Brukk
"Awww"
"Dek" Husein langsung turun dari ranjang dan membantu istrinya.
"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Husein khawatir.
Syifa memalingkan wajahnya.
"Pakai dulu celana anda" ucap Syifa.
Husein menunduk ke bawah.
"Ah maaf aku lupa" ucap Husein, dia tak menggunakan apapun karena mereka memang baru saja selesai, dan Husein lupa memakai celananya karena saking khawatirnya pada sang istri yang jatuh.
Husein mengambil boxernya yang tergeletak tak jauh dari tempat mereka.
Lalu dia segera memakainya, Syifa masih memalingkan wajahnya.
"Hah..." Syifa menghela nafas sambil memejamkan matanya.
Mulai sekarang dirinya harus menerima sepenuhnya pernikahan ini, mau tak mau dia harus melakukan itu.
Karena sekarang dia sudah seutuhnya menjadi istri Husein, pria bertampang galak yang sangat dia takuti.
Tapi Syifa akui Husein tidak segalak wajahnya, dia pria yang lembut dan baik.
Untuk saat ini, ya untuk saat ini karena Syifa masih belum tahu watak asli Husein.
Syifa ikhlas Husein menikahinya, toh dia pikir dirinya tak rugi di nikahi pria seperti Husein.
Dan dia pikir pilihan orang tua adalah yang paling tepat, karena orang tua pastinya ingin yang terbaik untuk anak-anaknya.
"Dek" panggil Husein.
"Hmmm?" Syifa mendongak menatap suaminya yang berdiri di depannya.
"Masih sakit" Tanya Husein sambil berjongkok di hadapan Syifa.
Syifa mengangguk.
"Aku gendong ya"
Syifa hanya bisa mengangguk.
Husein tersenyum kemudian dia menggendong istrinya yang masih menutupi tubuhnya rapat-rapat dengan selimut.
Sesampainya di kamar mandi perlahan Husein menurunkan istrinya di wastafel kamar mandi.
"Tunggu di sini dulu, aku isi bathtubnya dulu" ucap Husein.
Syifa mengangguk.
Husein mengisi bathtub dengan air hangat, kebetulan kamar mandi istrinya memang memiliki fasilitas itu di dalamnya.
Setelah menyalakan kran air untuk mengisi bathub, Husein melangkah kembali ke arah sang istri.
Husein meletakkan kedua tangannya di atas wastafel tepat di sisi kanan dan kiri istrinya.
Dia menatap lekat wajah istrinya.
"Ke..kenapa natap saya begitu" tegur Syifa gugup, dia mengeratkan selimut di tubuhnya.
Husein tersenyum.
"Kenapa malah senyum-senyum gitu bib? Anda tidak kerasukan jin kamar mandi kan" ucap Syifa.
Husein tertawa pelan mendengar kalimat yang di lontarkan sang istri.
"Sayang percuma kamu nutupin tubuh mu" begitu ucap Husein sambil tersenyum usil.
"Hah?" Tanya Syifa tak paham.
Husein menunjuk kaca di belakang tubuh istrinya menggunakan dagu.
"Di sana, bagian belakang tubuh mu terekspos" ucap Husein dengan senyuman tengil di wajahnya.
Syifa menoleh ke belakang.
"Arrrggghhh!" Teriak Syifa.
"Jangan lihat!!" teriak Syifa.
Husein pun tertawa.
"Hahaha"
Syifa menutup mata Husein dengan kedua telapak tangannya.
Tapi selimut Syifa melorot saat melakukan itu, jadi dia melepaskan sebelah tangannya dari wajah Husein kemudian menahan selimut di tubuhnya.
"Sayang aku sudah lihat semuanya loh, lihat sekali lagi pun tak masalah" ucap Husein semakin usil.
"Ihhhh nyebelin" rengek Syifa.
"Hahaha"
"Anda senang di atas rasa malu orang lain" kesal Syifa.
Husein masih saja tertawa, istrinya itu benar-benar imut.
Husein menurunkan telapak tangan Syifa yang menutupi matanya, lalu menggenggamnya.
Cup
Mata Syifa membulat saat Husein mengecup bibirnya sekilas.
Husein terkekeh pelan melihat ekspresi wajah Syifa, dia mendaratkan kecupannya kembali pada bibir Syifa.
Cup
Syifa semakin membulatkan matanya, sedangkan Husein semakin gemas dan ingin terus mencium istrinya.
Cup
Sekali lagi Husein mencium bibir istrinya dan kali ini, Husein tak langsung melepaskan kecupannya.
Di lumatnya perlahan bibir manis istrinya.
Sedangkan Syifa hanya bisa diam mematung, tangannya di genggam Husein dengan erat.
Beberapa saat kemudian Husein melepaskan ciumannya.
Syifa langsung menunduk dia merasa malu. Husein meraih dagu sang istri agar Syifa tak menunduk dan mau menatap wajahnya.
"Dek" panggil Husein.
"Hmmm?" jawab Syifa sambil memejamkan matanya, dia tak akan sanggup jika harus menatap wajah Husein.
"Tatap aku sayang" ucap Husein dengan lembut.
Syifa menggelengkan kepala dengan kuat, membuat Husein kebingungan.
"Kenapa?" tanya Husein.
"Malu" ucap Syifa dengan wajah merahnya.
Seketika Husein tertawa pelan.
Tiba-tiba Husein memeluk tubuh Syifa, Syifa membuka kelopak matanya karena terkejut.
"Bib"
Husein semakin mengeratkan pelukannya, matanya terpejam. Di usapnya lembut punggung sang istri.
Detak jantung keduanya berdetak kencang sampai-sampai mereka dapat merasakannya satu sama lain.
Beberapa menit posisi mereka masih sama, tak lama kucuran air keluar dari bathtub.
"Bib, airnya penuh" ucap Syifa.
Husein melepaskan pelukannya kemudian menoleh ke arah bathtub, Husein melangkah ke bathtub kemudian menutup air krannya.
Husein melangkah kembali ke arah sang istri. Kemudian melepaskan selimut yang menutupi tubuh ramping Syifa.
"Bib" protes Syifa saat Husein melepas satu-satunya penutup tubuhnya.
Tanpa mengatakan apapun Husein menggendong istrinya kemudian menurunkannya di dalam bathtub berisi air hangat.
Lalu dia pun ikut masuk ke dalam bathtub tanpa melepas boxernya.
Dia duduk di belakang Syifa kemudian menarik pelan Syifa agar bersandar di dadanya.
"Kita berendam sebentar" bisik Husein.
"Tapi..."
"Sebentar saja sayang" ucap Husein memotong perkataan Syifa.
Syifa pun akhirnya mengangguk.
"Dek" panggil Husein.
"Iya?"
Beberapa menit terjadi keheningan.
"Mau ngomong apa sih, tadi panggil sekarang diam" gerutu Syifa dalam hati.
"Adek"
Lagi-lagi Husein memanggil Syifa. Syifa pun diam tak menjawab.
"Kok gak jawab?" tanya Husein sambil menatap istrinya dari samping.
"Tadi anda panggil, tapi setelah saya jawab malah diam aja" ketus Syifa.
Husein tertawa pelan.
"Adekkk"
"Apaaaaa?"
"Kamu mau punya anak berapa?" tanya Husein memecah keheningan.
"Hah? Kok tiba-tiba?" tanya Syifa.
Husein terkekeh, kemudian di kecupnya pundak istrinya.
"Aku hanya ingin tahu" ucap Husein.
"Dua" jawab Syifa seadanya.
"Kenapa hanya dua?" tanya Husein.
"Memangnya anda mau punya berapa?" tanya Syifa sambil memainkan jari-jemarinya di dalam air.
"Emmm... Banyak" ucap Husein.
Seketika Syifa menoleh ke belakang.
"Banyak? anda pikir saya sapi ternak" ketus Syifa.
Husein terkekeh.
"Bercanda sayang, empat saja sudah cukup" ucap Husein.
Syifa di buat menganga.
"Empat? Itu terlalu banyak" ucap Syifa.
"Dikit kok" ucap Husein kemudian mengecup pipi Syifa.
"Bib, kan ada program pemerintah dua anak cukup tuh" ucap Syifa.
Husein mengangguk.
Sepertinya Syifa mulai lebih rileks saat berhadapan dengan Husein, tidak seperti beberapa jam yang lalu.
"Tapi aku mau punya empat anak dari mu" ucap Husein.
"Terserah deh, asalkan anda tidak nikah lagi" ucap Syifa pelan dan kembali menatap ke depan.
"Apa?" tanya Husein tak begitu mendengar dengan jelas perkataan istrinya.
"Terserah anda mau punya anak empat, tapi anda tidak boleh nikah lagi" ucap Syifa.
"Kenapa?" tanya Husein dengan polosnya.
Syifa seketika menatap suaminya dengan tajam.
"Saya akan kasih anak berapapun yang anda inginkan, tapi anda tidak boleh menikah lagi" tegas Syifa.
"Duh posesifnya istri ku" goda Husein sambil memeluk erat sang istri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Sandisalbiah
semoga utk seterusnya Husein bisa bersikap semanis itu pd Syifa.. bukan hanya pas hangat di awal aja..
2024-11-16
0
Dewi Payang
5 iklan buat kak author
2024-03-31
1
Dewi Payang
Harus posesif dong Bib😁
2024-03-31
1