Menciptakan kebohongan.

Setelah mengantarkan Fana kembali ke rumahnya, Riza pun segera pulang ke rumah orang tuanya.

"Darimana saja kamu Dek, kebiasaan banget keluyuran sampai tengah malam begini." kedatangan Riza di sambut Omelan dari kakak perempuannya.

"Kak Indah nggak asik ah, orang baru pulang juga udah diomelin aja." sahut Riza.

"Sampai kapan kamu akan mengharapkan sesuatu yang mustahil sih dek????."

Mendengar ucapan kakaknya, Riza justru mengukir senyum manis di wajah tampannya.

"Tidak ada yang mustahil di dunia ini kak, jika tuhan sudah berkehendak." jawaban adiknya membuat gadis itu mendecakkan lidah mendengarnya.

"Dasar bocah gendeng, di suruh belajar memimpin perusahaan sama papa justru keluyuran tidak jelas demi sesuatu yang tidak mungkin terjadi." malas terus berdebat dengan adik laki-lakinya itu, indah lantas beranjak kembali ke kamarnya.

"Good night kak.....muaaahhhhh....."

"Hiss....." indah bergidik geli saat melihat tingkah adiknya itu, sementara Riza semakin melebarkan senyumnya saat melihat kakaknya merasa geli melihat tingkahnya.

Seperti biasa, indah tidak pernah tidur sebelum memastikan adik laki-lakinya itu kembali ke rumah. indah memang sering sekali mengomeli adiknya itu, namun Indah juga menjadi pembela nomor satu jika Riza sedang diomeli oleh ayahnya karena terus menerus menolak permintaan ayah mereka untuk mulai belajar memimpin perusahaan. Menurut Indah wajar jika Riza masih suka main-main ketimbang belajar memimpin perusahaan mengingat saat ini usia adiknya itu belum genap dua puluh tahun dan Riza pun masih duduk di bangku kuliah. Dan hanya Indah pula yang tahu jika saat ini Riza bekerja sebagai model di sebuah agensi di sela-sela kegiatannya sebagai mahasiswa, bagi Indah selama apa yang dikerjakan Riza tidak menggangu kuliahnya maka indah tidak akan mempermasalahkannya.

*

Fana tak kunjung dapat memejamkan matanya, pikirannya terus terbayang bayang akan sosok suaminya. Sekuat tenaga Fana berusaha untuk berpikir positif namun entah mengapa justru bayangan indra terus menghantuinya, Seakan telah terjadi sesuatu pada suaminya itu. Hingga matahari menunjukkan sinarnya Fana tetap terjaga, tak sedetik pun wanita itu dapat memejamkan matanya, hingga lingkaran hitam terukir dengan jelas di di bawah matanya.

Mungkin karena semalaman tidak tidur hingga Fana merasa tubuhnya terasa lemas. Ingin rasanya ia tetap di rumah saja namun sebagai pimpinan agensi tentunya ia memiliki tanggung jawab yang mengharuskan dirinya berangkat ke studio.

Daripada terus memikirkan indra yang sampai dengan pagi ini tak kunjung menerima panggilan telepon darinya, Fana memilih membersihkan tubuhnya lalu kemudian sarapan dan setelah itu segera berangkat ke studio. Sampai detik ini Fana masih mencoba untuk berpikir positif, mungkin Indra tidak menerima panggilan darinya karena sibuk dalam acara lamaran adik sepupunya di Semarang.

"Pagi Fa_" Chici tak melanjutkan kalimatnya ia justru melangkah mendekati Fana yang wajahnya terlihat sangat pucat pagi ini.

"Ada apa denganmu, kenapa wajahmu terlihat sangat pucat sekali????." Chici menyusul langkah Fana yang kini telah beranjak menuju ruang kerjanya.

"Semalaman aku tidak bisa tidur, Chi." Fana meletakkan tasnya di atas meja lalu kemudian mendaratkan bokongnya di kursinya. Kini wanita itu menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursinya.

"Memangnya apa yang membuatmu tidak bisa tidur semalaman????." Chici Turut mendaratkan bokongnya di kursi yang berada di depan meja kerja Fana. chici kembali menatap intens wajah sahabatnya itu.

"Aku juga tidak tahu Chi, yang jelas mataku tak ingin terpejam dan bayangan mas Indra selalu terbayang-bayang di pikiranku. sejak semalam aku terus kepikiran dengan mas Indra apalagi sejak semalam mas Indra tidak menjawab panggilan telepon dariku. Aku takut terjadi sesuatu pada mas Indra, Chi." ungkap Fana dengan wajah sendunya.

"Sudahlah Fan, mungkin itu hanya perasaan kamu saja. Bisa jadi suami kamu sedang sibuk membantu persiapan lamaran adik sepupunya, bukankah kata kamu mas Indra ke Semarang untuk menghadiri acara lamaran adik sepupunya." Chici mencoba menenangkan Fana agar sahabatnya itu tidak berpikir yang bukan-bukan tentang suaminya, walaupun dalam benak Chici merasa cukup heran dengan sikap Indra, karena tidak biasanya pria itu mengabaikan panggilan telepon dari istrinya.

Di sela percakapan Chici dan Fana tiba-tiba saja seseorang yang kini tengah menjadi topik percakapan kedua wanita tersebut melakukan panggilan telepon pada ponsel milik Fana.

"Mas Indra." seketika senyum manis terukir di wajah cantik Fana saat melihat nama suaminya tertera di layar ponselnya. tanpa membuang waktu Fana segera meraih ponselnya lalu menggeser ke atas ikon hijau pada ponselnya untuk menerima panggilan telepon dari suaminya itu.

"Mas, kenapa sejak semalam kamu tidak menerima panggilan telepon dari ku, mas??? Kamu baik baik saja kan, mas???." baru juga panggilan tersambung Fana sudah mencecar Indra dengan berbagai macam pertanyaan saking cemasnya.

"Iya sayang, mas baik-baik saja. Maaf semalam mas ketiduran jadi tidak mendengar panggilan telepon dari kamu." dengan terpaksa Indra berdusta pada istrinya dan Fana pun percaya begitu saja dengan ucapan Indra.

"Maaf mas, aku tidak tahu jika kamu sudah tidur semalam." sesal Fana.

"Nggak apa-apa kok sayang." suara Indra tiba-tiba saja berubah, suara pria itu kini terdengar berat seperti sedang menangis.

"Ayo indra, semuanya sudah menunggu kamu di bawah!!!." Fana masih dapat mendengar dengan jelas suara ibu mertuanya yang tengah memanggil suaminya di seberang sana.

"Sudah dulu ya sayang, sebentar mas telepon lagi." Indra pun pamit untuk menyudahi panggilannya dan Fana lantas mengiyakannya.

"Gimana, udah tenang kan sekarang????." tanya Chici pada Fana setelah sahabatnya itu berbicara lewat sambungan telepon dengan suaminya.

Fana mengangguk sebagai jawaban.

"Lain kali jangan bertindak bodoh lagi, aku tahu kamu sangat mencintai suami kamu Fan tapi kamu juga jangan sampai lupa untuk mencintai diri kamu sendiri!!! Semalaman tidak tidur itu tidak baik untuk kesehatan, bagaimana jika kamu sampai sakit???." sebagai sahabat yang peduli dengan Fana, Chici merasa perlu berpesan demikian pada sahabatnya itu agar lain kali Fana tak sampai bertindak bodoh seperti semalam, Tidak tidur memikirkan suaminya.

Fana menganggukkan kepalanya pertanda paham dengan ucapan Chici.

*

"Lama banget sih, lagian buat apa kamu menghubungi istri kamu itu dan membiarkan semua orang menunggu kamu terlalu lama di bawah. Ingat Indra, jika kamu tetap kekeuh menolak pernikahan ini ibu tidak akan menganggap kamu sebagai anak ibu lagi." ibunya Indra berkata demikian tanpa peduli dengan perasaan putranya.

"Apa sebagai seorang ibu yang telah melahirkan indra, ibu pernah menanyakan bagaimana perasaan indra saat ini, apa ibu pernah menanyakan bagaimana perasaan indra saat harus menduakan wanita yang sangat indra cintai???? selama ini Indra diam tak pernah berdebat dengan ibu itu semua karena permintaan Fana yang tidak ingin suaminya durhaka pada ibu kandungnya, tapi indra tidak menyangka ibu tega menjebak indra hingga indra terpaksa harus menikah dengan wanita ular itu." setelah mengungkapkan semua isi hatinya indra pun berlalu meninggalkan ibunya yang sama sekali tidak merasa tersentuh dengan ucapan putranya, wanita itu justru merasa keputusannya sudah tepat.

Terpopuler

Comments

Susanty

Susanty

ibunya indra Soak, gila menghalalkan segala cara. kenapa mertua kaya gitu umurnya panjang sih,🤭🤣🤣

2024-05-09

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusdabar

2024-04-19

0

nuraeinieni

nuraeinieni

jgn bilang justru indra nih yg mau dinikahkan dgn marisa.

2024-04-11

1

lihat semua
Episodes
1 Sebutan wanita mandul.
2 Membekas di hati.
3 Rencana licik.
4 Kontak batin yang dirasakan Fana.
5 Menciptakan kebohongan.
6 Permainan bermakna dalam.
7 Surprise ultah Fana.
8 Menjatuhkan talak.
9 Di larikan ke rumah sakit.
10 Menerima kenyataan pahit.
11 Harta Gono-gini.
12 Pindah ke studio.
13 Kenyataan tentang seorang Rizaidan Fathariano.
14 Perhatian kecil untuk pujaan hati.
15 Surat dari pengadilan agama.
16 Bekerja bersama pujaan hati.
17 Pertemuan yang tak di sangka.
18 Informasi tentang Nirfana aurelia.
19 Makan malam bersama.
20 Ungkapan hati.
21 CEO perusahaan Galaxy group.
22 Tidak akan menyerah untuk mendapatkan pujaan hati.
23 Pengakuan mengejutkan.
24 Memikirkan cara untuk mendapatkan pujaan hati.
25 Trik membuahkan hasil.
26 Semua karena aku mencintaimu.
27 Mendatangi kediaman klien.
28 Calon ibu mertua idaman.
29 Ingin menghilang dari muka bumi.
30 Calon mertua spek idaman.
31 Merasa terharu.
32 Will you marry me???.
33 Menemui calon mertua.
34 Berhasil meyakinkan calon mertua.
35 Mengenang jaman sekolah.
36 Kedatangan Riza serta keluarganya.
37 Pernikahan Riza dan Fana 1.
38 Pernikahan Riza dan Fana 2.
39 Kembali ke ibukota.
40 Resepsi pernikahan Riza dan Fana.
41 Niat buruk Marisa.
42 Sikap aneh Fana.
43 Dugaan ibu mertua.
44 Positif Hamil.
45 Suasana haru di saat mengetahui kehamilan sahabat.
46 Acara syukuran.
47 Dia tidak mandul.
48 Perkara mangga muda.
49 Penyesalan memang selalu hadir di akhir.
50 Kenyataan mengejutkan.
51 Rahasia besar tentang Bu Rina
52 Kedatangan Marisa.
53 Tidur sekamar.
54 Keinginan Bu Rina.
55 Pertemuan mengharukan.
56 Kebesaran hati Fana memaafkan.
57 Klien tak terduga.
58 Tindakan Aneh Indra.
59 Kembalinya Om Azmar ke tanah air.
60 Demam.
61 Merawat Suami.
62 Syok.
63 Mengikuti alurnya.
64 Bicara empat mata.
65 Hangatnya pelukan yang dulu.
66 Tugas khusus dari pimpinan.
67 Melakukan kewajiban dengan ikhlas.
68 Kebenaran mengejutkan.
69 Sekedar mengingatkan sebagai seorang teman.
70 Setelah sekian lama akhirnya terungkap.
71 Benarkah itu dia????.
72 Masa lalu membawa luka.
73 Pernikahan Chici dan Tuan Arka.
74 Berbagi tempat tidur.
75 Seperti menelan ludah sendiri.
76 Berkunjung ke kampung halaman.
77 Ikut bersama suami.
78 Tak mengerti dengan perasaan sendiri.
79 Apa benar dia putraku???
80 Perasaan Aneh Arka.
81 Pemandangan indah.
82 Ke_cupan diam-diam.
83 Baby twins.
84 Kebenaran di masa lalu.
85 Kehamilan Marisa.
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Sebutan wanita mandul.
2
Membekas di hati.
3
Rencana licik.
4
Kontak batin yang dirasakan Fana.
5
Menciptakan kebohongan.
6
Permainan bermakna dalam.
7
Surprise ultah Fana.
8
Menjatuhkan talak.
9
Di larikan ke rumah sakit.
10
Menerima kenyataan pahit.
11
Harta Gono-gini.
12
Pindah ke studio.
13
Kenyataan tentang seorang Rizaidan Fathariano.
14
Perhatian kecil untuk pujaan hati.
15
Surat dari pengadilan agama.
16
Bekerja bersama pujaan hati.
17
Pertemuan yang tak di sangka.
18
Informasi tentang Nirfana aurelia.
19
Makan malam bersama.
20
Ungkapan hati.
21
CEO perusahaan Galaxy group.
22
Tidak akan menyerah untuk mendapatkan pujaan hati.
23
Pengakuan mengejutkan.
24
Memikirkan cara untuk mendapatkan pujaan hati.
25
Trik membuahkan hasil.
26
Semua karena aku mencintaimu.
27
Mendatangi kediaman klien.
28
Calon ibu mertua idaman.
29
Ingin menghilang dari muka bumi.
30
Calon mertua spek idaman.
31
Merasa terharu.
32
Will you marry me???.
33
Menemui calon mertua.
34
Berhasil meyakinkan calon mertua.
35
Mengenang jaman sekolah.
36
Kedatangan Riza serta keluarganya.
37
Pernikahan Riza dan Fana 1.
38
Pernikahan Riza dan Fana 2.
39
Kembali ke ibukota.
40
Resepsi pernikahan Riza dan Fana.
41
Niat buruk Marisa.
42
Sikap aneh Fana.
43
Dugaan ibu mertua.
44
Positif Hamil.
45
Suasana haru di saat mengetahui kehamilan sahabat.
46
Acara syukuran.
47
Dia tidak mandul.
48
Perkara mangga muda.
49
Penyesalan memang selalu hadir di akhir.
50
Kenyataan mengejutkan.
51
Rahasia besar tentang Bu Rina
52
Kedatangan Marisa.
53
Tidur sekamar.
54
Keinginan Bu Rina.
55
Pertemuan mengharukan.
56
Kebesaran hati Fana memaafkan.
57
Klien tak terduga.
58
Tindakan Aneh Indra.
59
Kembalinya Om Azmar ke tanah air.
60
Demam.
61
Merawat Suami.
62
Syok.
63
Mengikuti alurnya.
64
Bicara empat mata.
65
Hangatnya pelukan yang dulu.
66
Tugas khusus dari pimpinan.
67
Melakukan kewajiban dengan ikhlas.
68
Kebenaran mengejutkan.
69
Sekedar mengingatkan sebagai seorang teman.
70
Setelah sekian lama akhirnya terungkap.
71
Benarkah itu dia????.
72
Masa lalu membawa luka.
73
Pernikahan Chici dan Tuan Arka.
74
Berbagi tempat tidur.
75
Seperti menelan ludah sendiri.
76
Berkunjung ke kampung halaman.
77
Ikut bersama suami.
78
Tak mengerti dengan perasaan sendiri.
79
Apa benar dia putraku???
80
Perasaan Aneh Arka.
81
Pemandangan indah.
82
Ke_cupan diam-diam.
83
Baby twins.
84
Kebenaran di masa lalu.
85
Kehamilan Marisa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!