" Oohh shit " teriak Dika kesal skaligus panik.
Sementara Vilia tersadar dari emosinya, dia berdiri mematung dan beberapa waktu kemudian , dia menarik napas dan membuangnya perlahan-lahan..
Vikia berusaha mengendalikan emosinya dengan cara duduk bersila dan menarik dan
mengeluarkan napas secara pelan-pelan sampai dadanya yang berdebar kencang kembali normal, dan pikirannya kembali tenang.
Perlahan-lahan Vilia membuka matanya yang terpejam. dia terdiam melihat kesekelilingnya, begitu berantakan! Dan..
"Wouuuw..
Matanya terhenti diujung ruangan, disana ada kakaknya dan para pengawal yang mematung melihat kearahnya.
" Hay..
Teriak Vilia kikuk, tapi tak da satupun yang berani menyahuti sapaannya.
" Ada apa dengan mereka, anehh.. " batin Vilia bingung.
Dika berjalan perlahan dan memberikan kode ke Ricko untuk mengangkat tubuh Dean yang babak belur keruang perawatan.
Ricko dengan sigap memerintahkan anak buahnya bergerak cepat, tak ada yang berani mengeluarkan suara. Mereka semua paham dengan keadaan yang terjadi.
Sedangkan Vilia masih terbengong-bengong ngeliatin mereka semua...
" Kakak, mau berlatih denganku ?? " teriak Vilia tanpa dosa.
" Nona nona.. anda tidak sadar sudah membuat kakak anda kawatir setenga mati! " Dalam hati para pengwal yang masih tinggal diruangan itu.
" No princess.. waktu bermain uda selesai... Sekarang waktunya istirhat, lihat jam dindingnya, sekarang..
" What??.." Mata Vilia melotot
Jam dinding sudah menunjukan pukul 04:30
" Apa selama itu aku disini ?? " gumam Vilia pelan tapi masih bisa didengar oleh Dika.
Dika mendekati adiknya dan merangkulnya keluar dari ruang latihan.
#Dika yang sedang menenangkan Vilia.
" What ?? " dengan mata melotot.
Vilia teriak memotong kata-kata kakaknya setelah melihat jam dinding yang ditujuk Dika.
Jam dinding sudah menunjukan pukul 04:30.
" Apa selama itu aku disini ?? " gumam Vilia pelan tapi masih bisa didengar Dika.
Dika mendekati adiknya, merangkulnya dan mengajaknya keluar dari ruang latihan. Dika menatap wajah Ricko yang masih setia menunggu kalau-kalau ada yang akan bosnya perintahkan.
Dika menatap wajah Ricko
" Tolong rapikan " kata Dika yang langsung Ricko pahami.
Dika membawa Vilia kekamarnya " Mandilah dengan air hangat, kakak keluar dulu, nanti bi Sum akan mengantarkan sarapanmu kesini"
Dika langsung keluar dari kamar Vilia setelah memastikan Vilia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Dika menuruni tangga dan langsung disambut Ricko,kepala pengawalnya. " Tuan, dokter Agung sudah diruang perawatan "
Dika menganggukan kepalanya. " Oya Ricko, tolong suruh bi Sum antarkan sarapan buat Vilia, dan kalian juga jangan lupa sarapan. " kata Dika yang langsung diangguki Ricko, dan Ricko langsung mengerjakan perintah Dika.
#Diruang perawatan..
Dokter Agung dengan telaten merawat Dean, lima menit kemudian Dean sadar dari pingsannya.
" Hay broo.." Sapa Dika sambil senyum-senyum.
Dean tau, Dika pasti menertawakannya..
" Kamu senang liat gua menderita ya..!! " teriak Dean ke Dika, tapi bukannya tersinggung Dika malah tertawa receh.
Tapi seperti itulah kelakuan mereka berdua.
" Gitu doang dibilang menderita, lebay lo!
Dokter Agung yang melihat interaksi keduanya cuma bisa geleng-geleng kepala.
" Jangan anggap remeh, badanmu uda tua, uda waktunya dirawat! " ujar dokter Agung.
Mendengar itu Dika dan Dean tertawa terbahak-bahak.
" Hahahaaaaa.. kita uda tua bro..
" Teruss paman sendiri gimana ??
Sahut mereka berdua kompak, tapi dokter Agung cuman tersenyum mendengar olokan mereka berdua.
Yah ngenes juga kalee karena diusia yang sudah kepala empat, dokter Agung masih sendiri.
" Dasar keras kepala..
" Hehee..maaf paman, becanda.. "
" Oya, kapan kalian berdua menikah, kalian harus memikirkan diri kalian juga, harus ada yang merawat kalian. paman gak mau merawat kalian selamanya...
" Paman..
" Kalian gak sadar ?? princess kalian sudah dewasa. Dan liat aja dirimu yang tua itu, satu jurus saja gak sempat kamu keluarkan uda KO " cecar dokter Agung ke Dika dan Dean.
" Gini deh paman, kami berdua akan menikah, bahkan menikah dihari yang sama jika.." Dean sengaja menggantung kata-katanya menunggu reaksi pamannya, muka Dean dibuat sesrius mungkin.
Dahi dokter Agung mengkerut " Jika.. jika apa??" tanya dokter Agung terpancing.
" Jika paman sudah menikah, hahahaaa.." jawab Dean tanpa dosa.
Dika yang melihat Dean tertawa malah ikutan tertawa.
" Dasar anak-anak brengsek!! ngerjain orang tua dosa loh.." Dengan muka cemberut, dokter Agung memilih pergi. dia berjalan keluar dari ruang perawatan untuk pulang, kalau lama-lama didekat dua anak muda ini, bisa-bisa otaknya ikutan jadi aneh.
" Paman pamit pulang, jangan lupa minum obatnya dan istirahat. Gak perlu diantar" dokter Agung mengangkat tangan mengisyaratkan penolakn.
" Makasih paman '' teriak Dika sebelum dokter agung menutup pintu kamar perawatan dari luar.
Kini tinggal Dean Dika dikamar perawatan, kamar yang sengaja Dika siapkan selengkap mungkin dengan alat-alat yang modern, Semua alat-alatnya canggih-canggih.
Bukan tampa alasan Dika menyiapkan ruangan ini, mengingat kejadian-kejadian yang menimpa Vilia dan anak buah serta pelayannya, makanya Dika harus memutar otak supaya bisa menyiapkan ruangan ini buat berjaga-jaga. Apalagi dengan gampangnya musuh-musuhnya bisa membayar orang-orang diluar sana.
" Gimana keadaanmu bro ? " tanya Dika dengan wajah serius, Dika tau Dean sekarang pasti lagi kesakitan, tapi berusaha keliatan kuat.
" Seperti yang kau lihat
" Aku lihat yang diluar Dean..
" Ini gak seberapa "
" Dean..
" Aku baik-baik saja dan aku masih hidup " jawab Dean asal.
" Dean.
" Mmhh..
" Ada yang ingin aku sampaikan padamu.
" Katakan saja..
" Ini mengenai Vilia..
" Ada apa dengan Vilia ?? paman bilang apa ? apa dia.. " tanya Dean beruntun dengan muka panik, Dean tiba-tiba bangun dari tempat tidur.
" Hei heiii.." teriak Dika spontan karena melihat Dean yang bangun dari tempat tidur.
" Tetap tiduran.. kamu gak dengar kata paman, kau harus badrest! "
Dean melototkan matanya ke Dika dan berpikir keras, " Kau yang membuat aku spontan bangun gini tau "
" Vilia baik-baik saja..
" Terus ??
" Gue cuman mau bilang ke elu, kalo Vilia lagi kayak tadi, elu jangan pernah mendekatinya " kata Dika tegas sambil ngeliatin muka cengo Dean.
" Beuhh..
" Woyy.. tumuka biasa aja kaleee, muka lu kayak lagi ditinggal mati kucing kesayangan..
" Elu kira gua cat woman ?? " masih dengan muka bingung.
" Ok Dean, Gue ngomong serius!
Dilain waktu kalo lo liat Vilia ngamuk apalagi sampe dia memejamkan matanya, itu tanda dia lagi gak bisa didekati, Kalo lo maksa bisa kayak tadi, dan... yang tadi belum seberapa "
" Separah itukah emosinya ?? " tanya Dean sambil mengerutkan kedua alisnya.
Dean masih penasaran, ternyata masih ada yang dia tidak tau tentang Vilia.
Dean masih mau bertanya tapi pas mau bertanya, Dika sudah keluar dari kamar perawatan
" Cckkk..tuh anak kayak jaelangkung, datang dan pergi sama saja..
Dean menggerutu sendiri, dia memilih kembali berbaring, dia harus mengistirahatkan tubuhnya, benar kata paman " Aku sudah tua heheheee " cicit Dean sambil tersenyum sendiri.
Dan ahirnya Dean tertidur diruangan itu, seharian dia tertidur karena pengaruh obat yang dia minum juga karena badannya yang bonyok dihajar Vilia membuat tubuhnya KO dan tertidur pulas seharian sampai-sampai melewatkan makan siang yang tak pernah Dean lewatkan walau sesibuk skalipun.
Waktu berjalan.....
#
#
#
#
#
#
💝💝💝💝💝💝💝💝💝💝💝💝💝💝💝
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Kevin Marcelino Manoppo
lanjut..
2020-12-13
0