POV Husein

Husein POV

'Dua hari yang lalu Abi mengajak ku dan adik ku pergi ke rumah kerabat kami yang sedang mengadakan haul kakek buyut kami'

'Dan hari inilah kami pun tiba di kediaman kerabat kami, aku cukup terpukau dengan rumah kerabat kami yang cukup luas.'

'Kami tiba lebih awal dari pada keluarga kami yang lain, karena Abi di pasrahkan untuk memimpin acara nantinya.'

'Setelah memarkirkan mobil, kami bertiga turun. Karena di depan sepi dan hanya seorang gadis yang tengah sibuk memasang bunga melati, jadi kami menghampirinya.'

"Assalamu'alaikum" ucap Abi ku.

'Tapi belum sempat gadis itu selesai menjawab salam dari Abi ku tiba-tiba dia kehilangan keseimbangan karena terkejut saat melihat kami.'

'Dengan langkah cepat aku reflek menyelamatkannya, dan aku pun berhasil menyelamatkannya.'

'Ini pertama kalinya aku bersentuhan dengan lawan jenis selain keluarga ku.'

'Ku lihat dia perlahan membuka kelopak matanya, dan dia nampak terkejut saat mata kami bertatapan.'

'Aku segera menurunkannya dari gendongan ku karena takut menimbulkan fitnah.'

'Aku hanya reflek menyelamatkannya karena jika tidak, bisa di pastikan dia akan patah tulang karena jatuh dari tempat yang cukup tinggi.'

'Entah kenapa gadis itu sangat berani naik ke tangga lipat setinggi itu sendirian tanpa di temani siapapun.'

"Dia benar-benar nekat" pikir ku sambil tersenyum tipis.

"Kamu tidak apa-apa nak?" Tanya Abi ku.

'Sepertinya Abi ku merasa sedikit bersalah karena sudah mengejutkan gadis cantik itu.'

'Tunggu cantik? Ya gadis itu cantik walaupun keadaannya agak berantakan.'

'Aku terkekeh diam-diam melihat penampilannya yang agak berantakan, sepertinya dia membersihkan tempat ini sendirian.'

'Dan sepertinya aku pernah melihatnya. Setelah aku ingat-ingat ternyata dia gadis yang satu tahun lalu aku lihat saat aku datang ke acara haul tahun lalu yang juga di adakan di sini.'

'Tapi aku tidak melihatnya di kediaman ini melainkan di rumah sebelah, tempat kerabat kami yang lain. Jaraknya hanya beberapa langkah dari kediaman ini.'

'Diam-diam ku amati gadis yang tak berani menatap ke arah kami. Gadis itu cukup tahu menjaga pandangannya.'

"Astagfirullahaladzim, apa yang kamu lakukan Husein, dia menjaga pandangannya tapi kamu diam-diam mengamatinya" ucap Ku yang tersadar dengan apa yang aku lakukan.

'Tak lama dia pergi setelah berbicara dengan Abi ku.'

'Lagi-lagi aku diam-diam tersenyum saat melihat gadis itu sedikit terburu-buru bahkan berlari kecil'

"Husein duduklah" ucap Abi ku.

"Sebentar Abi, Husein selesaikan ini dulu" ucap ku.

'Aku berinisiatif menyelesaikan pekerjaan yang gadis itu tinggalkan, setelah itu aku duduk di samping Abi.'

'Tak lama seorang pria datang dan menyapa kami, Abi dan pria itu berbincang-bincang sedangkan aku dan adik ku hanya mendengarkan dan sesekali menjawab ketika dia bicara dengan kami.'

'Tak lama gadis tadi datang membawa nampan berisi teh dan camilan'

"Paman" panggil gadis itu.

"Oh ternyata dia adalah pamannya" ucap ku dalam hati

'Gadis itu menurunkan nampan yang dia bawa di dekat ku, diam-diam aku melirik ke arahnya.'

'Kemudian segera ku alihkan pandangan ku dan beristigfar.'

"Astagfirullah Husein" ucap ku dalam hati.

'Tepat setelah sampai ke sini, entah berapa kali aku beristigfar setiap kali melihat gadis itu'

'Pamannya beberapa kali memuji keponakannya itu di hadapan kami, membuat gadis itu nampak tersipu malu'

"Sungguh sangat ca... Astagfirullah" ucap ku lagi-lagi beristigfar.

'Abi juga nampak memuji dia'

'Ku lirik kue-kue yang dia hidangkan, memang sangat cantik seperti kue-kue yang ada di hotel bintang lima'

"Kue yang dia buat saja cantik apalagi orangnya" pikir ku sambil memutar-mutar kue yang aku ambil untuk melihat segala sisinya.

'Tak lama kemudian gadis itu pun kembali berdiri dan pamit undur diri, dan sebelum dia benar-benar pergi dia melirik ke arah tiang yang tadinya belum selesai dia pasang bunga melati.'

'Raut wajahnya terlihat sangat jelas, dia penasaran siapa yang menyelesaikan pekerjaannya.'

'Beberapa jam kemudian acara sudah akan di mulai keluarga dan semua kerabat ku yang lain juga sudah tiba disini.'

'Sebelum acara di mulai, tidak sengaja aku mendengar percakapan antara ayah dari gadis tadi dan pria yang aku panggil paman Sholeh.'

'Paman Sholeh adalah keturunan Indonesia asli sedangkan aku keturunan Indonesia dan Arab'

'Paman Sholeh dan gadis tadi satu jalur'

'Kami satu keluarga tapi terbagi menjadi dua kubu, keluarga Arab Indo dan keluarga Indonesia asli.'

'Cukup lucu memang, kami satu keluarga tapi berbeda ras.'

'Itu karena kakek buyut kami berbeda.'

'Ayah dari nenek buyut ku dulu pernah membantu seorang saudagar dari Arab keturunan Assegaf yang hendak berdagang ke pelabuhan perak'

'Dan kapal saudagar itu karam, Ayah nenek buyut ku yang saat itu mendengar kapal dari saudagar Arab itu terjebak di antara karang pun langsung memanggil para santrinya untuk membantu.'

'Saat itu ayah nenek buyut kami memiliki dua orang putri yang sangat cantik dan berilmu'

'Yaitu nenek buyut ku dan nenek buyut Syifa'

'Kedua saudagar Arab itu meminang kedua putri dari kakek buyut kami.'

'Pernikahan pun terjadi, tapi pernikahan salah satu dari mereka tidak bertahan lama dan mereka pun memutuskan untuk bercerai dan kembali ke tempat asalnya.

'Sedangkan pernikahan nenek buyut ku tetap harmonis, dan sampailah aku bisa lahir ke dunia ini dan di kenal sebagai keluarga Arab oleh anak-anak dan cucu-cucu dari saudari nenek buyut ku (yaitu nenek buyut Syifa)'

'Oke balik lagi tentang apa yang aku dengar.'

'Saat ini aku mendengarkan percakapan paman Sholeh dan ayah dari gadis yang ternyata bernama Syifa.'

'Ayah gadis itu berniat menjodohkannya dengan putra dari sepupu ibunya Syifa.'

'Mendengar hal itu aku merasa tidak rela, entah kenapa aku merasa tidak rela jika gadis itu menikah dengan pria lain.'

'Tanpa banyak berpikir aku mencari Abi yang sedang sibuk berbincang dengan yang lain.'

"Abi" panggil ku.

"Iya ada apa?"

"Bisa bicara sebentar?"

Abi mengangguk.

'Kami berbicara agak jauh.'

"Ada apa Husein?"

"Begini Abi, bisakah Abi melamarkan seorang gadis untuk ku?" tanya ku pada Abi.

"Apa?" Abi agak terkejut.

'Ya tentu saja beliau terkejut. Secara aku tiba-tiba mengatakan hal itu'

"Siapa?" Tanya Abi.

"Syifa"

"Syifa? Gadis tadi?" Tanya Abi.

"Iya bi"

"Kenapa tiba-tiba" tanya Abi sambil mengerutkan keningnya.

"Aku ingin meminangnya Abi, aku merasa dia adalah jodoh ku"

"Tapi tiba-tiba begini, nanti saja setelah acara selesai."

"Tidak bisa Abi, Husein tidak sengaja mendengar ayahnya akan segera menjodohkannya dengan anak sepupu ibunya."

"Husein tidak rela jika pria lain menikahinya Abi."

"Beri alasan yang kuat untuk Abi, agar bisa melamarkan gadis itu untuk mu"

"Aku mencintainya Bi"

"Kamu baru saja bertemu dengannya"

"Tidak Bi, satu tahun lalu aku pernah melihatnya. Aku jatuh cinta padanya saat itu."

"Kenapa tidak bilang dari dulu?" tanya Abi ku.

"Itu karena Husein tidak terlalu memikirkannya Bi. Tapi sekarang kami bertemu kembali, aku tidak mau membuang kesempatan ini Abi."

"Tolonglah Abi, sebelumnya Husein tidak pernah meminta apapun pada Abi. Ini pertama kalinya Husein meminta pada Abi" bujuk ku.

"Baiklah, Abi akan bicara dengan keluarganya dulu."

"Terima kasih Bi, tapi kalau bisa tolong nikahkan kami sekarang juga Abi, lebih cepat lebih baik."

'Abi nampak kurang setuju, tapi beliau pun akhirnya mengangguk dan menemui keluarga Syifa.'

'Keluarga Syifa pun nampak sangat terkejut mendapat lamaran tiba-tiba dari Abi ku, tapi kemudian mereka nampak setuju.'

'Ya kapan lagi mereka bisa berbesan dengan kami. Bukannya sombong tapi keluarga kami memang lebih di hormati oleh kerabat kami, tentu saja karena keturunan kami.'

'Setelah itu kami semua menuju masjid karena sudah masuk waktu shalat magrib dan acara akan segera di mulai.'

'Dan di sanalah aku membaca Ijab Kabul'

'Setelah Ijab Kabul selesai, aku di giring untuk menemui gadis yang sekarang sudah menjadi istri ku'

'Aku berdiri di hadapannya, dia nampak bingung. Aku tersenyum padanya'

'Lalu dia nampak terkejut saat mendengar ucapan ibunya yang memintanya untuk mencium tangan ku'

'Dia juga nampak ingin protes dan meminta penjelasan tapi ibunya akan mengatakannya nanti'

'Dia mengecup tangan ku dengan keadaan linglung, sungguh sangat menggemaskan.'

'Ku kecup keningnya dan seketika tubuhnya nampak tegang, setelah ku lepaskan dia tiba-tiba berdiri dan langsung pergi dari sana'

'Aku pun mengejarnya setelah meminta izin pada ibunya, dia pergi dengan tergesa-gesa. Aku panggil dia tapi dia tak mengindahkannya.'

'Sesampainya di rumahnya, suara bisikan-bisikan orang-orang mulai terdengar. Dia mengabaikan bisikan itu begitu juga dengan ku'

'Sesampainya di dalam rumahnya kami berdebat, dia nampak marah karena tiba-tiba menjadi seorang istri'

'Dan setelah lebih dari satu jam perdebatan kami terhenti karena keluarga kami sudah kembali, sepertinya acara sudah selesai'

POV Husein End.

Terpopuler

Comments

Dewi Payang

Dewi Payang

5🌹buat kak author

2024-04-08

1

Dewi Payang

Dewi Payang

Husein memang gercep👍

2024-04-08

1

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Shock!!
3 Perdebatan
4 Protes
5 Mandi
6 Hak Suami
7 Seperti Kuda
8 Berendam
9 Imbalannya Apa?
10 Cerita Hidup Nenek Syifa
11 POV Husein
12 POV Syifa
13 Semakin Dekat Hanya Dengan Semalam
14 Nanti Hilang Sendiri
15 Makanan Favorit
16 Berdebar
17 Jangan Menghindar
18 Mini Market
19 Cincin
20 Mahar dari Husein
21 Sakit
22 He is My Husband
23 Kecupan
24 Cucu
25 Mati Lampu
26 Kebun Teh
27 Bombay
28 PENGUMUMAN!
29 Membuat Kue
30 Modus
31 Suami Ku
32 Kesiangan
33 Menemui Keluarga Husein
34 Cinta Tak Pandang Usia
35 Bisa Jelaskan Sekarang?
36 Pusing
37 Gurame Bakar
38 Panggilan Baru
39 Baju Tidur
40 Awas Ya Kamu Dek
41 Bahaya
42 Husein Sakit.
43 Sup
44 Siapa Humaira, Mas?
45 Matre
46 Berkeliling
47 Pembeli Angkuh
48 Diskon
49 Lapar
50 Cemburu
51 Gak Betah
52 Pulang
53 She is My Wife
54 Kekanak-Kanakan
55 Misteri
56 Pacar Aku
57 Siapa Dia, Dek?
58 Resepsi
59 Mas Lihat Apaan?!
60 Kado
61 Ledek Aja Terus!
62 Mas Mau Pergi?
63 Kata Dilan, Rindu itu Berat
64 Husein Pulang
65 Teman-Teman Syifa
66 Uhibbu
67 Dompet Husein
68 Kemarahan Husein
69 Menyesal
70 Berbaikan
71 Cadar
72 Flashback
73 Maaf Dek
74 Terungkap
75 Pelarian?
76 Lupakan Dia, Nak
77 Jangan Cari Aku, Mas
78 Kamu Dimana, Dek?
79 Belum di Temukan
80 Cerai
81 Kau Sudah Gila, Mas!
82 Curhat
83 Lalu Bagaimana Dengan Luka di Hati Saya?
84 Selain Kedua Itu, Dek
85 100 % Copy-an
86 Aku Ikhlas Dengan Statusnya Dulu
87 Terima atau Cerai, Pilihlah Mas
88 Melihat Rumah Baru
89 Menjemput Amir
90 Foto
91 Amir Mana, Mas?
92 Gak Ada Habisnya
93 Cemburu?
94 Syukuran Rumah Baru
95 Bunda
96 Belanja
97 Kak, istri Mu...
98 Flashback Rencana Kabur
99 Pulang
100 Husein Merajuk
101 Bunda kenapa?
102 Kucing
103 Bayi Besar
104 Gagal
105 Salah Paham
106 Usil
107 Pesek
108 Aku Bakalan Nangis Ya
109 ART Baru
110 Cemburu?
111 Kamu Pasti Berulah Lagi
112 Malas Pulang
113 Pacaran Halal
114 Pengganggu
115 Bianglala
116 Aku Pastikan Akan Merebutnya
117 Refreshing
118 Kemalangan Syifa
119 Tidak Mau Sekamar
120 Terpesona
121 Kejutan
122 Telat Makan
123 Kepanikan Husein
124 Kecelakaan
125 Pingsan
126 Cek Kandungan
127 Kembar
128 Amir Pulang
129 Ayam Terbang
130 Ngambek
131 Perempuan Misterius
132 Mantan Pacar
133 Sudah Jatuh Cinta?
134 Bau Mas
135 Mantan Mas
136 Sayanggggg Mas Pengen Peluk
137 Sayang Ku
138 Bernafas Saja Sudah Salah
139 Perkara Roti
140 Tinggal Menghitung Hari
141 Baby Twins Launching
142 Aku Mencintaimu Mas
143 Copy Paste Mas Husein
144 Jenguk Dedek Bayi
145 Kau membuat Mas Takut Sayang
146 40 Hari
147 Jangan Usil
148 Gak Bisa di Pamerin
149 Salah Paham
150 Dia Suami Yang Baik
151 Foto Keluarga
152 Pengumuman!
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Awal
2
Shock!!
3
Perdebatan
4
Protes
5
Mandi
6
Hak Suami
7
Seperti Kuda
8
Berendam
9
Imbalannya Apa?
10
Cerita Hidup Nenek Syifa
11
POV Husein
12
POV Syifa
13
Semakin Dekat Hanya Dengan Semalam
14
Nanti Hilang Sendiri
15
Makanan Favorit
16
Berdebar
17
Jangan Menghindar
18
Mini Market
19
Cincin
20
Mahar dari Husein
21
Sakit
22
He is My Husband
23
Kecupan
24
Cucu
25
Mati Lampu
26
Kebun Teh
27
Bombay
28
PENGUMUMAN!
29
Membuat Kue
30
Modus
31
Suami Ku
32
Kesiangan
33
Menemui Keluarga Husein
34
Cinta Tak Pandang Usia
35
Bisa Jelaskan Sekarang?
36
Pusing
37
Gurame Bakar
38
Panggilan Baru
39
Baju Tidur
40
Awas Ya Kamu Dek
41
Bahaya
42
Husein Sakit.
43
Sup
44
Siapa Humaira, Mas?
45
Matre
46
Berkeliling
47
Pembeli Angkuh
48
Diskon
49
Lapar
50
Cemburu
51
Gak Betah
52
Pulang
53
She is My Wife
54
Kekanak-Kanakan
55
Misteri
56
Pacar Aku
57
Siapa Dia, Dek?
58
Resepsi
59
Mas Lihat Apaan?!
60
Kado
61
Ledek Aja Terus!
62
Mas Mau Pergi?
63
Kata Dilan, Rindu itu Berat
64
Husein Pulang
65
Teman-Teman Syifa
66
Uhibbu
67
Dompet Husein
68
Kemarahan Husein
69
Menyesal
70
Berbaikan
71
Cadar
72
Flashback
73
Maaf Dek
74
Terungkap
75
Pelarian?
76
Lupakan Dia, Nak
77
Jangan Cari Aku, Mas
78
Kamu Dimana, Dek?
79
Belum di Temukan
80
Cerai
81
Kau Sudah Gila, Mas!
82
Curhat
83
Lalu Bagaimana Dengan Luka di Hati Saya?
84
Selain Kedua Itu, Dek
85
100 % Copy-an
86
Aku Ikhlas Dengan Statusnya Dulu
87
Terima atau Cerai, Pilihlah Mas
88
Melihat Rumah Baru
89
Menjemput Amir
90
Foto
91
Amir Mana, Mas?
92
Gak Ada Habisnya
93
Cemburu?
94
Syukuran Rumah Baru
95
Bunda
96
Belanja
97
Kak, istri Mu...
98
Flashback Rencana Kabur
99
Pulang
100
Husein Merajuk
101
Bunda kenapa?
102
Kucing
103
Bayi Besar
104
Gagal
105
Salah Paham
106
Usil
107
Pesek
108
Aku Bakalan Nangis Ya
109
ART Baru
110
Cemburu?
111
Kamu Pasti Berulah Lagi
112
Malas Pulang
113
Pacaran Halal
114
Pengganggu
115
Bianglala
116
Aku Pastikan Akan Merebutnya
117
Refreshing
118
Kemalangan Syifa
119
Tidak Mau Sekamar
120
Terpesona
121
Kejutan
122
Telat Makan
123
Kepanikan Husein
124
Kecelakaan
125
Pingsan
126
Cek Kandungan
127
Kembar
128
Amir Pulang
129
Ayam Terbang
130
Ngambek
131
Perempuan Misterius
132
Mantan Pacar
133
Sudah Jatuh Cinta?
134
Bau Mas
135
Mantan Mas
136
Sayanggggg Mas Pengen Peluk
137
Sayang Ku
138
Bernafas Saja Sudah Salah
139
Perkara Roti
140
Tinggal Menghitung Hari
141
Baby Twins Launching
142
Aku Mencintaimu Mas
143
Copy Paste Mas Husein
144
Jenguk Dedek Bayi
145
Kau membuat Mas Takut Sayang
146
40 Hari
147
Jangan Usil
148
Gak Bisa di Pamerin
149
Salah Paham
150
Dia Suami Yang Baik
151
Foto Keluarga
152
Pengumuman!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!