selamat membaca
“Atau jangan-jangan pria yang di sukai itu justru Kak Ha Yun?” lanjut Bisma membuat Ha Yun semakin bingung.
“Tidak perlu panik gitu kak, Bisma Cuma bercanda,” lanjut Bisma kemudian.
“Siapa yang panik,” kilah Ha Yun.
“Ohh iya apa jangan-jangan Kak Ha Yun punya pacar ya?”
“Jangan ngadi-ngadi deh,”
“Beneran?” ledek Bisma.
“Sekali lagi kamu bahas itu aku pulang nih,” ancam Ha Yun.
“Ya Ok deh Bisma tidak akan bahas soal itu lagi,” pinta Bisma mengalah.
Ha Yun pun tersenyum, meski Bisma lebih muda terkadang Bisma lah yang mengalah jika membahas soal pasangan karena Ha Yun sama sekali tidak menyukai hal itu.
Soal kedekatan keduanya tak perlu di ragukan lagi dan mereka pun selalu kompak dalam hal apapun, meski dalam hal percintaan mereka bertolak belakang.
Di sisi lain Saira benar-benar tidak menyangka jika Bisma adalah adik sepupu dari Ha Yun, yaitu pria yang sangat ia cintai hingga detik ini, seorang pria yang pertama merebut hatinya dan belum tergantikan hingga saat ini.
“Kak Saira?” sapa Andre gugup.
“Ada apa?” jawab Saira ketus tanpa menoleh sedikitpun.
Andre menarik napas pelan, kemudian mencoba bicara dengan tenang. Beberapa menit kemudian, Andre yang sangat khawatir jika Saira tidak percaya atau mungkin hal yang akan ia katakan akan membuat Saira sedih membuatnya semakin bingung harus memulai bicara dari mana terlebih dahulu.
Melihat Andre yang hanya diam membuat Saira berkata, “jika memang tidak ada yang ingin di katakan, lebih baik pergi.” Sungut Saira.
“Eh… sebenarnya Andre hanya ingin melihat-lihat saja,”
Mendengar itu Saira menghela napas dengan wajah sinis.
“Maaf karena Andre sudah mengganggu Kak Saira,” ucap Andre.
Melihat sikap sinis Saira, Pak Reza pun masuk ke kamar Saira, karena memang kala itu kamar Saira tidak di tutup. Di situ Pak Reza meminta Saira untuk sedikit bersikap lebih baik kepada Andre, namun dengan tegas Saira menyatakan bahwa ia hanya memiliki satu adik dan tentunya itu bukan Andre.
Pak Reza mulai tidak dapat menahan amarahnya, namun istrinya dengan cepat mencoba meredakan emosi Pak Reza.
“Sudah Mas jangan marah-marah terus.” Ujar Ibu Mita sambil mengelus Pundak Pak Reza.
“Saira makin hari makin tak terkendali dan keterlaluan,” sungut Pak Reza.
“Berisik kalian, Saira mau istirahat lebih baik kalian keluar,”
“Pa, Ma, lebih baik kita keluar.” Ajak Andre.
“Ya sudah kita keluar saja Mas.” Ajak ibu Mitha juga.
Ketiganya pun keluar, saat di luar Andre juga marah kepada Ibu Mitha, dan menganggap semua yang terjadi karena kesalahan Ibu Mitha. Kekecewaan Saira membuat dirinya menjadi seperti sekarang.
“Ini akibat perbuatan Mama,”
‘Andre,” bentak Ibu Mitha.
“Papa Mama, Andre keluar dulu,” pamit Andre seraya mencium tangan kedua orang tuanya karena tak ingin berdebat terlalu lama dengan Ibu Mitha.
Andre yang merasa pikirannya kacau pun bergegas pergi menemui Ariana, tak hanya karena Andre tengah kesal melainkan karena ia ingin menceritakan banyak hal kepada Ariana. Ariana memang selalu menjadi tempat berkeluh kesah bagi Andre, sehingga Andre selalu bersyukur mempunyai kekasih sekaligus teman seperti Ariana.
Di situ Andre menceritakan jika ia telah mendapatkan info tentang istri pertama Pak Reza, yaitu Anggita Lee yang mana ternyata beliau telah meninggal sekitar kurang lebih sembilan belas tahun yang lalu di rumah sakit Maharja tak hanya itu Andre pun telah mendapatkan info mengenai di mana mendiang Anggita Lee di makamkan. Namun sayang Andre tak dapat menemukan info apa pun mengenai adik dari Saira.
“Bagaimana jika kita coba sekali lagi cari tahu adik Kak Saira di Rumah Sakit Maharja,” saran Ariana.
“Mereka tidak tahu,”
“Apa salahnya kita coba lagi, siapa tahu ada titik lain yang kita terlewatkan,” ujar Ariana kembali.
Keduanya pun bergegas ke rumah Maharja dengan sedikit harapan mereka dapat menemukan petunjuk tentang adik dari Saira. Andre tak berharap banyak, namun seberapa persen pun harapan itu, ia akan mencoba. Orang mengatakan kamu tak akan tahu hasilnya hingga kamu mencobanya. Namun rasa semangat Andre pun seketika hilang saat Dokter menyatakan jika rumah sakit itu pernah mengalami kebakaran di bagian Gudang hingga di ruangan penyimpanan berkas-berkas penting, sehingga data dari delapan belas tahun lalu ke belakang pun sudah tidak ada. Iya kebakaran itu berselang kurang lebih satu tahun dari kematian Anggita Lee.
Bahkan sopir ambulan yang mengantarkan mengdiang Anggita Lee telah berhenti sekitar empat bulan lalu dengan alasan ingin kembali ke kota kelahirannya yaitu di Jogja. Hal seakan semakin membuat Andre terpuruk dan tak bersemangat karena semakin ia berusaha ia seakan semakin menemukan banyak lubang, bahkan saat ia mulai mencari jalan lain, ia pun kembali menemukan lubang itu bahkan setelah banyak krikil yang harus ia lewati.
“Kamu bilang kamu mendapatkan info tentang istri pertama Papa kamu dari ayah teman kamu, kenapa kamu tidak minta bantuan dia lagi?”
“Aku tidak enak jika harus minta bantuan ayah dari teman aku,”
Ariana masih terdiam seraya berpikir kemudian berkata,
“Kita memang tidak dapat menemukan info dari adik Kak Saira namun kita masih bisa usaha cari tahu di mana tempat almarhumah Tante Anggi di makamkan.”
“Dimana?”
“Dokter bilang kan Tante Anggi di makamkan masih di daerah Jakarta, kita cari saja di semua pemakaman Jakarta,” saran Ariana.
“Tidak aku perlu bertemu dengan Pak Amir untuk bertemu dengan Adik dari Kak Saira, dan bagaimana mungkin kita keliling TPU Jakarta, Jakarta luas, Dokternya pun lupa itu Jakarta mana,”
“Ya sudah kita pikirkan cara lainnya nanti sekarang kita pulang ya!” saran Ariana kembali.
Di situ Ariana mencoba memahami keadaan Andre sehingga ia tak ingin memaksa Andre. Karena Andre tidak hanya lelah secara fisik, melainkan mentalnya lebih lelah dan terluka. Sehingga kali ini ialah yang harus lebih sabar dan memberi banyak semangat kepada Andre.
Bisma berniat mengajak Saira makan bersama dengan tema romantis, sehingga ia pun menyewa seluruh restorant tempat Sheny bekerja khusus untuk Saira.
Bisma mengirim pesan yang berisi
Thanks u very much my best friend
Sheny pun hanya membalas dengan emoji semangat.
Di saat ia takut harus mengadu kepada siapa, hanya ada satu tempat yang akan membuat hatinya tenang yaitu almarhum ayahnya, hanya dengan ziarah ke makam ayahnya itu sudah mampu menenangkan hatinya, bagaikan sebuah air yang mampu menyegarkan tubuh.
Dan seperti biasa sepulang dari makam, Sheny pun kembali bertemu dengan Ha Yun. Sungguh sebuah takdir yang sulit di mengerti oleh Sheny, karena kebetulan itu selalu terulang hingga berkali-kali, seolah itu adalah sebuah kesengajaan.
“Kamu nangis lagi?” tanya Ha Yun.
Dengan cepat Sheny mengeka air matanya seraya berkata, “Tidak!”
“Bohong,”
“Saya bilang tidak,” sungut Sheny.
“Mata kamu tidak bisa bohong,” balas Ha Yun membuat Sheny tak dapat berdalih kembali.
Perlahan Ha Yun pun meminta Sheny agar menceritakan permasalahannya, namun seperti biasa Sheny tak mau mengatakannya, namun pada akhirnya, Sheny pun luluh dan menceritakan apa yang membuatnya sedih.
“Masak cewek yang dulu pengantar bunga menangis, sebuah bunga saja tetap mau mekar berkali-kali, meski berkali-kali juga orang-orang mengambilnya kemudian membuangnya,”
“jadi dokter menyamakan saya dengan sebuah bunga?” gerutu Sheny.
“Bukan begitu, tapi maksudku seperti apapun masalah kita, tetaplah tersenyum, karena badai pasti berlalu seperti bunga yang tak henti-hentinya mekar dan memberi keindahan pada orang,”
Sedikit penggalan kata dari Ha Yun cukup membuat Sheny lebih semangat dan tersenyum. Meski kata-kata Ha Yun cukup sederhana tapi hal itu sudah cukup membuat hati Sheny lebih tenang dan rasa sedihnya sedikit berkurang.
“Aku tidak suka melihat kamu menangis, dari pada melihatmu menangis, lebih baik aku melihatmu marah-marah seperti biasanya,” lanjut Ha Yun.
“Terima kasih,” balas Sheny kemudian.
“Ya sudah kita pulang, aku antar kamu,”
Sheny pun mengangguk atas ajakan Ha Yun itu.
Namun di balik semangat yang di berikan Ha Yun ada rasa yang membuat Ha Yun semakin tak mengerti dan bahkan meski ia mencoba berkali-kali memahaminya, ia masih seakan sulit memahami hal itu.
“Ada apa denganku mengapa aku merasa sakit saat Sheny mengatakan jika dia menyukai pria lain?” tanya Ha Yun pada dirinya sendiri sambil berusaha focus menyetir.
*NANTIKAN KELANJUTANNYA JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Bilqies
karena kamu udah jatuh cintrong sama sheny
2024-05-26
0
Teteh Lia
kalau lagi ada masalah, boro2 tersenyum. yang ada pengen diem tanpa di ganggu.
2024-05-17
0
Tanz>.<
itu nama nya cemburu Ha Yun 🤭
2024-05-14
0