Chapter 15 –[ Investigasi Rahasia 01 ]–

07 Maret 2023

DALAM kantor berukuran 20 x 15 meter ini, atmosfer yang terasa begitu senyap. Buku-buku bersampul kulit, kertas-kertas kekuningan, berkas dokumentasi berserakan. Semenjak kejadian semalam hingga petang menjelang, Luxia sibuk mencari catatan sejarah. Satu hal yang berkaitan dengan pedang Goujian. Dia sedang mencarinya.

Sebagai pengawal pribadi Nona, mau tak mau aku ikut mencari. Atau bahasa kerennya, investigasi. Berjam-jam kami mencari, selesai satu buku, Luxia langsung mencatat sesuatu di kertas suratnya. Lalu, dipajang di papan kayu dinding dengan jaring benang merah rumit saling berkelindan.

"Ara~Akhirnya aku menemukannya." Luxia memajang suatu foto hitam putih, mengaitkan semua benang pada foto satu itu.

"Siapa itu Nona?" tanyaku ingin tahu. Pria berjanggut lebat itu tampak seperti tokoh zaman dulu.

"Dia adalah musuh kita Manajer Jianying. Pria inilah yang mengincar keluarga Tao dan seluruh pedang sihir. Terkhususnya, pedang Goujian."

Aku mengernyitkan dahi. Tokoh satu ini? Bukankah sudah puluhan abad berlalu? Pria ini seharusnya sudah menyatu dengan tanah.

Luxia tersenyum lembut menatapku. "Kamu lebih dari paham tentang ini Manajer Jianying."

Hmm, aku berpikir sejenak. Apa mungkin yang Nona Luxia maksud pria ini adalah Arch Witch yang membantu organisasi gelap itu? Jika dia seorang penyihir, itu memungkinkan. Apalagi seorang Arch Witch. Mereka bisa hidup hingga puluhan abad. Ini sangat berbahaya. Andai itu benar, maka bencana di Amerika akan kembali terulang. Tidak terbayang bencana itu akan terjadi di negeri ini.

"Akan kujelaskan beberapa poin tentang itu." Luxia memasang kacamata, layaknya seorang profesor, dia menunjuk satu per satu artikel di papan.

"Kita akan mulai dari sejarah dinasti terdahulu. Pertama, Pedang waktu Goujian. Pada zaman dinasti China awal, Dinasti Xia. Goujian adalah nama seorang raja. Keturunan langsung dengan Yû, pendiri dinasti Xia. Gelarnya Raja dari Yue, Pembunuh Raja Helu di pertempuran Zuili." Luxia menunjuk dengan tongkat pendek ke foto selanjutnya. Itu wajah Raja Helu.

"Pada zaman itu negara Yue juga dikenal sebagai Yuyue (于越), adalah sebuah negara di Tiongkok kuno yang berdiri pada milenium pertama SM – periode Musim Semi dan Musim Gugur serta Periode Negara-Negara Berperang pada masa Zhou Tiongkok dinasti – di provinsi modern Zhejiang , Shanghai dan Jiangsu . Ibukota aslinya adalah Kuaiji ( Shaoxing modern ); setelah penaklukannya atas Wu , Yue memindahkan istananya ke utara ke kota Wu ( Suzhou modern ). Yue ditaklukkan oleh Chu pada tahun 306 SM." Aku duduk bersimpuh memperhatikan.

"Singkatnya Raja Helu memiliki dendam dengan Raja Yue sebelumnya, ayahnya Goujian. Hingga akhirnya peperangan meletus, Goujian mendapatkan kemenangan, lalu terbuai dengan nafsu. Disaat itulah anaknya Helu, Fuchai diangkat menjadi Raja di negara Wu. Berencana balas dendam demi ayahnya, Fuchai berhasil menyerang Negara Yue. Kekalahan Goujian mengharuskannya hidup menjadi budak di negeri musuh. Istrinya juga ikut menjalani hukuman bersama suaminya. Perlakuan yang dia terima bisa dibilang sangat terhina. Namun, Goujian tabah menjalaninya hingga tiga tahun berlalu.

"Lepas banyak musim terlewati. Goujian akhirnya bisa menkonsolidasi kekuatan. Lalu, pengkhianatan terjadi dan berhasil menangkap Raja Fuchai. Goujian tidak langsung membunuhnya, namun, dia ingin Raja itu merasakan seperti apa rasanya menjadi budak selama tiga tahun terakhir. Karena tidak kuat menghadapi penghinaan yang sangat. Fuchai bunuh diri."

Aku tertegun, bentar, lalu siapa Arch Witch yang Nona maksud?

Luxia tersenyum, "Kesimpulanmu sudah benar Manajer. Sayangnya setelah mati, Fuchai tidak benar-benar mati. Dia berakting. Berubah menjadi penyihir. Dengan ritual yang mengorbankan ribuan nyawa prajuritnya saat peperangan. Dia menjadi seorang penyihir yang kuat. Sekali lagi, Goujian berhasil mengalahkannya dengan pedang sihir yang dia miliki. Menyegelnya selama satu abad.

"Raja Fuchai setelah satu abad berlalu, Pedang waktu Goujian diwariskan pada penguasa selanjutnya. Maka setiap seabad berlalu, penyihir itu kembali tersegel oleh pedang Goujian. Hingga terakhir Raja Qin Shi Huang, sengaja membebaskan penyihir Raja Fuchai tersebut.

"Dia berniat membunuh langsung penyihir itu. Fuchai, hanya dengan kekuatannya sendiri bisa menghancurkan satu kota dalam semalam. Karena itu Qin Shi Huang membangun sebuah benteng dengan kubah raksasa yang sekarang kita ketahui sebagai Great Wall.

"Peperangan sengit berlangsung, Qin Shi Huang dengan pedang Goujian gagah berani merangsek, berduel satu lawan satu dengan penyihir Fuchai. Raja lawan raja, pertempuran tiga hari tiga malam berlangsung hebat. Sayang, disaat terakhir Qin Shi Huang gagal membunuh penyihir Fuchai. Namun, dia berhasil menyegelnya kembali lebih lama.

"Waktu berlalu, pedang Goujian di wariskan pada prajurit paling berbakatnya, Gao Tao yang nantinya menjadi keluarga Tao yang kita kenal. Qin Shi Huang memberi wasiat pada pedang itu, setelah 20 abad berlalu, peperangan besar akan kembali terulang. Sepertinya keluarga Tao sudah melupakan wasiat penting itu. Dan kini, Arch Witch kuno bernama Fuchai sudah kembali lepas. Berbaur dengan organisasi gelap yang sudah menunggu kedatangan kekuatan agung itu."

Luxia melepas kacamatanya, membaca artikel yang terpajang.

"Apa maksud Nona, organisasi gelap itu sudah ada bahkan pada zaman dinasti Xia? Dan sekarang, organisasi itu sedang merencanakan bencana pada tanah kita?" Aku mengangkat tangan, bertanya.

"Ya, kita sudah memiliki sebuah petunjuk. Lebih baik kita mencegah daripada mengobati bencana yang akan datang. Aku ingin Manajer Jianying menginvestigasi secara rahasia beberapa tempat. Aku punya tiga tersangka organisasi yang terkait." Luxia melempar sebuah berkas padaku. Reflek menangkapnya. Membacanya seksama.

"Dengan senang hati Nona." Aku berdiri membungkuk hormat. "Kasus ini biar saya selesaikan dengan sempurna."

Luxia tersenyum mendengarnya, "Apa Manajer Jianying butuh rekan? Sayangnya aku akan berdiam disini, memberi informasi dari jauh. Gunakan alat ini." Aku menangkap alat komunikasi canggih berbentuk huruf c yang bisa dipasangkan di telinga.

Aku menggeleng, tidak perlu. Memasangkan alat komunikasi canggih. Lantas, seperti dalam game, pandanganku muncul berbagai bingkai informasi. Aku berseru tak bersuara. Takjub.

"Aku memasukan mantra clairvoyance pada alat itu. Agar memudahkan investigasi Manajer."

Aku melihat sekeliling, judul buku, jumlah halaman, juga ukuran lemari, bahkan suhu tubuh terpampang jelas. Namun, saat aku tidak sengaja melihat tubuh Nona Luxia. Dia tampak tidak ada. Seharusnya terlihat suhu tubuh seperti diriku.

"Aku memprogramnya agar menyembunyikan beberapa informasi dari beberapa orang. Sumber info itu berasal dari media. Coba Manajer lihat foto yang ada di papan." Luxia menunjuk ke arah papan. Aku menengok. Yeah, nama dan informasi orang di foto muncul seperti kotak tag dalam game.

Baiklah, ini mengagumkan.

"Saya akan segera pergi Nona." Aku membungkuk hormat untuk terakhir kali.

"Ya, berhati-hatilah, Manajer Jianying."

Melangkah keluar ruangan ...

***

"Fei, aku butuh tumpangan menuju Shanghai."

Aku menaiki super jet yang mendarat di lapangan markas Agensi.

"Roger, bos."

Mesin super jet menggerung lembut. Sekejap mengambang, dengan kecepatan 200 kilometer per jam, hanya memerlukan waktu sepuluh menit untuk sampai diatas langit Shanghai.

Shanghai, kota diatas laut. Kota modern tempat ekonomi gelap bersemayam. Nona Luxia sepertinya memikirkan berbagai kemungkinan di setiap kota pusat ekonomi. Salah satunya Shanghai yang memiliki sejarah perang opium dengan inggris dulu.

Kalau begitu, aku harus menemui An Haocun terlebih dahulu. Pria sipit picik itu salah satu pengedar bisnis opium hingga sekarang. Mungkin dia bisa membantu.

Super Jet mendarat diatas gedung kaca lima puluh lantai, salah satu gedung tertinggi di seantero kota. Bertepatan dengan matahari yang baru saja tenggelam. Lampu-lampu neon berkilauan.

"Kau bisa menunggu di pangkalan Fei. Aku tidak ingin kejadian semalam terulang."

Fei mengangguk. "Roger, saya akan menunggu panggilan bos."

Aku turun dari super Jet. Oh ya, omong-omong ini super jet terbaru yang baru saja aku pesan dari Eropa lima hari lalu. Anak buah An tampak curiga dengan super jet baruku. Baru setelah aku turun menampakkan diri, mereka gercep membungkuk, memberi hormat.

"Selamat datang Tuan Jianying. Tuan An sedang tidak ada di kantor." Salah satu anak buah An memberi tahu. An Haocun memiliki selera unik dari kepala cabang yang lain. Lihat saja anak buahnya. Mereka mengenakan kostum karakter fiksi animasi. Seperti kostum maid, kucing, harimau unyu, panda, dan lain-lain.

Aku mengangguk pada asisten pribadi An, wanita dewasa dengan dress cina itu terlihat serius. Walau tampilannya dengan telinga kelinci terlihat kontradiksi.

"Silahkan menunggu di kantor, Tuan Jianying." Wanita cantik itu menuntunku ke kantor An tepat dibawah lantai teratas. Lantas pamit setelah pelayan menyiapkan beberapa hidangan jamuan ke atas meja.

Aku menatap sekitar, tak terbayang kantor An yang terlihat banyak aksesoris benda terpajang di seluruh isi kantor. Warna merah mencolok. Banyak patung-patung mini, bahkan action figure jejepangan terpajang. Bahkan ada yang berukuran ultra. Mejanya tiada bedanya. Dengan teknologi hologram, berkas kertas tidak bertumpuk. Berbeda dengan kantor Nona Luxia yang seperti perpustakaan. Tempat ini lebih seperti ruang bermain. Berbagai informasi di pandanganku, tidak satu pun yang berguna.

Menghela nafas, memijat keningku. Terkadang pekerjaan ini terasa berat. Namun, aku tak bisa menyerah. Sedikit lagi, dendam itu ... Rasanya semakin dekat.

Menunggu dengan hening selama setengah jam, akhirnya pria sipit itu menunjukkan batang hidung.

"Ni háo Jianying! Kau sudah menunggu sangat lama ya? Maaf, aku punya banyak urusan di bar, tehee~" Memasang wajah tak berdosa. Mengambil tempat duduk di depanku.

"Bar? Kau membolos ya, An?" Sorot mataku menatap tajam. Curiga.

An tampak keringat dingin. "Y-ya tentunya, tidak." Tersenyum simpul.

Aku membenarkan kacamata. Mengendurkan sorot mata. "Aku butuh informasi, An"

Raut wajah An berubah, kini dia tersenyum–lebih mirip menyeringai. Mata sipitnya menatapku tajam.

"Tampaknya kamu butuh informasi dunia gelap bukan? Contoh, siapa penyerang yang menyerang keluarga Tao tempo malam?"

"Bagaimana kau bisa mengetahuinya? Pihak media dan Hunter yang berkaitan seharusnya sudah menutup mulut. Apa jangan-jangan kau ...." Aku kembali menatap An tajam. Yang ditatap hanya terkekeh.

"Tidak, aku memiliki mata dan telinga di seluruh dataran ini, Tuan Jianying. Tentunya berita hangat itu harus kuketahui. Sayangnya, tebakan anda kurang tepat. Aku tidak tahu siapa yang merencanakan penyerangan. Namun, mereka sempat meminta bantuan padaku."

"Santai sekali kau An. Tindakanmu sudah termasuk melanggar peraturan Hunter. Kau tahu itu kan?"

An tertawa terbahak. "Tentu, Tuan Jianying. Namun, beda urusannya jika itu bisnis buatan mu sendiri. Tuan Jianying pasti paham tentang ini. Aku hanya ingin menjadi pria kaya di umurku yang masih muda ini." Dia menunjuk dirinya sendiri.

"Katakan, bantuan apa yang kau berikan pada mereka?"

"Yah, sedikit Dopamin buatan. Tentu saja Dopamin ini sudah diberi verifikasi oleh markas. Aku hanya mengedarkannya lebih luas."

Aku menarik kerah An keras. Memukulnya sekali. An meludahkan darah dari mulutnya.

"Bedebah kau An! Karena Dopamin itu berapa nyawa melayang, hah?" Aku berseru membentaknya. Dopamin itu juga tersebar di distrik hiburan sebelum kejadian itu terjadi. Karena Dopamin itu kakakku kadang terluka oleh pelanggan yang kasar.

An melepas tanganku. Mendorongku mundur. Wajahnya menyeringai tak bersalah.

"Itu sama sekali bukan urusanku. Betul kan? Anak distrik hiburan?"

Tanganku terkepal karena kesal. Tapi aku berusaha menahannya. Aku harus tetap tenang.

"Berikan daftar pelangganmu An. Aku tidak ada waktu untuk meladenimu."

An memegang rahangnya, "Mengapa kau sangat menginginkannya, Jianying?"

"Nona Luxia yang menyuruhku. Aku harus mencari dalang yang melakukan penyerangan keluarga Tao. Mereka berencana melakukan bencana seperti Amerika dulu."

Kali ini An terdiam demi mendengar bencana di Amerika satu setengah abad lepas. Dia sendiri pernah mendengar tentang bencana itu. Hanya ada satu kata untuk menceritakannya. Kehancuran.

"Hahaha, baiklah, aku akan membantumu. Ambil ini." Sebuah kotak persegi kecil dia lemparkan padaku. "Ini sudah tidak lucu Jianying. Jika bencana itu terulang, kehidupan mewahku akan hancur. Aku hanya bisa membantumu memberikan daftar nama pelanggan. Sisanya aku tidak bisa membantu."

Aku mengangguk, "Ini sudah cukup. Dan sekedar saran, An. Fokus pada pekerjaanmu dan hentikan pengedaran bisnis gelapmu. Meskipun markas sudah memverifikasinya, bukan berarti Nona Luxia bisa berubah pikiran setelah melihat bisnis obat-obatan milikmu. Sampai jumpa, bedebah." Aku segera melenggang pergi dari kantor An. Tidak menghiraukan balasannya.

"Tentunya, Tuan anjing penyihir."

Turun menuju lantai dasar. Memanggil tukang taksi. Menuju pabrik pertama yang ditunjukan kotak kecil berhologram ini. Total, ada tujuh pabrik yang An berikan. Pabrik-pabrik itu menjadi pemasok obat-obatan dari An. Lantas, esoknya bertebaran diberbagai sudut bar. Tumpah dalam bayangan kota Shanghai.

Dua puluh menit, aku sampai di depan pabrik. Ada beberapa tukang pukul berjaga disekitar. Tak perlu pikir panjang, aku langsung berjalan santai menuju gerbang depan. Mereka menatapku galak.

"Maaf pak, tempat ini terlarang." Salah satu tukang pukul berbadan kekar menahan gerakanku.

"Katakan, siapa bos kalian?"

"Bos kami sedang tidak ingin diganggu. Harap bapak segera pergi. Jika tidak ...."

Tukang pukul disekitar bersiap. Mengangkat pentungan, memegang pipa besi, bahkan beberapa bersiap mengeluarkan benda tajam.

"Aku mempunyai urusan dengan bos kalian." ucapku datar. Menghitung badan. Ada tiga belas di sekitar.

"Sudah ku bilang, bos kami sedang tidak ingin diganggu." Tukang pukul didepanku segera meluncurkan pukulan. Dengan santai kutahan bogeman tangan besar itu.

"Bawa bos kalian kemari."

Tukang pukul itu berteriak, memukul dengan tangan kirinya. Dengan santai kutepis ke samping. Membanting tubuh bongsor itu ke tanah. Sekejap, tukang pukul lain segera berteriak maju, menyerang serentak.

Aku membenarkan sarung tangan kulitku sejenak. Pentungan kayu terayun cepat dari belakang. Aku merunduk, lantas gesit memukul bahu, dada kiri, dan tengkuk lehernya. Gugur.

Temannya yang lain maju merangsek, mengayunkan pipa besi sembarang. Tang! Pipa besi kutangkap mentah, menyikut, mematahkan lengan, lantas Krak! Mematahkan leher. Dua orang dengan pisau maju, mencoba mengenaiku, plak! Plak! Lihai ku tepis kedua tangan itu. Pisaunya terjatuh karena ku tepis. Lanjut tanganku membalas serangan, memukul jakun leher, perut, dan kepala. Dua orang tepar.

Sisanya setengah ragu untuk maju menyerang.

"Panggil bos kalian kemari!" ucapku lantang. Tepat habis kataku, orang bergelar bos itu keluar dari pabrik.

"Ada apa ramai-ramai diluar?"

Semua tukang pukul beringsut mundur. Seseorang membisiki bosnya, memberi tahu apa yang terjadi. Om-om preman bertato itu menyeringai.

"Selamat datang, Tuan."

***

Terpopuler

Comments

Filanina

Filanina

bukan orang?

2024-02-17

0

Yuchenzzz

Yuchenzzz

tukang pukul artinya apa??

2024-02-12

0

Yuchenzzz

Yuchenzzz

bagusnya aksi figur jepang ndk sih? jejepangan itu apa?

2024-02-12

1

lihat semua
Episodes
1 Prologue
2 Chapter 1 –[ Agensi Hunter 01 ]–
3 Chapter 2 –[ Agensi Hunter 02 ]–
4 Chapter 3 –[ Agensi Hunter 03 ]–
5 Chapter 4 –[ Zhàn dòu 01 ]–
6 Chapter 5 –[ Zhàn Dòu 02 ]–
7 Chapter 6 –[ Zhàn Dòu 03 ]–
8 Chapter 7 –[ Sihir dan Penyihir 01 ]–
9 Chapter 8 –[ Sihir dan Penyihir 02 ]–
10 Chapter 9 –[ Sihir dan Penyihir 03 ]–
11 Chapter 10 –[ Sihir dan Penyihir 04 ]–
12 Chapter 11 –[ Sihir dan Penyihir 05 ]–
13 Chapter 12 –[ Liburan? ]–
14 Chapter 13 –[ Pedang Goujian 01 ]–
15 Chapter 14 –[ Pedang Goujian 02 ]–
16 Chapter 15 –[ Investigasi Rahasia 01 ]–
17 Chapter 16 –[ Investigasi Rahasia 02 ]–
18 Chapter 17 –[ Investigasi Rahasia 03 ]–
19 Chapter 18 –[ Lucifer 01 ]–
20 Chapter 19 –[ Lucifer 02 ]–
21 Chapter 20 –[ Simposium ]–
22 Chapter 21 –[ Pesan Terakhir ]–
23 Chapter 22 –[ Hunter Tamer ]–
24 Chapter 23 –[ Pertandingan Evaluasi 01 ]–
25 Chapter 24 –[ Pertandingan Evaluasi 02 ]–
26 Chapter 25 –[ Pernyataan Perang ]–
27 Chapter 26 –[ Mata-Mata Ganda ]–
28 Chapter 27 –[ Lao Tzu 01 ]–
29 Chapter 28 –[ Lao Tzu 02 ]–
30 Chapter 29 –[ Lao Tzu 03 ]–
31 Chapter 30 –[ Memento Mori ]–
32 Chapter 31 –[ Fang Tzu ]–
33 Chapter 32 –[ Gerbang Gehenna ]–
34 Chapter 33 –[ Transmigrasi Jiwa ]–
35 Chapter 34 –[ Bintang Aries ]–
36 Chapter 35 –[ Yohan ]–
37 Chapter 36 –[ Kebangkitan Raja Kuno 01 ]–
38 Chapter 37 –[ Kebangkitan Raja Kuno 02 ]–
39 Chapter 38 –[ Kebangkitan Raja Kuno 03 ]–
40 Chapter 39 –[ Kebangkitan Raja Kuno 04 ]–
41 Chapter 40 –[ Kebangkitan Raja Kuno 05 ]–
42 Chapter 41 –[ Kebangkitan Raja Kuno 06 ]–
43 Chapter 42 –[ Kebangkitan Raja Kuno 07 ]–
44 Chapter 43 –[ Ketenangan Sebelum Badai 01 ]–
45 Chapter 44 –[ Ketenangan Sebelum Badai 02 ]–
46 Chapter 45 –[ Ketenangan Sebelum Badai 03 ]–
47 Chapter 46 –[ Shanghai dan Hong Kong 01 ]–
48 Chapter 47 –[ Shanghai dan Hong Kong 02 ]–
49 Chapter 48 –[ Shanghai dan Hong Kong 03 ]–
50 Chapter 49 –[ Kutukan Dan Pembalasan 01 ]–
51 Chapter 50 –[ Kutukan Dan Pembalasan 02 ]–
52 Chapter 51 –[ Bidak Catur 01 ]–
53 Chapter 52 –[ Bidak Catur 02 ]–
54 Chapter 53 –[ Bidak Catur 03 ]–
55 Chapter 54 –[ Qiulong 01 ]–
56 Chapter 55 –[ Qiulong 02 ]–
57 Chapter 56 –[ Qiulong 03 ]–
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Prologue
2
Chapter 1 –[ Agensi Hunter 01 ]–
3
Chapter 2 –[ Agensi Hunter 02 ]–
4
Chapter 3 –[ Agensi Hunter 03 ]–
5
Chapter 4 –[ Zhàn dòu 01 ]–
6
Chapter 5 –[ Zhàn Dòu 02 ]–
7
Chapter 6 –[ Zhàn Dòu 03 ]–
8
Chapter 7 –[ Sihir dan Penyihir 01 ]–
9
Chapter 8 –[ Sihir dan Penyihir 02 ]–
10
Chapter 9 –[ Sihir dan Penyihir 03 ]–
11
Chapter 10 –[ Sihir dan Penyihir 04 ]–
12
Chapter 11 –[ Sihir dan Penyihir 05 ]–
13
Chapter 12 –[ Liburan? ]–
14
Chapter 13 –[ Pedang Goujian 01 ]–
15
Chapter 14 –[ Pedang Goujian 02 ]–
16
Chapter 15 –[ Investigasi Rahasia 01 ]–
17
Chapter 16 –[ Investigasi Rahasia 02 ]–
18
Chapter 17 –[ Investigasi Rahasia 03 ]–
19
Chapter 18 –[ Lucifer 01 ]–
20
Chapter 19 –[ Lucifer 02 ]–
21
Chapter 20 –[ Simposium ]–
22
Chapter 21 –[ Pesan Terakhir ]–
23
Chapter 22 –[ Hunter Tamer ]–
24
Chapter 23 –[ Pertandingan Evaluasi 01 ]–
25
Chapter 24 –[ Pertandingan Evaluasi 02 ]–
26
Chapter 25 –[ Pernyataan Perang ]–
27
Chapter 26 –[ Mata-Mata Ganda ]–
28
Chapter 27 –[ Lao Tzu 01 ]–
29
Chapter 28 –[ Lao Tzu 02 ]–
30
Chapter 29 –[ Lao Tzu 03 ]–
31
Chapter 30 –[ Memento Mori ]–
32
Chapter 31 –[ Fang Tzu ]–
33
Chapter 32 –[ Gerbang Gehenna ]–
34
Chapter 33 –[ Transmigrasi Jiwa ]–
35
Chapter 34 –[ Bintang Aries ]–
36
Chapter 35 –[ Yohan ]–
37
Chapter 36 –[ Kebangkitan Raja Kuno 01 ]–
38
Chapter 37 –[ Kebangkitan Raja Kuno 02 ]–
39
Chapter 38 –[ Kebangkitan Raja Kuno 03 ]–
40
Chapter 39 –[ Kebangkitan Raja Kuno 04 ]–
41
Chapter 40 –[ Kebangkitan Raja Kuno 05 ]–
42
Chapter 41 –[ Kebangkitan Raja Kuno 06 ]–
43
Chapter 42 –[ Kebangkitan Raja Kuno 07 ]–
44
Chapter 43 –[ Ketenangan Sebelum Badai 01 ]–
45
Chapter 44 –[ Ketenangan Sebelum Badai 02 ]–
46
Chapter 45 –[ Ketenangan Sebelum Badai 03 ]–
47
Chapter 46 –[ Shanghai dan Hong Kong 01 ]–
48
Chapter 47 –[ Shanghai dan Hong Kong 02 ]–
49
Chapter 48 –[ Shanghai dan Hong Kong 03 ]–
50
Chapter 49 –[ Kutukan Dan Pembalasan 01 ]–
51
Chapter 50 –[ Kutukan Dan Pembalasan 02 ]–
52
Chapter 51 –[ Bidak Catur 01 ]–
53
Chapter 52 –[ Bidak Catur 02 ]–
54
Chapter 53 –[ Bidak Catur 03 ]–
55
Chapter 54 –[ Qiulong 01 ]–
56
Chapter 55 –[ Qiulong 02 ]–
57
Chapter 56 –[ Qiulong 03 ]–

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!