Ungkapan hati.

Mengingat malam semakin larut mereka pun memutuskan untuk segera beranjak meninggalkan restoran dengan menggunakan kendaraan masing-masing, Sementara Fana yang tadinya berangkat bersama dengan Riza secara otomatis kembali pun diantarkan oleh pria itu.

Di perjalanan menuju studio Riza terlihat lebih banyak diam, pria itu sibuk dengan pemikirannya sendiri. Sementara Fana dibuat bingung dengan perubahan sikap Riza.

"Are you ok???." tanya Fana memastikan kondisi Riza.

Bukannya menjawab, Riza justru menepikan mobilnya di tepi jalanan yang tak terlalu padat dengan kendaraan yang berlalu lalang.

"Ada apa???." tanya Fana ketika Riza tiba-tiba saja menepikan mobilnya.

Bukannya menjawab, Riza justru terlihat menghela napas dalam sebelum kemudian memutar tubuhnya menghadap ke arah Fana.

"Sepertinya apa yang mbak katakan tadi benar, aku harus mengungkapkan perasaanku pada wanita yang aku cintai sebelum nantinya aku menyesal karena keduluan sama laki-laki lain." Riza meraih kedua tangan Fana dan membawanya ke dalam genggamannya, dan itu berhasil menciptakan kerutan halus di dahi Fana.

"Apa apaan ini, Za????." Fana semakin dibuat tak mengerti saat kedua bola mata hitam milik Riza menatapnya dengan tatapan intens.

"Sebenarnya wanita yang selama ini Riza maksud adalah mbak Fana." setelah sekian lama akhirnya Riza mengungkapkan isi hatinya dihadapan Fana.

"Apa maksud kamu???." malam ini sepertinya otak smart Fana tidak dapat berfungsi dengan sempurna hingga ia kembali bertanya.

"Wanita yang selama ini Riza ceritakan itu tak lain adalah mbak Fana sendiri. Aku cinta sama mbak."

"Za, mbak tahu kamu suka sekali bercanda, tapi kali ini jujur candaan kamu sama sekali tidak lucu." komentar Fana, ia masih menganggap Riza sedang bercanda dengan ucapannya.

Riza sadar jika selama ini ia memang suka bercanda, terlebih pada wanita pujaan hatinya itu maka tak heran jika kali ini Fana berpikir jika ia sedang bercanda.

Dalam situasi seperti ini mau tak mau Riza akhirnya melakukan sesuatu untuk meyakinkan Fana jika ia tidak sedang bercanda dengan semua ucapannya.

"Cup." senyum manis yang menghiasi wajah cantik Fana seketika surut begitu saja ketika merasakan kec_upan Riza pada bibir mungilnya.

"Aku mencintaimu Nirfana aurelia." ungkap Riza setelah menyudahi kecu_pannya.

Deg

Fana tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya akan tindakan serta pengakuan Riza, Tangannya yang berada digenggaman tangan Riza pun perlahan ditarik oleh wanita itu untuk menjauh.

"Apa kamu sudah gila, Za???." sentak Fana, ia tidak habis pikir dengan apa yang baru saja di lakukan Riza padanya.

"Iya, aku memang sudah gila, aku sudah tergila-gila sama kamu, mbak." ungkap Riza bersungguh sungguh dan itu berhasil membuat Fana semakin syok mendengarnya.

Fana nampak menghela napas dalam-dalam seolah saat ini paru-parunya membutuhkan pasokan oksigen lebih. Sejenak Fana memejamkan matanya untuk menetralkan rasa keterkejutannya lalu kemudian kembali membuka kedua matanya dan berkata. "Za, sepertinya perasaan yang kamu rasakan pada mbak saat ini hanyalah sebuah perasaan simpati semata, bukannya perasaan cinta seperti apa yang barusan kamu ungkapkan." Fana masih berusaha mencoba memberi pengertian pada Riza, meskipun rasa syok di hatinya seperti ingin meledakkan dadanya.

Riza masih menatap intens kedua bola mata indah milik Fana, kini pandangan Riza di penuhi oleh wajah cantik wanita yang telah mengisi relung hatinya selama empat tahun terakhir tersebut.

"Usiaku memang baru genap dua puluh tahun, tapi bukan berarti aku tidak bisa membedakan mana sekedar perasaan simpati dan yang mana cinta, terlebih perasaan ini telah aku rasakan sejak lama."

"Sejak lama???." ulang Fana dalam hati.

"Aku tahu mbak baru saja bercerai, dan aku juga tidak akan memaksa mbak untuk menjawab perasaanku saat ini juga. Tapi aku mohon, biarkan aku memperjuangkan cintaku!!!."

"Za, kamu masih muda masa depan kamu masih sangat panjang, jangan mengorbankan masa muda kamu untuk mencintai wanita seperti mbak, masih banyak wanita cantik diluar sana!! Kalau pun suatu saat nanti kamu berhasil mendapatkan hati mbak, kamu pasti akan menginginkan seorang anak di dalam kehidupan kamu sementara kamu tahu sendiri mbak tidak akan pernah bisa memberikannya, kamu bahkan tahu sendiri hal itu merupakan salah satu faktor penyebab perceraian mbak dan mas Indra, Za ." panjang kali lebar Fana mengungkapkan semuanya, berharap Riza dapat mengerti dan jika perasaan pria itu benar-benar adalah cinta, Fana berharap Riza segera menghapus perasaan itu dari hatinya.

"Bukankah sebelumnya sudah pernah aku katakan, seorang pria tidak akan meminta apa yang tidak dapat diberikan oleh wanitanya, dan itu yang akan aku lakukan jika suatu hari nanti tuhan berkehendak kita bersatu dalam ikatan pernikahan, mbak."

Keteguhan hati Riza sepertinya Sulit untuk dipatahkan oleh Fana sekalipun, sehingga wanita itu lebih memilih untuk segera diantarkan kembali ke studio daripada harus terus meladeni keras kepala Riza.

Setelahnya, Riza pun kembali melajukan mobilnya menuju studio untuk mengantarkan Fana. Di sepanjang perjalanan keduanya terlihat sibuk dengan pemikiran masing-masing, hanya sesekali Riza menoleh pada Fana yang kini terlihat memijat kepalanya. sejak mendengar pengakuan Riza tiba-tiba saja Fana merasa kepalanya berdenyut.

Bagaimana kepala Fana tidak terasa berdenyut coba, pria yang selama ini sudah dianggap seperti adik sendiri ternyata menaruh hati padanya.

Berbeda dengan Fana, Riza justru merasa lega karena malam ini ia berhasil mengungkapkan perasaan yang sejak lama dipendamnya pada pujaan hati.

**

Fana tak kunjung memejamkan matanya, semua ungkapan Riza di mobil tadi terus terbayang bayang dipikirannya.

Baru saja usahanya untuk melupakan sosok indra di dalam kehidupannya membuahkan hasil kini Fana harus kembali dibuat kepikiran usai mendengar ungkapan hati Riza.

"Riza benar-benar membuat kepalaku seperti mau pecah." gumam Fana sembari merubah posisi tidurnya menjadi duduk.

Setelah beberapa saat kemudian, Mungkin karena lelah berpikir atau karena waktu telah menunjukkan pukul dua dini hari hingga pada akhirnya Fana pun terlelap begitu saja.

*

Keesokan harinya.

"Selamat pagi." seorang kurir terlihat mengantarkan buket bunga ke studio.

"Selamat pagi." jawab Chici.

"Ada kiriman bunga untuk Nona Nirfana aurelia." Kurir tersebut menyerahkan sebuket bunga pada Chici lalu kemudian meminta Chici untuk menandatangani tanda terimanya.

"Dari siapa pak???." cicit Chici sebelum kemudian menandatangani tanda terimanya.

"Maaf Nona, saya juga tidak tahu pasti karena saya hanya diminta oleh pihak toko untuk mengantarkan buket bunga ke alamat ini." jawab kurir.

"Begitu ya pak." Chici mengangguk paham.

Setelahnya kurir pengantar bunga pun pamit.

Chici menatap buket bunga mawar di tangannya, sebelum kemudian mengantarkan bunga tersebut ke ruang kerja Fana.

Saat hendak meletakkan buket bunga di atas meja, tiba-tiba Fana memasuki ruang kerjanya. Pandangan Fana jatuh pada bunga mawar yang baru saja di letakan Chici di atas meja.

Seolah paham dengan sorot mata Fana, Chici lantas menaikan kedua bahunya pertanda ia tak tahu siapa pengirimnya. Fana melanjutkan langkahnya kemudian meraih kertas ucapan yang terselip pada buket bunga.

"Selamat pagi, selamat beraktifitas, semoga harimu menyenangkan." batin Fana saat membaca tulisan di kertas ucapan tersebut.

"Dari siapa????." cicit Chici penasaran.

"Nggak tahu, nggak ada nama pengirimnya." jawab Fana apa adanya.

Tak lama kemudian perhatian Fana beralih pada ponselnya yang kini bergetar, pertanda sebuah pesan baru saja masuk ke aplikasi hijau miliknya.

"selamat pagi...." ternyata pesan dari Riza.

"Apa bunga ini dari Riza???." batin Fana, yang kini masih menatap pesan dari Riza. Untuk meyakinkan dugaannya Fana lantas menanyakannya pada Riza.

"Apa bunga ini darimu???." setelah mengetik pesan tersebut Fana pun segera menekan tombol send pada keyboard ponselnya.

Tak lama kemudian pesan dari Riza kembali masuk ke aplikasi hijaunya."Apa Mbak menyukainya????."

"Jadi benar bunga ini darinya." kembali Fana membatin, hingga membuat Chici yang masih saja berdiri tak jauh darinya dibuat bertanya-tanya dengan siapa saat ini Fana sedang berbalas pesan. Menyadari pandangan Chici masih terfokus padanya, Fana pun segera memasukkan Ponselnya ke dalam saku celananya.

"Mungkin bunga ini dari salah satu klien sebagai ucapan terima kasih." Fana terpaksa berdusta, karena tidak mungkin ia jujur jika buket bunga tersebut dikirim oleh Riza untuknya, sudah pasti akan lebih banyak pertanyaan yang akan terlontar dari mulut sahabatnya itu, mengingat baru kali ini Riza melakukannya.

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusbahagia

2024-04-20

0

nuraeinieni

nuraeinieni

bagus tuh riza,,,,harus jujur,,,trima atau tdk,,,itu urusan di belakang,,;yg penting beri perhatian,seiring waktu pasti akan luluh jg hatix fana

2024-04-11

0

Dewi Yasmine

Dewi Yasmine

lanjut thor

2024-02-16

0

lihat semua
Episodes
1 Sebutan wanita mandul.
2 Membekas di hati.
3 Rencana licik.
4 Kontak batin yang dirasakan Fana.
5 Menciptakan kebohongan.
6 Permainan bermakna dalam.
7 Surprise ultah Fana.
8 Menjatuhkan talak.
9 Di larikan ke rumah sakit.
10 Menerima kenyataan pahit.
11 Harta Gono-gini.
12 Pindah ke studio.
13 Kenyataan tentang seorang Rizaidan Fathariano.
14 Perhatian kecil untuk pujaan hati.
15 Surat dari pengadilan agama.
16 Bekerja bersama pujaan hati.
17 Pertemuan yang tak di sangka.
18 Informasi tentang Nirfana aurelia.
19 Makan malam bersama.
20 Ungkapan hati.
21 CEO perusahaan Galaxy group.
22 Tidak akan menyerah untuk mendapatkan pujaan hati.
23 Pengakuan mengejutkan.
24 Memikirkan cara untuk mendapatkan pujaan hati.
25 Trik membuahkan hasil.
26 Semua karena aku mencintaimu.
27 Mendatangi kediaman klien.
28 Calon ibu mertua idaman.
29 Ingin menghilang dari muka bumi.
30 Calon mertua spek idaman.
31 Merasa terharu.
32 Will you marry me???.
33 Menemui calon mertua.
34 Berhasil meyakinkan calon mertua.
35 Mengenang jaman sekolah.
36 Kedatangan Riza serta keluarganya.
37 Pernikahan Riza dan Fana 1.
38 Pernikahan Riza dan Fana 2.
39 Kembali ke ibukota.
40 Resepsi pernikahan Riza dan Fana.
41 Niat buruk Marisa.
42 Sikap aneh Fana.
43 Dugaan ibu mertua.
44 Positif Hamil.
45 Suasana haru di saat mengetahui kehamilan sahabat.
46 Acara syukuran.
47 Dia tidak mandul.
48 Perkara mangga muda.
49 Penyesalan memang selalu hadir di akhir.
50 Kenyataan mengejutkan.
51 Rahasia besar tentang Bu Rina
52 Kedatangan Marisa.
53 Tidur sekamar.
54 Keinginan Bu Rina.
55 Pertemuan mengharukan.
56 Kebesaran hati Fana memaafkan.
57 Klien tak terduga.
58 Tindakan Aneh Indra.
59 Kembalinya Om Azmar ke tanah air.
60 Demam.
61 Merawat Suami.
62 Syok.
63 Mengikuti alurnya.
64 Bicara empat mata.
65 Hangatnya pelukan yang dulu.
66 Tugas khusus dari pimpinan.
67 Melakukan kewajiban dengan ikhlas.
68 Kebenaran mengejutkan.
69 Sekedar mengingatkan sebagai seorang teman.
70 Setelah sekian lama akhirnya terungkap.
71 Benarkah itu dia????.
72 Masa lalu membawa luka.
73 Pernikahan Chici dan Tuan Arka.
74 Berbagi tempat tidur.
75 Seperti menelan ludah sendiri.
76 Berkunjung ke kampung halaman.
77 Ikut bersama suami.
78 Tak mengerti dengan perasaan sendiri.
79 Apa benar dia putraku???
80 Perasaan Aneh Arka.
81 Pemandangan indah.
82 Ke_cupan diam-diam.
83 Baby twins.
84 Kebenaran di masa lalu.
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Sebutan wanita mandul.
2
Membekas di hati.
3
Rencana licik.
4
Kontak batin yang dirasakan Fana.
5
Menciptakan kebohongan.
6
Permainan bermakna dalam.
7
Surprise ultah Fana.
8
Menjatuhkan talak.
9
Di larikan ke rumah sakit.
10
Menerima kenyataan pahit.
11
Harta Gono-gini.
12
Pindah ke studio.
13
Kenyataan tentang seorang Rizaidan Fathariano.
14
Perhatian kecil untuk pujaan hati.
15
Surat dari pengadilan agama.
16
Bekerja bersama pujaan hati.
17
Pertemuan yang tak di sangka.
18
Informasi tentang Nirfana aurelia.
19
Makan malam bersama.
20
Ungkapan hati.
21
CEO perusahaan Galaxy group.
22
Tidak akan menyerah untuk mendapatkan pujaan hati.
23
Pengakuan mengejutkan.
24
Memikirkan cara untuk mendapatkan pujaan hati.
25
Trik membuahkan hasil.
26
Semua karena aku mencintaimu.
27
Mendatangi kediaman klien.
28
Calon ibu mertua idaman.
29
Ingin menghilang dari muka bumi.
30
Calon mertua spek idaman.
31
Merasa terharu.
32
Will you marry me???.
33
Menemui calon mertua.
34
Berhasil meyakinkan calon mertua.
35
Mengenang jaman sekolah.
36
Kedatangan Riza serta keluarganya.
37
Pernikahan Riza dan Fana 1.
38
Pernikahan Riza dan Fana 2.
39
Kembali ke ibukota.
40
Resepsi pernikahan Riza dan Fana.
41
Niat buruk Marisa.
42
Sikap aneh Fana.
43
Dugaan ibu mertua.
44
Positif Hamil.
45
Suasana haru di saat mengetahui kehamilan sahabat.
46
Acara syukuran.
47
Dia tidak mandul.
48
Perkara mangga muda.
49
Penyesalan memang selalu hadir di akhir.
50
Kenyataan mengejutkan.
51
Rahasia besar tentang Bu Rina
52
Kedatangan Marisa.
53
Tidur sekamar.
54
Keinginan Bu Rina.
55
Pertemuan mengharukan.
56
Kebesaran hati Fana memaafkan.
57
Klien tak terduga.
58
Tindakan Aneh Indra.
59
Kembalinya Om Azmar ke tanah air.
60
Demam.
61
Merawat Suami.
62
Syok.
63
Mengikuti alurnya.
64
Bicara empat mata.
65
Hangatnya pelukan yang dulu.
66
Tugas khusus dari pimpinan.
67
Melakukan kewajiban dengan ikhlas.
68
Kebenaran mengejutkan.
69
Sekedar mengingatkan sebagai seorang teman.
70
Setelah sekian lama akhirnya terungkap.
71
Benarkah itu dia????.
72
Masa lalu membawa luka.
73
Pernikahan Chici dan Tuan Arka.
74
Berbagi tempat tidur.
75
Seperti menelan ludah sendiri.
76
Berkunjung ke kampung halaman.
77
Ikut bersama suami.
78
Tak mengerti dengan perasaan sendiri.
79
Apa benar dia putraku???
80
Perasaan Aneh Arka.
81
Pemandangan indah.
82
Ke_cupan diam-diam.
83
Baby twins.
84
Kebenaran di masa lalu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!