“Bukan seperti itu, karena selama ini kamu sering mempermainkan perasaan wanita,” jelas Ha Yun sambil tertawa.
“dia menolak Bisma karena Bisma lebih muda dari dia,”
Bisma kemudian menjelaskan jika mereka hanya satu tahun di universitas yang sama, karena setelah itu gadis itu pun lulus. Ia gadis itu tiga tahun lebih tua dari Bisma dan satu tahun lebih muda dari Ha Yun.
Namun Bisma tak akan menyerah karena ia kini telah mendapatkan gelar S1 nya. Maka karena itu ia akan memperjuangkan gadis itu kembali.
“Semangat ya adikku,” ucap Ha Yun seraya kembali melajukan mobilnya.
Selesai mengantar Bisma ke rumahnya, Ha Yun pun kembali ke rumah sakit melanjutkan tugasnya. Dan seperti biasa saat pulang dari rumah sakit Ha Yun mengunjungi makam ibunya. Kali ini Ha Yun tidak pulang ke apartemennnya, melainkan ke rumah om nya, yaitu ayah dari Bisma.
Ha Yun dan Bisma yang lama tak bertemu mencoba melepas rasa rindu mereka dengan bermain game bersama hingga lupa waktu. Sehingga hal itu membuat Ibu Nayla harus memarahi mereka tak hanya bermain game, keduanya juga karaoke bersama hingga membuat Ibu Nayla semakin kewalahan menghadapi mereka.
“Ha Yun, Bisma,” teriak Ibu Nayla.
“Ayo waktu makan malam,” teriak ibu Nayla kembali.
“Bis, Tante Nayla sudah kayak emak-emak kompleks.” ujar Ha Yun pada Bisma sambil tetap focus dengan game nya.
“Biarkan saja, nanti capek sendiri,” sahut Bisma.
Meski ibu Nayla sudah teriak-teriak, namun tetap saja keduanya focus pada game mereka. Hingga suara gagang pintu kamar bisma berbunyi.
“Ha Yun, Bisma ayo turun.” Titah Ibu Nayla sambil menjewer telinga keduanya.
Keduanya merengek kesakitan, namun ibu Nayla enggan menggubris keluhan mereka. Namun bukan Ha Yun dan Bisma namanya kalau tidak membuat kehebohan. Di meja makan keduanya berebutan sayap ayam, yang mana keduanya sama-sama menukai sayap ayam. Namun kali ini ibu Nayla tak memarahi keduanya melainkan ia justru tersenyum melihat ke akraban keduanya. Tak hanya ibu Nayla, Pak Radit yaitu kakak laki-laki dari ibu almarhumah Yunita pun ikut merasa Bahagia.
“Saya merasa Bahagia melihat tawa di wajah Ha Yun, yunita pasti senang melihat ini,” gumam Pak Radit dalam hatinya.
Selesai makan malam, Ha yun berniat pulang, namun Pak Radit melarangnya dan meminta Ha Yun untuk menginap. Ha Yun pun akhirnya menginap di rumah Pak Radit, memang Ha Yun sendiri punya kamar pribadi di rumah om nya itu karena sedari kecil ia sering menginap di rumah itu, oleh karena hal itulah Ha Yun dan Bisma sangat dekat. Bahkan kedekatan keduanya layaknya saudara kandung. Hampir semua kebiasaan mereka sama, yaitu suka main game, menyanyi meski Bisma tidak ahli untuk alat music, suka sayap ayam, dan masih banyak lagi, bedanya Bisma pria playboy yang suka ganti cewek, sedangkan Ha Yun belum berkencan sekalipun.
Keesokan harinya.
Ha Yun, bisma, Pak Radit serta ibu Nayla, selesai sarapan mereka pun pergi ziarah bersama ke makam alamrhumah ibu Yunita.
“Mas janji akan menjaga Ha Yun dengan baik,” ujar pak Radit dalam hatinya.
Saat berziarah kali ini, Ha Yun mengatakan ia Bahagia karena bisa datang bersama orang-orang yang di sayang oleh ibunya, baginya bisa bersama dengan keluarga dengan keharmonisan adalah impian terbesar Ha Yun.
“Ha Yun! Ayo pulang,” ajak Pak Radit.
“Ha Yun langsung ke rumah sakit saja,”
“Ya sudah jika begitu, oh iya Bisma, kamu langsung ke kantor saja Papa mau antar mama kamu pulang dulu,”
“Siap Pa!”
“Bisma kamu kerja yang bener ya,” peringat Ha Yun.
“Tentu, Bisma pasti akan bekerja keras,” jawab Bisma.
“Ya sudah Ha Yun duluan.” Pamit Ha Yun.
Lagi dan lagi, Ha Yun pun bertemu dengan Sheny. Dan pertemuan mereka selalu di makam.
“kenapa dokter selalu mengikuti saya?”
“memangnya aku tidak ada kerjaan lain apa harus mengikuti kamu?” sungut Ha Yun balik.
“Sudahlah, hari ini aku masuk pagi, Kalau debat sama dokter bisa telat aku.” Ujar Sheny seraya melangkah pergi.
Ha Yun hanya tersenyum melihat kemarahan Sheny yang mana baginya itu sangat menggemaskan.
Dari situ Sheny menunggu angkot yang menuju kampusnya, beruntung tak butuh waktu lama, angkot yang ia tunggu pun lewat. Segera sheny pun naik, namun selang beberapa menit, tiba-tiba angkot yang di tumpangi Sheny mogok. Akhirnya mau tidak mau Sheny harus mencari angkot lain. Hampir lima belas menit ia tak kunjung menemukan angkot, ia pun akhirnya berlari, namun karena kecerobohannya yang menyemberang tak melihat jalan, ia pun di tabrak oleh mobil.
“oh my god jangan-jangan gadis itu terluka?” ucap si pengendara mobil itu kemudian keluar dari dalam mobilnya.
“Nona tidak kenapa-napa?” tanya pengendara mobil itu.
“Saya baik-baik saja kok,” jawab Sheny.
“Apa perlu saya bawa ke rumah sakit?”
“tidak perlu saya baik-baik saja kok, ah maaf saya buru-buru mau berangkat ke kuliah.” Jawab Sheny seraya berusaha berdiri.
“Biar saya antar,” tawar orang itu.
“Tidak perlu,” tolak Sheny.
“tolong jangan tolak, ini sebagai permintaan maaf saya,” lanjut orang itu.
Karena orang itu terus memohon, Sheny pun menerima tawaran orang tersebut.
Selama di perjalanan keduanya merasa canggung satu sama lain, hingga akhirnya orang itu memperkenalkan diri.
“kenalkan nama saya Bisma, nama kamu siapa?”
“Sheny, nama saya Sheny.”
Semenjak perkenalan itu keduanya pun menjadi dekat. Bahkan Bisma sering memesan makanan di tempat Sheny bekerja. Entah untuk dirinya, atau pun ia pesankan untuk beberapa karyawannya.
Hari weekend pun tiba.
Kali ini Sheny tidak hanya libur kuliah, tapi ia juga libur kerja dengan alasan pribadi pemilik restoran, Sehingga ia juga Ariana pergi ke pasar bersama. Namun kebetulan atau bagaimana, Sheny kembali bertemu dengan Ha Yun di pasar itu. Hal itu terjadi di saat Sheny ingin membeli buah jeruk, bersamaan dengan itu Ha Yun juga ingin membeli jeruk di tempat yang sama. Jeruknya yang sudah tersisa satu kilo membuat keduanya menjadi rebutan. Ariana meminta Sheny untuk mengalah dan mencari di tempat lain, namun Sheny menolaknya, begitupun dengan Ha Yun, si Mbok telah meminta Ha Yun untuk mencari tempat lain, namun Ha Yun juga menolaknya. Alasan keduanya sama yaitu karena di tempat itu paling murah dan biasanya mereka membelinya di sana.
“Eh kamu itu cowok, harusnya ngalah,” sungut Sheny.
“memangnya ada aturan begitu, ah tapi benar, hanya saja saya suka ketika melihat kamu marah,”
Mendengar jawaban Ha Yun, Sheny dan Ariana hanya bisa saling menatap satu sama lain. Karena sudah merasa kesal, akhirnya Sheny mengajak Ariana untuk membeli di tempat lain. Namun bukan Ha Yun namanya jika tidak membuat Sheny kesal. Bagaimana Sheny tidak kesal, saat Sheny pergi Ha Yun justru mengikuti Sheny.
“Kenapa kamu malah ngikutin saya?” protes Sheny dengan wajah kesal.
“Saya hanya suka saja mengikuti kamu, karena dengan begitu kamu jadi kesal,” jawab Ha Yun dengan enteng.
“Kami ingin pulang, jadi tolong berhenti mengikuti saya.” pinta Sheny.
“Tunggu.” Ujar Ha Yun seraya meraih lengan Sheny yang hendak pergi.
Sheny menoleh seraya menatap wajah Ha Yun dengan tatapan yang tajam.
Ha Yun pun melepas pegangannya, kemudian berkata, “sebenarnya saya hanya ingin bilang, maukah kamu jadi teman saya?”
“berteman?”
“iya, kamu beruntung lho bisa saya ajak berteman, kamu adalah wanita pertama yang saya ajak jadi teman saya,” ujar Ha Yun dengan bangga.
“jangan berteman dengan anak SMA,” sindir Sheny mengingat ucapan Ha Yun beberapa hari lalu.
Di tengah keributan mereka, Ariana justru memuji ketampanan Ha Yun.
“Riri,” ucap Sheny.
“iya,”
“Ada Andre,”
Mendengar itu, Ariana langsung panik dan bersembunyi di samping gerobak penjual daging.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
MentariSenja
astaga bilang aja klo dirimu Ha Yun napa harus terbelit belit sih
2024-05-14
0
MentariSenja
cieee...dah mulai mulai nih kayaknya
2024-05-14
0
Teteh Lia
Bisma malah bisa Deket sama sheny.
kalau sama Ha yun malah ribut Mulu.
2024-05-14
0