Fokus Mia bukan pada makanan yang tersaji di depannya meski perutnya sejak tadi sudah meminta untuk segera di isi.
Terlebih sudah seharian dirinya belum bertemu makanan sedikitpun di kontrakan.
Berbeda dengan Nucha. Dirinya terlalu menikmati setiap suapan demi suapan yang masuk ke dalam indra perasanya.
Entah karena terlalu lapar atau karena makanannya memang lezat. Yang jelas, Nucha begitu menikmati setiap hidangan yang tersaji di meja itu.
Setelah beberapa saat, Nucha baru menyadari bahwa Mia sering mencuri pandang ke arahnya. Sedangkan makanan Mia hampir masih utuh di piringnya.
Nucha akhirnya memilih menyudahi makannya sembari meneguk air putih di gelasnya hingga separuh gelas.
" Kamu gak laper? Atau kamu gak suka menunya?" Tanya Nucha memperhatikan piring Mia yang masih penuh dengan makanan.
Mia meletakkan sendok dari tangannya dan fokus menatap Nucha. Dari sorot matanya, Nucha sudah bisa menebak bahwa Mia ingin mengajaknya bicara dengan serius.
" Apa tujuan anda menikahi saya? " Begitulah Mia, setiap mengucapkan sesuatu pasti akan menuju inti tanpa basa basi.
Mendengar pertanyaan Mia, membuat Nucha tersenyum sembari menunduk. Seperti dugaannya bahwa Mia tidak akan mudah luluh dan menerima.
Dengan tenang Nucha kembali menatap wajah Mia. Sedangkan Mia sendiri masih dengan sabar menunggu jawaban dari pertanyaannya.
" Karena aku menyukaimu. " Entah apa alasan pasti Nucha memberi jawaban itu.
Yang jelas Nucha tidak ingin Mia membuatnya pusing seperti seharian ini.
Mendengar jawaban Nucha, sontak membuat kening Mia mengerut. Pikir Mia sudah pasti jawaban Nucha tidak masuk akalnya.
" Saya ingin jawaban real bukan alasan klasik. Saya bahkan tidak pernah mengenal anda. Kita bahkan bertemu hanya pada saat pernikahan jebakan sialan itu. " Ucap Mia dengan penuh penekanan karena terlalu kesal.
Tatapan Mia tidak pernah lepas dari wajah Nucha. Di dalam batinnya sungguh tidak sabar ingin mendengar jawaban yang dia inginkan.
Namun lagi lagi sikap Nucha sungguh menguji kesabarannya. Mia merasa Nucha tidak pernah peka dengan penderitaannya karena pernikahan dan situasi di antara mereka setiap hari.
Sehingga di matanya Nucha adalah sosok yang sangat menyebalkan dan membuatnya muak.
" Saya memang menikahi kamu atas permintaan sahabat saya. Dan itu tidak bisa saya tolak di karenakan sesuatu hal." Ucap Nucha dengan wajah dingin.
Auranya kali ini membuat Mia semakin penasaran. Ada apa sebenarnya di balik pernikahan mereka.
" Suatu saat kamu akan tahu alasannya. Dan saya yakin, pada saat itu mata kamu akan terbuka bahwa semua ini bukan alasan klasik yang kamu benci. " Imbuhnya lagi.
Mia semakin di buat penasaran dengan kalimat yang di ungkap oleh Nucha. Namun kali ini Mia memilih untuk menahan diri.
Sementara itu, di rumah Nucha sendiri, bi Tuti di buat mati kutu oleh ibu majikannya.
Nyonya Melin terus mendesak bi Tuti untuk jujur siapa orang yang bi Tuti dan Nucha bahas waktu di telepon siang tadi.
Bagai simalakama. Bi Tuti diam ketakutan.
" Kenapa bibi diam aja? " Desak Nyonya Melin tak sabaran.
" Maaf Nya, sebentar lagi mas Nucha pulang. Nyonya bisa tanyakan langsung sama mas Nucha saja Nya. Saya takut. Saya gak berani keluar dari tugas saya. " Ucap bi Tuti pada akhirnya sembari menunduk takut.
Membuat Nyonya Melin semakin emosi. Ternyata kesetiaan bibi yang dia percaya selama bertahun tahun mengasuh bahkan saat ini masih ikut anaknya itu sungguh sangat kuat pada sang putra semata wayangnya itu.
" Telepon Nucha sekarang. Suruh dia pulang sekarang juga. " Ucap Nyonya Melin yang akhirnya mengalah sebab percuma meminta jawaban dari pengasuh anaknya itu.
" Baik Nya." Jawab bi Tuti segera.
*
Di perjalanan pulang, Nucha maupun Mia hanya di temani oleh lantunan musik. Suasana hati dari masing masing mereka terlalu dingin setelah obrolan itu.
Bahkan setelah beberapa saat hingga akhirnya mereka sampai di kontrakan pun, suasana dingin masih terasa. Tidak ada sepata kata pun yang keluar dari mulut keduanya.
Hingga pada akhirnya suara dering ponsel Nucha memecahkan keheningan di dalam ruang kontrakan Mia.
Dimana keduanya sedang sibuk dengan pikirannya masing masing.
Mia menoleh ke arah Nucha yang sedang sibuk dengan ponselnya tanpa tahu apa isi percakapan antara suaminya dan seseorang yang berada di seberang telepon itu.
Hingga akhirnya tatapannya putus ketika Nucha menghampirinya yang sedang merapikan meja dapur yang sempat dia pakai pagi tadi.
" Kita pulang. " Ucap Nucha datar.
Membuat Mia menatap bingung ke arah sang suami.
" Nanti kita kembali kesini lagi jika kamu ingin disini. Tapi kita kesana dulu sekarang. " Ucap Nucha seakan mengerti tatapan sang istri.
Malas berdebat. Mia memilih mengikuti ingin suaminya kali ini.
**
" Cepat hubungi dokter Nucha sekarang." Desak dokter Anugrah pada suster jaga.
Situasi di ruang rawat benar benar mencekam. Pasien yang dalam penanganan Nucha kembali mengalami acute respiratory distress syndrome secara berulang.
Sementara dokter yang seharusnya shift saat itu belum tiba di rumah sakit dan sulit di hubungi.
Membuat dokter Anugrah yang juga sedang visit pasien meminta suster jaga untuk menghubungi sang anak atas perintahnya demi nyawa seorang pasien.
Bagaimana pun pasien itu adalah pasien Nucha. Dokter Anugrah tidak ingin mengambil alih di karenakan kode etik yang sudah di tetapkan.
**
" Jika kamu punya pekerjaan yang belum selesai, seharusnya kamu gak temui saya dulu apalagi ajak saya keluar dengan alasan ke rumah tapinya malah kesini. " Kesal Mia saat mereka sudah tiba di parkiran rumah sakit.
Sedangkan Nucha tidak merespon kekesalan Mia sebab dirinya benar benar harus bergegas ke ruang perawatan untuk menangani pasiennya.
Membuat Mia semakin di buat kesal oleh sikap Nucha yang kini sudah melaju masuk ke dalam rumah sakit tersebut.
Mau tidak mau Mia ikut turun dan menyusul sang suami yang kini entah ke arah mana dan membuatnya semakin kesal.
Dengan rasa kesal yang ada, Mia memutuskan kembali ke parkiran dan memilih menunggu Nucha di sana.
Sementara Nucha sendiri kini sudah berada di ruang ICU bertepatan dengan dokter Nardi pun tiba di parkiran. Dokter Nardi adalah dokter yang akan bertukar shift dengan Nucha.
Namun karena keterlambatannya di tambah nomor ponselnya yang susah di hubungi membuat pihak rumah sakit meminta Nucha kembali ke rumah sakit.
Di parkiran, Mia kembali di buat kesal sebab pintu mobil tidak dapat di buka karena terkunci. Padahal Nucha sudah terlebih dulu masuk ke gedung rumah sakit sebelum dirinya turun.
Lantas kenapa bisa terkunci. Begitu Pikirnya.
" Anda siapa? Kenapa bisa berada di mobil Nucha? Anda mau mencuri? "
๐ฝ๐๐๐๐ผ๐๐ฝ๐๐๐
๐๐๐๐๐๐ ๐บ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐ข๐ ๐๐๐ข๐ ๐๐๐.. ๐๐
๐ผ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ข๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ข๐. ๐ฑ๐๐๐ ๐๐๐ข๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐ฟ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ข๐.. ๐ค๐ค๐๐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments