Chapter 7 –[ Sihir dan Penyihir 01 ]–

03 Maret 2023

Suara lonceng berdentang. Sudah pukul sepuluh saat ini. Baiklah, saatnya masuk kelas.

Aku sudah bersiap pagi ini. Mengenakan seragam Akademi. Bercermin sejenak. Mengikat rambut panjangku dengan ikat kepala, agar rambutku tidak berantakan kemana-mana. Aku siap untuk belajar sihir.

Melangkah keluar kamar asrama. Melewati lorong, halaman luas akademi, menuju gedung sekolah. Pagi ini cuacanya cerah. Satu-dua kapas awan mengambang. Sisanya biru sejauh mata memandang.

Murid-murid lain membungkuk hormat padaku saat melewati mereka. Aku tidak membalas bungkukan mereka, melenggang jalan menuju kelasku. Sebagian mereka ada yang berbisik-bisik saat aku lewat. Aku tak peduli, toh aku juga tak mengenal mereka.

Memasuki ruang kelas. Sama, mereka sangat hormat padaku. Aku mengambil tempat duduk di paling atas di belakang. Tongkatku kusampirkan di samping. Professor yang mengisi kelas telah tiba. Mengajarkan pelajaran dasar sihir. Aku memperhatikan dengan seksama. Mencermati semua kata yang keluar dari mulut Professor. Mencatat hal-hal yang menurutku penting. Hingga kelas berakhir.

Sebenarnya aku tak terlalu suka belajar. Aku tertarik dengan praktik sihirnya. Hari ini Professor itu menjelaskan dasar sihir cahaya. Dasar sihir terbagi menjadi dua, elemen dan non-elemen. Sihir elemen terdiri dari lima macam elemen umum. Api, air, listrik, tanah, dan angin. Sedangkan non-elemen ada banyak, tergantung bakat sihir yang dimiliki. Contohnya sihir penguat, atau sihir mengambang. Rata-rata bakat setiap orang menguasai sihir elemen adalah satu per sepuluh. Dan normalnya hanya bisa mengendalikan satu jenis sihir elemen. Ada juga beberapa orang yang berbakat menguasai dua sihir elemen, atau bahkan tiga atau empat. Ada juga yang jenius bisa menguasai semua kelima sihir elemen dan mengembangkannya. Tapi itu hanya ada di legenda. Kenyataannya beberapa abad ini belum ada yang bisa menguasai kelima sihir elemen secara langsung. Atau belum ketemu.

Professor menjelaskan adanya sihir itu seperti meminjam kekuatan alam. Dengan perapalan mantralah alam memberi kita kekuatannya. Dan jadilah sihir. Tentu saja manusia memiliki daya batas dalam meminjam kekuatan itu. Daya batas itu disebut mana. Mana adalah daya hidup manusia. Jika ada seseorang yang kehabisan mana dia bisa pingsan atau lebih parah lagi mati. Itu cukup menjelaskan kenapa setiap aku menggunakan jurus itu, aku akan merasa cepat lelah. Ternyata jurus itu termasuk sebuah sihir.

Setiap sihir memiliki tiga tingkatan. Rendah, sedang, dan tinggi. Tentunya setiap tingkatan memerlukan mana yang sesuai. Daya kekuatan sihir pun tergantung mana yang dimiliki seseorang. Andai seseorang itu memiliki mana yang besar, saat merapal sihir tingkat rendah yang keluar bisa saja setara dengan sihir tingkat sedang.

Setelah menjelaskan sihir cahaya dasar, Professor itu juga menjelaskan sihir kegelapan. Sihir kegelapan itu membuat pemakainya memiliki mana yang tak terbatas. Namun, pemakainya akan terkena efek samping. Wujudnya akan berubah menjadi iblis. Alias dia sudah bukan manusia meskipun dulunya manusia. Karena sihir kegelapan berasal dari para iblis. Dengan kata lain meminjam kekuatan mereka. Selain itu, efek samping lainnya, pengguna sihir kegelapan akan merasa haus dengan mana. Terlebih mana yang dimiliki manusia. Karena itu mereka memakan manusia. Dan setiap penyihir memakan banyak manusia dia akan mendapatkan berbagai sihir unik. Seperti Arch Witch yang bisa menciptakan banyak pasukan makhluk sihir.

Lalu apa itu makhluk sihir?

Singkatnya itu adalah makhluk yang diciptakan oleh sihir kegelapan. Entah itu seperti monster atau imut yang tidak berbahaya. Para Hunter menyusun makhluk sihir sesuai kategori. Kategori pertama adalah yang dinilai tidak berbahaya dan bersahabat dengan manusia. Kategori kedua hingga kelima sudah termasuk membahayakan karena bisa membunuh manusia.

Aku memutuskan untuk pergi ke kantin. Perutku sudah memberi sinyal.

Ruangan kantin sangat luas, tak terhitung banyak murid lain yang juga lapar datang kesini. Aku melihat menu hidangan. Berbagai macam jenis masakan khas tersedia disini. Aku memesan semangkuk mi dengan banyak daging diatasnya. Jangan lupakan semangkuk nasi dan hidangan penutup. Asap mengepul lezat memasuki lubang hidung. Membuatku lahap menyantap.

Tapi ini terasa sepi.

Semua orang di sekelilingku makan dengan temannya. Aku sendirian di meja panjang ini. Tidak ada yang berani mendekatiku. Tak apa, aku sudah terbiasa. Hanya saja aku menginginkan seorang teman. Seperti Luxia.

Kemarin malam, setelah pertarungan terakhir selesai. Jianying menjadi pemenangnya. Otomatis dia yang akan menjadi pengawal pribadi Luxia. Aku tak bisa protes. Aku tak bisa menolak itu. Ini salahku karena tak cukup kuat untuk melindunginya.

Luxia berhasil menyelamatkanku setelah pertarungan sengit itu. Aku pingsan beberapa jam di ruang istirahat. Begitu terbangun, Luxia setia menungguiku. Memberikan pahanya sebagai bantal kepalaku.

Pandangan pertama yang kulihat, adalah Luxia yang tersenyum. Senyuman bersyukur sekaligus rasa bersalah. Aku kenal sekali senyuman itu. Dia sepertinya ingin menangis tapi menahannya. Aku tak menanyakan alasannya.

Ucapan pertama yang kudengar saat itu adalah kata maaf. Luxia menyesal membiarkanku melawan Jianying. Dia bilang aku hampir mati andaikan dia tidak segera melakukan sihir penyembuhan padaku.

Aku terdiam. Sebenarnya ini salahku karena gagal menepati janjiku. Aku merasa kecewa karena diriku yang lemah. Tapi Luxia tersenyum memaafkan. Dia menggeleng lembut.

"Kamu sudah berusaha sekuat tenaga Sizhu."

Saat itu aku menangis. Aku ingin menjadi lebih kuat, lebih kuat dari sekarang agar bisa melindunginya.

Karena itu aku memutuskan untuk belajar sihir disini. Aku akan bertambah kuat, lebih kuat dari Jianying. Aku ingin menepati janjiku pada Luxia.

Jam kelas kedua akan segera dimulai. Aku harus segera kembali ke kelas.

Setibanya di kelas. Murid-murid yang lain masih melakukan yang sama padaku. Membungkuk hormat. Aku tak mempedulikannya cepat melangkah ke tempat duduk. Bersiap untuk pelajaran selanjutnya.

Aku terkesiap melihat orang yang masuk kedalam kelas. Itu bukan Professor sini. Itu Jianying Ren. Setibanya di dalam kelas dia langsung memandang kearahku. Tatapannya seperti biasa, tajam.

"Sizhu, kemari, ikut aku."

Tanpa bertanya dua kali, aku langsung mengikutinya. Dia menuntunku ke sebuah ruangan, sepertinya ruangan kelas lain. Aku melangkah masuk kedalam ...

"Sizhu!"

Seseorang berseru, memanggil namaku. Aku menengok ke arah panggilan. Anak kecil–maksudku Mei Mei ada disini? Duduk disalah satu bangku murid. Dia tersenyum riang melihatku. Ada beberapa wajah asing yang tak kukenal disini. Kecuali, anak berambut merah muda pendek yang sedang bermain konsol game dibangku pojok. Aku melihatnya kemaren malam di tribun jajaran Jianying dan Mei Mei. Itu artinya dia salah satu kepala cabang.

Jianying berjalan ke meja guru. Dia menyuruhku duduk di meja mana pun yang ku mau.

Mei Mei melambaikan tangan, mulutnya berbisik mengatakan kesini, duduk disini. Baiklah, aku akan duduk di sampingnya. Anak kecil–maksudku Mei Mei orang yang ramah.

Namun, yang sejak tadi aku ingin tanyakan adalah, kenapa Jianying membawaku kesini?

Baru saja mulutku hendak mengatakannya. Jianying menjawab duluan.

"Perkenalkan, namaku Jianying Ren. Mulai hari ini aku akan mengajar kalian khusus disini sesuai perintah Nona Luxia."

Aku menelan ludah. Dia menjadi guru disini? Bukankah harusnya dia disamping Luxia? Mengawalnya?

Seakan tahu apa yang aku pikirkan Jianying menjawab lagi.

"Selama Nona Luxia tinggal disini, aku menjadi pengajar sementara di kelas khusus ini. Jadi harap pengertiannya karena mungkin kedepannya aku tidak akan selalu berada disini."

Aku menghela nafas. Ternyata takdir menyuruhku untuk belajar dari orang yang berhasil mengalahkan ku. Tapi tak apa, aku akan berusaha keras hingga bisa melampauinya. Aku yakin takkan lama.

"Tidak ada pertanyaan. Aku yakin disini sudah mengerti semua dasar-dasar sihir. Karena kelas ini didirikan bukan untuk itu. Aku akan mengajarkan kalian sihir singkat yang kuat. Dengan menggunakan ini." Jianying mengangkat sebuah kertas. Ada tulisan-tulisan disitu. Aku tak tahu detailnya. Tulisan itu terbuat dari darah.

"Azimat?" Seseorang bertanya dari belakangku. Seorang perempuan muda yang asing di mataku. Dia tidak terlihat seperti dari dataran ini. Alias orang luar negeri. Rambutnya kuning keemasan dengan mata biru. Dia mengenakan gaun bangsawan.

"Ya, benar. Azimat. Kalian tahu berapa lama kita harus merapal mantra sebelum mengeluarkan sihir? Mungkin hanya sepuluh-dua puluh detik. Bahkan kurang. Namun, ingat! Satu detik dalam pertarungan bisa menjadi kesempatan bagi musuh untuk menyerang. Tidak seperti kita, penyihir cenderung menggunakan makhluk sihir sebagai penyerangnya. Jarang penyihir yang mau repot-repot menyerang langsung. Karena itu kita tak boleh memberikan mereka satu pun kesempatan dalam pertarungan. Atau bisa berakibat fatal."

Jianying mengambil jimat yang lain. Mengucapkan sepatah kata, " Axel." Lantas sebuah kubah pelindung muncul disekelilingnya. Tampak kokoh.

"Ini adalah sihir pelindung tingkat tinggi yang normalnya harus merapal mantra yang agak lama. Aku hanya mengucapkan satu kata dan pelindung tingkat tinggi langsung muncul. Dan ini tidak mengkonsumsi terlalu banyak mana. Sangat berguna dalam pertarungan."

"Tapi itu terbatas Professor Jianying. Kita butuh kertas dan tinta darah untuk menciptakan satu azimat seperti itu. Dalam pertarungan, normalnya tidak akan membawa terlalu banyak peralatan. Apalagi harus membawa banyak kertas dan tinta darah. Itu merepotkan." Murid asing tadi mencoba membantah pernyataan Jianying dengan santun.

"Tidak. Itu hanya berlaku untuk orang yang tak bisa menggunakan sihir sepertiku. Untuk orang seperti kalian yang bisa menggunakan sihir, rapalan mantra bisa disingkat. Tidak selalu panjang untuk mendapatkan sihir tingkat yang di inginkan. Kalian hanya perlu mengingat satu kata. Dan gunakan satu kata itu untuk mengeluarkan sihir sesuai tingkat yang kalian inginkan."

Perempuan mata biru itu menggeleng tak setuju.

"Itu mustahil Prof. Jika itu bisa dilakukan, seharusnya dari dulu tidak akan ada mantra permohonan yang panjang seperti yang diajarkan buku pelajaran."

Jianying menunjuk perempuan mata biru itu.

"Siapa namamu?"

"Ashley." jawab perempuan bermata biru.

"Ashley, kemarilah. Akan ku ajarkan hal menarik."

Perempuan bernama Ashley itu turun ke panggung kelas.

"Coba rapalkan mantra sihir api tingkat rendah."

Ashley mengangguk. Merapal mantra.

"the maker of the world, give me a warm fire."

Api kecil segenggaman tangan mengambang diatas telapaknya. Jianying memegang sebuah kertas. Dia berucap pelan.

"Blaze."

Hanya satu kata. Puluhan bola api besar mengambang diatas kepala Jianying. Kertas jimat itu menghilang setelah dia mengatakan kata itu. Ashley tercengang melihat puluhan bola api mengambang diatasnya.

"Itu adalah sihir api tingkat tinggi." bisik Mei Mei. Dia terlihat antusias.

Jianying menjentikkan jari. Bola-bola api itu lenyap seketika. Dia mengeluarkan kertas yang lain, mengucapkan yang serupa. Kali ini hanya bola api seukuran meja mengambang diatas kepala. Murid-murid lain terkesima. ber-wah kagum.

Menjentikkan jari lagi. Mengeluarkan kertas yang lain. Mengucapkan hal serupa. "Blaze." kali ini hanya bola api seukuran tangan yang muncul.

"Kamu mendengar apa yang aku katakan, Ashley?"

Perempuan mata biru itu mengangguk. Bola apinya menghilang sejak tadi.

"Apa yang kukatakan?"

"Kau hanya mengatakan satu kata. Aku tidak tahu bagaimana sihir tingkat tinggi, sedang, rendah itu muncul. Tulisan mantra yang ada di kertas jimat ketiganya sama. Tidak ada yang berbeda."

"Benar. Semua kertas jimat ini memiliki tulisan yang sama. Namun, setiap sihir yang aku keluarkan berbeda tingkatan walau hanya menyebut satu kata yang sama. Aku menyebut hal ini sebagai program. Bayangkan tingkatan yang kamu inginkan dalam benakmu. Alirkan kendali mana pada tanganmu. Ingatlah sensasi pertama kali kau mengeluarkan sihir tingkat apapun itu. Ucapkan satu rapalan singkat sebagai perantara pengingat teknik yang akan dikeluarkan. Maka, hasilnya akan seperti kode sistem yang beroperasi dengan program."

Jianying memegang tangan Ashley.

"Ucapkan satu kata rapalan sihir api rendah. Satu saja. Ingatlah saat pertama kali kau merapal mantra api tingkat rendah di kepalamu. Rasakan sensasinya di tanganmu."

Ashley ragu-ragu mengucapkannya. Menutup mata, mengingat momen saat pertama kali dia berhasil merapal sihir api tingkat rendah.

"Fire..."

Api kecil mengambang di telapak tangannya. Mulut Ashley terbuka lebar, tak percaya.

"Bagaimana caranya Professor bisa melakukan ini?" tanya Ashley takjub.

Jianying tersenyum tipis.

"Di zaman modern ini tidak hanya teknologi atau sains yang bisa berkembang. Semua hal termasuk sihir bisa berkembang jika kita mau mencobanya. Kau boleh kembali ke tempat dudukmu Ashley." Ashley mengangguk, berjalan kembali ke meja belajarnya.

"Sudah cukup untuk hari ini. Selama beberapa hari ke depan aku akan mengajari hal ini. Aku ingin kalian bisa menguasai pelajaran yang aku beri. Gunakan ilmu yang aku ajarkan untuk kebaikan, bukan untuk hal lain. Selamat tinggal." Jianying pergi keluar kelas. Meninggalkan kesan yang khas.

"Tak ku sangka ternyata benar Manajer Jianying seorang jenius. Dan juga dia tampan. Aku tak menyesal memutuskan masuk kelas khusus ini." Mei Mei berbicara sendiri. Tunggu, bukankah para kepala cabang adalah Hunter bintang tinggi? Untuk apa Mei Mei kembali bersekolah?

Dia menoleh menatapku. Memandangku seakan paham yang kupikirkan.

"Aku ingin menjadi temanmu, Sizhu. Karena itu aku memutuskan untuk kembali bersekolah. Kebetulan Luxia menawarkan ku mengikuti kelas khusus baru untuk para Hunter berbakat internasional. Jadi, untuk sementara aku akan ikut belajar disini bersamamu."

Aku menjawab "oh" pelan. Itu informasi yang tidak terlalu penting.

Pipi Mei Mei menggelembung kesal.

"Hei! Apa-apaan oh mu itu. Aku rela meninggalkan posisi kantorku demi menjadi temanmu. Setidaknya kamu bisa pura-pura senang, Hmph!"

Aku menatapnya malas. Itu salahnya sendiri. Bukan keinginanku.

"Sizhu jahat, jahat, jahat, jahat, jahat! Tak berperasaan!"

Aw, aw, aw, dia memukuli dengan tangan mungilnya. Aku menangkap kedua tangannya, menyuruh berhenti. Matanya seketika berkaca-kaca. Eh, dia akan menangis?

"Sizhu bodoh! Tak punya hati!"

Dia menangis jongkok seperti anak kecil. Ugh, situasi seperti ini paling menyebalkan bagiku.

"Baiklah, baiklah. Aku akan menjadi temanmu Mei Mei. Berhentilah menangis."

"Sungguh?" Sekejap dia berubah menjadi riang, matanya mengerjap-ngerjap.

"Uh, ya." Aku mengangguk kecil. Daripada nanti dia merengek lebih keras sebaiknya secepatnya dibereskan.

Mei Mei melompat riang mendengarnya. "Kalau begitu ayo kita jalan-jalan!" Dia menarik tanganku paksa. Berjalan cepat keluar kelas.

Ugh...

***

Terpopuler

Comments

Aegis Aetna

Aegis Aetna

ninggalin jejak sampai sini dulu, btw semangat kak.

2024-03-08

0

Ayanagi Souma

Ayanagi Souma

tingginya cuman 145

2024-02-15

0

Filanina

Filanina

dia anak kecil betulan bukan sih?

2024-02-15

0

lihat semua
Episodes
1 Prologue
2 Chapter 1 –[ Agensi Hunter 01 ]–
3 Chapter 2 –[ Agensi Hunter 02 ]–
4 Chapter 3 –[ Agensi Hunter 03 ]–
5 Chapter 4 –[ Zhàn dòu 01 ]–
6 Chapter 5 –[ Zhàn Dòu 02 ]–
7 Chapter 6 –[ Zhàn Dòu 03 ]–
8 Chapter 7 –[ Sihir dan Penyihir 01 ]–
9 Chapter 8 –[ Sihir dan Penyihir 02 ]–
10 Chapter 9 –[ Sihir dan Penyihir 03 ]–
11 Chapter 10 –[ Sihir dan Penyihir 04 ]–
12 Chapter 11 –[ Sihir dan Penyihir 05 ]–
13 Chapter 12 –[ Liburan? ]–
14 Chapter 13 –[ Pedang Goujian 01 ]–
15 Chapter 14 –[ Pedang Goujian 02 ]–
16 Chapter 15 –[ Investigasi Rahasia 01 ]–
17 Chapter 16 –[ Investigasi Rahasia 02 ]–
18 Chapter 17 –[ Investigasi Rahasia 03 ]–
19 Chapter 18 –[ Lucifer 01 ]–
20 Chapter 19 –[ Lucifer 02 ]–
21 Chapter 20 –[ Simposium ]–
22 Chapter 21 –[ Pesan Terakhir ]–
23 Chapter 22 –[ Hunter Tamer ]–
24 Chapter 23 –[ Pertandingan Evaluasi 01 ]–
25 Chapter 24 –[ Pertandingan Evaluasi 02 ]–
26 Chapter 25 –[ Pernyataan Perang ]–
27 Chapter 26 –[ Mata-Mata Ganda ]–
28 Chapter 27 –[ Lao Tzu 01 ]–
29 Chapter 28 –[ Lao Tzu 02 ]–
30 Chapter 29 –[ Lao Tzu 03 ]–
31 Chapter 30 –[ Memento Mori ]–
32 Chapter 31 –[ Fang Tzu ]–
33 Chapter 32 –[ Gerbang Gehenna ]–
34 Chapter 33 –[ Transmigrasi Jiwa ]–
35 Chapter 34 –[ Bintang Aries ]–
36 Chapter 35 –[ Yohan ]–
37 Chapter 36 –[ Kebangkitan Raja Kuno 01 ]–
38 Chapter 37 –[ Kebangkitan Raja Kuno 02 ]–
39 Chapter 38 –[ Kebangkitan Raja Kuno 03 ]–
40 Chapter 39 –[ Kebangkitan Raja Kuno 04 ]–
41 Chapter 40 –[ Kebangkitan Raja Kuno 05 ]–
42 Chapter 41 –[ Kebangkitan Raja Kuno 06 ]–
43 Chapter 42 –[ Kebangkitan Raja Kuno 07 ]–
44 Chapter 43 –[ Ketenangan Sebelum Badai 01 ]–
45 Chapter 44 –[ Ketenangan Sebelum Badai 02 ]–
46 Chapter 45 –[ Ketenangan Sebelum Badai 03 ]–
47 Chapter 46 –[ Shanghai dan Hong Kong 01 ]–
48 Chapter 47 –[ Shanghai dan Hong Kong 02 ]–
49 Chapter 48 –[ Shanghai dan Hong Kong 03 ]–
50 Chapter 49 –[ Kutukan Dan Pembalasan 01 ]–
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Prologue
2
Chapter 1 –[ Agensi Hunter 01 ]–
3
Chapter 2 –[ Agensi Hunter 02 ]–
4
Chapter 3 –[ Agensi Hunter 03 ]–
5
Chapter 4 –[ Zhàn dòu 01 ]–
6
Chapter 5 –[ Zhàn Dòu 02 ]–
7
Chapter 6 –[ Zhàn Dòu 03 ]–
8
Chapter 7 –[ Sihir dan Penyihir 01 ]–
9
Chapter 8 –[ Sihir dan Penyihir 02 ]–
10
Chapter 9 –[ Sihir dan Penyihir 03 ]–
11
Chapter 10 –[ Sihir dan Penyihir 04 ]–
12
Chapter 11 –[ Sihir dan Penyihir 05 ]–
13
Chapter 12 –[ Liburan? ]–
14
Chapter 13 –[ Pedang Goujian 01 ]–
15
Chapter 14 –[ Pedang Goujian 02 ]–
16
Chapter 15 –[ Investigasi Rahasia 01 ]–
17
Chapter 16 –[ Investigasi Rahasia 02 ]–
18
Chapter 17 –[ Investigasi Rahasia 03 ]–
19
Chapter 18 –[ Lucifer 01 ]–
20
Chapter 19 –[ Lucifer 02 ]–
21
Chapter 20 –[ Simposium ]–
22
Chapter 21 –[ Pesan Terakhir ]–
23
Chapter 22 –[ Hunter Tamer ]–
24
Chapter 23 –[ Pertandingan Evaluasi 01 ]–
25
Chapter 24 –[ Pertandingan Evaluasi 02 ]–
26
Chapter 25 –[ Pernyataan Perang ]–
27
Chapter 26 –[ Mata-Mata Ganda ]–
28
Chapter 27 –[ Lao Tzu 01 ]–
29
Chapter 28 –[ Lao Tzu 02 ]–
30
Chapter 29 –[ Lao Tzu 03 ]–
31
Chapter 30 –[ Memento Mori ]–
32
Chapter 31 –[ Fang Tzu ]–
33
Chapter 32 –[ Gerbang Gehenna ]–
34
Chapter 33 –[ Transmigrasi Jiwa ]–
35
Chapter 34 –[ Bintang Aries ]–
36
Chapter 35 –[ Yohan ]–
37
Chapter 36 –[ Kebangkitan Raja Kuno 01 ]–
38
Chapter 37 –[ Kebangkitan Raja Kuno 02 ]–
39
Chapter 38 –[ Kebangkitan Raja Kuno 03 ]–
40
Chapter 39 –[ Kebangkitan Raja Kuno 04 ]–
41
Chapter 40 –[ Kebangkitan Raja Kuno 05 ]–
42
Chapter 41 –[ Kebangkitan Raja Kuno 06 ]–
43
Chapter 42 –[ Kebangkitan Raja Kuno 07 ]–
44
Chapter 43 –[ Ketenangan Sebelum Badai 01 ]–
45
Chapter 44 –[ Ketenangan Sebelum Badai 02 ]–
46
Chapter 45 –[ Ketenangan Sebelum Badai 03 ]–
47
Chapter 46 –[ Shanghai dan Hong Kong 01 ]–
48
Chapter 47 –[ Shanghai dan Hong Kong 02 ]–
49
Chapter 48 –[ Shanghai dan Hong Kong 03 ]–
50
Chapter 49 –[ Kutukan Dan Pembalasan 01 ]–

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!