Surat dari pengadilan agama.

Usai mengutarakan semua itu indra lantas berlalu begitu saja meninggalkan meja makan tanpa peduli dengan seruan ibunya.

"Bu, kamu sudah sangat keterlaluan, apa ibu belum puas juga setelah indra menceraikan menantu kita, sampai ibu masih saja mengeluarkan kata-kata buruk terhadap Fana."

"Ingat Bu, kita juga memiliki seorang anak perempuan, bagaimana jika kelak anak perempuan kita di perlakukan ibu mertuanya seperti ibu memperlakukan Fana, apakah ibu tidak akan terluka?????." tidak jauh berbeda dengan indra, ayahnya pun lama-kelamaan merasa muak dengan sikap sang istri sehingga pria itu ikut berlalu meninggalkan meja makan.

Ibunya Indra mendecakkan lidah dengan kesal melihat sikap suami dan juga putranya. Dan lagi-lagi karena sikap keduanya, wanita itu kembali mempersalahkan Fana dalam hal itu.

"Ini semua karena wanita mandul itu, jika saja dulu aku tidak mengizinkan indra menikahinya, wanita pembawa sial itu pasti tidak akan membawa dampak buruk pada keluargaku." gumam ibunya Indra dengan perasaan kesal bercampur emosi.

Di dalam kamarnya, indra terlihat menatap layar ponselnya di mana saat ini menampilkan gambar Fana yang tengah tersenyum, Foto itu diambil Indra menggunakan kamera ponselnya di saat hari ulangtahun Fana setahun yang lalu.

"Apa yang sedang kamu lakukan sekarang, sayang???." Indra mengusap lembut gambar Fana di layar ponselnya. "Mas sangat merindukanmu, sayang. Maaf jika keputusan yang telah mas ambil ini sangat melukai hati dan perasaanmu, tetapi mas tidak punya pilihan lain. Mas tidak tega melihat kamu menjadi sasaran sikap buruk ibuku, Fana. Sepertinya pepatah cinta tak harus memiliki kini terjadi di dalam kehidupan mas, Fana. Mas rela melepas mu asal kau tidak lagi menderita menghadapi sikap ibuku." Seiring dengan air mata yang jatuh di sudut matanya, Indra mencium gambar wanita yang kini telah berubah status menjadi mantan istri baginya setelah ia menjatuhkan talak pada Fana.

*

Keesokan harinya.

Setelah selesai mandi dan juga mengenakan pakaian lengkapnya, Fana lantas turun ke bawah untuk bekerja, di mana beberapa saat yang lalu Chici dan juga Luki baru saja tiba di studio.

"Morning." Dengan senyum manisnya Chici menyambut Fana yang terlihat menuruni anak tangga.

"Morning." sahut Fana seraya menarik sudut bibirnya ke samping.

"Oh iya Fan, tadi ada orang yang datang mengantarkan sesuatu untukmu. Aku meletakkannya di atas meja kerja kamu." beritahu Chici.

Fana mengangguk paham lalu kemudian kembali melanjutkan langkahnya menuju ruang kerjanya. Fana kembali menghentikan langkahnya lalu menoleh pada Luki.

"Hari ini Riza datang untuk pemotretan kan???." hari ini ada beberapa pemotretan untuk produk pakaian casual maka dari itu Fana memastikan kedatangan Riza untuk pemotretan hari ini.

"Si bocil pasti datang tapi kayaknya agar sore deh Fan, soalnya mulai hari ini kata si bocil dia mulai bekerja di salah satu perusahaan setelah pulang dari kampus." beritahu Luki sesuai dengan apa yang di sampaikan Riza ketika pagi tadi menghubungi dirinya.

"Sorenya jam berapa????." kembali Fana bertanya untuk memastikan.

"Kayaknya sekitar setengah enam deh Fan." jawab Luki.

"Setengah enam???." ulang Fana. "Bukannya semua pegawai termasuk kamu dan Chici pulangnya jam lima sore, lalu kalau Riza datangnya setengah enam siapa dong yang akan bertugas sebagai fotografernya?????." di satu sisi Fana tidak bisa melarang Riza untuk mengambil kerjaan di tempat lain, namun di sini lain jika Riza datangnya setengah enam sore, siapa yang akan bertugas sebagai fotografer di jam segitu sementara semua pegawainya hanya bekerja hingga pukul lima sore.

"Kayaknya semua anak-anak nggak bisa lembur deh Fan, soalnya hampir semua pegawai sudah menikah dan memiliki anak yang harus diurusin juga." komentar Luki.

Fana terlihat menghela napas berat, wanita itu sejenak terdiam seperti sedang berpikir.

"Ya sudah, kalau yang lain nggak bisa biar aku saja, lagi pula aku menginap di studio." ucap Fana setelah beberapa saat kemudian.

Merasa permasalahan kali ini telah mendapat jalan keluar, Fana lantas melanjutkan langkahnya menuju ruang kerjanya sementara Chici berlalu ke dalam studio pemotretan untuk mengecek pakaian untuk pemotretan pagi ini.

Setibanya di ruang kerjanya Fana menjatuhkan bokongnya di kursinya, sesaat kemudian pandangannya tertuju pada sebuah amplop coklat yang diletakkan di atas meja kerjanya.

"Sepertinya ini amplop yang tadi di maksud Chici." gumam Fana lalu kemudian meraih amplop tersebut kemudian membukanya.

Deg.

"Ternyata kamu sudah tidak sabar untuk segera bercerai denganku mas, hingga secepat ini kamu melakukan permohonan perceraian ke pengadilan." Fana tersenyum getir melihat surat dari pengadilan agama untuknya.

"Sebentar lagi kisah kita hanya tinggal kenangan mas Indra, tetapi aku tidak pernah menyesal pernah mengenal dan menjadi istri kamu, mas. Seperti halnya kamu mas, aku juga mendoakan semoga kehidupan kamu jauh lebih bahagia setelah berpisah denganku, mas Indra." dengan tangan bergetar Fana membubuhi tanda tangannya di tempat yang telah disediakan untuknya.

"Fan_." Chici tak melanjutkan kalimatnya ketika menyaksikan Fana mengusap sisa air mata di pipinya. Perlahan Chici melanjutkan langkahnya mendekati meja kerja sahabatnya itu.

"What's wrong with you, Fan???." pertanyaannya terjawab ketika pandangan Chici tertuju pada lembaran kertas dihadapan Fana.

"Sepertinya mas Indra memang sudah tidak sabar ingin menceraikan aku, Chi, buktinya secepat ini mas Indra melayangkan permohonan perceraian padaku di pengadilan." meski hampir setiap hari Fana seakan mengingatkan dirinya agar kuat dan tegar menghadapi semua ini, tetap saja air matanya jatuh tanpa permisi jika berhubungan dengan pria yang pernah dan sampai saat ini masih mengisi relung hatinya.

"Menangislah jika itu bisa membuatmu lebih tenang!!!." Chici membawa tubuh rapuh Fana bersandar padanya. "Menangislah dan biarkan waktu yang akan mengobati luka hatimu, karena dua tahun bukan waktu yang sebentar tentunya tidak akan mudah untuk melupakan semua kenangan kebersamaan kalian."

Di sela tangisnya Fana mengangguk.

Merasa sedikit tenang usai menumpahkan air matanya, Fana pun kembali menegakkan tubuhnya. "Terima kasih, Chi, terima kasih karena kamu selalu ada bersamaku." ucap Fana seraya mendongakkan kepala menatap sahabatnya itu.

"Tidak perlu berterima kasih karena itulah gunanya sahabat." ungkap Chici penuh ketulusan.

Fana merasa sangat bersyukur memiliki sahabat seperti Chici dan juga orang orang terdekatnya yang begitu sayang dan peduli terhadap dirinya. Di saat ia jauh dari kedua orang tuanya tuhan menggantikannya dengan orang orang baik di sekelilingnya.

Melihat Fana jauh lebih tenang dan tak lagi menangis, Chici lantas pamit untuk melanjutkan pekerjaannya.

*

Di perusahaan Galaxy group, di sanalah Riza berada saat ini setelah kembali dari kampus.

"Papa tidak menyangka kamu cepat memahami apa yang diajarkan padamu, nak" baru sehari Riza bergabung di perusahaan pria itu sudah mulai banyak memahami apa yang di ajarkan oleh pegawai kepercayaan ayahnya tentang dunia bisnis.

Tuan Gala merasa bangga karena kecerdasannya dalam berbisnis sepertinya menurun pada pada putra bungsunya itu.

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusberkarya

2024-04-19

0

nuraeinieni

nuraeinieni

lebih cepat lebih bagus fana,,,biar km tdk larut utk mengingat indra,,,,,,ambl hikmahx mungkin akanada kehidupan yg lebih baik utkmu.

2024-04-11

1

Nayla Sasha

Nayla Sasha

jgn bosan* untk up selanjutnya ya thorrr🥰🙏🙏

2024-02-08

0

lihat semua
Episodes
1 Sebutan wanita mandul.
2 Membekas di hati.
3 Rencana licik.
4 Kontak batin yang dirasakan Fana.
5 Menciptakan kebohongan.
6 Permainan bermakna dalam.
7 Surprise ultah Fana.
8 Menjatuhkan talak.
9 Di larikan ke rumah sakit.
10 Menerima kenyataan pahit.
11 Harta Gono-gini.
12 Pindah ke studio.
13 Kenyataan tentang seorang Rizaidan Fathariano.
14 Perhatian kecil untuk pujaan hati.
15 Surat dari pengadilan agama.
16 Bekerja bersama pujaan hati.
17 Pertemuan yang tak di sangka.
18 Informasi tentang Nirfana aurelia.
19 Makan malam bersama.
20 Ungkapan hati.
21 CEO perusahaan Galaxy group.
22 Tidak akan menyerah untuk mendapatkan pujaan hati.
23 Pengakuan mengejutkan.
24 Memikirkan cara untuk mendapatkan pujaan hati.
25 Trik membuahkan hasil.
26 Semua karena aku mencintaimu.
27 Mendatangi kediaman klien.
28 Calon ibu mertua idaman.
29 Ingin menghilang dari muka bumi.
30 Calon mertua spek idaman.
31 Merasa terharu.
32 Will you marry me???.
33 Menemui calon mertua.
34 Berhasil meyakinkan calon mertua.
35 Mengenang jaman sekolah.
36 Kedatangan Riza serta keluarganya.
37 Pernikahan Riza dan Fana 1.
38 Pernikahan Riza dan Fana 2.
39 Kembali ke ibukota.
40 Resepsi pernikahan Riza dan Fana.
41 Niat buruk Marisa.
42 Sikap aneh Fana.
43 Dugaan ibu mertua.
44 Positif Hamil.
45 Suasana haru di saat mengetahui kehamilan sahabat.
46 Acara syukuran.
47 Dia tidak mandul.
48 Perkara mangga muda.
49 Penyesalan memang selalu hadir di akhir.
50 Kenyataan mengejutkan.
51 Rahasia besar tentang Bu Rina
52 Kedatangan Marisa.
53 Tidur sekamar.
54 Keinginan Bu Rina.
55 Pertemuan mengharukan.
56 Kebesaran hati Fana memaafkan.
57 Klien tak terduga.
58 Tindakan Aneh Indra.
59 Kembalinya Om Azmar ke tanah air.
60 Demam.
61 Merawat Suami.
62 Syok.
63 Mengikuti alurnya.
64 Bicara empat mata.
65 Hangatnya pelukan yang dulu.
66 Tugas khusus dari pimpinan.
67 Melakukan kewajiban dengan ikhlas.
68 Kebenaran mengejutkan.
69 Sekedar mengingatkan sebagai seorang teman.
70 Setelah sekian lama akhirnya terungkap.
71 Benarkah itu dia????.
72 Masa lalu membawa luka.
73 Pernikahan Chici dan Tuan Arka.
74 Berbagi tempat tidur.
75 Seperti menelan ludah sendiri.
76 Berkunjung ke kampung halaman.
77 Ikut bersama suami.
78 Tak mengerti dengan perasaan sendiri.
79 Apa benar dia putraku???
80 Perasaan Aneh Arka.
81 Pemandangan indah.
82 Ke_cupan diam-diam.
83 Baby twins.
84 Kebenaran di masa lalu.
85 Kehamilan Marisa.
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Sebutan wanita mandul.
2
Membekas di hati.
3
Rencana licik.
4
Kontak batin yang dirasakan Fana.
5
Menciptakan kebohongan.
6
Permainan bermakna dalam.
7
Surprise ultah Fana.
8
Menjatuhkan talak.
9
Di larikan ke rumah sakit.
10
Menerima kenyataan pahit.
11
Harta Gono-gini.
12
Pindah ke studio.
13
Kenyataan tentang seorang Rizaidan Fathariano.
14
Perhatian kecil untuk pujaan hati.
15
Surat dari pengadilan agama.
16
Bekerja bersama pujaan hati.
17
Pertemuan yang tak di sangka.
18
Informasi tentang Nirfana aurelia.
19
Makan malam bersama.
20
Ungkapan hati.
21
CEO perusahaan Galaxy group.
22
Tidak akan menyerah untuk mendapatkan pujaan hati.
23
Pengakuan mengejutkan.
24
Memikirkan cara untuk mendapatkan pujaan hati.
25
Trik membuahkan hasil.
26
Semua karena aku mencintaimu.
27
Mendatangi kediaman klien.
28
Calon ibu mertua idaman.
29
Ingin menghilang dari muka bumi.
30
Calon mertua spek idaman.
31
Merasa terharu.
32
Will you marry me???.
33
Menemui calon mertua.
34
Berhasil meyakinkan calon mertua.
35
Mengenang jaman sekolah.
36
Kedatangan Riza serta keluarganya.
37
Pernikahan Riza dan Fana 1.
38
Pernikahan Riza dan Fana 2.
39
Kembali ke ibukota.
40
Resepsi pernikahan Riza dan Fana.
41
Niat buruk Marisa.
42
Sikap aneh Fana.
43
Dugaan ibu mertua.
44
Positif Hamil.
45
Suasana haru di saat mengetahui kehamilan sahabat.
46
Acara syukuran.
47
Dia tidak mandul.
48
Perkara mangga muda.
49
Penyesalan memang selalu hadir di akhir.
50
Kenyataan mengejutkan.
51
Rahasia besar tentang Bu Rina
52
Kedatangan Marisa.
53
Tidur sekamar.
54
Keinginan Bu Rina.
55
Pertemuan mengharukan.
56
Kebesaran hati Fana memaafkan.
57
Klien tak terduga.
58
Tindakan Aneh Indra.
59
Kembalinya Om Azmar ke tanah air.
60
Demam.
61
Merawat Suami.
62
Syok.
63
Mengikuti alurnya.
64
Bicara empat mata.
65
Hangatnya pelukan yang dulu.
66
Tugas khusus dari pimpinan.
67
Melakukan kewajiban dengan ikhlas.
68
Kebenaran mengejutkan.
69
Sekedar mengingatkan sebagai seorang teman.
70
Setelah sekian lama akhirnya terungkap.
71
Benarkah itu dia????.
72
Masa lalu membawa luka.
73
Pernikahan Chici dan Tuan Arka.
74
Berbagi tempat tidur.
75
Seperti menelan ludah sendiri.
76
Berkunjung ke kampung halaman.
77
Ikut bersama suami.
78
Tak mengerti dengan perasaan sendiri.
79
Apa benar dia putraku???
80
Perasaan Aneh Arka.
81
Pemandangan indah.
82
Ke_cupan diam-diam.
83
Baby twins.
84
Kebenaran di masa lalu.
85
Kehamilan Marisa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!