku demi anak kita ~
78 Bab 78 ~ Ibu yang banyak tuntutan ~
79 Bab 79 ~ Apa kamu lupa ~
80 Bab 80 ~ baru ingat kalau mereka cucu mu ~
81 Bab 81 ~ Apa yang harus kulakukan ~
82 Bab 82 ~ Semua sudah berakhir ~
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 ~ Perkenalan ~
2
Bab 2 ~ Beban keluarga ~
3
Bab 3 ~ Hannya bisa sabar ~
4
Bab 4 ~ Lelaki sampah ~
5
Bab 5 ~ Hina lah kami sesuka hatimu ibu mertua ~
6
Bab 6 ~ Jadilah kekasih gelap ku ~
7
Bab 7 ~ Menyimpan luka ~
8
Bab 8 ~ Istri yang baik .~
9
Bab 9 ~ Di tuduh ~
10
Bab 10 ~ Pergilah istriku jika kamu sudah lelah ~
11
bab 11 ~ Mempermalukan keluarga ~
12
Bab 12 ~ Ada perubahan ~
13
Bab 13 ~ Kata-kata menyakitkan ~
14
Bab 14 ~ Makanan sisa ~
15
Bab 15 ~ Tidak di akui ~
16
bab 16 ~ Menantu rendahan ~
17
Bab 17 ~ Terlalu kejam ~
18
Bab 18 ~ Bahagia di atas derita orang ~
19
Bab 19 ~ Meminjam uang ~
20
Bab 20 ~ Tidak tahan lagi ~
21
Bab 21 ~ Pertolongan ~
22
Bab 22 ~ Selalu ada bantuan ~
23
Bab 23 ~ Berjalan lancar ~
24
Bab 24 ~ Semakin membaik ~
25
Bab 25 ~ Selalu ada kebaikan ~
26
Bab 26 ~ Rahasia hidup ku ~
27
Bab 27 ~ Curiga ~
28
Bab 28 ~ Gajian pertama ~
29
Bab 29 ~ Kehidupan yang lebih baik ~
30
Bab 30 ~ Sakit ~
31
Bab 31 ~ Tidak tau malu ~
32
Bab 32 ~ Kembalilah ke rumah kita ~
33
Bab 33 ~ Ternyata nasibnya lebih buruk ~
34
Bab 34 ~ Kejam sekali ~
35
Bab 35 ~ Aku akan melaporkan mu ke polisi ~
36
Bab 36 ~ Tidak peduli ~
37
Bab 37 ~ Jangan salah kan aku ~
38
Bab 38 ~ Semua ada balasan ~
39
Bab 39 ~ Jangan lupa diri ~
40
Bab 40~ Aku tidak bisa memaafkan mu ~
41
Bab 41 ~ Benci sekali ~
42
Bab 42 ~ Di sita ~
43
Bab 43 ~ Aku bukan wanita lemah ~
44
Bab 44 ~ Kamu lupa ~
45
Bab 45 ~ Musuh dalam selimut ~
46
Bab 46 ~ Seperti ini ternyata ~
47
Bab 47 ~ Orang ketiga ~
48
Bab 48 ~ Sebuah kebohongan ~
49
Bab 49 ~ Terserah kamu saja ~
50
Bab 50 ~ Lupa daratan ~
51
Bab 51 ~ Rencana ~
52
Bab 52 ~ Kejam sekali kamu ~
53
Bab 53 ~ Mengungkit ~
54
Bab 4 ~ Keluarga sampah ~
55
Bab 55 ~ Aku akan pergi setelah kamu hancur ~
56
Bab 56 ~ Aku tidak peduli ~
57
Bab 57 ~ Benalu ~
58
Bab 58 ~ Kembali ke rumah majikan ~
59
Bab 59 ~ Lelaki tidak tau di untung ~
60
Bab 60 ~ Sama -sama penipu ~
61
Bab 61 ~ Bahagia ~
62
Bab 62 ~ Tolong aku ~
63
Bab 63 ~ Wanita pembohong ~
64
bab 64 ~ Yakin lah ~
65
Bab 65 ~ Apa salah ku ~
66
Bab 66 ~ Kejam sekali kamu anakku ~
67
Bab 67 ~ Apa hebatnya dia ~
68
Bab 68 ~ Cerai saja ~
69
Bab 69 ~ Kenapa jadi begini ~
70
Bab 70 ~ Aku tidak mau ~
71
Bab 71 ~ Aku sudah anggap kamu keluarga ~
72
Bab 72 ~ Kita pergi juga lah ~
73
Bab 73 ~ Maafkan aku ~
74
74 ~Di sini aku lebih tenang ~
75
Bab 75 ~ Ayo kita kesana ~
76
Bab 76 ~ Minta maaf ~
77
Bab 77 ~ Maafkan aku demi anak kita ~
78
Bab 78 ~ Ibu yang banyak tuntutan ~
79
Bab 79 ~ Apa kamu lupa ~
80
Bab 80 ~ baru ingat kalau mereka cucu mu ~
81
Bab 81 ~ Apa yang harus kulakukan ~
82
Bab 82 ~ Semua sudah berakhir ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!