Nanti Hilang Sendiri

"Ihhh anda kok buatnya sebanyak ini sih, ini gimana hilanginnya coba? malu tahu." keluh Syifa.

.........

"Nanti bakalan hilang sendiri kok, kamu kan pakai kerudung jadi tidak akan ada yang tahu." ucap Husein dengan santainya.

"Tapi anda kan lihat" keluh Syifa

"Aku kan suami mu Habibati" ucap Husein sambil tersenyum pada istrinya.

"Tau ah gelap" kesal Syifa.

"Sekarang sudah terang habibati" ucap Husein sambil terkekeh.

Kesabaran Syifa yang setipis tisu saat ini tengah di uji.

Sejak semalam dia selalu saja di buat kesal dengan tingkah laku pria yang menurutnya menakutkan itu.

Dulu dia sangat takut menatap wajah suaminya itu, tapi perlahan rasa takutnya pun menguap begitu saja di saat dia tahu ternyata suaminya tidak segalak yang dia pikirkan dan malah terlihat sangat menyebalkan di matanya.

Tok tok

Keduanya menoleh ke arah pintu.

Syifa hendak turun dari ranjang untuk membuka pintu.

"Tunggu Habibati, biar aku saja yang buka." ucap Husein.

Syifa mengangguk pelan, dia lupa kalau kakinya sekarang sedang sakit. Buru-buru Syifa memakai kerudungnya.

Husein melihat terlebih dahulu istrinya selesai memakai kerudung atau tidak.

Lalu setelah dia melihat istrinya sudah memakai kerudungnya, Husein membuka pintu kamar.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam Umi" jawab Husein lalu mengecup punggung tangan Uminya dan memberinya kecupan di kedua pipi sang ibunda tercinta. Kemudian dia menghampiri Abinya.

"Nak dia istri mu?" tanya Uminya sambil menatap Syifa yang duduk di ranjang.

Syifa bingung haruskah turun atau bagaimana.

"Iya Umi" jawab Husein.

"Silahkan masuk Umi" ucap Husein

Mereka melangkah masuk.

Abi dan Umi Husein bisa masuk ke dalam rumah karena adik Syifa yang mempersilahkan masuk mereka. Dan mengantar mereka ke kamar Syifa.

"Assalamualaikum" sapa Umi.

"Waalaikumsalam" Jawab Syifa lalu mengecup punggung tangan Umi Husein.

"Maaf saya tidak bisa turun, kaki saya sakit" Ucap Syifa dengan lembut dan sopan.

Selain kakinya tentu saja bagian lain juga terasa perih akibat ulah Husein semalam.

"Sakit? Kenapa? Apa putra umi menyakiti mu nak?" tanya Umi Husein yang merasa khawatir.

"Eh tidak kok..." Syifa menjeda kalimatnya.

"Panggil saja Umi sama seperti Husein" ucap Umi Husein sambil tersenyum lembut.

"Ba...baik Umi"

"Kenapa kakinya sakit?" Tanya Umi Husein sambil duduk di ranjang dekat dengan menantunya.

"Tadi jatuh dan terkilir" ucap Syifa.

"Biar umi lihat, parah tidak?"

"Tidak kok Umi" Ucap Syifa dengan sungkan.

"Husain kenapa istri mu bisa sampai terluka? belum juga sehari dia jadi istri mu sudah terluka begini?" Omel Umi pada putranya.

"Eh ini bukan salah Habib kok Umi, saya yang..."

"Kok panggil Habib?" Protes Umi Husein.

"Lalu saya panggil apa Umi?" Tanya Syifa dengan polosnya.

"Apa saja, mas atau sayang atau habibi" jawab Umi.

Syifa nampak menggaruk ujung alisnya dengan jari telunjuknya.

"Udah gak papa mi, senyaman Syifa saja" ucap Abi Husein yang sejak tadi diam dan melihat percakapan istrinya dan menantunya.

"Ya sudah senyaman kamu saja nak" ucap Umi Husein sambil tersenyum.

"Terima kasih umi"

"Tidak perlu berterima kasih."

Syifa hanya bisa tersenyum.

"Assalamualaikum" sapa seseorang.

"Waalaikumsalam."

"Maaf Habib, Ipah. Tadi kami dari luar" ucap ibu Syifa.

"Iya tidak apa-apa, maaf kami langsung masuk kesini" ucap Umi Husein.

"Tidak apa-apa Ipah"

"Loh nak kok masih di ranjang? Kenapa gak turun?" tanya ibu Syifa pada putrinya.

"Tidak apa-apa, kakinya sakit Dek Far" ucap umi Husein.

"Sakit? Kenapa?" Tanya Ibu Syifa khawatir.

"Tidak apa-apa bu cuma terkilir." jawab Syifa.

"Ibu panggilin tukang urut ya?"

Syifa mengangguk.

Ibu Syifa keluar untuk menghubungi tukang urut, sedangkan ayah Syifa duduk di ruang tamu bersama Abi Husein.

Di kamar itu hanya tersisa Husein, Syifa dan Umi Husein.

"Sampai bengkak begini" ucap Umi Husein sambil menyentuh kaki menantunya.

"Eh jangan Umi" ucap Syifa saat umi Husein menyentuh kakinya.

"Tidak apa-apa santai saja nak" ucap Umi Husein, lalu beliau mengompres kaki Syifa dengan handuk berisi es yang sudah di ambilkan putranya itu.

Husein nampak tersenyum melihat sikap uminya yang menerima istrinya dengan baik.

Sebenarnya Husein agak takut jikalau Uminya ternyata tak suka dengan pilihannya tapi ternyata dia salah.

Satu jam kemudian, kaki Syifa sudah selesai di urut.

Husein mengambilkan sarapan untuk istrinya, dia pun juga ikut makan di kamar untuk menemani istrinya

"Habibati"

"Hmmm?"

"Masih sakit tidak?" Tanya Husein

"Tidak sudah mendingan" jawab Syifa.

"Lalu bagaimana dengan yang satunya?" tanya Husein.

"Hah?" Tanya Syifa sambil menoleh ke arah Habib tampan yang tiba-tiba menjadi suaminya itu.

"Yang semalam itu, masih sakit tidak?" tanya Husein.

Syifa membuang muka.

"Kenapa tanya itu sih, risih tahu bib" ucap Syifa.

Husein nampak terkekeh.

"Baiklah maaf, tadi aku beli obat di apotek untuk itu. Mau di bantu olesin?" tanya Husein.

"Tidak perlu, terima kasih" tolak Syifa dengan wajah merahnya.

Beberapa menit kemudian

Syifa keluar dengan langkah tertatih-tatih menuju ruang keluarga, dia berniat berkumpul bersama keluarga yang lain dari pada mengurung diri di kamar dan berduaan dengan Husein.

"Kakinya masih sakit? "Tanya sang ibunda tercinta.

Syifa mengangguk.

Sebenarnya kakinya sudah tidak terlalu sakit, tapi yang masih sakit adalah miliknya di bawah sana akibat ulah Husein.

Entah Syifa harus bersyukur atau tidak dengan kejadian dia jatuh dan membuatnya terkilir.

Karena jika saja dia tidak terkilir maka cara berjalannya yang seperti pinguin akan di lihat orang lain dan membuatnya malu.

Tapi karena kakinya terkilir rasa sakit di tubuhnya bertambah dua kali lipat. Sebenarnya bukan hanya di bagian itu saja yang terasa sakit tapi seluruh tubuhnya pun sakit dan pegal-pegal.

Syifa berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan membiarkan Husein menyentuhnya lagi selama beberapa hari ke depan.

Ibu Syifa menatap cara berjalan putrinya yang tertatih-tatih.

Sebenarnya beliau tahu jika putrinya sudah menghabiskan malam yang panjang dengan menantunya.

Dia tahu saat melihat wajah putrinya yang sayu, tidak seperti sebelum menikah.

Ibu Syifa tersenyum dalam hati dan berharap akan segera ada suara tangis dan tawa bayi di rumahnya.

Malam harinya.

Umi dan Abi Husein sudah pulang sejak tadi sore.

Setelah makan malam Syifa kembali ke kamarnya sedangkan sang suami masih membicarakan sesuatu dengan ayahnya di teras depan.

30 menit kemudian.

Husein masuk ke kamar istrinya.

Ceklek

Syifa mendongak ke arah pintu.

"Habibati belum tidur?"

Syifa nampak menggeleng pelan.

"Kenapa?" tanya Husein sambil melangkah ke arah istrinya.

"Tidak apa-apa Bib" jawab Syifa sambil melepaskan tangannya dari pergelangan kakinya yang masih sedikit ngilu.

.........

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

kok lebih nyaman denger Habib panggil syifa dgn sebutan dek dr pada habibati ya..

2024-11-16

0

Dewi Payang

Dewi Payang

Mama pasti lebih tau tentang putrinya

2024-04-28

1

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Shock!!
3 Perdebatan
4 Protes
5 Mandi
6 Hak Suami
7 Seperti Kuda
8 Berendam
9 Imbalannya Apa?
10 Cerita Hidup Nenek Syifa
11 POV Husein
12 POV Syifa
13 Semakin Dekat Hanya Dengan Semalam
14 Nanti Hilang Sendiri
15 Makanan Favorit
16 Berdebar
17 Jangan Menghindar
18 Mini Market
19 Cincin
20 Mahar dari Husein
21 Sakit
22 He is My Husband
23 Kecupan
24 Cucu
25 Mati Lampu
26 Kebun Teh
27 Bombay
28 PENGUMUMAN!
29 Membuat Kue
30 Modus
31 Suami Ku
32 Kesiangan
33 Menemui Keluarga Husein
34 Cinta Tak Pandang Usia
35 Bisa Jelaskan Sekarang?
36 Pusing
37 Gurame Bakar
38 Panggilan Baru
39 Baju Tidur
40 Awas Ya Kamu Dek
41 Bahaya
42 Husein Sakit.
43 Sup
44 Siapa Humaira, Mas?
45 Matre
46 Berkeliling
47 Pembeli Angkuh
48 Diskon
49 Lapar
50 Cemburu
51 Gak Betah
52 Pulang
53 She is My Wife
54 Kekanak-Kanakan
55 Misteri
56 Pacar Aku
57 Siapa Dia, Dek?
58 Resepsi
59 Mas Lihat Apaan?!
60 Kado
61 Ledek Aja Terus!
62 Mas Mau Pergi?
63 Kata Dilan, Rindu itu Berat
64 Husein Pulang
65 Teman-Teman Syifa
66 Uhibbu
67 Dompet Husein
68 Kemarahan Husein
69 Menyesal
70 Berbaikan
71 Cadar
72 Flashback
73 Maaf Dek
74 Terungkap
75 Pelarian?
76 Lupakan Dia, Nak
77 Jangan Cari Aku, Mas
78 Kamu Dimana, Dek?
79 Belum di Temukan
80 Cerai
81 Kau Sudah Gila, Mas!
82 Curhat
83 Lalu Bagaimana Dengan Luka di Hati Saya?
84 Selain Kedua Itu, Dek
85 100 % Copy-an
86 Aku Ikhlas Dengan Statusnya Dulu
87 Terima atau Cerai, Pilihlah Mas
88 Melihat Rumah Baru
89 Menjemput Amir
90 Foto
91 Amir Mana, Mas?
92 Gak Ada Habisnya
93 Cemburu?
94 Syukuran Rumah Baru
95 Bunda
96 Belanja
97 Kak, istri Mu...
98 Flashback Rencana Kabur
99 Pulang
100 Husein Merajuk
101 Bunda kenapa?
102 Kucing
103 Bayi Besar
104 Gagal
105 Salah Paham
106 Usil
107 Pesek
108 Aku Bakalan Nangis Ya
109 ART Baru
110 Cemburu?
111 Kamu Pasti Berulah Lagi
112 Malas Pulang
113 Pacaran Halal
114 Pengganggu
115 Bianglala
116 Aku Pastikan Akan Merebutnya
117 Refreshing
118 Kemalangan Syifa
119 Tidak Mau Sekamar
120 Terpesona
121 Kejutan
122 Telat Makan
123 Kepanikan Husein
124 Kecelakaan
125 Pingsan
126 Cek Kandungan
127 Kembar
128 Amir Pulang
129 Ayam Terbang
130 Ngambek
131 Perempuan Misterius
132 Mantan Pacar
133 Sudah Jatuh Cinta?
134 Bau Mas
135 Mantan Mas
136 Sayanggggg Mas Pengen Peluk
137 Sayang Ku
138 Bernafas Saja Sudah Salah
139 Perkara Roti
140 Tinggal Menghitung Hari
141 Baby Twins Launching
142 Aku Mencintaimu Mas
143 Copy Paste Mas Husein
144 Jenguk Dedek Bayi
145 Kau membuat Mas Takut Sayang
146 40 Hari
147 Jangan Usil
148 Gak Bisa di Pamerin
149 Salah Paham
150 Dia Suami Yang Baik
151 Foto Keluarga
152 Pengumuman!
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Awal
2
Shock!!
3
Perdebatan
4
Protes
5
Mandi
6
Hak Suami
7
Seperti Kuda
8
Berendam
9
Imbalannya Apa?
10
Cerita Hidup Nenek Syifa
11
POV Husein
12
POV Syifa
13
Semakin Dekat Hanya Dengan Semalam
14
Nanti Hilang Sendiri
15
Makanan Favorit
16
Berdebar
17
Jangan Menghindar
18
Mini Market
19
Cincin
20
Mahar dari Husein
21
Sakit
22
He is My Husband
23
Kecupan
24
Cucu
25
Mati Lampu
26
Kebun Teh
27
Bombay
28
PENGUMUMAN!
29
Membuat Kue
30
Modus
31
Suami Ku
32
Kesiangan
33
Menemui Keluarga Husein
34
Cinta Tak Pandang Usia
35
Bisa Jelaskan Sekarang?
36
Pusing
37
Gurame Bakar
38
Panggilan Baru
39
Baju Tidur
40
Awas Ya Kamu Dek
41
Bahaya
42
Husein Sakit.
43
Sup
44
Siapa Humaira, Mas?
45
Matre
46
Berkeliling
47
Pembeli Angkuh
48
Diskon
49
Lapar
50
Cemburu
51
Gak Betah
52
Pulang
53
She is My Wife
54
Kekanak-Kanakan
55
Misteri
56
Pacar Aku
57
Siapa Dia, Dek?
58
Resepsi
59
Mas Lihat Apaan?!
60
Kado
61
Ledek Aja Terus!
62
Mas Mau Pergi?
63
Kata Dilan, Rindu itu Berat
64
Husein Pulang
65
Teman-Teman Syifa
66
Uhibbu
67
Dompet Husein
68
Kemarahan Husein
69
Menyesal
70
Berbaikan
71
Cadar
72
Flashback
73
Maaf Dek
74
Terungkap
75
Pelarian?
76
Lupakan Dia, Nak
77
Jangan Cari Aku, Mas
78
Kamu Dimana, Dek?
79
Belum di Temukan
80
Cerai
81
Kau Sudah Gila, Mas!
82
Curhat
83
Lalu Bagaimana Dengan Luka di Hati Saya?
84
Selain Kedua Itu, Dek
85
100 % Copy-an
86
Aku Ikhlas Dengan Statusnya Dulu
87
Terima atau Cerai, Pilihlah Mas
88
Melihat Rumah Baru
89
Menjemput Amir
90
Foto
91
Amir Mana, Mas?
92
Gak Ada Habisnya
93
Cemburu?
94
Syukuran Rumah Baru
95
Bunda
96
Belanja
97
Kak, istri Mu...
98
Flashback Rencana Kabur
99
Pulang
100
Husein Merajuk
101
Bunda kenapa?
102
Kucing
103
Bayi Besar
104
Gagal
105
Salah Paham
106
Usil
107
Pesek
108
Aku Bakalan Nangis Ya
109
ART Baru
110
Cemburu?
111
Kamu Pasti Berulah Lagi
112
Malas Pulang
113
Pacaran Halal
114
Pengganggu
115
Bianglala
116
Aku Pastikan Akan Merebutnya
117
Refreshing
118
Kemalangan Syifa
119
Tidak Mau Sekamar
120
Terpesona
121
Kejutan
122
Telat Makan
123
Kepanikan Husein
124
Kecelakaan
125
Pingsan
126
Cek Kandungan
127
Kembar
128
Amir Pulang
129
Ayam Terbang
130
Ngambek
131
Perempuan Misterius
132
Mantan Pacar
133
Sudah Jatuh Cinta?
134
Bau Mas
135
Mantan Mas
136
Sayanggggg Mas Pengen Peluk
137
Sayang Ku
138
Bernafas Saja Sudah Salah
139
Perkara Roti
140
Tinggal Menghitung Hari
141
Baby Twins Launching
142
Aku Mencintaimu Mas
143
Copy Paste Mas Husein
144
Jenguk Dedek Bayi
145
Kau membuat Mas Takut Sayang
146
40 Hari
147
Jangan Usil
148
Gak Bisa di Pamerin
149
Salah Paham
150
Dia Suami Yang Baik
151
Foto Keluarga
152
Pengumuman!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!