Husein menyelipkan rambut istrinya di belakang telinga. Tatapannya tak lepas dari mata indah istrinya.
"Aku tahu kamu sangat mandiri, tapi biarkan suami mu ini merawat mu sampai pulih sepenuhnya, dek"
"Aku tidak keberatan sama sekali, aku senang bisa memanjakan istri ku. Jadi biarkan aku melakukannya, ya"
"Tapi Bib..."
"Tolong jangan ciptakan jarak di antara kita habibati, aku mohon. Aku tahu sejak tadi pagi kamu mencoba menghindari ku, tolong jangan lakukan itu" ucap Husein memohon.
"Maaf" ucap Syifa sambil menunduk.
Husein tersenyum kemudian meraih kedua pipi istrinya. Syifa mendongak menatap Husein.
"Mau ya aku ambilkan makan siang" ucap Husein sambil tersenyum menatap istrinya.
Syifa pun akhirnya mengangguk.
Husein tersenyum lebar, kemudian dia mengecup kening istrinya lalu dia pamit keluar mengambil makan siang untuk istrinya.
Setelah Husein pergi, Syifa menyentuh dada kirinya yang berdebar kencang.
"Ada apa dengan ku?" lirihnya.
Tak sampai sepuluh menit, Husein sudah kembali ke kamar.
"Ini makan siang mu istri ku" ucap Husein sambil memberikan sepiring nasi lengkap dengan lauknya.
"Terima kasih" ucap Syifa.
"Sama-sama"
"Anda sudah makan, Bib?" tanya Syifa sambil menatap Husein.
Husein tersenyum lalu mengangguk.
"Makanlah" ucap Husein.
Syifa pun mulai menyuapkan makanan ke dalam mulutnya, sedangkan Husein terus menatap Syifa.
Hal itu membuat Syifa sangat gugup.
Beberapa menit kemudian.
"Loh kok berhenti dek?" tanya Husein heran.
"Saya tidak bisa makan" ucap Syifa.
"Kenapa? Adek baru makan 3 sendok. Apa adek sedang tidak selera makan? mau aku belikan sesuatu?" tanya Husein.
"Bukan begitu" jawab Syifa.
"Lalu?" tanya Husein.
"Jangan tatap saya" ucap Syifa sambil menatap Husein.
"Hah?" tanya Husein tak paham.
"Jika anda menatap saya terus saya tidak bisa makan Bib"
Husein tersenyum.
"Adek grogi ya?" goda Husein.
Syifa langsung membuang muka. Pipinya terasa panas.
Husein terkekeh.
"Makan aja dek, Aku cuma senang lihat adek makan" ucap Husein.
"Bibbb" ucap Syifa memelas.
"Oke oke, aku tidak akan lihat" ucap Husein sambil menatap ke depan.
Syifa menatap suaminya.
"Kenapa dek? Ayo habiskan makanan mu" ucap Husein dengan lembut.
Syifa pun lanjut makan, dan Husein sesekali diam-diam akan melihat pada istrinya.
Dia tersenyum melihat istrinya.
Di sore hari.
"Dik" panggil Syifa yang kebetulan melihat adik laki-lakinya yang sejak tadi dia cari-cari.
"Ada apa mbak?" tanyanya menghampiri mbaknya yang berdiri di pintu kamarnya.
"Mbak minta tolong dong" ucap Syifa.
"Minta tolong apa?" tanyanya.
"Tolong pijetin punggung mbak, sakit nih." ucap Syifa.
"Minta tolong ke Dik Farah deh mbak, aku mau keluar" ucap Iqbal adik Syifa.
"Bentar doang, Farah sedang keluar." ucap Syifa.
"Suami mbak mana?" tanya Iqbal
"Kenapa cari dia?" tanya Syifa dengan nada sebal.
Bagaimana tidak sebal, sejak tadi siang suaminya itu terus saja mengusilinya.
Dan membuat Syifa kesal, sedangkan Husein tertawa karena senang mengusili Syifa.
Katanya Syifa sangat menggemaskan ketika sedang marah.
Syifa benar-benar tak habis pikir, bagaimana bisa orang marah terlihat menggemaskan.
"Biar mbak minta pijetin ke suami mbak lah" jawab Iqbal.
"Ih gak mau, ayo bentar aja sakit nih udah gak tahan" ucap Syifa hendak meraih lengan adik laki-lakinya.
"Bentar" ucap adiknya.
"Emm" Syifa mengangguk.
"Kak Husein!" Teriak Iqbal adik Syifa.
"Ih kamu apa-apaan sih kok panggil dia" ucap Syifa sambil memukul lengan adiknya.
Dia kira adiknya ingin ngapain tapi ternyata dia malah memanggil suaminya.
"KDRT nih" protes adiknya sambil mengusap bekas pukulan mbaknya.
"Ada apa adik ipar?" tanya Husein yang nampak ngos-ngosan.
Sepertinya pria itu berlarian saat mendengar panggilan adik iparnya.
"Ini mbak minta tolong di pijetin" ucap Iqbal.
"Dik!" Protes Syifa, tentu saja Syifa protes karena semalam dia sudah di pijat oleh Husein dan sekarang malah minta di pijat lagi, juga dia masih kesal pada suaminya itu.
Husein menoleh ke arah istrinya.
"Mbak minta tolong kamu" ucap Syifa sambil menarik paksa lengan adiknya.
"Mbak aku ada tugas di kampus ini mau berangkat tugas kelompok sama temen-temen, mbak minta tolong ke suami mbak aja" ucap Iqbal sambil mendorong pelan tubuh mbaknya ke arah Husein.
Syifa yang mendapat dorongan kecil dari sang adik pun menabrak dada bidang Husein.
Beruntung Husein langsung menahan tubuh istrinya dengan cara memegangi pinggangnya.
"IQBAL!" teriak Syifa memanggil adiknya yang pergi begitu saja sambil mengucapkan salam.
Adik Syifa bernama lengkap Iqbal Maulana.
"Waalaikumsalam" jawab Husein,
Sedangkan Syifa menjawab dalam hati lalu mendengus kesal.
"Kamu sakit dek?" Tanya Husein.
"Enggak bib, saya baik-baik saja" ucap Syifa sambil menjauhkan tubuhnya dari dekapan sang suami.
Tiba-tiba Husein mengalungkan lengan kiri istrinya di lehernya kemudian langsung mengangkat tubuh istrinya ala bridal style.
"Habib!" Pekik Syifa terkejut.
Husein menggendong istrinya ke kamar.
"Terima kasih adik ipar" ucap Husein dalam hati.
Beberapa jam yang lalu Husein sedang berbincang dengan adik iparnya itu di gazebo samping rumah orang tua Syifa.
Husein meminta tolong agar dirinya bisa lebih akrab dengan Syifa, pasalnya perempuan itu nampak masih menghindari dirinya sejak tadi pagi dan bangun tidur siang.
Entah karena apa Syifa menghindarinya tadi pagi, tapi jika tadi siang dia tahu penyebab istrinya itu terus menghindarinya.
Itu karena dia mengusili istrinya.
Adik iparnya itu berjanji akan membatu Husein semakin dekat dengan Syifa dan sepertinya pemuda itu sekarang tengah menepati janjinya.
Sesampainya di kamar, Husein menutup pintu kamar dengan kakinya.
Husein melangkah ke ranjang dan dengan perlahan menurunkan tubuh istrinya.
"Bib..."
"Sstttt"
Husein meletakkan jari telunjuknya di bibirnya meminta Syifa untuk tidak protes.
Syifa nampak memasang wajah cemberut. Husein tersenyum saat melihat wajah cemberut istrinya.
Husein sangat suka saat istrinya memperlihatkan sisi menggemaskannya. Bahkan Syifa sendiri tidak tahu akan hal itu.
"Di sebelah mana yang sakit?" Tanya Husein dengan lembut.
"Tidak ada" jawab Syifa sambil menghindari tatapan mata suaminya.
"Ayolah Habibati, katakan saja biar aku pijat." bujuk Husein.
Syifa menggelengkan kepalanya.
"Tidak perlu sungkan sekarang aku suami mu, kamu adalah tanggung jawab ku. Ayo katakan dan tunjukkan sebelah mana"
"Tidak perlu Bib" jawab Syifa.
"Habibati, kenapa kamu masih menghindari ku? Bukankah aku sudah bilang tolong jangan menghindari ku" ucap Husein dengan wajah sedihnya.
Syifa menoleh ke arah suaminya.
"Saya tidak menghindari anda" jawab Syifa kemudian kembali menatap ke arah lain.
"Kamu berbohong dek" ucap Husein dengan nada kecewa.
"Tidak" elak Syifa.
"Kalau begitu tatap aku" ucap Husein.
Syifa masih diam.
"Dek" panggil Husein sekali lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Dewi Payang
Tatap mata saia😁🤭
2024-04-29
1
Dewi Payang
Gitu dong Syifa😁👍
2024-04-29
1