Saat itu Sheny merasa kesal, di sepanjang perjalanan ia memikirkan ucapan si Dokter bertubuh tinggi itu. Saat itu ia masih mengantar bunga ke pelanggan lain, barulah setelah itu ia membelikan bunga yang baru untuk Dokter yang memiliki nama lengkap Ha Yun Seckly itu dan mengantarnya kembali.
“Saya kira kamu tidak akan mengantar bunganya,”
“Kamu pikir saya akan pergi dari tanggung jawab?”
Dokter Ha Yun tersenyum seraya berkata.
“Saya pikir kamu hanya anak SMP,”
Mata Sheny langsung membulat saat mendengar ucapan Dokter itu.
“Terima kasih ya!” ucap Dokter Ha Yun seraya langsung masuk ke ruangan nya dan menutup pintunya.
“Dasar dokter nyebelin.” Gerutu Sheny sambil mengepalkan tangannya.
Sheny pun kembali ke toko bunga tempat Sheny bekerja. Ia masih membereskan beberapa bunga yang berada di luar. Saat jam delapan malam, barulah Sheny pulang. Namun ia tak langsung pulang, melainkan ia berziarah terlebih dahulu ke makam almarhum ayahnya. Ya sang ayah memang telah tiada, dan semenjak itulah ia harus banting tulang, entah mengapa ia pun tak mengerti semenjak sang ayah tiada sikap Ibunda nya justru berubah 180°. Ia tak lagi bersikap manis pada Sheny, tak lagi menyiapkan makanan untuk Sheny bahkan dirinya di perlakukan beda seolah ia anak tiri. Ia terkadang bertanya pada dirinya sendiri, apakah ia bukan anak kandung Ibu Sarita seperti Ariana. Bahkan secara Fisik Ariana jauh berbeda.
Sheny yang berada di makam menghapus air matanya karena tak ingin menampakkan kesedihannya pada sang Ayah.
“Ayah! Ayah di sana baik-baik saja kan? Sheny di sini juga baik-baik saja kok.” Ucap Sheny sambil tersenyum dengan memegang batu nisan ayahnya setelah membaca surat Yasin.
“Sheny pulang Yah.” Pamit Sheny kepada Almarhum ayah atau yang sering di sapa Chef Rian.
Saat telah sampai keluar makam, Sheny justru kembali bertemu dengan Dokter Ha Yun.
“Kamu ngapain jalan malam-malam sendiri, tidak baik anak SMP jalan sendiri,”
“Eh Dokter, saya ini sudah kuliah semester tiga, bukan anak SMP,”
“Tapi badan kamu kecil, udah gitu gaya rambutmu seperti anak SMP, eh bukan SD.” Ledek Dokter Ha Yun.
“Wah Dokter memang ngajak ribut ya... Eh Dokter, bukan tubuh aku yang kecil, tapi dokter yang jangkung.” Sungut Sheny dengan ekspresi sinis kemudian melangkah pergi meninggalkan Dokter Ha Yun.
Langkah Sheny terhenti saat tangan Dokter Ha Yun memegang lengannya.
“Saya antar ya.” Tawar Dokter bertubuh tinggi dengan mata belo juga kulit putih berhidung mancung itu.
“Saya bisa pulang sendiri.” Tolak Sheny seraya melepas pegangan Dokter Ha Yun.
Dokter Ha Yun pun berkata sambil memelankan suaranya.
“Tidak baik jika seorang wanita pulang sendirian,”
“Apa jika saya pulang dengan Dokter, keselamatan saya terjamin, Dokter juga seorang pria, dan saya tidak kenal dengan Dokter, jadi bagaimana mungkin saya ikut dengan Dokter?”
“Kamu itu bukan level saya, jadi saya tidak mungkin melakukan sesuatu hal aneh-aneh dengan kamu,”
“Saya bisa pulang sendiri.” Tegas Sheny.
Tak berselang lama, ojek pesanan Sheny pun datang, Sheny memang jika terlalu malam dan tidak ada angkot, ia akan SMS dengan tukang ojek langganan nya agar menjemputnya di TPU, karena Sheny hanya punya ponsel jaman dulu, ia pun hanya bisa SMS dan tidak bisa memesan gojek seperti kebanyakan kehidupan sekarang.
“Ojek saya sudah datang.” Sungut Sheny kemudian naik ke atas motor itu.
Di situ Dokter Ha Yun masih merasa khawatir akan Sheny, untuk itu ia mencoba mengikuti Sheny dari belakang dengan jarak yang sedikit jauh.
Sekitar lebih dari 20 menit Sheny pun sampai di rumahnya. Melihat Sheny yang telah sampai dengan selamat, Dokter Ha Yun pun langsung putar balik mobilnya untuk pulang.
Sheny sampai hampir jam sepuluh malam, hal itu membuat dirinya di marahi oleh Ibu Sarita.
“Kenapa jam segini baru pulang?” tegur sang Ibunda.
“Jangan marahi Kak Sheny gitu Bun,” Sambung Ariana.
“Ini sudah hampir jam sepuluh, toko bunga mana yang buka sampai jam segini.” Gerutu Ibu Sarita.
“Sebenarnya Sheny memang pulang jam delapan, tapi Sheny mampir ke makam ayah, jadi Sheny agak telat pulang,” Jelas Sheny.
“Kamu tidak perlu sering ke makam Mas Rian, cukup bekerja dengan baik, Bunda juga sering ke sana kok, jadi kamu tidak perlu,”
Sheny hanya menangis dan berlari menuju kamarnya.
Ia terus bertanya, apakah sebegitu bencinya Bundanya kepada dirinya hanya karena sebuah kecelakaan yang sebenarnya ia juga tak ingin jika hal itu terjadi.
Dari dalam kamar Sheny mendengar keributan antara Ibu Sarita dan Ariana, di mana Ariana meributkan akan sikap ibunya itu, namun Ibu Sarita meminta agar Ariana tidak selalu membela Sheny, karena menurut ibu Sarita Sheny tetap salah.
“Harusnya kamu minta uang buat bayar uang ujian kamu.” Tegur Ibu Sarita.
“Bagaimana Riri tega meminta sama Kak Sheny, sedangkan Bunda memarahi Kakak seperti itu, Kak Sheny juga harus bayar kuliahnya, jadi tidak mungkin Riri menambah beban Kak Sheny,” keluh Ariana.
“Itu adalah tanggung jawab dia,”
“Tanggung jawab? bukan Bunda hanya anggap Kak Sheny sebagai mesin pencari uang.” Kesal Ariana kemudian pergi masuk ke kamarnya.
Mendengar itu Sheny merasa sedih, hasil kerjanya tidak seberapa, ia juga harus membayar kuliahnya dan semua keperluannya di bayar sendiri. Bahkan Ibu Sarita meminta separuh gaji Sheny sebagai ganti uang makan Sheny sehari-hari.
Keesokan harinya, kala itu ia libur kuliah, sehingga ia bisa masuk kerja full, saat ia mengantar bunga ia mencoba melihat-lihat lowongan pekerjaan, yang gajinya lebih besar dari tempat ia bekerja sekarang namun ia tak kunjung menemukan nya. Ia sadar, jika hanya sebagai pengantar bunga, itu tidak akan cukup untuk biaya kuliah dan sekolah adiknya dan keperluannya.
“Kamu kenapa?” tanya Wilda seorang karyawan di sana juga.
“Tidak apa-apa kok,” Jawab Sheny dengan sedikit senyuman.
“Kamu ada masalah?”
“Tidak, ayo lanjut kerja saja.” Putus Sheny seraya menyibukkan diri menata bunga di sana.
Di sana ada berbagai jenis bunga, ada bunga untuk di tanam, ada bunga yang sudah di bingkai. Sehingga tentu toko lumayan ramai. Setelah berhari-hari Sheny pun tetap enggan menemukan pekerjaan, dan selama itu ia masih terus berusaha fokus pada pekerjaannya.
“Sheny kenapa ya?” Ucap Ibu Merry pemilik toko bunga itu secara diam-diam memperhatikan Sheny.
“Wilda kurang tahu Bu, tapi Wilda sekarang sering melihat Sheny lebih mengirit, mungkin dia banyak keperluan.” Jelas Wilda.
“Oh begitu, sebenarnya teman Ibu cari seorang manager cafe minimal lulusan SMA tidak masalah, Sheny sangat pintar, tapi sayang Sheny masih kuliah, sedangkan di sana butuhnya yang Full time,”
“Saya hanya lulusan SD” ujar Wilda tersenyum.
“Tapi memangnya Ibu mau kehilangan Sheny?” lanjut Wilda Kembali.
“Dia anak yang baik, saya suka kerjanya, tapi dia tulang punggung keluarga, saya tidak masalah jika dia mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari pada di sini.” Terang Ibu Merry.
Sebuah telepon masuk, segera Wilda mengangkat panggilan itu.
Ya ternyata panggilan itu dari restoran yang memesan bunga dari toko Ibu Merry itu.
Ibu Merry pun memerintahkan Sheny untuk mengantar pesanan bunga itu ke restoran.
Segera Sheny pun mengantarkan bunga itu pada restoran yang memesannya. Saat sampai di restoran itu, Sheny mulai bertanya kepada salah satu Staff di sana.
“Maaf di mana ya ruangan manager restoran ini?”
“Oh kamu kurir pengantar bunga ya?”
Sheny mengangguk.
“Pak Dayat pesan jika ada tukang bunga langsung serahkan pada salah satu Staf, bunganya sudah bayarkan?”
“Sudah.” Jawab Sheny.
“Kalau begitu saya titip ke Mas saya saja.” Ucap Sheny sambil menyerahkan bunga itu pada sang Staf.
Sheny pun bergegas pulang, saat hendak menaiki motor itu, ia melihat sebuah kertas lowongan pekerjaan. Ia terus melihat kertas itu dan kembali turun dari motornya seraya melangkah ke arah brosur lowongan pekerjaan itu.
Di butuhkan Chef tambahan dan harus bisa bekerja sama sesama dengan kedua chef lainnya.
Melihat itu Sheny mengambil lamaran yang surat lamarannya yang mana sebelumnya ia sudah siapkan sehingga jika ada lowongan ia bisa langsung melamarnya.
“Semoga ini di terima.” Ucap Sheny seraya melangkah masuk kembali ke dalam restoran untuk menemui sang manajer, namun justru Sheny di usir, bahkan manajer itu memaki Sheny bahwa seorang kurir bunga tidaklah pantas melamar sebagai Chef di restoran yang besar seperti di sana. Di situ Sheny memohon agar di beri kesempatan untuk membuktikan jika ia bisa memasak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
wih, sombong amat tuh manajer. ya kali kalau restoran itu punya kamu😲
2024-05-29
0
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
wkwkwkw mungkin saking imutnya si Sheny sampe dikira anak SMP ya
2024-05-29
0
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
Kasihan ya so Sheny. yang sabar ya Shen😢
2024-05-29
0