Chapter 8 –[ Sihir dan Penyihir 02 ]–

10 Maret 2023

"Hoam... Sudah pagi ya?..."

Merenggangkan badan. Sudah semalaman aku duduk bermeditasi di salah satu puncak pegunungan sekolah. Setelah banyak pelajaran sihir yang kupelajari, akhirnya aku mengerti daya mana itu bisa ditingkatkan. Sama seperti yang guruku ajarkan dulu, bermeditasi bisa meningkatkan metabolisme tubuh. Tak hanya itu, aku bermeditasi agar lebih memahami batas tubuhku. Yah, saat ini aku bisa menghancurkan batu besar dengan tangan kosong. Ditambah sekarang aku sudah mempelajari semua sihir dasar dan ketiga tingkatannya.

Tapi sayang, ternyata aku tak punya satu pun bakat untuk menggunakan sihir. Mau itu sihir elemen atau non-elemen. Itu menyedihkan. Selain itu ternyata selama ini jurus yang kupakai termasuk kategori sihir. Namun, saat kutanyakan pada Jianying dia tak tahu jenis sihir apa yang kupunya. Sihirku jenis penguat dan api. Namun memiliki syarat sebelum menggunakannya, yaitu melalui darahku sendiri. Singkatnya darahku bisa digunakan menjadi bahan peledak atau penguat suatu benda. Itu menjelaskan tongkat kayuku yang tidak patah walau di tebas oleh pedang berat seratus kilo.

Sunrise terlihat di ufuk timur. Sudah saatnya aku kembali ke asrama.

Oh dan ya, aku sudah berkenalan dengan teman-teman sekelas ku. Di kelas khusus ini berbagai macam ras dari belahan dunia menuntut ilmu disini. Nanti akan kukenalkan satu persatu.

Murid-murid akademi mulai beraktivitas pagi. Ada yang sedang berolahraga kecil, melatih sihir, membaca buku, bersenam dan macam-macam kegiatan yang bisa dilakukan di pagi hari.

Aku menuju kantin akademi untuk sarapan pagi. Aku bisa mengambil makan dua puluh empat jam kapanpun aku mau. Sepertinya itu Luxia yang meminta. Jadi terkadang aku bisa kesini hingga tujuh kali sehari. Mengambil makanan lezat apa saja yang ku inginkan. Aku tak bisa berhenti mengambil makan atau sekedar mencari cemilan disini. Tempat ini adalah salah satu tempat favoritku sejak satu Minggu tinggal disini.

"Selamat pagi, Sizhu."

Ashley, salah satu teman sekelas ku menyapa. Berdiri di hadapanku. Dia gadis cantik berkebangsaan Inggris. Berasal dari keluarga kerajaan. Dia anak yang pintar dan terhormat. Gurunya menyuruh untuk mencari ilmu di negeri ini. Karena di zaman ini, negeri inilah yang menjadi era keemasan dunia. Sains dan sihir berkembang pesat di dataran ini.

"Anda tidak keberatan jika saya duduk disini Sizhu?" Dia bertanya santun. Aku mengangguk. Mempersilahkan dia duduk di depanku.

"Kenapa kau ada disini?" tanyaku penasaran. Tidak biasanya perempuan ini mengambil makan di kantin umum. Setauku dia tidak pernah terlihat makan di kantin.

"Ah, maaf, apa saya mengganggu anda?" tanya Ashley merasa bersalah.

"Bukan, maksudku kau tidak pernah terlihat ada di kantin. Aku baru pertama kali melihatmu disini."

"Um... Sebenarnya saya belum terbiasa dengan makanan setempat. Baru kali ini saya ingin mencoba makanan kantin. Ternyata lebih lezat dari dugaan saya. Saya biasa memasak makanan sendiri. Mungkin karena itu Sizhu tidak pernah melihat saya disini." jelas Ashley lengkap.

Aku ber-oh pelan. Lanjut menyendok nasi goreng hangat.

"Apa Sizhu sering makan disini?" Ashley bertanya basa-basi. Aku mengangguk pelan, sibuk mengunyah makanan.

"Makanan apa yang Sizhu suka?"

Aku menatapnya heran. Untuk apa pertanyaan-pertanyaan ini?

Sadar akan tatapan heranku. Ashley buru-buru mengubah pertanyaannya. "Eh, tidak. Maksud saya makanan apa yang paling lezat disini." Dia mengatakannya dengan pipi yang memerah.

"Semuanya, aku suka semua jenis makanan." jawabku tanpa pikir panjang. Dia tampak tak puas dengan jawabanku. Menontonku makan.

"Hei, apa yang kau lakukan di tempat jelek ini Ashley? Terlebih lagi kau duduk bersama anak payah sihir itu? Kau merendahkan martabatmu sendiri."

Seorang laki-laki berambut abu runcing, berkulit coklat datang mendekati kami. Dia teman sekelasku juga. Amon, pangeran Mesir. Dia anak yang berbakat dalam semua hal. Tiga elemen sihir dia kuasai hingga tingkat teratas. Juga dia jago bertarung. Mungkin setara dengan dua belas kepala cabang. Dan dia terkenal sebagai anak sombong se-akademi.

"Apa urusanmu disini Amon? Perangaimu buruk sekali pagi ini. Kau ingin aku laporkan pada Professor Jianying semua kelakuan burukmu itu?" Ashley berseru ketus. Aku hanya diam lanjut menikmati nasi goreng jumboku.

Amon menyeringai. "Silahkan, laporkan padanya. Aku tak peduli. Toh, dia takkan bisa mengaturku. Dia hanya salah satu rakyat jelata yang kebetulan bisa mengajariku. Seharusnya pria itu bersyukur karena aku belajar darinya. Setelah aku menjadi lebih kuat dari ayahku, kalian bukan siapa-siapa kecuali sampah di mataku. Nikmati makanannya, rakyat jelata." Dia pergi melenggang setelah selesai bicara.

Ashley tampak sangat marah. Sepertinya dia tak terima semua ucapan Amon. Dia menghela nafas dalam-dalam, berusaha sabar.

"Amon keterlaluan." Dia bergumam sendiri. Jelas sekali dia tak suka dihinakan. Tapi dia tangguh. Dia memilih sabar daripada membalasnya.

Aku menegak teh hangatku. Beranjak berdiri.

"Aku pergi duluan."

Ashley terkejut melihatku sudah habis dalam sekejap. Bukankah tadi masih sepiring penuh? Bagaimana bisa dalam sekejap bisa habis?. Kurang lebih seperti itu raut wajah yang ditunjukan Ashley.

"Anu, Sizhu tunggu!" Dia menyuap beberapa sendok nasi dengan cepat. Menyusulku keluar kantin.

"Ada apa?"

"Um... Saya ingin menawarkan makan siang bersama nanti. Apakah Sizhu berkenan?" tanyanya malu-malu. Menunduk menyembunyikan wajahnya.

"Aku sudah punya teman makan siang."

"Kalau begitu, boleh saya ikut bergabung?" tanyanya penuh harap.

Aku berpikir sejenak. Ashley tampak malu-malu berharap. Mengapa sebegitunya dia ingin makan siang bersamaku? Apa lebih baik kutolak?

Melihat wajah Ashley yang berharap tinggi membuatku tak enak untuk menolaknya. Tapi, apa Mei Mei akan setuju denganku? Anak kecil itu selalu mengajakku makan siang bareng. Sepertinya tidak ada masalah jika aku menambah satu orang. Makan bersama banyak orang akan terasa lebih nikmat.

Aku mengangguk.

Seketika Ashley terlihat senang. Jika bukan karena kehormatan keluarganya, kurasa dia terlihat akan melompat bahagia. Aku tak mengerti isi hati perempuan.

"Terimakasih sudah membolehkan. Saya pamit menuju kamar. Sampai jumpa di kelas Sizhu." Ashley melangkah anggun. Berjalan lawan arah denganku.

Baru beberapa langkah, laki-laki bernama Amon itu berjalan ke arahku. Menubruk pundakku dengan sengaja.

"Apa kau punya mata?" Aku bertanya spontan karena kesal. Amon berhenti berjalan. Berbalik badan, menatapku sinis.

"Hah? Apa kau mencari masalah bocah tengik!?" tanyanya setengah teriak. Argh... Ingin sekali tanganku memukul wajah angkuhnya itu.

Mengambil nafas ... Aku harus tetap tenang. Tidak baik bertengkar karena hal sepele. Sebaiknya mungkin aku harus meminta maaf.

"Maaf."

Amon mendengus kesal. Tapi entah mengapa dia malah balik kanan, lantas pergi begitu saja.

"Anak yang aneh." gumamku.

***

Pelajaran pagi dimulai. Hari ini pelajaran sejarah. Aku mengantuk mendengar penjelasan panjang sejarah pertama kali adanya sihir oleh Professor botak di depan. Walaupun begitu aku tetap fokus mencermati.

Professor botak itu menceritakan, "Saat pertama kali sihir muncul di dunia ini karena ulah iblis yang menciptakan satu kitab berisi mantra. Kitab itu adalah sumber utama dari sihir kegelapan atau sihir hitam. Iblis itu menyamar menjadi seorang rasul lalu menyebarkannya diantara manusia. Pada zaman itu manusia pikir kitab yang diberikan iblis yang menjelma menjadi rasul adalah kitab sakti. Penuntun jalan hidup. Menawarkan kekuatan tiada banding.

"Tergiurlah manusia untuk mempelajarinya. Hampir semua orang yang ada di zaman itu tertipu oleh kitab kegelapan tersebut. Karena sihir itulah huru-hara mulai terjadi. Manusia saling memakan sesamanya. Darah banjir membasahi tanah. Hingga akhirnya rasul yang asli mulai menghentikan penyebaran kitab sesat tersebut.

"Dua utusan dari langit turun ke bumi untuk mengajarkan manusia sihir. Sihir ini tidak membahayakan penggunanya dan juga tidak membuat akal seseorang menjadi gila. Manusia mulai menyebutnya sebagai sihir cahaya. Mengapa demikian? Jawabannya simpel, karena di zaman yang penuh dengan sihir kegelapan, sihir yang didatangkan dua rasul itu menjadi pelita sebagai senjata melawan penyihir.

"Peperangan penyihir dengan manusia terus berlanjut hingga hari ini. Sihir hitam selalu berjamur layaknya pencandu narkoba. Tidak terhitung miliaran nyawa manusia yang di bunuh oleh para makhluk terlaknat itu. Peperangan besar terus meletus. Tanah kelahiran berubah menjadi tanah terkutuk. Tidur tidak akan terasa tidur. Mata akan terus membelalak karena ketakutan. Kapan pun dan di mana pun penyihir bisa menyerang.

"Untungnya umat manusia bersatu melawan makhluk laknat tersebut. Dan diadakanlah organisasi-organisasi penjaga kehidupan. Balik memburu para pemburu. Hari ini organisasi terbesar di seluruh dunia adalah Agensi Hunter. Kalian pun sudah merasakan kedamaiannya disini. Di negeri damai ini. Berterima kasihlah pada para pahlawan Hunter yang sudah merelakan nyawanya demi kedamaian yang kita rasakan saat ini.

"Sudah cukup untuk kisah hari ini, aku ingin kalian mengerjakan esai di bab 49 hingga 59. Nanti Rabu tolong kumpulkan ke kantorku. Sampai jumpa Minggu depan."

Professor botak itu meninggalkan kelas. Aku mengeluh pelan. Aku benci tugas sekolah. Sebaliknya, diatas sana ada anak yang terus berseru kagum selama kisah tadi berlangsung. Bukan hanya hari ini, anak itu selalu terkagum-kagum pada setiap pelajaran, terserah mau pelajaran apa itu asalkan berkaitan dengan sihir dia berseru antusias.

Baru selesai ku bicarakan, anak itu sepertinya sedang dalam masalah. Amon memanggilnya keluar kelas. Anak berkacamata bulat bernama Reza itu menurut. Takut-takut berjalan keluar kelas.

"Kasihan sekali anak itu. Padahal dia tak punya salah apa-apa pada Amon." Mei Mei disebelahku bergumam sendiri. Dia menoleh ke arahku.

"Ayo Sizhu kita pergi ke kantin." Lantas menarik tanganku paksa. Berjalan cepat keluar kelas, menuju kantin.

"Sudah kubilang jangan berperilaku seperti itu. Kau sangat susah diberitahu ya bocah. Aku terus menahan kesal selama di kelas tadi. Kau sangat mengganggu ku belajar."

Amon berbicara dengan nada membentak. Mereka sedang berada di lorong luar kelas. Entah karena apa, Amon tampak sedang memarahi Reza. Anak berkacamata bulat itu terdiam tidak menjawab.

"Hei, Amon. Apa yang sedang kau lakukan? Kenapa kau memarahi Reza seperti itu? Itu haknya untuk bersikap sesuka Reza di kelas. Kau tak berhak memarahinya karena itu sedikit mengganggu mu. Apa itu sikap seorang pangeran?" Mei Mei berseru ketus. Sepertinya anak kecil ini tidak tahan melihat seseorang ditindas di depan matanya.

Amon mendelik kesal. "Ini bukan urusanmu!" Setelah berkata itu, dia melangkah pergi sembari menggerutu.

Mei Mei segera menghampiri Reza yang masih terdiam.

"Kau baik-baik saja? Namamu Reza kan? Apa Amon selalu berbuat buruk padamu?"

Reza menggeleng, "Dia tak pernah berbuat buruk padaku. Sepertinya kalian salah paham dengan masalah kami."

"Salah paham? Bukankah jelas-jelas Amon tadi tampak memarahimu?" tanya Mei Mei memastikan.

Reza sekali lagi menggeleng, "Ini masalahku. Dan Amon dia hanya memarahiku karena kesal. Terima kasih sudah peduli. Aku harus pergi mengejarnya. Sampai nanti." Reza pergi begitu saja menyusul Amon.

Mei Mei menghela nafas. "Anak itu sepertinya diancam oleh Amon untuk tidak berbicara macam-macam pada orang lain." bergumam sendiri.

"Kau mau membantunya?"

"Eh, tidak perlu. Dia bilang itu masalahnya, kita tak berhak ikut campur bukan? Lebih baik kita segera pergi ke kantin. Es parfaitku akan segera habis jika kita telat kesana." Dia menarikku seperti barang.

Tiba di kantin. Aku memesan mi wonton hangat. Mi kuah dengan daging udang yang gurih. Dan juga segelas jus buah. Mei Mei memesan es parfait strawberry kesukaannya. Mengambil tempat duduk. Lalu dengan nikmat menyantap makan siang. Melahap mi wonton jumbo-ku. Di depanku, Mei Mei riang menikmati es krim kesukaannya.

"Boleh saya ikut duduk disini?" Tak lama Ashley muncul ikut bergabung.

Aku mengangguk membolehkan. Mei Mei tidak sadar Ashley datang. Dia sibuk menikmati es krimnya. Sesendok demi sesendok dia nikmati.

"Es parfait itu tampak lezat. Apa itu ada di menu kantin?" Ashley bertanya pada Mei Mei. Membuatnya tersadar dengan kehadiran Ashley.

"Eh, Ashley! Sejak kapan kamu disini? Bukankah kamu tidak pernah ke kantin?"

"Baru saja. Saya penasaran dengan makanan setempat. Karena itu saya ada disini. Apa Mei Mei keberatan jika saya ikut bergabung di meja ini?"

Mei Mei menggeleng-geleng, mengangguk-angguk. "Boleh, boleh, kamu bebas mengambil tempat."

"Baiklah, terima kasih sudah membolehkan."

Dia mengambil tempat duduk di sampingku. Seketika membuat wajah Mei Mei tertekuk. Ashley melihat wajah Mei Mei yang terlihat sedikit 'lain', membuatnya merasa tak nyaman.

"Kau membuat Ashley tak nyaman dengan tatapan aneh itu Mei Mei." ucapku menyadarkan kelakuan Mei Mei yang kekanakan.

Pipinya menggelembung cemberut. Es krimnya yang manis berubah menjadi es hambar.

"Saya membuat bekal sendiri. Apa Sizhu mau coba?" Ashley membuka kotak bekalnya. Ada berbagai macam makanan enak di dalamnya. Seperti aneka daging mahal, telur ikan, telur dadar kotak, sosis yang dibentuk seperti gurita, juga roti yang dipanggang kering.

Aku mengangguk tertarik. Dengan sumpitnya, Ashley menyuapiku.

"Bagaimana, apakah lezat?" tanya Ashley penuh harap.

"Ya, ini lezat." jawabku singkat. Entah mengapa rasanya seperti ada yang menatapku tajam.

Oh ternyata, di depanku kedua rambut kepang Mei Mei terangkat. Dia seperti akan membunuhku. Menatapku dengan wajah menyeramkan. Aku menelan ludah, apa aku berbuat salah?

"Mei Mei mau mencobanya juga?" Ashley lanjut menawarkan pada orang selanjutnya. Wajah Mei Mei kembali riang seketika.

"Oh bolehkah?"

"Ya, silahkan jangan sungkan."

Mei Mei mengambil semua makanan yang ada di dalam kotak bekal kedalam mulutnya. Fuuh, sepertinya tatapan tadi adalah tatapan paling mengerikan yang pernah kulihat seumur hidupku.

"Wah, Mei Mei sepertinya sangat menyukainya. Habis tak tersisa. Besok saya akan membuat bekal lebih banyak. Oh ya, apa Sizhu mau saya buatkan bekal untuk nanti siang?"

Aduh, kenapa Ashley menanyakan hal itu. Lihat, wajah Mei Mei yang kembali menyeramkan. Aku tak tahu harus menjawab.

"Ah, Mei Mei juga akan saya buatkan bekal siang. Jadi kita bisa makan bersama. Bagaimana?" Ashley menoleh ke arah Mei Mei. Seketika wajahnya kembali riang.

"Wah, aku jadi tak sabar untuk mencicipinya. Aku akan sangat senang jika kita bisa makan bersama seperti siang ini, benarkan Sizhu?"

Entah mengapa aku mendengar nada ancaman di kalimat terakhirnya. Aku mengangguk-angguk setuju.

"Kalau begitu besok mari berkumpul bersama setelah jam kelas kedua. Ah, apa Sizhu juga mau sarapan buatanku? Saya bisa memasak sarapan ala barat yang lezat."

Hawa membunuh keluar dari Mei Mei terasa menusuk-nusuk tubuhku. Matilah aku ...

***

11 Maret 2023

Buk! Buk! Buk!

"Amon berhenti, kumohon berhenti. Mereka sudah meminta maaf."

Darah berceceran disekitar, mewarnai tembok, tanah, dan tangan Amon. Bajunya basah kuyup oleh merah darah. Sepuluh orang terbaring di tanah dalam keadaan mengenaskan. Amon tidak berhenti memukuli orang-orang itu.

"Amon hentikan, mereka sudah mati ...."

***

Terpopuler

Comments

Ayanagi Souma

Ayanagi Souma

konsepnya seperti episode dalam anime, kadang berubah rubah tiap episode

2024-03-28

0

Ayanagi Souma

Ayanagi Souma

hehe coba coba

2024-03-28

0

Skywalk3r

Skywalk3r

ini balik POV3

2024-03-28

1

lihat semua
Episodes
1 Prologue
2 Chapter 1 –[ Agensi Hunter 01 ]–
3 Chapter 2 –[ Agensi Hunter 02 ]–
4 Chapter 3 –[ Agensi Hunter 03 ]–
5 Chapter 4 –[ Zhàn dòu 01 ]–
6 Chapter 5 –[ Zhàn Dòu 02 ]–
7 Chapter 6 –[ Zhàn Dòu 03 ]–
8 Chapter 7 –[ Sihir dan Penyihir 01 ]–
9 Chapter 8 –[ Sihir dan Penyihir 02 ]–
10 Chapter 9 –[ Sihir dan Penyihir 03 ]–
11 Chapter 10 –[ Sihir dan Penyihir 04 ]–
12 Chapter 11 –[ Sihir dan Penyihir 05 ]–
13 Chapter 12 –[ Liburan? ]–
14 Chapter 13 –[ Pedang Goujian 01 ]–
15 Chapter 14 –[ Pedang Goujian 02 ]–
16 Chapter 15 –[ Investigasi Rahasia 01 ]–
17 Chapter 16 –[ Investigasi Rahasia 02 ]–
18 Chapter 17 –[ Investigasi Rahasia 03 ]–
19 Chapter 18 –[ Lucifer 01 ]–
20 Chapter 19 –[ Lucifer 02 ]–
21 Chapter 20 –[ Simposium ]–
22 Chapter 21 –[ Pesan Terakhir ]–
23 Chapter 22 –[ Hunter Tamer ]–
24 Chapter 23 –[ Pertandingan Evaluasi 01 ]–
25 Chapter 24 –[ Pertandingan Evaluasi 02 ]–
26 Chapter 25 –[ Pernyataan Perang ]–
27 Chapter 26 –[ Mata-Mata Ganda ]–
28 Chapter 27 –[ Lao Tzu 01 ]–
29 Chapter 28 –[ Lao Tzu 02 ]–
30 Chapter 29 –[ Lao Tzu 03 ]–
31 Chapter 30 –[ Memento Mori ]–
32 Chapter 31 –[ Fang Tzu ]–
33 Chapter 32 –[ Gerbang Gehenna ]–
34 Chapter 33 –[ Transmigrasi Jiwa ]–
35 Chapter 34 –[ Bintang Aries ]–
36 Chapter 35 –[ Yohan ]–
37 Chapter 36 –[ Kebangkitan Raja Kuno 01 ]–
38 Chapter 37 –[ Kebangkitan Raja Kuno 02 ]–
39 Chapter 38 –[ Kebangkitan Raja Kuno 03 ]–
40 Chapter 39 –[ Kebangkitan Raja Kuno 04 ]–
41 Chapter 40 –[ Kebangkitan Raja Kuno 05 ]–
42 Chapter 41 –[ Kebangkitan Raja Kuno 06 ]–
43 Chapter 42 –[ Kebangkitan Raja Kuno 07 ]–
44 Chapter 43 –[ Ketenangan Sebelum Badai 01 ]–
45 Chapter 44 –[ Ketenangan Sebelum Badai 02 ]–
46 Chapter 45 –[ Ketenangan Sebelum Badai 03 ]–
47 Chapter 46 –[ Shanghai dan Hong Kong 01 ]–
48 Chapter 47 –[ Shanghai dan Hong Kong 02 ]–
49 Chapter 48 –[ Shanghai dan Hong Kong 03 ]–
50 Chapter 49 –[ Kutukan Dan Pembalasan 01 ]–
51 Chapter 50 –[ Kutukan Dan Pembalasan 02 ]–
52 Chapter 51 –[ Bidak Catur 01 ]–
53 Chapter 52 –[ Bidak Catur 02 ]–
54 Chapter 53 –[ Bidak Catur 03 ]–
55 Chapter 54 –[ Qiulong 01 ]–
56 Chapter 55 –[ Qiulong 02 ]–
57 Chapter 56 –[ Qiulong 03 ]–
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Prologue
2
Chapter 1 –[ Agensi Hunter 01 ]–
3
Chapter 2 –[ Agensi Hunter 02 ]–
4
Chapter 3 –[ Agensi Hunter 03 ]–
5
Chapter 4 –[ Zhàn dòu 01 ]–
6
Chapter 5 –[ Zhàn Dòu 02 ]–
7
Chapter 6 –[ Zhàn Dòu 03 ]–
8
Chapter 7 –[ Sihir dan Penyihir 01 ]–
9
Chapter 8 –[ Sihir dan Penyihir 02 ]–
10
Chapter 9 –[ Sihir dan Penyihir 03 ]–
11
Chapter 10 –[ Sihir dan Penyihir 04 ]–
12
Chapter 11 –[ Sihir dan Penyihir 05 ]–
13
Chapter 12 –[ Liburan? ]–
14
Chapter 13 –[ Pedang Goujian 01 ]–
15
Chapter 14 –[ Pedang Goujian 02 ]–
16
Chapter 15 –[ Investigasi Rahasia 01 ]–
17
Chapter 16 –[ Investigasi Rahasia 02 ]–
18
Chapter 17 –[ Investigasi Rahasia 03 ]–
19
Chapter 18 –[ Lucifer 01 ]–
20
Chapter 19 –[ Lucifer 02 ]–
21
Chapter 20 –[ Simposium ]–
22
Chapter 21 –[ Pesan Terakhir ]–
23
Chapter 22 –[ Hunter Tamer ]–
24
Chapter 23 –[ Pertandingan Evaluasi 01 ]–
25
Chapter 24 –[ Pertandingan Evaluasi 02 ]–
26
Chapter 25 –[ Pernyataan Perang ]–
27
Chapter 26 –[ Mata-Mata Ganda ]–
28
Chapter 27 –[ Lao Tzu 01 ]–
29
Chapter 28 –[ Lao Tzu 02 ]–
30
Chapter 29 –[ Lao Tzu 03 ]–
31
Chapter 30 –[ Memento Mori ]–
32
Chapter 31 –[ Fang Tzu ]–
33
Chapter 32 –[ Gerbang Gehenna ]–
34
Chapter 33 –[ Transmigrasi Jiwa ]–
35
Chapter 34 –[ Bintang Aries ]–
36
Chapter 35 –[ Yohan ]–
37
Chapter 36 –[ Kebangkitan Raja Kuno 01 ]–
38
Chapter 37 –[ Kebangkitan Raja Kuno 02 ]–
39
Chapter 38 –[ Kebangkitan Raja Kuno 03 ]–
40
Chapter 39 –[ Kebangkitan Raja Kuno 04 ]–
41
Chapter 40 –[ Kebangkitan Raja Kuno 05 ]–
42
Chapter 41 –[ Kebangkitan Raja Kuno 06 ]–
43
Chapter 42 –[ Kebangkitan Raja Kuno 07 ]–
44
Chapter 43 –[ Ketenangan Sebelum Badai 01 ]–
45
Chapter 44 –[ Ketenangan Sebelum Badai 02 ]–
46
Chapter 45 –[ Ketenangan Sebelum Badai 03 ]–
47
Chapter 46 –[ Shanghai dan Hong Kong 01 ]–
48
Chapter 47 –[ Shanghai dan Hong Kong 02 ]–
49
Chapter 48 –[ Shanghai dan Hong Kong 03 ]–
50
Chapter 49 –[ Kutukan Dan Pembalasan 01 ]–
51
Chapter 50 –[ Kutukan Dan Pembalasan 02 ]–
52
Chapter 51 –[ Bidak Catur 01 ]–
53
Chapter 52 –[ Bidak Catur 02 ]–
54
Chapter 53 –[ Bidak Catur 03 ]–
55
Chapter 54 –[ Qiulong 01 ]–
56
Chapter 55 –[ Qiulong 02 ]–
57
Chapter 56 –[ Qiulong 03 ]–

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!