Syifa pun akhirnya menoleh ke arah Husein.
"Tolong jangan menghindari ku" ucap Husein memohon.
Syifa menghela nafas pelan.
"Saya tidak menghindari anda, Bib"
"Kalau begitu katakan dimana yang sakit" ucap Husein.
Syifa lagi-lagi menggeleng.
"Dek, apa kamu risih pada ku?" tanya Husein dengan nada getir.
"Bukan begitu Bib saya..." Syifa menghentikan kalimatnya.
Husein menatap sedih ke arah istrinya.
"Saya hanya tidak enak pada anda, semalam anda sudah memijat kaki saya. Masa saya minta pijat pada anda terus" ucap Syifa sambil menunduk.
"Memangnya kenapa? Kita sudah menikah dek" ucap Husein.
"Anda kan..."
"Apa karena kedudukan ku?" tanya Husein.
Syifa mengangguk pelan.
"Kedudukan ku sebagai suami mu atau karena nama keluarga yang aku sandang di belakang nama ku?"
Syifa diam tak menjawab.
"Jika karena kedudukan ku sebagai suami mu, aku sama sekali tidak keberatan dek. Kita suami istri"
Syifa masih diam.
"Dan karena jika karena nama keluarga yang ada di belakang nama ku, maka sebaiknya adek lupakan itu. Anggap saja marga itu tidak ada, adek bisa minta tolong apapun pada ku. Ingat kita sudah menikah, tidak ada kata sungkan dek"
Syifa mendongak menatap suaminya.
Husein pun tersenyum pada istrinya.
"Dek..."
"Baiklah, maaf atas sikap saya" ucap Syifa.
Husein lega, dia memeluk istrinya.
"Tolong jangan jadikan apapun sebagai alasan untuk membuat mu mengindari ku, Dek. Tolong jangan lakukan itu" ucap Husein dengan lembut.
"Aku hanya ingin kita semakin dekat, bukannya malah berjauhan. Maaf jika sikap ku membuat adek tidak nyaman"
Syifa menggeleng pelan.
"Tidak ada dari sikap anda yang membuat saya tidak nyaman. Tapi saya agak kesal jika anda terus menjahili saya"
Husein terkekeh.
"Tapi entah kenapa aku suka menjahili mu dek" ucap Husein.
Syifa menatap sebal pada Husein.
"Aku juga suka Bib dengan perlakuan lembut mu pada ku, tapi aku masih belum terbiasa" ucap Syifa dalam hati.
"Ayo sekarang katakan di bagain mana yang sakit? Aku sudah menjadi suami mu dan kamu adalah istri ku, jadi jangan sungkan pada ku" ucap Husein.
"Punggung saya"
"Kalau begitu tengkurap lah biar aku pijat"
Syifa pun merubah posisinya menjadi tengkurap.
Kalau saja dia masih bisa menahan nyeri di punggungnya dia tidak akan menuruti ucapan Husein dan memilih menunggu adik perempuannya pulang dari mini market.
"Dimana?" tanya Husein.
"Di sebelah sini dan sini" ucap Syifa menunjukkan letak sakitnya.
"Oke"
Syifa merinding saat tangan Husein mulai menyentuh punggungnya, padahal kulit mereka terhalang pakaian yang Syifa kenakan.
Dan mereka juga sudah pernah saling bersentuhan tanpa sehelai benang pun.
"Sudah pas?" tanya Husein.
"Tolong tekan sedikit" ucap Syifa.
Husein menekan lebih keras.
"Aw sakit" keluh Syifa.
"Ah maafkan aku, dek" ucap Husein langsung melepas tangannya dari punggung Syifa.
"Aku coba pijat lagi ya." ucap Husein sambil menatap istrinya, dan Syifa hanya mengangguk.
Husein menekan bagian tadi.
"Tekan sedikit lagi" ucap Syifa.
Husein menambah tekanannya tapi tidak sebanyak tadi.
"Sudah pas?" Tanya Husein sambil menatap wajah istrinya.
Syifa mengangguk.
Husein memijat di bagian yang tadi di tunjuk Syifa.
15 menit kemudian.
"Sudah bib" ucap Syifa
Husein menjauhkan tangannya dari punggung Syifa.
"Sudah lebih baik?" tanya Husein.
Syifa mengangguk "Terima kasih"
"Sama-sama. Oh ya kok bisa sakit? Apa karena malam itu? Masih pegal-pegal ya?" tanya Husein dengan wajah tengilnya.
Wajah Syifa nampak memerah.
"Tidak bukan karena itu. Sepertinya semalam saya salah tidur." ucap Syifa sambil memalingkan wajah ke arah lain.
"Oh, memang sih semalam kamu bahkan menendang ku" ucap Husein dengan santainya.
"Apa?" Ucap Syifa terkejut.
Dia nampak sangat shock.
"Apa kamu tidak tahu, kebiasaan tidur mu dek?" tanya Husein sambil terkekeh pelan.
"Tahu, tapi saya tidak menyangka akan menendang anda. Maaf Bib" ucap Syifa, dia nampak menyesal karena sudah menendang suaminya walaupun dia tidak sengaja.
Husein tersenyum "Tidak masalah"
"Kalau tidur saya terus seperti ikat saja kaki saya bib." ucap Syifa sangat serius.
Husein terkekeh.
"Iya nanti aku ikat" jawabnya sambil terkekeh.
Syifa hanya bisa memasang senyum canggung.
"Oh ya, kaki mu sudah sembuh dek?" tanya Husein.
Syifa mengangguk. "Iya sudah"
"Syukurlah" ucap Husein sambil tersenyum.
"Ah benar semalam kan kamu menendang ku" ucap Husein sambil terkekeh.
"Berhenti mengejek saya bib" ucap Syifa dengan wajah kesalnya.
"Hahaha" Husein semakin tertawa.
"Ih nyebelin" ucap Syifa merajuk.
"Kekeke maaf sayang, aku akan berhenti mengejek mu" ucap Husein di selingi kekehan.
Wajah Syifa masih saja cemberut.
"Oke oke aku berhenti" ucapnya sambil memeluk Syifa yang masih merajuk.
"Anda suka sekali ya melihat saya kesal"
Husein tertawa.
"Bukankah aku sudah bilang, aku suka sekali melihat wajah kesal mu" jawab Husein.
"Menyebalkan" gerutu Syifa.
Sedangkan Husein masih saja tertawa.
Setelah shalat Isya'
"Bib" panggil Syifa.
"Iya?" jawab Husein sambil menoleh ke arah istrinya.
"Saya izin keluar sebentar" ucap Syifa sambil menatap suaminya yang tengah melipat sajadah yang baru saja pria itu pakai.
"Kemana?" tanya Husein.
"Mini market" jawab Syifa.
"Sama siapa?" tanya Husein
"Sama adik perempuan saya." jawab Syifa.
"Kamu sudah janjian sama adik ipar?" tanya Husein.
"Belum, ini mau ke kamarnya" jawab Syifa.
"Biar aku saja yang mengantar mu" ucap Husein sambil melangkah dan menyimpan sajadah yang sudah dia lipat rapi.
"Tapi Bib"
"Ayo, aku juga mau beli sesuatu Habibati" ucap Husein.
"Oh baiklah."
Mereka pun keluar dari kamar.
"Mau keluar?" Tanya ibu Syifa yang melihat anak dan menantunya keluar dari kamar dengan pakaian rapi.
"Iya bu, mau ke mini market" jawab Syifa.
"Oh"
"Ibu mau titip sesuatu?" Tanya Husein.
"Tidak Bib" jawab Ibu Syifa sambil tersenyum ke arah menantunya.
"Baiklah, kami berangkat dulu bu." ucap Husein.
"Iya hati-hati"
"Iya bu. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Di luar rumah.
"Kita ke mini marketnya pakai apa dek?" tanya Husein.
"Itu, sepeda motor. Anda bisa menyetir motor kan?" tanya Syifa sambil menatap suaminya.
"Tentu saja bisa habibati" jawab Husein.
"Mana kuncinya?" tanya Husein sambil menadahkan tangannya di depan sang istri.
"Ini" ucap Syifa sambil memberikan kunci motor.
"Aku ambil motornya dulu, adek tunggu di sini saja" ucap Husein
Syifa pun mengangguk.
Husein melangkah ke arah garasi.
Tak lama kemudian Husein pun berhenti di depan istrinya.
"Ayo dek"
Syifa pun mendekat dan naik ke atas motor.
"Sudah?" tanya Husein sambil menoleh ke belakang.
"Sudah" jawab Syifa.
Husein pun berangkat.
Sesampainya di depan mini market, Syifa turun dari sepeda motor yang di kendarai suaminya.
"Ayo" ajak suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Dewi Payang
Syifa ga mau ngaku😁
2024-04-29
1