Tiba-Tiba Married
WARNING!!! MOHON DI BACA YA TEMAN-TEMAN.
Cerita ini hanya Fiktif / Karangan ya guys😊
Jadi mohon untuk tidak di anggap serius apalagi menyamakannya dengan di kehidupan nyata🙏🙏🙏
Dan jika ada bagian di cerita yang tidak sesuai, mohon maaf atas ketidaktahuan saya.
Bumbu-bumbu di dalam cerita ini hanya untuk sekedar pemanis di dalam cerita ini.
Bukan bermaksud untuk menghina atau menyinggung kalangan tertentu.
Mohon maaf sebesar-besarnya jika cerita yang saya tulis menyinggung seseorang ataupun kalangan tertentu 🙏🙏🙏
Sekali lagi saya ingatkan ini hanya karangan, mohon untuk tidak menyamakan sifat dan kepribadian tokoh di cerita ini dengan di kehidupan nyata.
Karena sifat dan kepribadian di cerita ini hanyalah Fiktif / karangan.
Terima kasih: 'Galbia'
Happy Reading😊
Di suatu ketika.
"Syifa" panggil seorang perempuan berusia sekitar 48 tahun.
"Aku di sini bu" ucap seorang gadis cantik nan anggun.
Perempuan yang di panggil ibu itu melangkah menuju rumah depan tempat putrinya berada.
"Ternyata kamu di sini" ucapnya.
"Iya ada apa bu?" tanyanya.
"Kamu masih lama?" tanya sang ibu sambil menatap putrinya.
"Kayaknya iya bu, itu bunga melatinya masih banyak yang belum di pasang" ucapnya sambil menunjuk untaian bunga yang masih belum di pasang.
"Suruh orang lain saja gak bisa ta?" tanya sang ibu.
"Kalau orang lain yang pasang gak bakalan pas bu, aku akan segera menyelesaikannya. Ibu ada perlu apa?" tanyanya di akhir kalimat.
Syifa termasuk gadis yang perfeksionis, jadi semuanya harus terlihat sempurna di matanya.
"Itu kue-kuenya belum di potong, gak ada yang bisa motong takut gak sesuai sama selera mu.
"Oh iya bentar lagi, aku selesain ini dulu ya bu" ucapnya.
"Iya, tapi cepetan ya" ucap sang ibu.
"Iya" jawab Syifa.
Gadis itu kembali naik ke sebuah tangga dan memasang rangkaian bunga melati di langit-langit rumah.
Saat ini adalah waktu tersibuk di rumahnya.
Hari ini adalah haul kakek-kakek buyutnya sekaligus acara Maulid Nabi Muhammad yang di adakan di kediaman orang tuanya.
Gadis bernama Syifa itu lah yang menghandle hampir semua persiapan acara. Dari mulai hidangan dan dekorasi.
Yah walaupun banyak orang yang membatu di bagian dapur, tapi dialah yang mengatur hidangan menggunakan resep miliknya sendiri.
"Oke tinggal tiangnya saja" ucapnya sambil turun dari tangga yang dia naiki.
Syifa mengambil sebuah rangkaian bunga melati yang cukup panjang untuk di lilitkan di tiang.
Dia menggeser tangga itu ke dekat tiang, dia menaiki tangga lipat itu setelah memastikan tangga itu sudah aman untuk dia naiki.
Di saat Syifa sibuk memasang bunga melati, sebuah mobil hitam masuk ke halaman rumahnya.
Tak lama setelah memarkirkan mobilnya para penumpang di dalam mobil itu pun turun.
Tiga orang pria berbeda umur turun dari dalam sana dan melangkah ke arah Syifa berada saat ini.
Perlahan mereka bertiga semakin mendekat.
Dan Syifa masih belum menyadari kedatangan mereka karena saking fokusnya dan kebetulan dia juga baru saja memasang earphonenya untuk mendengarkan sebuah lagu.
"Assalamualaikum"
Syifa seketika menoleh saat samar-samar dia mendengar salam dari salah satu pria itu, Syifa terkejut saat melihat tiga orang pria berwajah Arab.
Di karena gerakannya yang tiba-tiba Syifa kehilangan keseimbangan sebelum dia sempat menjawab salam dari mereka.
"Waa.... Argghhh!!" teriak Syifa saat kakinya terpeleset dari anak tangga yang dia pijaki.
Syifa sudah berpikir dirinya pasti akan mengalami patah tulang detik ini juga di karenakan jatuh dari tempat yang lumayan tinggi.
Tapi belum sempat bokongnya itu mendarat di lantai seseorang dengan gesit menyelamatkan dirinya.
Syifa membuka sebelah kelopak matanya untuk mengecek siapa yang menyelamatkannya.
Karena dia tidak merasakan sakit sedikit pun di tubuhnya terutama bokongnya.
Malahan tubuhnya terasa melayang di udara dan terasa juga sebuah sentuhan hangat dari tangan seseorang di punggung dan bawah pahanya.
Syifa sedikit terkejut saat melihat seseorang yang menyelamatkannya barusan.
"Kamu tidak apa-apa nak?" Tanya pria paling tua berwajah Arab yang langsung menghampirinya.
Syifa pun mengalihkan tatapannya pada pria yang menanyakan keadaannya itu.
Tubuh Syifa pun di turunkan kembali.
"Saya tidak apa-apa" jawabnya dengan jantung berdebar kencang.
Ingin sekali rasanya Syifa berteriak kencang saat ini karena rasa debaran di jantungnya.
"Syukurlah, maaf kami membuat mu terkejut" ucapnya.
"Tidak apa-apa Bib, saya yang tidak hati-hati" ucap Syifa dengan pandangan mengarah ke bawah, dia tidak berani menatap wajah ketiga pria di hadapannya itu.
Syifa memutar sedikit tubuhnya ke arah kanan lalu berkata.
"Terima kasih" ucap Syifa sambil sedikit menundukkan sedikit kepalanya pada pria yang menyelamatkannya barusan.
Sepertinya pria itu adalah putra dari pria yang Syifa Habib.
"Saya panggilkan keluarga saya dulu Bib, silahkan duduk" ucap Syifa mempersilahkan mereka untuk duduk.
"Baik" jawab pria itu.
"Permisi" pamit Syifa.
Syifa segera melangkah pergi dari sana, dan saat mulai menjauh dari tempat ketiga pria itu Syifa pun berlari dengan jantung yang masih berdebar-debar.
Ketiganya pun melangkah ke tempat yang sudah Syifa bereskan tadi dan mereka pun duduk di atas karpet.
"Husein duduklah" ucap pria yang berumur sekitar 50 tahunan.
Saat melihat putranya justru berhenti melangkah di dekat tiang.
"Sebentar Abi, Husein selesaikan ini dulu" ucap pria bernama Husein. Dialah yang menyelamatkan Syifa barusan.
Sang Abi pun mengangguk.
Husein melanjutkan pekerjaan Syifa yang di tinggalkan, dia menoleh ke tiang sebelah untuk menyamakannya.
Setelah selesai Husein pun duduk di samping Abinya.
Tak lama kemudian seorang pria yang lebih tua dari ibu Syifa pun muncul di sana dia adalah paman Syifa, kakak dari ibu Syifa.
"Assalamualaikum Habib" sapanya.
"Waalaikumsalam" jawab mereka bertiga.
"Sudah lama Habib?" tanya paman Syifa
"Baru saja sampai, Fa" jawab Abi Husein.
Mereka pun berbincang-bincang, tak lama kemudian Syifa datang membawa nampan berisi teh dan camilan.
"Paman" panggil Syifa.
"Oh iya, taruh di sini nak" ucap paman Syifa.
Syifa melangkah mendekat dan menyajikan teh dan camilan di bantu paman Syifa.
"Perkenalkan ini keponakan saya, namanya Syifa" ucap paman Syifa.
Syifa hanya menampilkan senyumannya sekilas.
"Anaknya siapa?" Tanya habib Ahmad, Abi Husein.
"Anaknya adik perempuan saya, Bib" jawab paman Syifa.
Pria setengah baya itu mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Di antara kami bersaudara hanya adik perempuan kami yang punya keturunan" ucap paman Syifa.
"Benarkah?" tanya Habib Ahmad.
"Iya Bib, saya belum punya anak, jadi Syifa dan kedua adiknya sudah seperti anak saya sendiri" ucapnya sambil tersenyum.
Mereka bertiga nampak mengangguk-anggukan kepala mereka.
"Lalu satu lagi saudara kalian?" tanya Habib Ahmad.
"Adik laki-laki saya juga tidak memiliki keturunan"
"Sudah menikah?"
"Sudah tapi bercerai karena tidak saling cocok dan juga ada sedikit masalah dengan kesehatan adik saya"
Habib Ahmad nampak kembali mengangguk.
"Silahkan di cicipi Bib" ucap paman Syifa.
Mereka mengangguk.
"Oh iya bagaimana persiapannya?" tanya Habib Ahmad.
"Sudah 99%, tinggal nunggu acaranya di mulai dan tamunya datang" jawab paman Syifa.
"Yang handle persiapannya siapa? Apa sama seperti tahun kemarin?" tanya Habib Ahmad.
"Yang handle semua persiapan keponakan saya Bib, Syifa" ucap paman Syifa membanggakan keponakannya.
"Benarkah?" tanya Habib Ahmad terkejut.
"Benar, Bib semuanya Syifa yang atur"
"Sudah paman" ucap Syifa saat sang paman terus menyanjungnya di hadapan para pria berwajah Arab itu.
"Ini yang buat juga Syifa?" Tanya Habib Ahmad sambil menatap syifa.
"Enggeh" jawab Syifa sungkan.
"Kreatif ya, kuenya cantik" ucap Habib Ahmad sambil mengambil salah satu kue yang di sajikan Syifa.
Syifa tersenyum mendapat pujian dari Habib Ahmad.
"Saya permisi dulu, masih ada yang belum di kerjakan" pamit Syifa.
"Silahkan" jawab Habib Ahmad.
Syifa melangkah menjauh dari sana, tapi sebelum benar-benar pergi dia melirik ke arah tiang yang tadi belum dia selesai dekor karena hampir saja terjadi sebuah musibah padanya.
Syifa bertanya-tanya kiranya siapa yang melanjutkan pekerjaannya dan membereskan tangga lipat yang dia pakai tadi.
"Apa paman yang menyelesaikannya?" tanya Syifa dalam hati.
Setelah itu dia pergi dari sana menuju rumah belakang.
Beberapa jam kemudian.
Syifa nampak sangat sibuk, setelah shalat magrib dia mengepack semua bingkisan untuk para tamu undangan bersama yang lain.
40 menit kemudian dia sudah selesai dengan pekerjaannya.
"Syifa" panggil ibunya.
"Iya bu?" jawab Syifa.
"Sudah selesai?" tanya ibunya.
"Iya" jawab Syifa.
"Ayo kita ke masjid" ajak ibunya karena acara sudah akan di mulai.
"Aku tunggu di sini saja deh bu" ucap Syifa yang sudah lelah seharian dan hanya ingin duduk di rumahnya sampai acara selesai.
"Udah ayo ikut" ucap ibunya sambil meraih tangan putrinya.
"Tapi bu, siapa yang handle di sini nanti?" tanya Syifa beralasan.
"Banyak orang di sini, tanpa kamu pun semuanya akan berjalan lancar" jawab sang ibu.
"Dih masa?" Tanya Syifa pura-pura tak percaya.
"Udah ayo" ajak ibunya sambil menarik tangannya pelan.
Sesampainya di masjid Syifa dan ibunya duduk di tempat yang sudah di sediakan untuk perempuan.
Syifa yang sebenarnya sangat malas dan lelah pergi ke masjid tempat acara berlangsung pun mau tak mau harus duduk dengan manis sebagai tuan rumah acara.
Beberapa menit berlalu, namun acara tak kunjung di mulai. Namun Syifa tak memperdulikan itu karena saat ini dia sedang menahan rasa lelahnya.
Tapi di saat dia tengah asik melamun, tiba-tiba dia mendengar kata "Sah" dari dalam tempat shalat para pria.
"SAH" ucap orang-orang di dalam Masjid dengan serentak.
Gadis cantik dengan balutan Abaya Outher berwarna hitam itu nampak terkejut mendengar ada seseorang yang baru saja selesai melakukan Ijab Kabul.
"Siapa yang menikah?" Tanya Syifa dalam hati.
Syifa bingung siapa yang sedang menikah padahal sekarang acara seharusnya sudah di mulai.
Dan dalam hitungan detik seorang pria berparas rupawan khas negara Arab pun berdiri di depannya sambil tersenyum ke arahnya.
Dia bersama beberapa orang lainnya sudah ada di hadapan Syifa.
Gadis itu masih tercengang di tempatnya sambil mendongak menatap pria di depannya.
"Apa-apaan ini?!!!" Jeritnya dalam hati.
.........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Sandisalbiah
Assalamualaikum thor.. ijin baca
2024-11-16
1
Anita Jenius
Salam kenal kak
2024-04-16
2
Dewi Payang
Like, subscribe, dan 5 iklan buat kak author🙏
2024-03-27
1