Rindu dan Kesal

Senja di Rosendria adalah momen ketika dunia seakan menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan untuk sejenak menjeda segala kepenatan. Mempersiapkan diri untuk menyambut malam. Langit laiknya kanvas yang dicat dengan gradasi warna oranye, merah muda, dan ungu, menciptakan pemandangan yang memikat setiap mata memandang. Bayangan lembut matahari terakhir menyentuh puncak-puncak rumah, pepohonan, dan jalanan, memberikan kehangatan yang menenangkan jiwa.

Di kejauhan, suara burung-burung yang bersiap pulang ke sarangnya mengiringi kepergian siang. Angin sepoi-sepoi membawa aroma tanah yang telah dipanaskan oleh matahari sepanjang hari, bercampur dengan wangi bunga-bunga yang mulai menutup kelopaknya.

Senja di Rosendria bukan sekadar pergantian waktu dari siang ke malam, tetapi sebuah perayaan keindahan, ketenangan, dan harapan yang menyala terang dalam hati setiap penduduknya. Ini adalah saat ketika dunia seakan berhenti sejenak, mengingatkan semua orang tentang keajaiban hidup dan kesempatan untuk memulai lagi dengan impian baru di hari esok.

"Ini sudah tiga minggu, pemuda aneh itu belum kembali juga," ujar Rayinka sembari menatap senja dengan gitar di tangannya.

Sejenak kemudian, ia melanjutkan lagu yang ia buat. Selama seminggu ini, Rayinka telah mengatur salah satu ruang kosong di apartemen Mahran sebagai tempatnya rekaman. Lagu pertama yang ingin ia rekam adalah lagu sendu yang membuat Mahran datang ke dunia ini. Ia ingin lagu itu menjadi awal untuk segala hal baik dalam hidupnya.

"Ran, berkali-kali aku menyanyikan lagu ini, apakah kamu mendengarnya di sana?" ujarnya lagi.

"Jika kamu mendengarnya, kenapa kamu belum juga kembali?"

Rayinka menghela napas lelah, ia tidak mengerti kenapa hatinya begitu merindukan lelaki yang baru ia kenal. Hatinya merasa ada keterikatan kuat dengan lelaki yang berasal dari negeri Aetheria itu.

"Hariku sangat membosankan, Ran. Kalau ada kamu, meski menyebalkan, setidaknya aku memiliki teman untuk bicara banyak hal," keluh Rayinka lagi.

Tingggg!!

Live News. Berita Viral.

Anak sulung Mateo kembali berulah: Aniaya Pacar hingga Berujung Koma. Simak Videonya!!

Rayinka sungguh tidak percaya dengan Rendy Mateo itu. Apa dia sungguh tidak memiliki sedikit pun kepintaran sebagai putra pengusaha terkaya nomor 1 di Rosendria? Jika terus begini, posisi ayahnya tentu akan terancam.

Gadis berambut pendek itu kemudian memutar video berita yang telah viral di internet. Jelas sekali wajah Rendy memukul seorang perempuan muda sampai ia tidak berdaya. Brengsek memang.

Usai video itu ditayangkan, muncullah sosok sang adik yang dihujam beragam pertanyaan atas kelakuan sang kakak. Itu Dimas, lelaki yang beberapa hari terakhir sering mengirim pesan pada Rayinka namun tak pernah mendapat balasan.

Di sekolah pun Dimas sering mencuri pandang, mengajak Rayinka berbicara, namun nihil, Rayinka sulit sekali didekati.

"Mas Dimas, apakah Anda tahu keberadaan Rendy Mateo sekarang? Apakah dia berusaha kabur setelah melakukan penganiayaan itu? Bagaimana ia akan muncul dan mengakui kesalahannya?" cecar para wartawan.

"Saya tidak tahu menahu. Sampai saat ini kami juga masih mencari keberadaan Rendy. Hanya itu yang bisa saya sampaikan. Permisi," jawab Dimas lalu berusaha keras menghindari kerumunan dengan bantuan para penjaga di sekitarnya.

Rayinka menghela napas dalam, putra bungsu Mateo itu pasti cukup terguncang sekarang. Rayinka tetiba saja merasa prihatin, apakah mungkin Dimas Mateo itu saat ini juga merasakan sebuah "kesepian"?

" Ah, bodo amat. Keluarga Mateo emang gak ada yang beres!"

Rayinka segera mematikan video itu. Ia memainkan lagu yang siap untuk dirilis di platform musik negeri Rosendria berlogo HR itu. Hatinya cukup berdegub kencang, ini akan menjadi kali pertamanya mempublikasikan karya.

"Esok, akan menjadi hari penting untukku. Hah, entah bagaimana hasilnya. Aku berharap lagu ini bisa menjadi teman bagi mereka yang sedang terluka.

Selama seminggu ini, Rayinka diam-diam pergi ke apartemen Mahran dengan berbagai alasan. Mulai dari kerja kelompok, olahraga malam, atau sekadar makan di luar bersama teman. Bahkan Rayinka dengan berani membuat janji sungguhan dengan teman-temannya, janji untuk mentraktir makan.

Orang-orang rumah tentu percaya saja dengan alasan Rayinka. Orang-orang yang bersama Rayinka semuanya dari kalangan keluarga terkenal. Olahraga bersama putri dari keluarga terkaya di urutan ketiga, makan malam dengan para putri pengusaha yang rankingnya masih berada di urutan sebelas sampai dia puluh, serta kerja kelompok dengan siswa-siswi berprestasi di sekolah. Siapa yang tidak percaya bahwa Rayinka benar-benar melakukan aktivitas seperti yang ia ucapkan? Lagi pula Rayinka tidak bohong. Ia memang melakukan hal itu, hanya setengah jam, lalu ia melanjutkan aktivitas di apartemen Mahran.

"Sudah waktunya pulang.. " ujar Rayinka ketika melihat bulan purnama telah menampakkan diri dengan jelas di langit gelap.

Sebelum pulang, Rayinka menulis beberapa kalimat pada sebuah sricky notes. Ia menempelkannya di canvas dekat ruang tamu.

"Hai Mahran. Kalau kamu datang hari ini, jangan marah ketika melihat kamar yang berantakan. Aku tidak sempat membereskannya dan harus segera pulang. Hihi. Salam hangat, Rayinka."

Setiap kali datang ke apartemen Mahran, gadis bermata biru itu selalu menulis pesan sebelum pulang, berjaga-jaga barangkali Mahran pulang langsung ke apartemennya. Bagi Rayinka, begini lebih menyenangkan dari pada berpikir bahwa Mahran tidak akan pernah kembali.

......................

Sesampainya di rumah, Rayinka melihat mobil berwarna gold terparkir di depan rumahnya. Pasti ada tamu. Tapi siapa yang bertamu malam-malam begini? Rayinka juga ingat bahwa orang tuanya sedang mengurus beberapa hal ke luar kota.

"Ah mungkin Papi Mami sudah datang. Itu sebabnya ada tamu yang berkunjung," ujar Rayinka lelah.

Usai memarkir mobilnya, Rayinka langsung masuk ke dalam rumah tanpa mengucap salam apapun. Namun langkahnya terhenti ketika ia melihat sosok Dimas Mateo sedang duduk di sofa ruang tamu sembari menikmati teh buatan Bi Inah dan ditemani Mami Papinya.

"Ka... kamu.. " Rayinka tak menyangka jika lelaki yang akhir-akhir ini mengganggunya berani untuk pergi ke rumah Rayinka.

"Hei. Sorry ganggu waktu kamu," ujar Dimas.

"Em, aku cuma pengen ngobrol sambil makan malam bareng kamu," pemuda itu tersenyum tulus sekali.

"Sorry, aku gak pernah dibolehin keluar malam," ujar Rayinka cukup dingin.

"Kali ini boleh, kok!" ujar Maminya.

"Kamu juga butuh bersosialitas dengan putra-putri kolega papi." Aditama memandang anaknya sendiri dengan begitu lembut.

Mendengar itu, Rayinka menggigit bibirnya kesal. Selama di sekolah, ia selalu menghindari Dimas. Saat ini malah orang tuanya begitu baik hati membuat ia dekat dengan Dimas.

"Udah kamu siap-siap gih, Re," ujar Maminya sembari tersenyum sumringah.

Rayinka menghela napas dalam, ia harus tenang ketika berada di posisi ini. Tanpa direncana, Rayinka teringat tentang rencananya. Bukankah dia juga berencana untuk menjadikan para keluarga yang pernah menginjaknya sebagai batu loncatan?

"Hmm... Apakah orang-orang ini bisa kujadikan jembatan untuk meraih hal-hal yang kuinginkan?," batin Rayinka.

"Re kok bengong? Cepet ganti, kasian Dimas nunggu lama," ujar Aditama membuyarkan lamunan anak semata wayangnya.

"Baiklah, tunggu saja di sini. Aku akan bersiap," jelas Rayinkta. Kedatangan Dimas sungguh tepat waktu, "Di masa krisis keluarga Mateo ini, aku bisa mengorek tentang dia dan kakaknya itu," batin Rayinka dengan tenang.

"Well, let's see," ujarnya pelan sembari membuka pintu kamarnya untuk bersiap pergi bersama Dimas.

...****************...

Terpopuler

Comments

Bilqies

Bilqies

aku mampir lagi Thor

2024-05-22

1

Anita Jenius

Anita Jenius

3 like mendarat buatmu thor. semangat.

2024-04-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!