UJian semester Sheny telah selesai, kali ini Sheny mendapatkan nilai A untuk Bahasa inggris. Ini untuk pertama kali Sheny mendapatkan nilai A, biasanya ia mendapatkan nilai B bahkan kadang C. karena memang Bahasa inggris Sheny tidak cukup baik bahkan masuk kategori buruk menurut Ha Yun yang memang sedari kecil kerap menggunakan bahasa Inggris di rumahnya. Dan bagaimana tidak buruk jika yang di pelajari Sheny adalah Bahasa Korea. Iya Sheny memang salah satu k-drama sekaligus K-kpoper, tak hanya Sheny, Ariana juga tak ada bedanya dengan Sheny.
Keduanya benar-benar menyukai hal-hal yang berbau Korea. Peningkatan nilai mata pelajaran Bahasa inggris Sheny tak lepas dari apa yang di ajarkan oleh Ha Yun. Beberapa minggu terakhir Ha Yun yang mengetahui jika nilai Bahasa inggris Sheny buruk, hal ini membuat dirinya membantu Sheny untuk belajar Bahasa inggris, oleh sebab itu ketika keduanya berbicara, Ha Yun memberi aturan dengan menggunakan Bahasa inggris meski Sheny terkadang masih mencampur dengan Bahasa Indonesia.
Tapi benar saja, apa yang di perintahkan Ha membuat hasil yang baik untuk Sheny, karena hal itu lah Sheny pun pergi ke rumah sakit untuk memberi tahu Ha Yun soal nilainya yang meningkat pesat.
“Berkat Dokter Ha Yun nilai ku cukup baik sekarang,” ucap Sheny.
Ha Yun masih focus menilai tugas Sheny yang mendapatkan nilai A.
“Dokter Ha Yun tidak mau mengucapkan selamat?” tanya Sheny dengan wajah cemberut.
“Wah selamat gadis berponiku, tambah pintar ya sekarang,” puji Ha Yun kemudian.
“Gadis berponiku?” tanya Sheny membuat Ha Yun gugup.
“Iya karena ponimu itu berbeda dari poni orang kebanyakan,” jawab Ha Yun asal.
“Dari dulu aku sudah pintar,” puji Sheny membanggakan diri.
“Ekonomi kamu memang bagus tapi Bahasa Inggris kamu hanc*r, itu karena kerjaan kamu hanya belajar Bahasa korea terus,”
“Siapa tahu aku nanti ketemu Lee min Ho Oppa, Heo Yeong saeng dan si imut Jisung,” ujar Sheny seakan membayangkan bertemu mereka.
Ha Yun memasang wajah julid mendengar dan melihat kelakuan Sheny yang begitu tergila-gila pada korea, karena menurut Ha Yun ia tak kalah tampan dengan aktor korea maupun idol Korea yang di sukai Sheny.
Ya begitulah aslinya sifat Ha Yun, narsis nya kadang tidak ketolong.
Sebagai rasa terima kasihnya, Sheny pun mengajak Ha Yun untuk makan siang di luar, namun Sheny meminta agar tidak ke restoran yang mahal.
Keduanya pun keluar dari rumah sakit, dari lantai atas Saira memperhatikan keduanya. Hal itu tentu membuat ia bersedih. Entah Saira bingung, meski ia telah berusaha melupakan Ha Yun namun seakan semakin mencoba semakin membuatnya selalu mengingat Ha Yun.
“Mengapa aku masih merasakan sakit ini?” gumam Saira sambil terus melihat Sheny dan Ha Yun di balik jendela lantai dua.
“Kakak senior!” ucap Bisma tiba-tiba membuat Saira terkejut.
“Ha… kamu buat aku kaget saja.” keluh Saira sambil memegang dadanya.
“Memangnya apa yang Kak senior lihat di luar?” tanya Bisma penasaran seraya mencoba melangkah ke arah jendela.
namun dengan cepat Saira pun menggeser tubuhnya untuk menutupi penglihatan Bisma.
“Ayo kita makan siang keluar!” ajak Saira mencoba mengalihkan Bisma.
“Ayo!” jawab Bisma dengan ekspresi wajah bahagia.
Bisma benar-benar merasa bahagia, karena biasanya dirinya lebih dulu mengajak Saira, namun kali ini Saira lah yang lebih dulu mengajak dirinya makan. Ini seakan menjadi angin segar bagi Bisma, seolah menurutnya perjuangannya membuahkan hasil, perlahan namun pasti, itulah hal yang selalu di pegang oleh Bisma. Karena faktanya memang sebenarnya Bisma datang ke rumah sakit guna mengajak Saira makan siang.
*Restoran*
Kedatangan Bisma dan Saira membuat Sheny berubah dan terus melihat ke arah Bisma. Ha Yun yang menyadari hal itu pun juga melihat kearah yang di lihat oleh Sheny.
“Bisma Dokter Saira,” gumam Ha Yun.
Saat perjalanan pulang, Ha Yun yang sedari tadi penasaran, akhirnya tak lagi dapat memendam rasa ingin tahunya itu.
“Kenapa sedari tadi kamu terus melihat kearah Dokter Saira?” tanya Ha Yun akhirnya.
“Bukan Dokter Saira, lebih tepatnya pria yang makan siang bersamanya,”
“Kenapa dengan pria itu? Apa pria itu pernah menyakitimu?” tanya Ha Yun kembali penuh penasaran.
“tidak… hanya saja aku yang terluka karena perasaanku sendiri,”
Ha Yun masih terdiam tak paham.
Tak terasa keduanya telah sampai di tempat Sheny bekerja, Sheny pun berterima kasih karena Ha Yun telah mengantar dirinya. Bahkan di tengah kesibukan Ha Yun tetap mengantar Sheny agar Sheny tidak terlalu sore sampai di restoran.
Sambil menyetir menuju rumah sakit, Ha Yun terus bertanya-tanya tentang perkataan Sheny tadi saat pulang makan siang bersama.
“Apakah pria yang di cintai Sheny adalah Bisma?" Pikirnya terus menerka.
Semakin hari Ha Yun semakin tak mengerti akan perasaannya sendiri. Namun yang jelas ada rasa sakit yang menyiksanya saat ia mengetahui jika ada pria lain di hati Sheny.
“Apakah aku menyukai Sheny? Tidak ini tidak mungkin,” kilah Ha Yun menyangkal akan perasaannya sendiri.
“Entah scenario seperti apa yang telah Tuhan siapkan, tapi sungguh aku tidak mengerti dengan perasaan aku sendiri, aku juga tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya,” lanjut Ha Yun dengan pikiran yang semakin frustasi.
Ha Yun mencoba memahami perasaannya sendiri, namun seakan keadaan semakin menjadi rumit.
Sepulang dari rumah sakit karena kelelahan, Ha Yun pun tanpa sadar tertidur di sofa hingga. Hingga si Mbok membangunkan Ha Yun karena jam telah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi.
“Kenapa Den Ha Yun tidur di sini?”
Ha Yun perlahan membuka matanya seraya mencoba duduk dari rebahan nya.
“Mbok, sudah pagi ya?”
“Sudah setengah tujuh, oh iya Den Mbok tidak masak kemaren Den Ha Yun bilang tidak perlu masak,”
“Ya tidak apa-apa MBok, memang Ha Yun berniat masak sendiri, ada apa aja stok buat masak?”
“Maaf Den tidak ada, karena Den Ha Yun nyuruh tidak masak, jadi mbok tidak belanja banyak kemaren,”
“Ya sudah tidak apa, biar Ha Yun belanja ke super market, hari ini Ha Yun masuk siang.” Jelas Ha Yun seraya beranjak dari sofanya menuju kamarnya.
Ha Yun adalah seorang yang rapi dan bersih, hal itu terlihat dari kamarnya yang tertata rapi dan bersih. Meski Mbok yang membersihkan kamar Ha Yun, namun si Mbok tidak perlu terlalu sulit membereskan kamar Ha Yun, di karenakan setiap pagi saat beres-beres, seprei sudah di rapikan dan barang-barang selalu tertata rapi pada tempatnya.
Bahkan jika Ha Yun tidak bisa tidur, Ha Yun akan bersih-bersih bahkan mengepel hingga cuci piring, sehingga saat pagi Mbok hanya perlu memasak dan mencuci baju.
Ha Yun pun segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, tak butuh waktu yang lama Ha Yun pun telah selesai mandi.
Karena siangnya ia harus ke rumah sakit, jadi Ha Yun harus cepat-cepat belanja untuk membeli bahan-bahan memasaknya. Sebelum ke super market, Ha Yun memberi Mbok uang untuk ia membeli sarapan pagi di sekitar apartemen.
“Ini kebanyakan Den,” ucap si Mbok saat menerima uang dua lembar uang ratusan.
“Tidak apa Mbok, beli saja apa yang Mbok mau.” Ucap Ha Yun kemudian melangkah ke luar.
Pria dengan tinggi badan 184 cm itu pergi ke supermarket dengan menggunakan jaket levis, celana hitam dan sepatu putih, dengan mobil BMW i8 berwarna putih. Melihat bagaimana seorang Ha Yun tentu wajar jika Sheny sempat tak percaya jika Ha Yun belum pernah menjalin hubungan dengan wanita mana pun.
Sesampai di supermarket melihat Ariana juga tengah berbelanja di supermarket, segera Ha Yun menghampiri Ariana yang kala itu tengah memilih daging.
“Ariana,” sapa Ha Yun.
Ariana menoleh mendengar panggilan Ha Yun kemudian berkata, "Dokter Ha Yun,”
“Kamu belanja di sini juga? Sama siapa?” tanya Ha Yun.
“A… aku sama,” Ucap Ariana.
“Sama aku,” sambung seorang yang berbelanja dengan Ariana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Bilqies
mulai muncul niihh benih benih cinta
2024-05-26
0
Bilqies
perhatian banget si ha yun
2024-05-26
0
Bilqies
ada penguntit nih
2024-05-26
0