LUKA BARU

Sesuai kesepakatan. Mia hanya diam tanpa berniat menjawab pertanyaan Nyonya Melin.

Pertanyaan yang tidak seharusnya Mia dapatkan. Sebab ini bukan inginnya. Namun sekali lagi Mia memilih diam.

Selain bukan kewajiban untuk menjawab, Mia juga tidak ingin menambah masalah yang ada. Maka diam lebih baik meski ada sedikit ketakutan di dalam dirinya.

" Sejak kapan kamu bawa perempuan ini ke rumah ini Nucha? Apa kamu gak takut di grebek warga? "

Amarah Nyonya Melin semakin menjadi saat Nucha mengatakan bahwa memang benar Mia lah wanita yang tinggal di rumahnya.

Dan itu sudah dua minggu lamanya Mia berada di sana. Membuat Nyonya Melin murka dengan tindakan sang putra.

" Mama jangan khawatir. Nucha bisa atasi semua itu. " Jawab Nucha menenangkan sang ibu.

" Jangan khawatir kamu bilang? Ya ampun Nucha. Mama gak pernah didik kamu dengan tidak baik ya. " Geram Nyonya Melin menatap tajam ke arah sang putra.

" Apa karena ini juga kamu menolak Yuna? " Gertak Nyonya Melin.

Nucha yang awalnya duduk menunduk dengan tangan bertumpu di kedua pahanya, menegakkan punggungnya dan berani menatap wajah sang ibu.

Tatapannya beralih sejenak ke arah Mia yang sejak tadi hanya diam. Entah apa yang Nucha rasakan. Namun kali ini dia memilih untuk mengamankan hubungannya dengan Mia.

Selain janjinya pada sahabatnya, Nucha juga menjadi tidak tega menyakiti Mia setelah beberapa hari hidup bersama di dalam rumah meganya itu. Wanita yang kini menjadi istri sah nya.

" Apa maksud mamanya Nucha?" Monolog Mia dalam hati.

Kini tatapan Mia teralihkan ke arah Nucha saat mendengar pertanyaan Nyonya Melin. Bukan menunggu jawaban, tapi lebih tepatnya merasa bingung ada apa antara ibu dan anak itu serta kaitannya dengan dirinya.

" Mia adalah pilihan Nucha ma." Jawab Nucha dengan tegas dan jelas.

" Astaga orang ini. " Kesal Mia dalam hati mendengar ucapan Nucha.

"Nucha! Apa maksud kamu?" Gertak Nyonya Melin tidak terima.

" Maaf ma Ini hidup Nucha. Nucha berhak memilih dengan siapa Nucha hidup. Nucha janji gak akan bikin mama pusing. " Ucap Nucha meminta pengertian sang ibu.

" Gimana kamu gak bikin pusing mama Nucha? Kamu pergi dari acara pertunangan malam itu dan bikin mama malu. " Ucap Nyonya Melin dengan nada tinggi karena terlalu kesal.

" Maafkan Nucha ma. Mama seolah menjebak Nucha malam itu. Nucha gak ada pilihan lain selain pergi dari sana. " Jawab Nucha membela diri.

Mia tertawa dalam hati mendengar kata menjebak yang di ucapkan Nucha. Seolah karma sedang berlaku dan adil untuknya.

" Siapa yang menjebak Nucha? Bukankah sebelumnya mama sudah sering meminta kamu temui mama? Dasar anak ini. " Ucap Nyonya Melin penuh penekanan.

" Apa kelebihannya perempuan ini. Ayo katakan. Yuna lebih baik untuk kamu Nucha. Dia dari keluarga yang terhormat dan kita sudah mengenal mereka sedari lama." Ucap Nyonya Melin dengan tatapan remeh ke arah Mia yang sejak tadi hanya duduk menunduk.

Hatinya terasa perih saat ucapan Nyonya Melin masuk ke indra pendengarnya. Ingin rasanya dia menjawab.

Namun saat saat wajahnya terangkat, matanya tidak sengaja menangkap gelengan kepala Nucha yang mengisyaratkan untuknya agar tetap menahan diri.

Membuatnya terpaksa kembali menunduk dengan memainkan jemarinya mencoba menahan rasa sakit yang menyerang hatinya.

Terlihat Nucha menarik nafas dalam dan menatap wajah sang ibu.

" Ma. Tolong hargai pilihan Nucha. Nucha akan tetap memilih Mia sampai kapanpun. " Tegas Nucha namun dengan nada yang lembut.

Membuat Nyonya Melin frustasi dengan sikap sang putra semata wayangnya itu.

" Mama tidak mau tau Nucha. Perempuan ini tidak boleh berada di rumah ini mulai saat ini juga. Jangan membantah mama. "

Gertak Nyonya Melin sembari menyambar tas mahalnya yang tergeletak di meja dan bergegas pergi meninggalkan Nucha dan Mia yang terdiam di tempatnya.

Nucha membuang nafas kasarnya sembari menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa. Nucha memejamkan matanya dengan pikiran yang runyam.

 Sedangkan Mia menatap Nucha dengan tatapan yang sulit di artikan.

Ada begitu banyak tanya yang hadir di benaknya untuk Nucha. Namun dia sendiri bingung hanya memulai dari pertanyaan yang mana.

Hingga akhirnya dia memilih beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari rumah mega itu dengan perasaan amarah.

*

" Tolong jangan kamu masukin dalam hati sikap dan ucapan mama. Mama orangnya lembut jika kalian sudah saling kenal. " Ucap Nucha tanpa membuka matanya.

Merasa tidak mendapat respon dari lawan bicara, Nucha membuka matanya yang terpejam sejak tadi.

Betapa terkejutnya dia saat melihat Mia tidak berada di sofa tempat dia duduk sebelumnya.

Bergegas Nucha bangkit dari duduknya dan mulai panik mencari keberadaan Mia di semua penjuru rumah hingga terakhir di kamar mereka. Namun tetap saja tidak dia temukan keberadaannya.

" Bi. Bibi. " Teriak Nucha dengan panik.

" Ada apa mas Nucha? " Tanya bi Tuti tergopoh gopoh menghampiri sebab tidak biasanya sang majikannya itu panik seperti itu.

" Bibi lihat Mia? " Tanya Nucha mendesak.

" Loh bukannya tadi di ruangan depan mas, sama Nyonya juga? " Jawab bi Tuti bingung.

" Haduh kamu kemana sih?" Frustasi Nucha.

Terlebih di luar hujan mulai turun bersama gemuruh yang saling bersahutan.

" Mas Nucha mau kemana? Di luar hujan mas. " Tanya bi Tuti khawatir pada majikannya itu.

Sebab hari sudah malam dan di luar turun hujan lebat. Namun Nucha tidak mengindahkan . Dia tetap nekat keluar mencari keberadaan Mia.

Dia lebih khawatir akan kondisi mental dan perasaan Mia karena ucapan ibunya. Sungguh Nucha tidak ingin Mia pergi darinya karena sakit hati oleh sang ibu.

Sementara itu, di luar sana Mia sedang berada di halte setelah turun dari ojek online. Tadinya dia ingin ke kontrakan.

Namun karena hujan lebat tiba tiba turun, terpaksa mereka berhenti di salah satu halte untuk berteduh dari hujan.

Sedangkan Nucha saat ini tengah kebingungan harus mencari ke arah mana lagi. Panik sekaligus rasa khawatir pada Mia lebih mendominasi dari pada keselamatannya saat ini.

Setelah lebih dari tiga puluh menit, Nucha akhirnya melihat bayangan yang mirip sang istri di tengah pandangannya yang buram akibat hujan lebat.

Setelah memastikan penglihatannya, Nucha bergegas turun dari mobil dan menghampiri Mia yang sedang berdiri di sisi halte.

" Mia? " Panggil Nucha dari arah yang sedikit jauh.

Membuat Mia yang sedang melamun tersentak mendengar suara yang tak asing memanggil namanya.

" Kamu kenapa pergi dari rumah sih? Ayo kita pulang ya." Ucap Nucha dengan nada khawatir.

" Saya mau pulang ke kontrakan. Anda silakan pulang sendiri." Tolak Mia datar.

" Yasudah kita pulang ke kontrakan sama sama. " Ucap Nucha lembut.

Tentu saja Nucha tidak ingin menambah masalah di antara mereka. Nucha sudah memutuskan untuk menjaga hubungan mereka agar bisa lebih baik.

" Tidak perlu. Saya bisa pulang sendiri." Ucap Mia menolak keras.

" Kita tinggal di kontrakan kamu berdua. Aku ikut dengan kamu kalau kamu gak mau pulang ke rumah. " Sekali lagi Nucha berusaha mengalah demi kenyamanan Mia.

" Kita? Apa anda sadar barusan tadi ibu anda menegaskan apa? Dan benar, seharusnya anda melepaskan saya. Gak perlu memaksakan hubungan yang saya sendiri tidak menginginkannya sejak awal. " Sarkas Mia menatap wajah Nucha.

" Kita bicarakan baik baik soal ini setelah di kontrakan." Ucap Nucha sembari meraih tangan Mia dengan lembut.

Namun di luar dugaan Nucha. Mia menepis tangannya dengan kasar.

" Pak, bisa kita berangkat saja? " Tanya Mia pada driver ojek yang sejak tadi duduk di ujung bangku halte.

" Mia. Kita bicarakan soal ini baik baik. Ayo kita pulang. " Keluh Nucha.

" Sejak awal anda masuk dalam hidup saya tidak dengan cara baik baik Nucha Ardian. Lantas bagian mana yang harus saya terima dengan baik baik? " Sarkas Mia mencoba menolak lebih keras lagi.

Beruntung keadaan di halte sedang sepi pengunjung. Hingga Mia dengan leluasa menyampaikan gagasannya.

" Aku janji akan jujur. Tapi tidak disini. Hujan juga semakin deras. Kamu tidak mungkin pulang dengan keadaan basah. " Ucap Nucha lembut.

𝘽𝙀𝙍𝙎𝘼𝙈𝘽𝙐𝙉𝙂

𝚃𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊 𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚖𝚊𝚖𝚙𝚒𝚛 𝚍𝚒 𝚔𝚊𝚛𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚢𝚊 𝚒𝚗𝚒.. 🙏💙

𝙼𝚘𝚑𝚘𝚗 𝚍𝚞𝚔𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚢𝚊 𝚝𝚎𝚖𝚊𝚗 𝚝𝚎𝚖𝚊𝚗. 𝙰𝚐𝚊𝚛 𝚜𝚊𝚢𝚊 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚜𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚖𝚎𝚗𝚞𝚕𝚒𝚜..

🙏💙🖤🖤

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!