02 Maret 2023
SANG surya menyambut temannya bumi. Cahaya lembutnya merambat ke dataran negeri bambu. Menembus tirai kayu, membuat mata Sizhu silau.
"Shudah phagi?" Mulutnya menguap lebar. Meregangkan badan.
Nyenyak sekali tidur malam tadi. Setelah bertahun-tahun belum pernah merasakan empuknya kasur, ternyata seenak ini. Dulu bahkan guru Sizhu menyuruhnya tidur sambil duduk, tak boleh berbaring. Andai Sizhu ketahuan berbaring ...
Plak!
Tongkat kayu melayang menggebuknya. Dan lebih rumit lagi, dia disuruh untuk terus menjaga kesadaran dimana pun dan kapan pun. Pernah suatu malam Sizhu melakukan "tidur duduk", tapi dia tak boleh benar-benar tertidur. Dan jika tak sengaja tertidur ...
Plak!
...
Jika dipikir lagi, Sizhu mulai menganggap gurunya agak kejam. Tapi dibalik itu ada hasil yang mengagumkan. Sizhu jadi memiliki indera yang lebih tajam dibandingkan manusia pada umunya, juga bisa meregenerasi sel tubuhnya sendiri. Ya, separah apa pun luka yang dia derita. Perlahan tubuhnya bisa memperbaiki sel yang rusak. Dan lama kelamaan dia mulai terbiasa "tidur terjaga". Walau di atas kasur pun dia tetap tersadar meski matanya tertutup.
Membuka tirai jendela, membiarkan udara segar pegunungan pagi masuk. Cahaya lembut mentari pun ikut nyelonong ke dalam kamar Sizhu.
Menghirup udara ...
Pegunungan ini ... Tempat ini terasa sangat magis. Sizhu tak tahu nama tempat yang dia tinggali saat ini, tapi dia tahu ada aura yang sangat nyaman di sini. Susah dijelaskan, terasa mistis. Terlebih lagi Sizhu bisa melihat kubah raksasa transparan yang menutupi seluruh "istana" di sela lembah.
"Istana" yang terletak diantara dua pegunungan curam dan di bawahnya ada sungai besar, jernih, juga bertingkat. Banyak mata air mengalir terjun dari sisi kedua tebing gunung ala dataran Cina tengah. Tumbuhan hijau juga tumbuh subur di sekitar. Awan terkadang ikut menepi di bawah "istana". Terlihat seperti negeri di atas awan jika dilihat dari tempat Sizhu berada. Pemandangan surganya alam.
Lalu, tempat apakah ini?
Tempat magis nan indah ini adalah markas pusat para Agensi Hunter seantero dataran China. Sekaligus pusat pembelajaran ilmu sihir terbaik. Alias Akademi Sihir. Dan saat ini Sizhu tinggal di sana. Di kamar salah satu asrama.
Qincheng, begitulah nama daerah pegunungan magis ini.
Sesuai namanya, Akademi Sihir adalah tempat dimana Hunter-Hunter berbakat belajar. Hanya orang-orang berbakat yang bisa belajar di akademi ini. Tak ada batasan usia untuk menuntut ilmu di sini. Syaratnya hanya satu; memiliki bakat sihir.
Di dunia ini, tak setiap orang memiliki bakat untuk menggunakan sihir. Hanya satu diantara seratus. Terkadang faktor berbakat itu datang dari keturunan, pengalaman, atau keberuntungan. Bakat itu tak ada yang pasti. Dan setiap bakat pasti memiliki keunikannya sendiri.
Contohnya Sizhu, dia pemilik darah sihir murni. Syaratnya dia bisa mengaktifkan sihirnya, yaitu dengan mengoleskan darahnya pada benda apapun yang dia oleskan. Efeknya, benda yang Sizhu berikan darahnya bisa mengeluarkan api bahkan ledakan. Atau efek lain, seperti memberi kekuatan pada pemegangnya dua kali lipat.
Dan setiap bakat tidak bisa seenaknya dipakai. Kadang ada konsekuensi lebih dari bakat sihir yang dia gunakan. Bisa saja kelelahan atau lebih buruk.
Di Akademi Sihir ini, para Hunter yang berbakat menggunakan sihir dilatih sesuai jenis bakat yang dia punya. Sisanya Hunter yang tidak berbakat hanya bisa menggunakan senjata yang sudah diberi mantra agar bisa melukai penyihir.
Kebanyakan penyihir biasanya kebal terhadap segala serangan, kecuali serangan yang memiliki sihir di dalamnya. Karena itu biasanya hanya Hunter bintang tiga ke atas yang bisa menggunakan sihir. Meskipun ada juga beberapa orang yang bakatnya menggunakan senjata sihir tanpa memiliki bakat sihir.
Markas utama Agensi Hunter dan Akademi Sihir itu terlihat kuno jika dilihat dari luar. Tapi dalamnya berbalik seratus delapan puluh derajat. Futuristik.
Di luar, Markas Agensi Hunter tampak seperti kuil pagoda Cina umunya. Tetapi dalamnya penuh oleh teknologi sihir. Begitu juga dengan bangunan Akademi Sihir yang tampak seperti istana Cina kuno dulu, namun dalamnya bercampur teknologi sihir yang mengagumkan.
Kita lihat kamar Sizhu. Lampunya bisa mati menyala sendiri sesuai perintah pemilik kamar. Bahkan pintu pun menggunakan sidik jari. Tak ada elektronik yang menghibur–demi menjaga konsentrasi murid akademi belajar–seperti televisi, smartphone, dan lain sebagainya. Yah, meskipun ada layar khusus Akademi yang digunakan untuk kemudahan murid dalam belajar. Seperti mengulang kelas yang diajarkan kemarin.
Beberapa benda terbang pun ada. Bukan sapu terbang yang sudah ketinggalan zaman, di sini ada mobil terbang, motor, skateboard, bahkan sepatu. Mereka menggunakan media batu sihir sebagai alat pembuat terbang. Terutama di kota-kota besar, benda-benda terbang ada dimana-mana. Teknologi yang dicampur sihir memang banyak dan bervariatif.
Begitu juga dengan hewan. Tak hanya hewan biasa, hewan yang ada di dongeng-dongeng pun ada. Seperti kuda poni bersayap, atau makhluk bulat berbulu imut. Mereka adalah makhluk sihir yang dikategorikan aman oleh ahli. Dan beberapa orang bahkan berteman ramah dengan mereka.
Sizhu pergi ke toilet. Mandi berendam membersihkan badan (Agar nanti saat bertemu wanita cantik kemarin, dia tidak diendus-endus lagi). Air pegunungan terasa sejuk. Tak perlu berlama-lama, selesai membersihkan diri. Sizhu mengenakan pakaian yang diberikan Luxia tempo hari. Kemeja putih, celana hitam panjang, dan sebuah jubah hitam berlengan. Bahkan ada jas yang senada di dalam lemari. Kalau tidak salah di lemari juga ada banyak kaos laki-laki. Mungkin lain hari dia akan mengenakannya. Bercermin sebentar, mengikat rambut hitam panjangnya agar tak berantakan.
Beres, Sizhu siap menjalani hari.
Tak lama, terdengar suara ketukan pintu.
"Apa kamu sudah bangun, Sizhu?"
Suara lembut seorang wanita terdengar dari balik pintu. Itu adalah Luxia.
Sizhu segera mendatangi asal suara, membukakan pintu.
"Selamat pagi." Luxia tersenyum, menyapa.
"Pagi." balas Sizhu singkat.
"Ara~ Kamu terlihat cocok mengenakan baju itu. Aku senang melihatnya."
Sizhu bingung harus bilang apa. Dia jarang berbicara dengan orang. Apalagi dengan lawan jenis.
Dia mengangguk kecil.
Luxia tersenyum, senyuman manis.
"Ayo kita sarapan. Hari ini khusus aku sudah memasak."
Sizhu berjalan mengikuti Luxia. Jangan lupakan tongkat kayu yang selalu dibawanya.
Keluar dari asrama. Melewati halaman Akademi, ada kolam pancuran di sana. Terlihat beberapa murid sedang sedikit berolahraga, melatih sihirnya, atau berlari-lari kecil. Sebagian lagi ada yang masih di kamar, entah belajar atau masih tertidur. Pelajaran akademi dimulai dari jam sepuluh. Mereka punya banyak waktu untuk dimanfaatkan.
Akademi ini luas, sangat luas malahan. Dari ujung celah pegunungan hingga ke ujung adalah daerah Akademi. Jaraknya mungkin tak kurang dari lima puluh kilometer. Tak hanya gedung belajar atau hal yang berkaitan dengan sekolah, ada juga toko-toko seperti kafe, supermarket, toko baju, dan toko-toko lainnya. Bangunan-bangunan itu tampak menyatu dengan pegunungan. Terlihat kontras. Tengah-tengah celah dijadikan jalan untuk pejalan kaki dan jembatan untuk melewati sungai.
Saat malam, tempat ini sudah seperti kota mini yang menempel di celah gunung. Air sungai di bawahnya dibiarkan apa adanya. Saking jernihnya bahkan ikan koi yang berenang lewat bisa kalian lihat dari pembatas jalan. Bahan bangunan jalan pun terbuat dari batu putih, senada dengan warna tebing.
Di atas pegunungan markas pusat Agensi Hunter Cina berdiri gagah. Bentuknya seperti kuil-kuil pagoda Buddha, hanya dengan ukuran dan jumlah yang besar. Desain arsitekturnya dibiarkan khas seperti kuil China pada umumnya.
Luxia dan Sizhu menaiki sebuah papan berbentuk segi lima yang terbuat dari batu. Muat untuk lima orang dewasa berdiri. Batu segi lima itu perlahan naik, mengambang. Sizhu tampak sedikit terkejut begitu melihat batu segi lima itu membawa mereka berdua melayang. Melihat ke bawah sana membuat Sizhu meneguk ludahnya. Tinggi sekali.
Keduanya menuju sebuah rumah kayu tradisional di dekat puncak. Ada sebuah air terjun di samping rumah itu, mengalir mengisi kolam sedang yang di tengahnya ada gazebo mengambang diantara jembatan batu yang menghubungkannya, pohon plum mengelilingi kolam, menambah indah tempat tersebut. Inilah puncak tertinggi diantara puncak pegunungan lainnya. Sisanya di bawah sana berupa pemandangan yang fantastis.
Sesampainya di sana, Sizhu diminta untuk duduk di dalam gazebo. Menunggu Luxia membawa hidangan.
"Maaf menunggu~" Luxia datang dengan membawa sepanci sup daging, Hulatang hangat. Asap mengepul menggugah rasa lapar. Tak lupa dua mangkuk nasi dan juga teh hijau. Sebagai penutup, Luxia membawa berbagai macam dim sum.
Sizhu tak sabar ingin mencicipinya. Dia dulu terbiasa dengan masakan gurunya, terkadang yang mentah-mentah dan pahit di lidah. Seperti kadal bakar atau makhluk sihir aneh yang gurunya tangkap lalu dimasaknya. Katanya itu akan membantu perkembangan tubuhnya dan kekuatannya.
Sizhu menurut saja dan memakan tanpa banyak tanya karena jika dia bertanya dia akan terkena hantam pukulan tangan atau tongkat kayu gurunya.
Beres semua hidangan terhidang di atas meja, mereka memulai sarapan bersama.
Luxia memulainya dengan berdoa terlebih dahulu.
Sizhu melihatnya menjadi penasaran, "Apa yang kau lakukan?"
"Ini dinamakan berdoa. Kita harus bersyukur pada dewa karena telah memberi kita makan. Doa adalah bentuk terima kasih pada mereka." Luxia dengan baik hati menjelaskan.
Sizhu mengangguk, mulai mengikuti apa yang Luxia lakukan.
"Selamat makan."
Dua puluh menit berlalu. Diselingi topik ringan di pagi hari. Hingga tak terasa semua makanan habis tak tersisa. Luxia membereskan sisanya. Mencuci piring dan mangkuk yang kotor di rumah. Sizhu ikut membantunya. Tak enak rasanya diundang makan tanpa membantu apa pun. Setidaknya cuci piring itu mudah.
Mereka mencuci peralatan masak yang kotor bersama.
Di tengah-tengah mencuci piring, terdengar suara dering telepon. Luxia segera mengangkat ponselnya. Membiarkan sisanya dikerjakan Sizhu.
"Selamat pagi, Nona Luxia."
"Ara~ Selamat pagi juga Manajer Jianying. Tidak biasanya Manajer menelepon di jam pagi begini. Apa ada hal yang darurat Manajer?"
"Tidak ada. Maaf mengganggu waktu pagi Nona Luxia yang berharga. Saya hanya penasaran apakah Nona ada waktu luang saat ini?"
"Ah ya, tentu~ Manajer sudah ada di sini bukan? Aku akan pergi ke kantor sebentar lagi."
"Baik, terima kasih sudah berkenan Nona. Saya pamit."
Telepon dimatikan. Sizhu sudah selesai mencuci piring hingga mengkilap. Menyimpannya di rak.
"Aku harus turun ke bawah. Seseorang menungguku di kantor. Kamu boleh pergi kemana saja Sizhu. Anggap saja rumah sendiri."
Sizhu mengangguk paham. Tapi tunggu ...
"Aku juga, aku ingin ikut ke bawah. Aku tak tahu caranya mengendalikan papan batu segi lima itu."
Sizhu berubah pikiran. Jika Luxia pergi dia akan ditinggal sendirian di puncak gunung. Dia takkan bisa pergi ke bawah sendiri, meskipun ada jembatan gantung antar pegunungan, tapi itu sangat jauh untuk sampai ke bawah.
Luxia tersenyum. Tertawa kecil.
"Ayo, kita turun."
***
Keduanya masuk ke dalam kantor Luxia yang berada di lantai tertinggi dalam bangunan pagoda terbesar dan tertinggi diantara yang lainnya.
Sizhu terus menempel di belakang Luxia. Kepalanya terus menengok melihat setiap inci dalam ruangan. Selain berbeda dengan di luar, ( dinding di lorong penuh gaya modern bercampur ornamen khas kuil china seperti ukiran naga ) ruangan kantor Luxia tampak seperti perpustakaan meskipun di belakang meja kerjanya yang penuh dokumen adalah jendela besar yang memperlihatkan pemandangan Akademi sihir maupun bangunan markas lainnya dan pegunungan Qincheng yang indah.
Manajer Jianying sudah menunggu di dalam. Dia langsung berdiri begitu Luxia masuk, membungkuk, memberi hormat.
"Saya, Jianying Ren memberi hormat."
"Ara~ Tak perlu repot-repot membungkuk Manajer." Luxia duduk di kursinya.
"Baik." Manajer Jianying kembali duduk. Dia menatap tajam Sizhu yang ada di sebelah Luxia.
"Maaf Nona Luxia jika terdengar lancang. Boleh saya bertanya, siapa anak lelaki di samping Nona?"
Manajer Jianying menatap ke arah Sizhu. Tatapan yang terkesan remeh. Sizhu balas menatap datar.
"Ah, dia Sizhu. Untuk sementara dia akan selalu di sampingku."
Seakan ada petir menyambar di siang bolong. Manajer Jianying terkejut. Bocah itu? Bukannya itu bocah yang kucari kemarin? Bocah tongkat kayu itu sesuai dengan yang dibicarakan penduduk desa. Dia kemana-mana membawa tongkat kayu.
Melihat tatapan tajam Manajer Jianying, Sizhu menjadi agak kikuk. Dia memang membawa tongkat kayu gurunya kemanapun dia pergi.
"Dengan segala respek, Nona Luxia. Saya tak setuju. Bocah–anak ini tidak terlihat mampu melindungi anda. Bocah–anak ini terlihat tidak berpengalaman. Saya takut anda akan berada dalam bahaya karena bocah–anak ini." ucap Manajer Jianying keberatan. Dia pikir, Sizhu tidak mengerti maksud berada di samping Luxia. Tapi memang Sizhu tak paham maksud Luxia untuk tetap terus di sampingnya. Alias menjadi pengawal pribadi.
Peran pengawal pribadi untuk Ketua divisi Hunter satu daratan Cina sangatlah penting. Selain karena pangkatnya di dunia internasional, dia ibarat seorang kaisar yang memerintah kerajaan besarnya. Karena itu dibutuhkan pengawal pribadi khusus yang terbukti mampu untuk melindungi Luxia, Sang Hunter Zodiak Taurus. Ketua divisi seantero dataran Cina.
Dahulu Luxia pernah diserang oleh sebuah kelompok. Mereka kelompok tak dikenal, mengepung Luxia bersama pengawal pribadinya dengan memakai umpan laporan tentang keberadaan Arch Witch. Ternyata laporan itu palsu, kelompok itu langsung mengepung Luxia, hendak membunuhnya dengan segala cara.
Untungnya Luxia berhasil selamat tanpa luka, tapi harganya mahal. Pengawal pribadinya harus berkorban demi keselamatannya. Sehingga kebanyakan dari mereka terluka parah dan tak bisa melanjutkan kerja menjadi pengawal pribadi. Dan kejadian itu sudah berkali-kali.
Terlebih, memang Luxia tidak bisa bertarung. Jadi dia butuh pengawal pribadi saat mengurus kasus-kasus Hunter.
Pertanyaannya, bagaimana Luxia bisa menjadi Ketua Divisi Hunter se-Cina jika dia sendiri tak bisa bertarung?
Jawabannya adalah karena kepintarannya. Dia adalah wanita yang paling mengerti dengan sihir dan penyihir. Dia tahu semua kebiasaan penyihir dan memprediksinya agar tak terjadi insiden. Sudah ada puluhan Arch Witch yang berhasil diburu sejak dua tahun Luxia baru menjabat sebagai Ketua Divisi Hunter Cina.
Alhasil, banyak kota dan desa kembali damai. Kehidupan menjadi tenang tanpa ancaman. Teknologi dan pengetahuan semakin maju. Bisa dibilang selama dua tahun ini, dataran Cina menjadi tempat teraman di dunia. Tak ada tempat yang sedamai negeri tirai bambu ini.
Karena itu Luxia harus memiliki seorang pengawal pribadi yang bisa diandalkan. Luxia mungkin mahir dalam hal berbau sihir, tapi dia lemah dengan manusia. Jika sembarangan, akan ada pembunuh bayaran yang mengincar kepalanya. Padahal baru beberapa hari yang lalu kejadian seperti itu terulang. Dan Luxia kehilangan pengawal pribadinya lagi.
"Ara~ tidak usah cemas. Aku yakin Sizhu pasti mampu melindungiku." jawab Luxia tersenyum yakin.
Manajer Jianying tampak tak terima. Dia masih menatap Sizhu tajam.
"Hunter bukanlah pekerjaan yang remeh. Hunter adalah pelindung untuk orang lemah dari ancaman makhluk terkutuk. Hunter adalah pekerjaan yang mempertaruhkan nyawa. Saya tidak yakin anak muda itu mampu mempertaruhkan nyawanya pada keadaan tertentu dan berkemungkinan besar akan meninggalkan Nona Luxia begitu keadaan semakin berbahaya."
Kata-kata Manajer Jianying terdengar sinis lagi meremehkan Sizhu. Luxia hendak membantah perkataan Manajer Jianying tetapi Sizhu sudah membuka mulut.
"Aku bisa buktikan kelayakanku. Aku yakin bisa mengalahkan mu dalam beberapa serangan."
Ucapan yang dikeluarkan dari Sizhu sama sekali tidak diduga Luxia dan Manajer Jianying. Membuat suasana dalam ruangan kantor itu hening sejenak. Di isi oleh ekspresi terkejut Luxia dan Manajer Jianying yang menyeringai kecil sembari menatap tajam pada Sizhu yang berwajah datar.
"Kalau begitu mari kita adakan sesuai adat lama. Mari kita lakukan Zhàn dòu untuk menentukan yang berhak menjadi pengawal pribadi Nona. Kali ini saya akan ikut mencalonkan diri." tawar Manajer Jianying.
Luxia dengan tenang menjawab setelah menghela nafas kecil.
"Baiklah, jika memang harus begitu. Segera panggil semua kepala cabang. Mari kita mulai adat itu malam ini, di sini. Murid-murid akan antusias untuk melihat kedatangan para Hunter bintang atas."
"Hâo, saya akan mempersiapkan semuanya, Nona. Saya pamit." Manajer Jianying beranjak dari tempat duduk. Membungkuk hormat, lalu pergi keluar ruangan.
"Seharusnya kamu tidak perlu mengatakan itu Sizhu. Kamu bisa terluka parah, atau yang terburuk kehilangan nyawa karenanya." Luxia menatap Sizhu dengan wajah bersalah. Seharusnya hal ini dijelaskan dari kemarin. Sehingga Sizhu tidak perlu mengatakan pernyataan barusan.
Sizhu menggelengkan kepala.
"Tidak apa-apa. Selama aku bisa makan makanan lezat bersama denganmu kembali, aku bersedia melindungi mu. Apapun bayarannya." jawab Sizhu, yakin.
Luxia tampak senang mendengarnya. Dia tersenyum, kali ini terlihat sedikit malu.
"Xiè xiè ..."
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Dian
Lanjut thor semangat 💪🏻
2024-12-21
0
⧗⃟ᷢʷ
wkwkwk untung aja /Facepalm/
2024-06-25
0
⧗⃟ᷢʷ
mampir dong/Facepalm//Pray/
2024-06-25
0