"Argghh!!" Jerit Syifa memeluk erat tubuh pria yang dia panggil Habib sambil mendongak ke atas.
"Bib sakit hiks hiks" keluhnya di iringi tangisannya.
"Maaf sayang" ucapnya sambil mengecup pipi kanan dan kiri istrinya.
Husain nampak menahan sakit di punggungnya akibat tancapan kuku-kuku istrinya yang tak terlalu panjang karena sudah di potong.
Dia tahu istrinya itu tengah menahan sakit yang lebih dari sakit di punggungnya, karena miliknya yang lebih besar dan panjang dari milik orang lain pada umumnya.
Di usapnya dengan lembut air mata di kedua pipi istrinya.
"Bib jangan bergerak sakit sekali" rengeknya sambil menahan sakit, dengan air mata yang masih mengalir dari kelopak matanya yang masih terpejam.
"Emmm aku tidak akan bergerak, maaf istri ku" ucap Husein penuh kelembutan.
Perlahan Syifa membuka kelopak matanya dan menatap wajah rupawan di atasnya dengan mata sayunya.
Husein tersenyum lembut kemudian mengecup kening Syifa, Syifa memejamkan matanya saat Husein mengecup keningnya.
Tak mau menganggur Husein memberi kecupan-kecupan lembut di bagian yang bisa dia jangkau.
Beberapa menit kemudian Husein menjauhkan wajahnya dari leher sang istri setelah memberi banyak tanda di sana.
Wajah Syifa pun nampak sudah lebih rileks tak setegang tadi.
"Bolehkah bergerak sekarang?" tanya Husein dengan lembut.
Perlahan Syifa mengangguk.
"Pelan-pelan" ucapnya sambil mengeratkan cengkramannya di kedua lengan Husein yang ada di sisi samping tubuhnya karena merasa gugup sekaligus takut.
Dia merasakan sesuatu yang mengganjal di bawah sana, sesuatu yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
"Tentu istri ku" jawab Husain kemudian mengecup bibir istrinya.
Perlahan Husein menarik dan mendorong pelan miliknya di dalam sana, di awal Syifa nampak meringis menahan perih namun lama-kelamaan rasa sakit itu berubah menjadi rasa yang lain.
Ini pertama kalinya Syifa merasakan hal seperti itu, dengan sekuat tenaga Syifa menahan suaranya agar tidak keluar dari bibirnya.
Husein tersenyum melihat istrinya mulai menikmati apa yang sedang mereka berdua lakukan.
"Dek" panggil Husein, tatapan matanya tak pernah lepas dari wajah sang istri.
"I...iya...? hmmptt..." jawab Syifa dengan susah payah.
"Adek suka?" tanya Husein lembut sambil menatap istrinya yang memejamkan mata.
Tubuhnya masih terus bergerak.
Bukannya menjawab, Syifa malah memeluk Husein dan menyembunyikan wajahnya di pelukan Husein.
Wajahnya terasa sangat panas saat Husein bertanya seperti itu. Sedangkan Husein terkekeh pelan melihat reaksi istrinya.
"Aku akan anggap Adek menyukainya" bisiknya di telinga sang istri.
Syifa memeluk pria yang tengah bergerak di atasnya semakin erat saat merasakan gerakan Husein semakin cepat.
Husein mengangkat kepalanya dan menatap wajah sang istri.
Husein yang melihat istrinya seperti menahan sesuatu sejak tadi pun mendekatkan wajahnya ke telinga sang istri.
"Lepaskan saja sayang tidak perlu di tahan" bisik Husein.
"Ahh..."
Lolos sudah suara yang Syifa tahan sekuat tenaga sejak tadi. Husein semakin bersemangat mendengar lenguhan kecil di bibir istrinya.
"Bibbb"
Pukul 02.00 pagi.
Syifa bangun dari tidurnya dengan tubuh yang remuk bagaikan habis di pukuli puluhan orang.
Dia tiba-tiba terbangun karena merasakan tubuhnya yang terasa sangat pegal dan tak nyaman.
"Aww" ringisnya sambil menyentuh pinggangnya yang terasa sakit.
"Dasar pria sok ganteng, tubuh ku sakit semua" jerit Syifa dalam hati sambil menatap wajah rupawan suaminya yang masih terlelap.
"Ih nyebelin" ucap Syifa dengan sangat pelan sambil mengangkat tangan kanannya hendak memukul Husein, tapi dia tidak melakukannya.
Syifa memijat pelan pinggangnya yang terasa pegal.
"Hah staminanya benar-benar seperti kuda" gerutu Syifa.
"Siapa yang seperti kuda sayang?" tanya Husein sambil meraih pinggang istrinya untuk dia peluk.
"Bib lepas, jangan sentuh-sentuh" ucap Syifa sambil menyingkirkan lengan suaminya yang melingkar di pinggangnya.
"Sayang" panggil Husein dengan manja.
"Ya Allah, kenapa dia jadi manja begini sih" ucap Syifa dalam hati.
"Apa?" Jawab Syifa.
"Mau lagi ya" bujuk Husein.
"Mau apa?" tanya Syifa tak paham.
Husain bangun dan mencium istrinya kembali, Syifa yang awalnya memberontak pun lama-kelamaan terbuai oleh rayuan Husein dan mereka pun melakukannya 2 ronde lagi
Pukul 03.00 pagi.
"Dek" panggil Husein.
"Hmm?" Jawab Syifa dengan malas.
Saat ini mereka masih terjaga, Husein memeluk posesif pinggang istrinya di bawah selimut.
"Kamu masih mau minta cerai dari ku?" tanya Husein memastikan sesuatu.
Syifa langsung menoleh ke sampingnya tepat ke arah Husein.
"Anda mau menceraikan saya?" Tanya Syifa dengan ketus.
Husein menggeleng.
"Dari awal aku tidak berniat melakukan itu" ucap Husein.
"Ya sudah tidak perlu tanya, sudah di unboxing juga masa saya minta cerai. Kan saya yang rugi kalau begitu" jawab Syifa dengan suara kesalnya.
Husein terkekeh pelan.
"Kamu ridho dengan pernikahan ini?" tanya Husein.
"Entahlah" ucap Syifa.
"Jadi Adek gak ridho ya?" ucap Husein agak kecewa.
"Saya bukannya gak ridho, Bib. Saya cuma kaget tiba-tiba nikah" ucap Syifa.
"Begitu" ucap Husein.
"Iya" jawab Syifa sambil mengubah posisinya membelakangi Husein.
Husein menatap punggung polos istrinya yang ada di hadapannya.
Awalnya Syifa memang tak ikhlas dengan pernikahan ini karena terkesan sangat tiba-tiba dan memaksa.
Tapi setelah memikirkan apa yang di katakan keluarganya, perlahan dia mulai menerima pernikahannya.
Walaupun masih belum sepenuhnya.
"Maaf" ucap Husein sambil memeluk istrinya dari belakang.
"Untuk apa?" tanya Syifa tak paham.
"Aku sengaja menggauli mu secepat ini agar kamu tidak minta cerai" ucap Husein mengakui perbuatannya.
"Dasar jahat" ketus Syifa sambil menatap tajam suaminya.
Husein hanya bisa tersenyum, dia memang jahat karena melakukan itu.
"Maaf" ucapnya sambil memberi kecupan lembut di tengkuk belakang istrinya dan turun ke punggung.
"Hentikan Bib!" ketus Syifa.
"Kenapa sayang?" tanya Husein sok polos.
"Setelah ini anda tidak boleh menyentuh saya" ucap Syifa sambil bangun dari ranjangnya dengan selimut yang dia tahan untuk menutupi tubuhnya.
"Kenapa begitu?" protes Husein terkejut.
"Anda sudah menggempur saya semalaman, tidak lagi. Beberapa hari ke depan anda puasa" ucap Syifa sambil menatap Husein.
"Dek mana bisa begitu" protes Husein dengan nada merengek.
"Bisa" jawab Syifa acuh.
Syifa pun bergerak turun dari ranjang, tapi baru saja kakinya menyentuh lantai dia langsung merasakan nyeri di pangkal pahanya.
"Hisss sakit sekali" cicit Syifa, kemudian mendelikkan mata ke arah Husein.
Husein yang mendapat delikan mata dari sang istri hanya bisa tersenyum padanya.
"Maaf dek" ucapnya sambil tersenyum.
Syifa diam beberapa saat di pinggir ranjang dan Husein hanya melihat apa yang akan di lakukan istrinya setelah ini.
Beberapa menit berlalu, Syifa mencoba berdiri kembali, tapi dia terjatuh karena kakinya lemas tak bisa menahan bobot tubuhnya dan rasa nyeri di pangkal pahanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
🔵꧁ঔৣ⃝𝐊ꪶꪖ𝘳ꪖ❦꧂
bisa tahan gak tuh.../Shy/
2024-03-06
1
🔵꧁ঔৣ⃝𝐊ꪶꪖ𝘳ꪖ❦꧂
udah belah duren masa cerai, rugi dong...~ 😂🤣
2024-03-06
1
🔵꧁ঔৣ⃝𝐊ꪶꪖ𝘳ꪖ❦꧂
takut di cerai, duren pun langsung di belah /Facepalm/
2024-03-06
1