Sehari telah berlalu usai Rayinka mengunggah videonya. Semalam, ia kembali mengunggah video lagunya. Tapi ini versi visual yang berbeda. Ia mengunggah versi lirik dengan background keindahan pantai Senar Cahaya.
Video itu jelas juga viral, semua netizen bertanya-tanya terkait tempat indah yang berada di video Rayinka. Ini salah satu trik yang bisa Rayinka lakukan untuk penjagaan diri jika orang tuanya merasa tak suka dengan yang ia lakukan.
"Ini baru sehari, tapi dua videoku udah tembus 2 juta viewers? Benar-benar di luar ekspektasiku," gumam Rayinka sembari menikmati jingganya fajar.
Tuing!
Sebuah notifikasi masuk ke ponsel Rayinka. Tertulis jelas di sana bahwa saldo rekening Rayinka bertambah. Itu hasil yang ia peroleh dari viewers videonya.
Perusahaan Harmoni Resonansi memang selalu tanggap untuk mengapresiasi para musisi yang mengupload lagu di platformnya. Itu sebabnya sedari awal pendaftaran platform, semua pendaftar diminta mengisi nomor rekening untuk pengiriman dana setiap harinya sesuai dengan jumlah viewers video itu.
"Gila? ini beneran aku digaji sebegini banyaknya?" wajah Rayinka memerah senang, ini kali pertama ia melihat uang sebanyak itu dari hasil kerja kerasnya sendiri.
Gadis muda itu tiba-tiba berjingkrak senang. Di kepalanya berputar pertanyaan "uang ini buat apa ya?". Tingkahnya begitu lucu. Di antara kesenangannya itu, tatapannya terkunci pada jingga fajar yang mulai memudar.
Rayinka menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan, "Rayinka Aditama, ingat.. ini masih permulaan. Kebahagiaan ini masih koma, bukan titik. Kamu gak tahu apa yang bakal terjadi usai ini, entah apakah lagumu akan membuahkan keburukan atau kebaikan? So, atur dirimu dengan baik, ya? Jangan bahagia berlebihan! Masih banyak jalan terjal di depan sana," ucapnya pada dirinya sendiri.
Rayinka langsung menutup handphonenya. Ia bergegas mandi untuk bersiap pergi sekolah. Ini hari pertama ujian akhir semester dua. Minggu-minggu berikutnya Rayinka akan sibuk dengan segala ujian. Termasuk ujian kelulusan sekolah, juga ujian menuju perkuliahan.
Sebenarnya, orang tua Rayinka ingin putrinya itu berkuliah ke luar negeri mengambil jurusan bisnis internasional. Tapi berbeda dengan Rayinka, Rayinka tidak ingin jurusan itu. Dia lebih suka jurusan musik. Jiwanya sudah menyatu dengan alunan musik yang indah.
Sampai detik ini, perbedaan keinginan itu belum jua menemukan titik akurnya. Aditama dan istrinya malah berencana mendaftarkan Rayinka dan memaksanya memasuki kuliah itu meski putrinya tidak mau.
Namun siapa yang tahu? Berbagai hal yang Rayinka alami akhir-akhir ini akan menjadi benang merah untuk ketidaksamaan itu.
"Oke, lets we start today with love!" ujar Rayinka sembari mengeringkan rambut basahnya. Ia sudah selesai bersih diri. Baju sekolah yang sudah rapi tergantung di lemari membuat waktu bersiap Rayinka makin cepat.
Usai mengenakan seragam lengkap hari Senin, Rayinka menatap dirinya di depan cermin, "Rasa-rasanya, rambut aku udah mulai panjang lagi. Waktunya potong berarti ya?" ujarnya ketika melihat rambut pendeknya telah menyentuh bahu.
"Ah, tidak usah deh! Makes a new brand of me. Aku bakal rawat rambut ini sampai panjang. Lagi pula terakhir kali rambutnya panjang saat usiaku 10 tahun. Sekarang, tidak ada salahnya memanjangkannya lagi!" riangnya.
Usai berdandan, Rayinka membaca buku sebentar. Hingga jam menunjukkan pukul 6, Rayinka turun ke bawah untuk sarapan. Tidak ada orang tuanya di sana. Sepertinya mereka sudah berangkat kerja.
"Bi Inah, Mami Papi udah berangkat kerja?" tanya Rayinka sembari mengambil sepotong roti dengan isian daging di dalamnya.
"Sudah, Nona. Tadi pagi-pagi sekali, bahkan tidak sempat sarapan. Sepertinya ada hal penting yang harus segera dikerjakan," ujar Bi Inah sembari memberikan bekal makan untuk Rayinka.
"Em, oh iya, Bi. Hari ini aku ujian, do'ain lancar ya!"
"Semoga Tuhan selalu mempermudah langkah Nona, ya."
"Makasih, Bi! Eh, nanti sore aku juga ada jadwal belajar bareng sama teman-teman di sekolah buat persiapan ujian besok. Jadi aku bakal pulang telat ya, Bi!"
"Baik, Non. Belajarnya jangan diforsir, terpenting jangan lupa makan ya, Non."
Rayinka hanya tersenyum sumringah pada Bi Inah. Usai sarapan, Rayinka langsung pamit untuk berangkat sekolah. Sore nanti dia harus ke apartemen Mahran. Alasan kelompok? Itu hanya kebohongan belaka. Sejujurnya ia sudah rindu untuk menulis ceritanya di notes kecil agar bisa Mahran baca ketika ia datang entah kapan waktunya.
......................
Setibanya di sekolah, banyak siswa-siswi yang melirik Rayinka sembari memberi senyum kagum. Mereka saling berbisik laiknya sedang kedatangan tuan putri kerajaan.
"Kak Rayinka!!! Kak aku boleh minta tanda tangan engga? Aku ngefans banget sama lagu kakak!!" heboh sekelompok siswi kelas sebelah SMA. Mereka begitu antusias ketika mendekati Rayinka sembari memberi kertas dan bolpain.
Rayinka hanya tersenyum, lalu memberi tanda tangan pada mereka. Tak menunggu lama, ia langsung menghindari keramaian ketika melihat sekelompok orang juga mulai berlari ke arahnya.
"Ah sial banget sih! Kok aku gak mikir bakal terjadi hal begini ya? Sekolah ini kan paling getol cari perhatian sama artis. Kalau gini terus aku mana bisa bebas berkeliaran di sekolah?!" kesal Rayinka yang kini berada di ruang musik.
Ruangan itu sepi sebab bel sekolah akan segera berbunyi. Terlebih lagi, memang ruangan itu jarang ada penghuni sebab minumnya anak-anak yang bisa bermain musik d sekolahnya.
"Pake ini!" suara seorang lelaki tiba-tiba mengejutkan Rayinka.
"Dimas?!"
"Hmm, baru terkenal, tapi lupa gak bawa kacamata dan masker. Nih, pake jaket aku. Sekalian maskernya ada di saku," ujar lelaki tampan itu.
"Kamu ngapain di sini?"
"Nungguin kamu, Ray. Udah ketebak mereka bakal heboh dan kamu ga ada persiapan. Jadi aku sengaja datang ke tempat yang biasa kamu kunjungi untuk ngasih jaket ini."
Penjelasan Dimas yang disertai tatapan tulus itu membuat hati Rayinka sedikit aneh. Ia merasa sikap Dimas sedikit manis.
"Aku pinjam dulu. Besok aku kembaliin!" ujar Rayinka lalu memakainya gupuh. Ia bergegas keluar tanpa mengucap terimakasih pada Dimas Mateo yang telah menolongnya.
Tapi Dimas tak masalah, melihat sikap Rayinka yang sedikit salah tingkah tadi itu sudah cukup untuknya. Pemuda dari keluarga Mateo itu sungguh menyukai Rayinka.
Maka sepanjang kegiatan di sekolah, Rayinka selalu menggunakan jaket dan masker. Namun ketika ujian, ia melepasnya. Ini masih hari pertama, ia benar-benar sulit beradaptasi dengan statusnya yang dipuja-puji.
Biasanya selama ini lebih banyak siswa yang membicarakannya dengan buruk–tanpa tahu apakah yang dibicarakan itu benar atau salah. Meski begitu, Rayinka tak peduli, ia sudah terbiasa.
"Hmf, untuk berikutnya aku harus terbiasa. Tanpa mengurangi kewaspadaanku terhadap mereka yang hanya berpura-pura-pura," ujar Rayinka pelan.
......................
Bel pulang sekolah telah menggema. Rayinka yang telah lebih dulu selesai mengerjakan soal ujian, telah keluar kelas dan menggunakan jaket Dimas sehingga tak ada satupun yang mengenalinya.
"Hft, hari ini sungguh melelahkan," ujarnya ketika sudah masuk di mobilnya. Rayinka bergegas pergi dari sekolah untuk menuju apartemen Mahran. Sementara dari kejauhan, Dimas melihat Rayinka sembari tersenyum bahagia.
"Untuk saat ini, aku hanya bisa mendekatimu perlahan, Ray. Soon semoga aku bisa menjadi orang yang kau pilih untuk menjaga hatimu," ujar Dimas pelan.
Rayinka tidak menyukai Dimas, ia hanya merasa cukup tersanjung dengan segala perlakuan Dimas. Laiknya ketika ia bersama Alya yang selalu mau mengkhawatirkannya.
Sejak mengenal Mahran, hati Rayinka hanya terpaut pada lelaki itu. Tapi entah kapan lelaki itu akan datang. Ia memilih untuk terus merindu daripada melupakan.
Sesampainya di apartemen Mahran, ia langsung merebahkan diri di kasur. Kemarin ia tidak datang ke sini karena sibuk di rumah Alya.
"Padahal sehari doang gak kesini, tapi udah kangen," celetuknya.
Rayinka melihat sekeliling, ia mengernyitkan dahinya. Terakhir kali ia meninggalkan apartemen Mahran, kamar itu berantakan. Tapi kenapa sekarang jadi rapi?
Ia langsung bergegas ke papan kanvas yang berisi cerita-ceritanya, semua catatan masih lengkap tertempel di sana, tidak ada yang lepas.
Lalu ia memeriksa isi kulkas, ada banyak bahan makanan dan minuman di sana. Rayinka langsung memerikaa seluruh apartemen Mahran. Tidak mungkin ada yang datang ke sini kecuali dirinya dan Mahran. Apakah Mahran sudah kembali?
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Anita Jenius
aku kasih /Rose/buatmu.
semangat ya
2024-04-15
1