KETULUSAN HATI

Menjelang magrib, Mia masih saja betah berada di taman buah dan bunga yang menjadi tempat favoritnya selama di rumah itu.

Padahal cuaca di luar sedang hujan lebat. Membuat udara semakin dingin.

Sikap Mia kembali dingin seperti sejak pertama dia tiba di rumah itu pada malam pernikahannya dengan Nucha.

Bi Tuti yang khawatir karena sejak sore Mia tidak mengindahkan ajakannya untuk ikut makan di meja makan, bibi pun terpaksa kembali menghampiri dengan menu yang dia bawa.

Namun baru beberapa langka menuju pintu, bi Tuti kembali mundur. Ada pemandangan manis yang tersaji di sana. Membuat hatinya begitu bahagia.

*

" Kenapa masih disini? Sebentar lagi magrib. Ayo masuk "

Mia yang sejak tadi melamun sembari jarinya memainkan buah anggur yang bergelantungan di pohon, tersentak kaget saat tiba tiba Nucha melingkarkan tangannya di perut Mia dari arah belakang.

Mia yang benar benar kaget, menekan dadanya dengan mata terpejam. Membuat Nucha spontan menatap wajah Mia dari arah samping. Memastikan sang istri baik baik saja karena ulahnya.

Mia memutar tubuhnya menghadap ke arah Nucha berdiri. Dengan kesal tangannya menepuk dada Nucha dengan kerasnya. Membuat Nucha memekik kesakitan.

" Maaf sayang." Ucap Nucha meringis mengelus dadanya yang terasa sakit akibat pukulan Mia.

Wajah Mia yang cantik, tak lantas membuatnya seram saat marah. Justru terlihat manis di mata Nucha. Membuat Nucha tersenyum sembari mengelus wajah cantik sang istri.

" Maaf sayang. Aku benar benar minta maaf. " Ucapnya lagi dengan tulus.

Sementara itu, bi Tuti yang sedang menyaksikan kedua sejoli itu, hanya tertawa geli.

" Mas Nucha mas Nucha. Akhirnya kamu menemukan kebahagiaanmu kembali setelah sekian lamanya terpuruk karena cinta pertamamu mas" Gumam bi Tuti menatap kebahagiaan anak asuhnya itu.

" Rasanya bibi pengen kembali muda deh mas melihat kalian semanis itu. " Ucapnya lagi tertawa geli.

Sementara itu, di tempat lain, Yuna di buat kesal saat mengetahui Nucha tidak berada lagi di kamar rawatnya.

Setahu Yuna, Nucha masih belum pulih total dari demamnya. Terlebih saat Ricko memberi tahu bahwa selama di rumah sakit, Nucha selalu terlihat gelisah dan bahkan tak jarang mengecek handphone.

Membuat Yuna curiga. Terlebih tiba tiba terlintas di ingatannya kejadian waktu dia bertemu seorang wanita di parkiran beberapa hari lalu.

Kata kata Mia waktu itu pun kini kembali terngiang di telinga dan ingatannya. Sayangnya, Yuna tidak tahu alamat rumah Nucha. Jika tahu, sudah pasti Yuna menemui Nucha di sana.

**

Kata bibi kamu belum makan sejak sore " Ucap Nucha saat dirinya dan Mia tengah berdua di kamar.

Mia sengaja mendiamkan Nucha karena masih merasa kesal. Bukan hanya membuatnya jantungan, tapi juga melakukan kontak fisik di tempat yang menurutnya siapa saja bisa melihat termasuk bi Tuti.

" Yasudah kalau kamu gak mau makan. Aku juga gak akan minum obat dan kembali bekerja malam ini.. " Ucap Nucha sedikit mengancam.

Dalam hati, Nucha berharap Mia terketuk hatinya. Sebab jika tidak, artinya Mia tidak peduli sekali pun dirinya sekarat. Siapalah dirinya itu. Begitu pikirnya.

Di luar dugaan, Mia menatap sinis wajah Nucha yang duduk tidak jauh darinya. Nucha sendiri kaget melihat ekspresi Mia.

" Apa arti tatapan itu? Apakah dia peduli? " Batin Nucha.

" Jangan menambah masalah baru. Aku sudah cukup capek." Gertak Mia dengan tatapan tidak suka.

" Kalau begitu, ayo makan. " Tawar Nucha.

Mia merubah posisi duduknya menghadap ke arah Nucha dengan ekspresi marah.

" Kenapa memilih pulang padahal sembuh juga belum? " Sarkas Mia.

Rupanya sejak tadi Mia memikirkan tindakan Nucha yang menyudahi perawatan dari rumah sakit padahal Nucha belum sembuh dari demamnya meski sudah dua hari lamanya.

" Karena aku merindukan mu. " Jawab Nucha santai.

" Jangan ngaco." Gertak Mia tidak suka akan jawaban Nucha.

" Memang benar Mia Mayasari. Aku merindukanmu selama jauh dari kamu. Terlebih kamu gak pernah mengangkat telepon aku. Pesan pun gak ada yang kamu bales. " Jelas Nucha dengan jujur.

Bukannya senang, jawaban Nucha justru semakin menjadi beban bagi Mia. Bagaimana tidak. Diamnya ternyata justru menyulitkan Nucha hingga mengabaikan kesehatannya.

" Bisa gak kamu bersikap dewasa kali ini saja. Pikirkan diri kamu sendiri. Kamu sudah cukup berkorban. kali ini aku mohon cukup sampai disini saja." Ucap Mia menatap Nuçha dengan serius.

Ucapan Mia membuat perasaan Nucha mendadak tidak baik baik saja.

" Mia. Apa selama ini kamu sudah cukup bijak menyikapi semuanya? Aku tanya sekali lagi, apa yang ada di pikiran kamu? " Ucap Nucha menghampiri Mia.

Nucha duduk bertumpu di depan Mia. Dengan lembut Nucha merai kedua tangan sang istri.

Tatapan lembut dan senyum manis Nucha suguhkan.

" Aku tau luka kamu masih basah. Air mata kamu masih sering mengalir. Kecewa kamu masih melekat di sana, di hati kamu. "

" Tapi tidakkah kamu melihat seberapa tulus aku menerima pernikahan ini? Bukan kamu saja satu satunya yang sakit Mia. Aku juga, Beni juga. Tapi perlu kamu tau, ini semua sudah takdir. "

" Okey, anggap saja kita baru kenal dan aku melakukannya karena aku mau. Bukan atas janji padanya. Kasih aku kesempatan untuk mendekatimu dengan caraku. "

Ucap Nucha panjang lebar di hadapan Mia. Jujur saja Mia sakit. Sakit di batinnya. Sehingga air matanya mulai luruh.

" Jangankan Beni, aku pun gak akan rela jika kamu jatuh ke tangan laki laki lain Mia. Beri aku waktu dan kesempatan untuk aku membuktikan kesungguhan aku. " Pinta Nucha memohon.

" Kenapa kamu" Ucap Mia lirih tak mampu meneruskan kalimatnya.

Tangisnya terlanjur pecah. Mia mencoba menahan tangisnya agar tidak terdengar. Sehingga yang terlihat di mata Nucha seperti sebuah kehancuran.

Nucha menarik lembut tubuh sang istri dan membawanya ke dalam dekapan.

" Menangislah. Luapkan semuanya. Setelah itu, aku mohon jangan lagi ada air mata." Ucap Nucha mengelus puncak kepala sang istri lembut.

𝘽𝙀𝙍𝙎𝘼𝙈𝘽𝙐𝙉𝙂..

Terima Kasih sudah mampir disini.. 🙏

Mohon dukungannya, semoga ada semangat untuk Up episode berikutnya.. 💙🖤🖤

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!