Membekas di hati.

Sampai dengan acara makan malam usai Fana lebih banyak diam, hanya sesekali ia terdengar bersuara jika ada yang bertanya sesuatu tentang dirinya. Sejujurnya sebagai seorang istri, Fana merasa sedikit kecewa dengan sikap suaminya yang hanya diam saja di saat ibunya melontarkan kalimat yang tidak sepantasnya saat di meja makan tadi, namun begitu Fana memilih diam karena tak ingin sampai hal itu menjadi pemicu pertengkaran di antara ia dan suaminya.

Melihat jarum jam yang melingkar di pergelangan tangannya telah menunjukkan pukul setengah sebelas malam, Indra lantas berpamitan pada kedua orang tuanya.

"Oh iya Dra, kebetulan tadi Marisa ke sini naik taksi, kamu bisa kan mengantarkan Marisa pulang sekalian."

Fana menghela napas dalam-dalam saat mendengar permintaan tak masuk akal dari ibu mertuanya itu. Jika tidak ingat dosa ingin sekali rasanya Fana meneriaki ibu mertuanya tersebut.

Indra tidak langsung menjawab permintaan ibunya, pria itu lebih dulu menoleh pada Fana seolah meminta persetujuan dari istrinya itu.

"Maafin Indra, bu, bukannya indra nggak mau nganterin Marisa tapi arah menuju rumah Indra dan Marisa itu tidak searah, Bu." jawaban tersebut di berikan Indra pada ibunya ketika melihat Fana hanya diam saja, tak merespon tatapannya.

Setelah melewati drama yang cukup panjang akhirnya Indra pun mengalah dan menuruti permintaan ibunya untuk mengantarkan mantan kekasihnya itu kembali ke rumah orang tuanya.

Setelah mengantarkan Marisa kembali ke rumah orang tuanya, Indra kembali melajukan mobilnya menuju kediamannya bersama Fana. kediaman yang Mereka tempati bersama selama hampir dua tahun terakhir ini.

"Mas, jika seandainya suatu saat nanti ibu akan meminta kamu untuk menceraikan aku, apa kamu juga akan menurutinya???."

Pertanyaan Fana sanggup mengalihkan perhatian Indra dari fokusnya menatap garis putih jalanan.

"Kenapa kamu bicara seperti itu???." bukannya menjawab Indra justru balik bertanya dengan wajah yang terlihat bingung.

"Tidak apa apa mas, aku hanya sekedar ingin tahu saja. Jika suatu saat ibu ingin kamu menceraikan aku apa kamu juga akan menurutinya???." untuk kedua kalinya Fana bertanya demikian.

Air mata yang sejak tadi tergenang di pelupuk mata indah Fana seketika terjun bebas membasahi pipinya saat melihat indra masih diam saja. Bagi Fana Diamnya Indra sudah cukup menjadi jawaban atas pertanyaannya tadi.

Sesaat kemudian, dengan tangis tercegat Fana berkata. "Jika bisa memilih, aku juga tidak ingin terlahir sebagai wanita mandul, mas." ucapan Fana terdengar begitu menyesakkan dada bagi siapapun yang mendengarnya, tak terkecuali Indra, pria itu sontak saja menepikan mobilnya lalu kemudian menggenggam kedua tangan Fana dengan penuh kasih sayang.

"Mas sangat mencintai kamu, Fana, lebih baik kita sama sama berdoa agar semua itu tidak akan pernah terjadi." ungkap Indra sebelum kemudian membawa tubuh istrinya itu ke dalam pelukannya.

Merasa cukup tenang Fana lantas melerai pelukannya begitu pun dengan Indra. kini keduanya pun kembali melanjutkan perjalanan menuju pulang ke rumah.

Makan malam di rumah mertuanya malam ini sungguh membekas di hati Fana, mungkin hingga ajal menjelang ia tak akan lupa dengan sikap ibu mertuanya malam ini.

Beberapa saat setelah tiba di rumah, Fana memilih menyendiri di balkon kamar sedangkan Indra sudah terlelap dalam tidurnya, mungkin karena kesibukannya di kantor seharian membuat pria itu kelelahan hingga memutuskan untuk segera mengistirahatkan tubuhnya.

Fana terlihat memeluk tubuhnya yang mulai terasa dingin akibat hembusan angin malam. kembali teringat akan kata-kata ibu mertuanya tadi, air mata Fana jatuh begitu saja tanpa permisi.

"Sampai kapan ibu akan terus bersikap seperti itu padaku????." batin Fana seraya mengusap sisa air mata di pipinya.

Cukup lama Fana menikmati hembusan angin malam, hingga akhirnya wanita itu pun meninggalkan balkon saat merasakan angin malam terasa semakin dingin.

"Aku sangat mencintai kamu, mas Indra. Aku berharap cinta kamu tidak akan pernah berubah padaku,mas." batin Fana seraya memandangi wajah lelap suaminya dengan tatapan sendu.

Keesokan harinya.

 "Morning, sayang." Indra yang telah rapi dengan pakaian casual nya tersebut mengecup kening Fana yang baru saja terjaga dari tidurnya.

"Morning, mas." Fana mengukir senyuman manis di bibirnya. "Kamu nggak berangkat ke kantor mas??." tanya Dea yang baru menyadari suaminya tidak mengenakan pakaian kerjanya.

Pandangan Fana tak sengaja tertuju pada koper besar yang berada di samping lemari pakaian. "Kamu ada urusan pekerjaan di luar kota, mas???." tebak Fana.

"Tidak sayang, tadi ibu menelpon dan meminta mas untuk menemani mereka ke Semarang selama beberapa hari untuk menghadiri acara lamaran anaknya om Tito." beritahu Indra.

"Kamu nggak apa-apa kan, mas tinggal sendiri di rumah untuk beberapa hari????."

Fana mengangguk sambil memaksakan senyum agar terukir di bibirnya, saat indra bertanya sembari mengelus lembut Surai panjangnya. "Nggak papa kok mas. Kamu hati hati ya mas dan Jangan lupa untuk segera mengabari aku jika sudah tiba di Semarang nanti!!!."

"Iya sayang mas pasti akan segera menghubungi kamu setibanya di Semarang nanti. kamu juga hati-hati di rumah, jangan menerima tamu orang yang tidak dikenal!!!." pesan Indra.

Fana kembali mengangguk. "Baik mas."

Melihat waktu hampir menunjukkan pukul tujuh pagi, Indra pun pamit pada Fana untuk segera menuju ke rumah ibunya, dan Fana pun mengantarkan Indra hingga ke depan rumah.

Dari balik kaca mobil Indra menyaksikan senyuman tulus istrinya yang kini melambaikan tangan ke arahnya. Ada rasa nyeri di hati Indra kala teringat perkataan ibunya di telepon tadi, di mana wanita yang telah melahirkan dirinya tersebut menolak mentah-mentah permintaan Indra yang ingin mengajak serta istrinya.

Fana hanya bisa menghela napas dalam saat melihat mobil Indra telah bergerak keluar meninggalkan pekarangan rumah. "Ya tuhan lindungilah suami hamba di manapun dia berada. Lindungi hati dan raganya." batin Fana.

Setelah mobil Indra tak lagi terlihat oleh pandangannya Fana kembali ke dalam untuk mandi dan bersiap ke studio.

Setelah selesai mandi dan juga bersiap serta tak lupa mengisi perutnya dengan selembar roti dan juga segelas susu, Fana segera beranjak menuju studio.

*

"Emangnya kamu belum punya pacar, Za???."

"Untuk pacar sih belum, tapi untuk pujaan hati sudah ada sejak dulu di dalam sini." ucap pria bernama lengkap Rizaidan Fathariano tersebut sembari menunjuk serta membusungkan dada dengan bangganya sambil tersenyum.

"bisa aja Lo bocah...." Luki yang merupakan editor sekaligus fotografer di agensi tersebut ikut tersenyum melihat tingkah pria yang belum genap berusia dua puluh tahun tersebut. Ya, dua bulan lagi Riza baru genap dua puluh tahun, maka dari itulah pria itu masih sering mendapat julukan bocah meskipun penampilan serta postur tubuhnya sama sekali tak menunjukkan usianya yang sebenarnya. Memiliki dada yang bidang, tinggi badan yang hampir mencapai seratus delapan puluh tiga sentimeter membuat orang yang baru mengenalnya tidak akan menyangka jika pria itu masih berusia sembilan belas tahun.

Obrolan ringan di antara Riza dan Luki akhirnya terhenti saat melihat kedatangan Fana dan juga Chici ke studio pemotretan.

"Selamat pagi." ucap Fana dengan seulas senyum yang menghiasi wajah cantiknya.

"Pagi, mbak Fana." sahut Riza dan juga Luki hampir bersamaan.

"Gimana persiapan pemotretan hari ini???." tanya Fana setelah mendaratkan bokongnya di sofa.

"Semuanya sudah rampung mbak, kita hanya tinggal menunggu model yang akan melakukan pemotretan bersama dengan Riza hari ini" beritahu Luki.

Jawaban Luki sontak saja membuat Fana menatap ke arah jarum jam yang melingkar pada pergelangan tangannya. "Ini sudah pukul setengah sepuluh, kenapa model wanitanya belum juga datang??? Apa kemarin kamu tidak berpesan padanya untuk datang lebih awal??."

"Sudah mbak, saya sudah berpesan seperti itu tetapi entahlah mungkin ada kendala sehingga putri datang terlambat pagi ini." jawaban Luki membuat Fana mulai tak tenang.

Fana beralih pada Chici. "Chi coba deh kamu hubungi Putri!!!." pinta Fana

"Baiklah."

Baru saja putri mengeluarkan ponselnya tiba-tiba saja sebuah pesan baru saja masuk ke aplikasi hijau milik gadis itu.

"Ada apa????." cecar Fana ketika melihat wajah Chici berubah panik.

"Putri baru saja dilarikan ke rumah sakit karena mencoba melakukan percobaan bunuh diri, Fan."

Dengan wajah syoknya Chici memperlihatkan pesan singkat yang dikirim dari nomor ponsel Putri pada Fana. Pesan tersebut sepertinya di kirimkan oleh salah seorang anggota keluarganya untuk mengabarkan pada mereka.

"Oh Tuhan....." Fana mengusap wajahnya tidak habis pikir dengan tindakan gila Putri. bagaimana tidak, dirinya saja yang hampir kehilangan kewarasan akibat menghadapi sikap ibu mertuanya tidak sampai berpikir untuk mengakhiri hidupnya tetapi putri yang notabenenya anak seorang pengusaha kaya raya dan berprofesi sebagai seorang model justru berpikir sedangkal itu.

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussabar

2024-04-19

0

Sriza Juniarti

Sriza Juniarti

suakaaa..

2024-04-16

0

Park Kyung Na

Park Kyung Na

👍👍

2024-04-12

0

lihat semua
Episodes
1 Sebutan wanita mandul.
2 Membekas di hati.
3 Rencana licik.
4 Kontak batin yang dirasakan Fana.
5 Menciptakan kebohongan.
6 Permainan bermakna dalam.
7 Surprise ultah Fana.
8 Menjatuhkan talak.
9 Di larikan ke rumah sakit.
10 Menerima kenyataan pahit.
11 Harta Gono-gini.
12 Pindah ke studio.
13 Kenyataan tentang seorang Rizaidan Fathariano.
14 Perhatian kecil untuk pujaan hati.
15 Surat dari pengadilan agama.
16 Bekerja bersama pujaan hati.
17 Pertemuan yang tak di sangka.
18 Informasi tentang Nirfana aurelia.
19 Makan malam bersama.
20 Ungkapan hati.
21 CEO perusahaan Galaxy group.
22 Tidak akan menyerah untuk mendapatkan pujaan hati.
23 Pengakuan mengejutkan.
24 Memikirkan cara untuk mendapatkan pujaan hati.
25 Trik membuahkan hasil.
26 Semua karena aku mencintaimu.
27 Mendatangi kediaman klien.
28 Calon ibu mertua idaman.
29 Ingin menghilang dari muka bumi.
30 Calon mertua spek idaman.
31 Merasa terharu.
32 Will you marry me???.
33 Menemui calon mertua.
34 Berhasil meyakinkan calon mertua.
35 Mengenang jaman sekolah.
36 Kedatangan Riza serta keluarganya.
37 Pernikahan Riza dan Fana 1.
38 Pernikahan Riza dan Fana 2.
39 Kembali ke ibukota.
40 Resepsi pernikahan Riza dan Fana.
41 Niat buruk Marisa.
42 Sikap aneh Fana.
43 Dugaan ibu mertua.
44 Positif Hamil.
45 Suasana haru di saat mengetahui kehamilan sahabat.
46 Acara syukuran.
47 Dia tidak mandul.
48 Perkara mangga muda.
49 Penyesalan memang selalu hadir di akhir.
50 Kenyataan mengejutkan.
51 Rahasia besar tentang Bu Rina
52 Kedatangan Marisa.
53 Tidur sekamar.
54 Keinginan Bu Rina.
55 Pertemuan mengharukan.
56 Kebesaran hati Fana memaafkan.
57 Klien tak terduga.
58 Tindakan Aneh Indra.
59 Kembalinya Om Azmar ke tanah air.
60 Demam.
61 Merawat Suami.
62 Syok.
63 Mengikuti alurnya.
64 Bicara empat mata.
65 Hangatnya pelukan yang dulu.
66 Tugas khusus dari pimpinan.
67 Melakukan kewajiban dengan ikhlas.
68 Kebenaran mengejutkan.
69 Sekedar mengingatkan sebagai seorang teman.
70 Setelah sekian lama akhirnya terungkap.
71 Benarkah itu dia????.
72 Masa lalu membawa luka.
73 Pernikahan Chici dan Tuan Arka.
74 Berbagi tempat tidur.
75 Seperti menelan ludah sendiri.
76 Berkunjung ke kampung halaman.
77 Ikut bersama suami.
78 Tak mengerti dengan perasaan sendiri.
79 Apa benar dia putraku???
80 Perasaan Aneh Arka.
81 Pemandangan indah.
82 Ke_cupan diam-diam.
83 Baby twins.
84 Kebenaran di masa lalu.
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Sebutan wanita mandul.
2
Membekas di hati.
3
Rencana licik.
4
Kontak batin yang dirasakan Fana.
5
Menciptakan kebohongan.
6
Permainan bermakna dalam.
7
Surprise ultah Fana.
8
Menjatuhkan talak.
9
Di larikan ke rumah sakit.
10
Menerima kenyataan pahit.
11
Harta Gono-gini.
12
Pindah ke studio.
13
Kenyataan tentang seorang Rizaidan Fathariano.
14
Perhatian kecil untuk pujaan hati.
15
Surat dari pengadilan agama.
16
Bekerja bersama pujaan hati.
17
Pertemuan yang tak di sangka.
18
Informasi tentang Nirfana aurelia.
19
Makan malam bersama.
20
Ungkapan hati.
21
CEO perusahaan Galaxy group.
22
Tidak akan menyerah untuk mendapatkan pujaan hati.
23
Pengakuan mengejutkan.
24
Memikirkan cara untuk mendapatkan pujaan hati.
25
Trik membuahkan hasil.
26
Semua karena aku mencintaimu.
27
Mendatangi kediaman klien.
28
Calon ibu mertua idaman.
29
Ingin menghilang dari muka bumi.
30
Calon mertua spek idaman.
31
Merasa terharu.
32
Will you marry me???.
33
Menemui calon mertua.
34
Berhasil meyakinkan calon mertua.
35
Mengenang jaman sekolah.
36
Kedatangan Riza serta keluarganya.
37
Pernikahan Riza dan Fana 1.
38
Pernikahan Riza dan Fana 2.
39
Kembali ke ibukota.
40
Resepsi pernikahan Riza dan Fana.
41
Niat buruk Marisa.
42
Sikap aneh Fana.
43
Dugaan ibu mertua.
44
Positif Hamil.
45
Suasana haru di saat mengetahui kehamilan sahabat.
46
Acara syukuran.
47
Dia tidak mandul.
48
Perkara mangga muda.
49
Penyesalan memang selalu hadir di akhir.
50
Kenyataan mengejutkan.
51
Rahasia besar tentang Bu Rina
52
Kedatangan Marisa.
53
Tidur sekamar.
54
Keinginan Bu Rina.
55
Pertemuan mengharukan.
56
Kebesaran hati Fana memaafkan.
57
Klien tak terduga.
58
Tindakan Aneh Indra.
59
Kembalinya Om Azmar ke tanah air.
60
Demam.
61
Merawat Suami.
62
Syok.
63
Mengikuti alurnya.
64
Bicara empat mata.
65
Hangatnya pelukan yang dulu.
66
Tugas khusus dari pimpinan.
67
Melakukan kewajiban dengan ikhlas.
68
Kebenaran mengejutkan.
69
Sekedar mengingatkan sebagai seorang teman.
70
Setelah sekian lama akhirnya terungkap.
71
Benarkah itu dia????.
72
Masa lalu membawa luka.
73
Pernikahan Chici dan Tuan Arka.
74
Berbagi tempat tidur.
75
Seperti menelan ludah sendiri.
76
Berkunjung ke kampung halaman.
77
Ikut bersama suami.
78
Tak mengerti dengan perasaan sendiri.
79
Apa benar dia putraku???
80
Perasaan Aneh Arka.
81
Pemandangan indah.
82
Ke_cupan diam-diam.
83
Baby twins.
84
Kebenaran di masa lalu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!