Segeralah Kembali, Mahran.

Hari ini, Rayinka benar-benar tak lagi berdaya. Ia kehilangan segala kata sejak melihat kamarnya yang makin hampa. Ia merasa sebagian dunianya pergi ketika melihat seluruh alat musik beserta lagu-lagu ciptaan yang ia tulis telah hangus dimakan api. Menangis? Apakah masih penting? Apakah sakitnya akan pergi setelah ia lagi-lagi mengeluarkan air mata?

Rayinka hanya bisa mematung sembari menatap langit. Tak ada seorang pun yang bisa mengganggunya saat ini. Luka di hatinya semakin menjadi-jadi. Apakah aku memang ditakdirkan untuk sendiri? begitu batinnya.

"Padahal aku baru membuat lagu indah untuk Mahran," celetuknya sembari tersenyum kelu.

"Ah, sayang banget. Sekarang aku bakal benar-benar sendiri dong ya?"

Sesak di dadanya makin tak karuan. Ia menghela napas berat, tiba-tiba di kepalanya muncul bayang-bayang luka yang selama ini ia simpan sendiri. Ia ingat dengan jelas ketika orang tuanya selalu menolak ajakannya untuk pergi berlibur. Ia ingat dengan pasti ketika segala pencapaian yang ia peroleh selalu dianggap kurang sebab tak sebanding dengan para putri pengusaha kaya di negeri seberang. Ia pun masih sangat ingat ketika orang tuanya bahkan lebih mementingkan urusan harta dari pada kebahagiaan Rayinka. Gadis muda itu kemudian memegang dadanya yang terasa begitu perih.

"Rasanya... kenapa sesakit ini ya?" ujarnya dengan air mata yang tak lagi mampu bertahan.

Rayinka mulai menangis dalam hening, tanpa suara apapun. Air matanya jatuh begitu saja menemani desir luka yang kian berdegub di dadanya. Di antara sesak lukanya ini, ia bahkan masih harus menanggungnya sendirian.

"Tuhan, kali ini cuma ada Engkau, ya? Bisa tolong peluk aku, Tuhan? Rasanya sakit banget.."

Rayinka makin menumpahkan dukanya di antara sepi yang merajalela. Ia menangis sendu. Di sela-sela isakan itu, Rayinka mendendangkan lagu yang terpatri di hatinya. Sebuah lagu luka. Ia menyanyikannya di antara jingga langit. Segala bentuk fisik musiknya memang telah hangus, tapi mereka harusnya ingat bahwa musik Rayinka selalu hidup di hatinya. Gadis berambut pendek itu terus melantunkan lirik sendunya dengan air mata yang terus mengalir. Hingga kepenatan di kepalanya tak lagi mampu untuk saling bersahutan, kepedihan hati yang ia rasakan  seakan menjadi racun yang perlahan membuat kesadarannya hendak ambruk. Perlahan, kesakitan itu membuat Rayinka tak tahan untuk menatap langit. Pandangannya menjadi buram, lalu ia ambruk tak sadarkan diri.

***

"Ray, bangun..." suara lembut seorang lelaki terdengar tak asing bagi Rayinka.

"Ayo bangun, Ray..." lagi-lagi suara itu memanggilnya. Hati Rayinka berdesir, ia perlahan membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah wajah tampan seorang lelaki dengan rambut coklat rapi. Mata biru yang kini menatapnya sungguh membuat hati Rayinka makin berdegub.

"Kamu harus kuat, Rayinka. Kamu gak boleh larut dalam lukamu ya?" ujarnya sembari mengelus pipi Rayinka.

"Kamu..." tubuh Rayinka masih terasa lemas, namun hatinya jauh lebih tenang ketika lelaki bermata biru itu berada di sampingnya.

"Maaf karena aku datang terlambat. Tapi percayalah... aku akan segera menemuinya," lelaki itu tersenyum begitu manis,tangannya mengelus dahi Rayinka. Namun momen itu tak bisa bertahan lama. Lelaki itu mulai memudar...

"Ingat, Ray. Musikmu selalu ada di hatimu. Kamu tidak akan pernah kehilangan mereka..." lanjut lelaki itu kemudian menghilang sempurna, menyisakan hening dalam ruang kosong. Beberapa detik usai itu, Rayinka membuka mata perlahan. Ia melihat sekelilingnya dengan seksama, itu ruang kamarnya. "Berarti aku hanya bermimpi?" begitu batinya. Tanpa sengaja, air mata Rayinka lagi-lagi terjatuh. Lelaki yang di mimpinya tadi itu... tidak lain adalah Mahran.

"Kamu benar, Ran. Musik itu ada di hatiku," lirih Rayinka sembari mengelus dadanya.

"Aku akan selalu menunggu kehadiranmu kembali, Mahran Elio Valtor." Rayinka kembali mengulas senyum di bibirnya, "Cepatlah kembali ya!" lanjutnya lagi sembari mengalihkan pandangannya pada gemerlap bintang di langit sana.

***

Terpopuler

Comments

Bilqies

Bilqies

10 🌹 untukmu Thor /Smile/
tolong kembalikan maharan segera untuk rayinka

2024-05-11

1

Bilqies

Bilqies

kasihan rayinka Thor 😭😭

cepatlah kembali kau mahran
huhuhuhu

2024-05-11

1

Sri Agustina

Sri Agustina

lama2 kayak bang toyib itu cowok...gk balik-balik/Facepalm/

2024-04-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!