MENOLAK TINGGAL BERSAMA

"Maaf, anda cari siapa? " Tanya bu Susi sembari menatap keduanya secara bergantian.

Mia yang merasa tidak nyaman dengan tatapan bu Susi hanya bisa menarik nafas sembari menatap ke sembarang arah.

" Saya kesini mencari Mia. " Jawab Nucha dengan dinginnya.

Tatapan elangnya tidak lepas dari Mia sejak tadi. Ingin rasanya marah. Namun di sana ada bu Susi. Nucha sebisa mungkin menahan diri.

" Maaf, disini tidak di izinkan orang asing masuk tanpa laporan dulu. Terlebih yang masuk area kontrakan saya adalah seorang laki laki. " Tegas bu Susi.

Kontrakan Ibu Susi adalah kontrakan yang hanya khusus perempuan. Sedangkan di gerbang masuk terdapat post security.

Ibu Susi sangat menjaga keamanan dan kenyamanan penghuni kontrakan. Terlebih di sana kebanyakan adalah anak kuliahan yang masih remaja.

" Saya bukan orang asing. Saya suaminya. Dan saya kesini mau menjemput istri saya. " Ucap Nucha tak kalah tegas.

Mendengar penuturan Nucha, sontak membuat bu Susi menatap Mia memastikan ucapan lelaki di depannya itu.. Sedangkan yang di tatap hanya terlihat diam tanpa reaksi apa apa.

"Ayo pulang. " Tegas Nucha menatap Mia.

" Saya masih ingin disini." Jawab Mia menolak.

Sedangkan bu Susi hanya bisa menjadi penonton dadakan.

" Bawah barang barang yang kamu perlukan. Saya tunggu 15 menit disini. " Tegas Nucha tidak ingin di bantah.

" Saya sudah katakan saya ingin disini. Silakan anda pulang. Sejak awal saya sudah tinggal disini. Dan akan tetap disini. " Ucap Mia dengan nada penuh penekanan.

" Bu Susi, terima kasih atas pengertiannya. Saya masuk dulu. " Ucap Mia menatap pemilik kontrakan sembari masuk dan menutup pintu kontrakannya.

Membuat Nucha mulai kehilangan kesabarannya.

" Saya izinkan anda disini. Tapi ingat, jangan macam macam di kontrakan saya. " Ucap bu Susi mengingatkan Nucha sembari beranjak dari hadapan Nucha.

Sedangkan Nucha sendiri hanya bisa menatap pemilik kontrakan itu dengan emosi tertahan karena sikap Mia.

Atensinya kembali teralihkan pada pintu kontrakan yang terkunci di depannya itu. Dengan tarikan nafas berat, tangannya terulur mengetuk pintu kontrakan dengan begitu kerasnya.

Tidak peduli jari tangannya memar bahkan bisa saja menyebabkan luka. Nucha terus menerus melakukannya tanpa henti sebelum pintu itu di buka oleh Mia.

Mia sendiri tidak merasa terusik sama sekali dengan apa yang di lakukan oleh Nucha Ardian.

Bahkan dirinya merasa senang telah membuat Nucha marah. Dengan harapan Nucha pergi tanpa peduli lagi karena perlakuannya itu.

Tapi dugaan Mia salah. Bukan Nucha namanya jika tidak punya cara untuk menggapai keinginannya.

Dengan sekuat tenaga, Nucha menendang pintu kontrakan hingga membuat Mia tersentak kaget.

" Astagaaaa. Apa dia sudah gila apa ya.? " Monolog Mia menekan dadanya dengan kedua tangannya karena terkejut.

Dengan gerakan cepat Mia terpaksa membuka pintu kontrakan. Mia tahu ini pasti akan menjadi masalah baru dengan pemilik kontrakannya nanti.

Belum selesai masalah tunggakan, kini bertambah lagi dengan masalah kerusakan pintu. Membuat Mia benar benar geram pada Nucha.

" Anda ini sudah gila ya?" Teriak Mia tepat di depan Nucha ketika pintu terbuka lebar.

Nucha yang tadinya mengambil ancang ancang untuk kembali melakukan tendangan ke arah pintu, spontan terhenti dengan tatapan tajam.

Nucha berkacak pinggang menatap kesal pada Mia yang akhirnya muncul dari balik pintu.

" Jangan menguji kesabaran saya Mia. Jika kamu tidak nurut, saya bisa berbuat kasar" Ucap Nucha dengan tatapan penuh amarah.

Mia benar benar telah menguji kesabaran seorang Nucha Ardian. Ardian sengaja mengabaikan tugasnya hanya karena perginya Mia dari rumahnya tanpa kabar.

Rasa khawatir jelas sangat mengusik batin dan pikirannya. Fokusnya hilang seketika saat menangani visit pada pasien.

Hal itu jelas sangat merugikan dirinya dan juga pasien. Dengan tindakan itu, Nucha memutuskan untuk segera mencari keberadaan Mia lewat orang suruhannya.

Beruntung orang suruhannya bisa di andalkan. Sehingga Nucha dengan cepat bisa mendapat informasi akurat akan keberadaan sang istri saat ini.

Namun lagi lagi Mia membuat Nucha emosi dengan sikap dan tindakannya.

" Tapi saya mau disini. Karna disinilah saya tinggal selama ini. " Tegas Mia tanpa takut sedikitpun dengan ancaman Nucha.

Mia tahu Nucha tidak akan menyakitinya seperti yang terucap barusan. Sebab selama mereka bersama dalam satu atap, Nucha selalu bersikap hangat meski sulit tertebak.

Namun kali ini saat melihat kerasnya sikap Mia, membuat Nucha tertantang untuk bertindak.

Dengan pelan dan penuh tatapan amarah, Nucha melangkahkan kakinya maju ke hadapan sang istri.

Melihat itu, membuat nyali Mia menciut. Sontak saja kakinya mundur menjauh dari Nucha yang terus saja melangkah maju hingga Mia tidak dapat lagi menghindar saat punggungnya menyentuh tembok.

" Apa perlu saya melakukan sesuatu? " Ucap Nucha menatap manik mata Mia.

Membuat Mia ketakutan dengan ucapan Nucha. Sebagai seorang wanita dewasa, tentu Mia tahu kemana arah ucapan Nucha.

" Jangan macam macam ya. Disini ada cctv. Saya bisa menuntut anda. " Ucap Mia di tengah ketakutannya.

Tawa Nucha pecah mendengar ucapan Mia.

" Mana ada polisi menghukum seorang suami yang menuntut haknya pada istrinya sendiri. " Ucap Nucha merasa lucu.

Mendengar itu, membuat Mia mendorong dada Nucha dengan penuh tenaga. Tapi ternyata tenaganya tidaklah seberapa di banding dengan tenaga Nucha. Membuatnya semakin panik.

" Dengar Mia. Saya suami kamu. Dan kamu istri saya. Kita sah secara agama. Saya berhak atas dirimu. " Ucap Nucha penuh penekanan.

" Saya tanya sekali lagi. Kamu mau ikut pulang tanpa drama lagi atau kamu mau saya melakukan sesuatu dulu? " Tanya Nucha menegaskan dengan tatapan tajam.

Mia memalingkan wajahnya tat kalah wajah Nucha begitu dekat dengan wajahnya. Hembusan nafas Nucha terasa menyapu wajahnya dengan lembut.

Tanpa Mia sadari, bibir Nucha telah menyentuh pipi kanannya dengan lembut. Membuat Mia ketakutan dengan tindakan Nucha yang demikian.

Tangannya yang masih berada di dada Nucha, meremas erat baju Nucha dengan panik.

Nucha merasakan tubuh Mia bergetar ketakutan. Terbukti saat dia melihat wajah Mia yang perlahan memucat.

Tidak tega telah membuat wanita yang diamanahkan sahabatnya itu ketakutan karena tindakannya, membuat Nucha perlahan melepaskan Mia dan mundur selangkah.

Terdengar isakan kecil keluar dari bibir sang istri, membuat Nucha sadar bahwa dia benar benar telah menyakiti istri cantiknya itu.

Yang awalnya hanya menggertak, tanpa sadar benar benar menyakiti. Sesalnya kini berujung.

Dengan tarikan nafas kasar, Nucha menarik lembut tangan Mia dan membawa tubuh ramping itu ke dalam dekapannya.

" Maafkan saya. Kamu tau gak, saya sangat khawatir saat tau kamu pergi dari rumah tanpa pesan tanpa berita. " Ucap Nucha lembut.

Tangannya terus menenangkan sang istri dengan membelai rambutnya dengan lembut..

" Saya bahkan gak bisa fokus kerja Mia. Saya sudah katakan sebelumnya, saya tidak akan mengekang kamu. Kamu bebas mau apa tapi bukan berarti begini. " Imbuhnya lagi.

Mendengar ucapan Nucha, merasakan dekapan tulusnya, membuat Mia berfikir bahwa benar bahwa tindakannya kali ini salah.

Bukankah selama ini Nucha memang tidak pernah mengatakan sesuatu yang menuntut.

โ€‚Bahkan Nucha membebaskan dirinya melanjutkan kuliah dan kegiatan lainnya yang membuatnya senang selama dirinya tahu akan posisinya yang sudah menikah.

Kini baru mulai Mia sadari semua itu.

" Apa saya boleh tinggal di kontrakan ini untuk sementara waktu? Saya benar benar ingin sendiri dulu. Saya bingung harus bagaimana menjelaskannya agar anda mengerti perasaan saya. " Ungkap Mia sembari melerai dekapan Nucha.

Nucha memperhatikan raut wajah sang istri dengan teliti. Ada guratan luka terpancar di sana. Bahkan mata Mia masih terlihat bengkak.

" Apa sebelum ini dia menangis?" Monolog Nucha dalam hati.

" Boleh. Tapi saya khawatir kamu sendirian disini. " Ucap Nucha dengan tatapan lembut.

" Alasan. Saya sudah terbiasa hidup sendiri. Dan saya tinggal disini bukan baru hari ini. Jangan berlebihan. " Ucap Mia kesal.

Meski demikian, wajah cantik Mia tetap terlihat menawan. Bahkan mampu membuat Nucha gemas sendiri.

" Tapi tetap saja saya khawatir. Suami mana yang tega membiarkan istrinya tinggal sendirian? Di kontrakan seperti ini pula. " Ucap Nucha sembari menoleh ke semua arah seakan meragukan suasana di area kontrakan itu.

" Aneh anda ini. Kita juga baru kemarin kenal. Gak usah lebay. Saya gak suka. " Ucap Mia semakin kesal.

" Saya juga akan tinggal disini kalau kamu gak mau pulang. " Ucap Nucha santai sembari melenggang masuk ke dalam kontrakan.

Membuat Mia melebarkan matanya tak percaya.

" Anda jangan aneh deh. " Geram Mia menyusul sang suami masuk.

Tanpa aba aba, Nucha menarik tubuh Mia kembali ke dalam pelukannya. Membuat Mia hampir terjatuh karena tidak siap.

" Jangan jadi pembangkang pada suami kalau gak mau dosa. Dan panggil saya dengan panggilan yang baik." Ucap Nucha dengan lembut sembari melepas dekapannya lalu melangkah menuju dapur.

Sedangkan Mia sendiri hanya terdiam di tempatnya karena tindakan dan ucapan spontan Nucha barusan.

" Sayang. Disini gak ada makanan ya? Saya laper. " Ucap Nucha dari arah dapur yang terlihat sibuk mencari sesuatu kembali membuat Mia terkejut.

" Apa memang benar dia memiliki rasa sama aku? Pernikahan ini dan sikapnya sejak awal membuat aku curiga. Hari ini aku tambah yakin dengan kecurigaanku. " Monolog Mia dalam hati.

" Ahk tapi bukankah cinta itu omong kosong? Hanya alat untuk menggapai tujuan akal busuk? " Imbuhnya lagi dalam hati.

" Sayang kita makan di luar aja ya? " Lagi lagi Mia tersentak.

Nucha tiba tiba sudah berada di depannya dan menarik lembut tangannya menuju pintu keluar tanpa aba aba.

Mia yang belum siap karena keterkejutannya, sedikit oleng karena mengikuti arah langkah kaki sang suami.

๐˜ฝ๐™€๐™๐™Ž๐˜ผ๐™ˆ๐˜ฝ๐™๐™‰๐™‚

๐™ฑ๐šŽ๐š‹๐šŽ๐š›๐šŠ๐š™๐šŠ ๐š‘๐šŠ๐š›๐š’ ๐š’๐š—๐š’ ๐šœ๐šŠ๐šข๐šŠ ๐š‹๐šŽ๐š•๐šž๐š– ๐š„๐š™ ๐š๐š’ ๐š”๐šŠ๐š›๐šŽ๐š—๐šŠ๐š”๐šŠ๐š— ๐šŠ๐š๐šŠ ๐š”๐šŽ๐šœ๐š’๐š‹๐šž๐š”๐šŠ๐š— ๐š๐š’ ๐š๐šŽ๐š–๐š™๐šŠ๐š ๐š”๐šŽ๐š›๐š“๐šŠ. ๐™ผ๐šŠ๐š”๐šŠ๐š—๐šข๐šŠ ๐š‹๐šŠ๐š›๐šž ๐š‹๐š’๐šœ๐šŠ ๐š„๐š™ ๐š•๐šŠ๐š๐š’ ๐šœ๐šŽ๐š”๐šŠ๐š›๐šŠ๐š—๐š.

๐šƒ๐šŽ๐š›๐š’๐š–๐šŠ ๐™บ๐šŠ๐šœ๐š’๐š‘ ๐š‹๐šž๐šŠ๐š ๐š๐šŽ๐š–๐šŠ๐š— ๐š๐šŽ๐š–๐šŠ๐š— ๐šข๐šŠ๐š—๐š ๐šœ๐šž๐š๐šŠ๐š‘ ๐š–๐šŠ๐š–๐š™๐š’๐š› ๐š๐š’ ๐š”๐šŠ๐š›๐šข๐šŠ ๐šœ๐šŠ๐šข๐šŠ ๐š’๐š—๐š’. ๐Ÿฅฐ๐Ÿ™๐Ÿ™

๐™ผ๐š˜๐š‘๐š˜๐š— ๐š๐šž๐š”๐šž๐š—๐š๐šŠ๐š—๐š—๐šข๐šŠ ๐š๐šŽ๐š›๐šž๐šœ, ๐šŠ๐š๐šŠ๐š› ๐šœ๐šŠ๐šข๐šŠ ๐š‹๐š’๐šœ๐šŠ ๐š•๐šŽ๐š‹๐š’๐š‘ ๐šœ๐šŽ๐š–๐šŠ๐š—๐š๐šŠ๐š ๐š•๐šŠ๐š๐š’ ๐šž๐š—๐š๐šž๐š” ๐š–๐šŽ๐š—๐šž๐š•๐š’๐šœ ๐šŽ๐š™๐š’๐šœ๐š˜๐š๐šŽ ๐š‹๐šŽ๐š›๐š’๐š”๐šž๐š๐š—๐šข๐šŠ ๐šข๐šŠ๐š—๐š ๐š•๐šŽ๐š‹๐š’๐š‘ ๐š–๐šŽ๐š—๐šŠ๐š›๐š’๐š” ๐š•๐šŠ๐š๐š’.. ๐Ÿ˜‡

๐Ÿ–ค๐Ÿ–ค๐Ÿ’™

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!