Makanan Favorit

Dia tidak bisa tidur karena kakinya kembali terasa nyeri dan juga pegal-pegal di tubuhnya.

"Apa kaki mu masih sakit?" Tanyanya dengan lembut.

Syifa menggelengkan kepalanya.

Husein tahu Syifa tidak mengatakan yang sebenarnya, sepertinya istrinya itu masih sungkan berinteraksi dengan dirinya.

"Mau di pijat?" Tanya Husein hendak meraih kaki Syifa yang selonjoran di ranjangnya.

"Eh tidak perlu bib" ucap Syifa sambil menjauhkan kakinya dari Husein

"Tidak apa-apa, jangan sungkan. Aku suami mu sayang." ucap Husein dengan lembut.

Wajah Syifa memanas saat di panggil sayang oleh Habib tampan di depannya itu.

Dia bahkan sampai menoleh ke arah lain untuk menyembunyikan semburat merah di pipinya.

Padahal ini bukan pertama kalinya Husein memanggilnya sayang, tapi entah kenapa wajahnya masih saja terasa panas jika mendengar panggilan itu.

Husein nampak terkekeh gemas, istrinya itu benar-benar sangat menggemaskan di matanya.

Syifa menoleh ke arah Husein yang tiba-tiba meraih kakinya dan meletakkan kakinya di atas paha pria itu kemudian memijatnya.

Husein memijat pergelangan kaki istrinya dengan pijatan lembut.

"Habib" ucap Syifa yang merasa sungkan.

"Hmmm?" Tanya Husein sambil menatap wajah istrinya.

"Sudah Bib" ucap Syifa sambil meraih tangan Husein agar berhenti memijat kakinya.

Husein tak mendengarkan perkataan istrinya, dia masih terus memijat kaki Syifa tanpa mempedulikan Syifa yang memintanya berhenti.

"Habibati" panggil Husein.

"Hmmm?" Tanya Syifa sambil mendongak menatap Husein.

"Bolehkah aku bertanya sesuatu?" tanya Husein.

"Tanya apa?" tanya Syifa.

"Apa makanan favorit mu?" tanya Husein.

Syifa nampak mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan tiba-tiba yang di lontarkan Husein padanya.

"Aku ingin mengenal mu lebih jauh, kamu juga bisa bertanya sesuatu pada ku" ucap Husein.

"Ah begitu" jawab Syifa sambil mengangguk pelan.

"Jadi apa makanan favorit mu?" tanya Husein.

"Untuk makanan saya tidak terlalu pilih-pilih sih, tapi saya sangat suka kebab, pizza dan sejenisnya." ucap Syifa.

Husein nampak manggut-manggut.

"Kalau aku sukanya seafood" ucap Husein.

"Dulu saya juga suka seafood, tapi tiba-tiba saya alergi seafood." ucap Syifa sambil menunduk menatap tangan Husein yang masih memijat pergelangan kakinya.

"Alergi?" tanya Husein.

"Iya"

"Seberapa parah? apa sampai di bawa ke rumah sakit?" tanya Husein.

"Tidak, tidak sampai di bawa ke rumah sakit. Awalnya cuma gatal-gatal saja tapi lambat laun jadi sesak nafas, tapi tidak terlalu parah."

"Lalu obatnya apa? Takutnya nanti kamu salah makan seafood jadi aku bisa langsung menanganinya."

Syifa nampak tersenyum.

"Air kelapa muda"

"Air kelapa?" tanya Husein.

"Iya, kata orang air kelapa bisa menetralkan racun di tubuh. Dan itu memang terbukti. Seafood adalah racun untuk tubuh saya." ucap Syifa.

Husein kembali manggut-manggut.

1 jam berlalu, tak terasa mereka sudah melakukan tanya jawab selama itu. Husein lebih banyak bertanya dan Syifa hanya menjawabnya.

Syifa menutup mulutnya saat menguap, dia sudah mulai mengantuk.

Husein menghentikan pertanyaannya saat melihat sang istri mulai mengantuk.

"Baiklah sampai di sini dulu pertanyaannya, aku akan bertanya lain kali" ucap Husein dengan lembut.

"Lain kali?" Tanya Syifa.

Dia merasa sangat heran apa lagi yang akan di tanyakan Husein karena sejak tadi sudah banyak yang pria itu tanyakan.

Husein tersenyum lembut sambil mengusap lembut kepala istrinya yang berbalut kerudung.

Tiba-tiba Husein memeluk Syifa, membuat Syifa terkejut.

"Masih banyak yang ingin aku ketahui tentang mu Habibati, tapi karena sekarang sudah malam sebaiknya kita tidur saja." ucap Husein.

Syifa nampak mengangguk pelan.

Husein melepaskan pelukannya, Syifa bergeser ke sisi kiri ranjang. Tak lama Husein naik ke ranjang lalu merebahkan tubuhnya di sisi kanan istrinya.

Sebenarnya Syifa masih belum terbiasa tidur sekamar dengan laki-laki tapi apa boleh buat sekarang dia sudah menikah bahkan sudah melakukan hal yang lebih dari tidur bersama.

Mengingat percintaan panas mereka kemarin membuat wajah Syifa mendadak panas.

Dia berbalik dan tidur memunggungi suaminya, Husein menoleh ke arah istrinya yang tidur memunggunginya.

"Habibati"

"Hmmm?"

"Kok aku di punggungi sih?" Keluh Husein.

"Sudah malam bib, sebaiknya kita tidur. Selamat malam" ucap Syifa.

Husein bergeser mendekat ke arah istrinya, kemudian memeluk Syifa dari belakang.

"Habib" keluh Syifa.

"Tidurlah sayang sudah malam" ucap Husein .

"Hah..." Syifa menghela nafas.

Helaan nafas Syifa membuat Husein yang tadinya menutup kelopak matanya kembali membuka kelopak matanya.

"Kenapa sayang?" tanya Husein.

Syifa menggelengkan kepalanya.

"Baiklah, tidurlah" ucap Husein.

Keesokan harinya di siang hari.

Syifa keluar dari kamar mandi, dia baru saja selesai mandi.

Syifa mengeringkan rambutnya yang basah. Dia harus keramas karena tadi rambutnya terkena kotoran burung yang jatuh di atas kepalanya.

Syifa benar-benar dongkol saat itu, dia pun langsung ke kamar mandi.

Husein yang melihat istrinya keluar dari kamar mandi langsung menghampiri sang istri yang saat ini duduk di sofa.

Syifa tersentak kaget saat Husein tiba-tiba mengambil alih handuk di tangannya.

"Bib"

"Biar aku yang keringkan" ucap Husein sambil tersenyum.

"Saya bisa sendiri" ucap Syifa hendak meraih kembali handuknya.

"Tidak ada penolakan habibati" ucap Husein.

Husein pun duduk di samping istrinya dan mulai mengeringkan rambut istrinya.

Syifa menatap Husein yang nampak serius mengeringkan rambutnya.

"Kenapa kamu menatap ku begitu Habibati?" tanya Husein yang sadar akan tatapan istrinya.

"Tidak ada" ucap Syifa sambil mengalihkan tatapannya.

Husein terkekeh.

Husein mengusap lembut tetesan air di wajah istrinya.

Syifa yang mendapatkan perlakuan lembut pun terharu, Husein sangat lembut padanya. Dia tidak menyangka menikah dengan pria sebaik Husein dan setampan Husein.

Husein mengecup pipi kiri istrinya yang sejak tadi menatapnya.

Perlakuan hangat dan lembut Husein pun membuat Syifa benar-benar terharu. Tapi dia tidak menunjukkannya pada suaminya itu.

Karena dia terlalu takut.

Beberapa menit kemudian.

"Sudah selesai sayang" ucap Husein sambil tersenyum pada istrinya.

Syifa menatap suaminya kemudian berkata.

"Terima kasih bib"

Husein tersenyum kemudian mengangguk.

"Adek lapar?" tanya Husein.

Syifa mengangguk, dia memang belum makan siang.

"Biar aku ambilkan" ucap Husein sambil beranjak dari tempatnya.

Syifa langsung meraih tangan suaminya yang hendak mengambilkannya makan siang.

"Saya bisa makan di luar" ucap Syifa.

"Adek yakin? Tadi pagi kan masih sakit" ucap Husein.

Syifa mengangguk.

"Yakin bisa keluar sendiri?" tanya Husein lagi.

"Iya, sudah tidak sesakit tadi kok" ucap Syifa.

"Aku ambilkan saja ya" tawar Husein.

"Saya bisa Bib, jangan terlalu memanjakan saya" ucap Syifa.

"Kenapa? Apa salahnya aku memanjakan istri ku sendiri?"

"Tidak ada salahnya, tapi saya sudah terbiasa mengurus diri saya sendiri. Maaf" ucap Syifa

Husein kembali duduk di samping istrinya.

Terpopuler

Comments

Dewi Payang

Dewi Payang

5 iklan buat Habib dan Syifa

2024-04-28

1

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Shock!!
3 Perdebatan
4 Protes
5 Mandi
6 Hak Suami
7 Seperti Kuda
8 Berendam
9 Imbalannya Apa?
10 Cerita Hidup Nenek Syifa
11 POV Husein
12 POV Syifa
13 Semakin Dekat Hanya Dengan Semalam
14 Nanti Hilang Sendiri
15 Makanan Favorit
16 Berdebar
17 Jangan Menghindar
18 Mini Market
19 Cincin
20 Mahar dari Husein
21 Sakit
22 He is My Husband
23 Kecupan
24 Cucu
25 Mati Lampu
26 Kebun Teh
27 Bombay
28 PENGUMUMAN!
29 Membuat Kue
30 Modus
31 Suami Ku
32 Kesiangan
33 Menemui Keluarga Husein
34 Cinta Tak Pandang Usia
35 Bisa Jelaskan Sekarang?
36 Pusing
37 Gurame Bakar
38 Panggilan Baru
39 Baju Tidur
40 Awas Ya Kamu Dek
41 Bahaya
42 Husein Sakit.
43 Sup
44 Siapa Humaira, Mas?
45 Matre
46 Berkeliling
47 Pembeli Angkuh
48 Diskon
49 Lapar
50 Cemburu
51 Gak Betah
52 Pulang
53 She is My Wife
54 Kekanak-Kanakan
55 Misteri
56 Pacar Aku
57 Siapa Dia, Dek?
58 Resepsi
59 Mas Lihat Apaan?!
60 Kado
61 Ledek Aja Terus!
62 Mas Mau Pergi?
63 Kata Dilan, Rindu itu Berat
64 Husein Pulang
65 Teman-Teman Syifa
66 Uhibbu
67 Dompet Husein
68 Kemarahan Husein
69 Menyesal
70 Berbaikan
71 Cadar
72 Flashback
73 Maaf Dek
74 Terungkap
75 Pelarian?
76 Lupakan Dia, Nak
77 Jangan Cari Aku, Mas
78 Kamu Dimana, Dek?
79 Belum di Temukan
80 Cerai
81 Kau Sudah Gila, Mas!
82 Curhat
83 Lalu Bagaimana Dengan Luka di Hati Saya?
84 Selain Kedua Itu, Dek
85 100 % Copy-an
86 Aku Ikhlas Dengan Statusnya Dulu
87 Terima atau Cerai, Pilihlah Mas
88 Melihat Rumah Baru
89 Menjemput Amir
90 Foto
91 Amir Mana, Mas?
92 Gak Ada Habisnya
93 Cemburu?
94 Syukuran Rumah Baru
95 Bunda
96 Belanja
97 Kak, istri Mu...
98 Flashback Rencana Kabur
99 Pulang
100 Husein Merajuk
101 Bunda kenapa?
102 Kucing
103 Bayi Besar
104 Gagal
105 Salah Paham
106 Usil
107 Pesek
108 Aku Bakalan Nangis Ya
109 ART Baru
110 Cemburu?
111 Kamu Pasti Berulah Lagi
112 Malas Pulang
113 Pacaran Halal
114 Pengganggu
115 Bianglala
116 Aku Pastikan Akan Merebutnya
117 Refreshing
118 Kemalangan Syifa
119 Tidak Mau Sekamar
120 Terpesona
121 Kejutan
122 Telat Makan
123 Kepanikan Husein
124 Kecelakaan
125 Pingsan
126 Cek Kandungan
127 Kembar
128 Amir Pulang
129 Ayam Terbang
130 Ngambek
131 Perempuan Misterius
132 Mantan Pacar
133 Sudah Jatuh Cinta?
134 Bau Mas
135 Mantan Mas
136 Sayanggggg Mas Pengen Peluk
137 Sayang Ku
138 Bernafas Saja Sudah Salah
139 Perkara Roti
140 Tinggal Menghitung Hari
141 Baby Twins Launching
142 Aku Mencintaimu Mas
143 Copy Paste Mas Husein
144 Jenguk Dedek Bayi
145 Kau membuat Mas Takut Sayang
146 40 Hari
147 Jangan Usil
148 Gak Bisa di Pamerin
149 Salah Paham
150 Dia Suami Yang Baik
151 Foto Keluarga
152 Pengumuman!
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Awal
2
Shock!!
3
Perdebatan
4
Protes
5
Mandi
6
Hak Suami
7
Seperti Kuda
8
Berendam
9
Imbalannya Apa?
10
Cerita Hidup Nenek Syifa
11
POV Husein
12
POV Syifa
13
Semakin Dekat Hanya Dengan Semalam
14
Nanti Hilang Sendiri
15
Makanan Favorit
16
Berdebar
17
Jangan Menghindar
18
Mini Market
19
Cincin
20
Mahar dari Husein
21
Sakit
22
He is My Husband
23
Kecupan
24
Cucu
25
Mati Lampu
26
Kebun Teh
27
Bombay
28
PENGUMUMAN!
29
Membuat Kue
30
Modus
31
Suami Ku
32
Kesiangan
33
Menemui Keluarga Husein
34
Cinta Tak Pandang Usia
35
Bisa Jelaskan Sekarang?
36
Pusing
37
Gurame Bakar
38
Panggilan Baru
39
Baju Tidur
40
Awas Ya Kamu Dek
41
Bahaya
42
Husein Sakit.
43
Sup
44
Siapa Humaira, Mas?
45
Matre
46
Berkeliling
47
Pembeli Angkuh
48
Diskon
49
Lapar
50
Cemburu
51
Gak Betah
52
Pulang
53
She is My Wife
54
Kekanak-Kanakan
55
Misteri
56
Pacar Aku
57
Siapa Dia, Dek?
58
Resepsi
59
Mas Lihat Apaan?!
60
Kado
61
Ledek Aja Terus!
62
Mas Mau Pergi?
63
Kata Dilan, Rindu itu Berat
64
Husein Pulang
65
Teman-Teman Syifa
66
Uhibbu
67
Dompet Husein
68
Kemarahan Husein
69
Menyesal
70
Berbaikan
71
Cadar
72
Flashback
73
Maaf Dek
74
Terungkap
75
Pelarian?
76
Lupakan Dia, Nak
77
Jangan Cari Aku, Mas
78
Kamu Dimana, Dek?
79
Belum di Temukan
80
Cerai
81
Kau Sudah Gila, Mas!
82
Curhat
83
Lalu Bagaimana Dengan Luka di Hati Saya?
84
Selain Kedua Itu, Dek
85
100 % Copy-an
86
Aku Ikhlas Dengan Statusnya Dulu
87
Terima atau Cerai, Pilihlah Mas
88
Melihat Rumah Baru
89
Menjemput Amir
90
Foto
91
Amir Mana, Mas?
92
Gak Ada Habisnya
93
Cemburu?
94
Syukuran Rumah Baru
95
Bunda
96
Belanja
97
Kak, istri Mu...
98
Flashback Rencana Kabur
99
Pulang
100
Husein Merajuk
101
Bunda kenapa?
102
Kucing
103
Bayi Besar
104
Gagal
105
Salah Paham
106
Usil
107
Pesek
108
Aku Bakalan Nangis Ya
109
ART Baru
110
Cemburu?
111
Kamu Pasti Berulah Lagi
112
Malas Pulang
113
Pacaran Halal
114
Pengganggu
115
Bianglala
116
Aku Pastikan Akan Merebutnya
117
Refreshing
118
Kemalangan Syifa
119
Tidak Mau Sekamar
120
Terpesona
121
Kejutan
122
Telat Makan
123
Kepanikan Husein
124
Kecelakaan
125
Pingsan
126
Cek Kandungan
127
Kembar
128
Amir Pulang
129
Ayam Terbang
130
Ngambek
131
Perempuan Misterius
132
Mantan Pacar
133
Sudah Jatuh Cinta?
134
Bau Mas
135
Mantan Mas
136
Sayanggggg Mas Pengen Peluk
137
Sayang Ku
138
Bernafas Saja Sudah Salah
139
Perkara Roti
140
Tinggal Menghitung Hari
141
Baby Twins Launching
142
Aku Mencintaimu Mas
143
Copy Paste Mas Husein
144
Jenguk Dedek Bayi
145
Kau membuat Mas Takut Sayang
146
40 Hari
147
Jangan Usil
148
Gak Bisa di Pamerin
149
Salah Paham
150
Dia Suami Yang Baik
151
Foto Keluarga
152
Pengumuman!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!