“Polisi!” teriak Sheny sambil membunyikan rekaman sirene polisi di handphone Nokia 6300 nya. Mendengar sirene itu, para preman itu sontak langsung merasa ketakutan dan pergi. Sepeninggalan dua preman itu, wanita yang di ganggu tadi pun menghampiri Sheny dan mengucapkan rasa terima kasihnya. Saat wanita itu melihat Sheny, ia seolah mengingat sosok Sheny sebelumnya.
“Kamu pengantar bunga itu kan?” tanya wanita itu pada Sheny.
Sheny masih sedikit kebingungan dengan wanita itu karena bisa tahu dirinya.
“Kamu pasti lupa, nama saya Saira, saya dokter di rumah sakit tempat dokter Ha Yun bekerja, yang tidak sengaja menabrak kamu, hingga bunga kamu jatuh,” jelas wanita itu.
“Oh iya! Saya ingat,” jawab Sheny kemudian.
“Terima kasih telah menolong saya,” tutur Dokter Saira penuh rasa terima kasih.
Sheny pun membalasnya dengan anggukan dan senyuman. Di situ Dokter Saira pun menanyakan hubungan Sheny dan Dokter Ha Yun, yang mana Dokter Saira mengira jika Sheny punya hubungan dengan Dokter Ha Yun. Hingga akhirnya Sheny pun menjelaskan jika ia sama sekali tak punya hubungan apa pun dengan Dokter Ha Yun seperti yang ada dalam pikiran Dokter Saira.
“Saya kira kamu dan Dokter Ha Yun ada hubungan, karena saat kamu sakit dia Nampak khawatir, dan bolak balik mengecek keadaan kamu,” terang Dokter Saira.
“Benarkah?” tanya Sheny tak percaya.
“Beneran!”
Sheny masih terdiam tak percaya dengan apa yang ia dengar, karena selama ini Dokter Ha Yun selalu membuat ia kesal.
“Oh iya! Siapa nama kamu?” tanya Dokter Saira.
“Nama saya,”
Belum selesai Sheny menyebut Namanya, tiba-tiba sebuah deringan telephone terdengar dari dalam tas Dokter Saira.
Ternyata Dokter Saira mendapatkan telephone dari pihak rumah sakit karena ada pasien yang harus tangani.
“Maaf, saya harus segera berangkat ke rumah sakit.” Pamit Dokter Saira seraya memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas nya.
“hati-hati Dok,” pesan Sheny.
Dokter Saira pun masuk ke dalam mobilnya sambil memberikan senyuman pada Sheny. Dokter Saira pun melajukan mobilnya dengan kecepatan lebih tinggi dari biasanya. Karena memang ia sudah telat dari awal, namun karena hambatan preman itu membuat Dokter Saira semakin telat.
Sesampai di sana ia pun langsung menangani pasiennya. Kali ini ia merawat anak kecil yang sudah dua hari di rawat di rumah sakit itu. Hingga selesai mengganti infusnya, Dokter Saira pun kembali ke ruangannya. Langkahnya pun terhenti saat mendengar rumpian para perawat di sana.
“mungkin gadis yang kemaren itu pacar Dokter Ha Yun,"
“Masak Dokter Ha Yun menolak Dokter Saira, lalu pacaran sama tukang antar bunga itu?” Sahut lainnya.
“Siapa tahu dokter Ha Yun suka sama gadis itu, namanya juga cinta,” sambung lainnya.
“Tapi setidaknya yang lebih cantik dari Dokter Saira,”
“Tapi emang bener Dokter Saira suka sama Dokter Ha Yun?”
“Iyalah, gossip itu sudah menyebar satu rumah sakit saat Dokter Saira ketahuan nyimpen foto Dokter Ha yun di dalam tas nya dan bertulis I love you,” sambung satunya kembali.
Mendengar apa yang mereka katakan membuat Dokter Saira menjadi tambah takut, ia takut jika Dokter Ha Yun benar-benar menyukai Sheny. Sedangkan ia sendiri belum mampu melupakan dokter Ha Yun.
Ia pernah berusaha mendapati hati Dokter Ha Yun, namun hati Dokter Ha Yun sekeras batu yang tak mampu ia lunakkan. Bahkan tak hanya keras, mendekati dokter Ha Yun bagaikan mendekati sebuah api, kau hanya akan terluka saat mendekatinya. Entah apa yang membuat hati Dokter Ha Yun seakan sulit untuk di masuki.
“Cinta tak terbalas apakah harus sesakit ini?” tanya Dokter dalam hatinya.
Pada hakekatnya cinta itu memang tak harus memiliki, adakalanya mencintai namun tidak di cintai, adakalanya tidak mencintai namun di cintai. Ada yang saling mencintai namun takdir tak menyatukan, ada yang tak saling mencintai namun takdir justru menyatukan mereka. Begitulah takdir berjalan, manusia hanya berencana namun tetap tuhanlah yang menentukan.
Tak hanya Dokter Saira, Dokter Ha Yun juga mendengarkan pembicaraan para perawat itu dari sebrang yang berlawanan. Dokter Ha Yun melihat ke arah Dokter Saira yang tengah menangis secara diam-diam kemudian menghampirinya. Di situ Dokter Ha Yun meminta maaf karena tidak dapat membalas cinta Dokter Saira hingga membuat Dokter Saira terluka.
“Dokter Ha Yun tidak salah, cinta adalah tentang rasa, dan siapa yang bisa memaksanya,”
“untuk itu saya minta maaf, karena secara tidak langsung saya telah menyakitimu,”
“Itu tidak perlu, maaf saya harus keruangan saya.” Pamit Dokter Saira seraya melangkah menuju ruangannya.
Dokter Ha Yun tidak menyangka bahwa setelah tiga tahun lamanya perasaan dokter Saira tetaplah sama.
Meski dirinya sendiri belum pernah jatuh cinta namun ia adalah pria yang anti menyakiti wanita. Baginya menyakiti seorang wanita sama seperti menyakiti ibunya. Ia lahir dari Rahim seorang wanita, sehingga baginya wanita itu adalah makhluk yang harus di jaga dan dia lindungi.
Tiba-tiba sebuah pesan masuk ke ponselnya.
(Jemput Bisma di Bandara jam satu siang)
“Jadi Bisma pulang hari ini,” gumam Dokter Ha Yun pada dirinya sendiri.
Ha Yun pun kembali ke mengecek para pasien yang ia tangani, karena ia adalah Dokter special Bedah maka kebanyakan pasiennya adalah mereka yang menjalani operasi pada anggota tubuhnya. Sejenak ia istirahat di ruangannya, jam telah menunjukkan pukul 12:11 WIB segera ia pun bergegas menuju bandara untuk menjemput Bisma. Lebih tiga puluh menit lamanya perjalanan dari rumah sakit tempat Ha Yun bekerja ke Bandara Soekarno-Hatta. terlihat jika Bisma belum landing.
“katanya jam satu, tapi ini dah hampir jam satu tapi pesawatnya belum landing.” Keluh Ha Yun sambil melihat arloji di lengannya.
Setelah menunggu hampir sepuluh menit, terlihat beberapa penumpang jurusan belanda-Indonesia pun mulai bermunculan. Hingga terdengar suara yang sangat ia kenal.
“Kak Ha Yun.” Teriak pria itu sambil melambaikan tangannya dan berlari ke arahnya.
Ia pria itu adalah Bisma, bahkan Bisma juga langsung memeluk Ha Yun dengan sangat erat hingga membuat Ha Yun malu.
“Kamu ingin memelukku apa membunuhku?” tanya Ha Yun melepas pelukan Bisma.
“Maaf tapi kan Bisma sangat merindukan Kak Ha Yun,” rengek Bisma.
“Tapi jangan memeluk seperti tadi, malu di lihat orang,”
“Kita sudah lima tahun tidak bertemu, memangnya Kak Ha Yun tidak kangen sama Bisma?’’
“Ayo pulang jangan banyak bicara, Kakak harus balik ke rumah sakit lagi.” Putus Ha Yun seraya menarik koper milik Bisma.
Di perjalanan Bisma bercerita tentang ketertarikannya pada kakak seniornya. Bahkan Bisma tidak dapat berpaling dari gadis itu selama empat tahun terakhir.
Sebelum Bisma bertemu dengan gadis itu, Bisma kerap bergonta-ganti pasangan dengan cepat. Dan hanya gadis inilah yang berhasil membuat Bisma tak dapat berpaling darinya. Mendengar hal tentu Ha Yun sedikit tak percaya jika adik sepupunya itu dapat mencintai wanita sedalam itu.
“Jangan meledekku seperti itu,” keluh Bisma.
“coba perlihatkan foto gadis itu?´’ pinta Ha Yun.
“Jangan sekarang,”
“kenapa?’’
“tunggu hingga aku mendapatkan gadis itu,’’ jawab Bisma.
Seketika Ha Yun pun langsung menghentikan laju mobilnya. Ha Yun menatap wajah Bisma seraya berkata, “ini mungkin karma buat kamu.’’
Bisma langsung menatap wajah Ha Yun dengan tatapan yang tajam.
“Kak Ha Yun ini kakak aku, kenapa tidak membelaku?” sungut Bisma.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Bilqies
banget thor 😭😭😭
2024-05-24
0
Teteh Lia
sakit tak berdarah.
2024-05-14
0
Teteh Lia
ga di dunia nyata, ga di dunia halu. pergosipan selalu ada... 🤭
2024-05-14
0