Chapter 6 –[ Zhàn Dòu 03 ]–

"AKU menantangmu di ronde terakhir, Sizhu."

Lengang. Gedung itu senyap.

Sedetik kemudian, penonton mulai bersorak-sorai. Pertarungan akan dilanjutkan.

"Baiklah, itu tak terduga sama sekali. Tuan Jianying Ren menyatakan menjadi penantang selanjutnya. Ronde selanjutnya akan dilaksanakan setelah istirahat sebentar. Silahkan, Tuan Sizhu dan Tuan Laohu untuk pergi ke ruang istirahat." Pembawa acara bijak memberi arahan. Peserta arena segera berpisah menuju ruangan masing-masing.

Membuka pintu ...

"Sizhu! ...."

Luxia langsung menghambur memeluk Sizhu erat. Dia sangat cemas tadi. Bagaimana jika Sizhu terluka parah? Kehilangan lengan atau kakinya saat pertarungan tadi? Luxia terus berpikir ini salahnya. Tidak seharusnya Sizhu memaksakan diri. Wajah cantik Luxia tidak berhenti cemas, membenamkan wajahnya pada dada Sizhu.

"Luxia ... Ada apa?" tanya Sizhu polos. Dia tak mengerti situasi saat ini. Kenapa Luxia mendadak memeluknya begitu erat? Aduh, tulangnya yang remuk terasa bertambah sakit.

Luxia segera sadarkan diri, melepas pelukan. Wajah cantiknya masih terlihat cemas.

"Apa kamu baik-baik saja Sizhu? Apa ada bagian yang terluka?" Luxia meraba-raba tubuh Sizhu. Mengecek apakah ada luka segores pun.

Sizhu memegang kedua tangan Luxia, memintanya berhenti. Menggeleng.

"Aku baik-baik saja. Kau tak perlu khawatir. Separah apapun luka yang kudapat, nanti akan sembuh sendiri." ucap Sizhu menenangkan. Luxia mengangguk-angguk. Merapal mantra penyembuh.

"噢,親愛的大自然的創造者,請給我一點你的祝福. (Ō, qīn'ài de dà zìrán de chuàngzào zhě, qǐng gěi wǒ yīdiǎn nǐ de zhùfú ...)"

Muncul cahaya lembut berwarna hijau di tangan Luxia, merambat ke sekujur tubuh Sizhu. Tulangnya yang remuk tadi, kembali menyatu. Kokoh.

"Kamu merasa lebih baik Sizhu?" tanya Luxia. Cahaya lembut itu perlahan lenyap.

Sizhu mengangguk. "Terasa lebih baik." Memutar-mutar lengannya.

"Terimakasih Luxia."

Luxia tersenyum, senyuman senang.

"Sama-sama. Kamu tak perlu memaksakan diri untuk melanjutkan ronde berikutnya Sizhu. Tuan Laohu Xin sudah mengakuimu. Semua orang yang ada disini sudah sepakat kamu pantas menjadi pengawal pribadiku. Jadi, tak perlu memaksakan diri, kamu bisa menyerah disini. Menolak tantangan Manajer Jianying." Luxia memberi pendapat. Ronde berikutnya Sizhu akan sangat kewalahan. Jianying Ren bukanlah orang yang bisa dipandang remeh. Meski tak bisa mengeluarkan sihir, Jianying Ren adalah pendekar bela diri. Hanya dengan senjata sihir biasa, dia bisa memenggal kepala Arch Witch dengan mudah.

Sejak empat belas tahun yang lalu, sebelum tradisi Zhàn Dòu dimulai. Jianying pernah melawan ketua divisi, seorang zodiak. Mereka beradu pedang sengit. Seharian pertarungan itu berlangsung. Saat itu Jianying berumur delapan belas tahun. Dan hasil pertarungan berakhir imbang. Keduanya sepakat berhenti sebelum malam.

Bisa dibilang musuh Sizhu kali ini adalah pria genius senjata sihir. Bahkan melebihi Laohu Xin. Karena itu Jianying Ren menyandang, shio naga, shio paling terkuat.

Sizhu menggeleng lembut.

"Aku berjanji akan melindungi mu dengan segenap jiwa Luxia. Tak usah cemas, aku akan bertarung hingga akhir. Agar tidak ada seorangpun yang berani menyakitimu." Sizhu berkata mantap. Membuat Luxia tersipu mendengar kata-katanya.

"Ulurkan tanganmu." pinta Luxia. Sizhu mengulurkan tangannya. Luxia mengaitkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Sizhu.

"Kamu sudah berjanji Sizhu. Janji harus terpenuhi, kalau tidak harus menelan seribu tusuk jarum."

Sizhu meneguk ludah, menelan seribu jarum? Dia jadi menyesal mengatakan janji tanpa berpikir terlebih dahulu.

Melihat ekspresi wajah Sizhu yang bingung, Luxia tertawa kecil.

"Ara~kamu lebih imut saat kamu bingung. Aku hanya bercanda. Tidak usah menelan seribu tusuk jarum jika janjimu tak berhasil terpenuhi."

Menghela nafas lega. Dia bisa mati jika harus menelan seribu tusuk jarum.

Setelahnya, Luxia dengan baik hati menjelaskan semua keahlian Manajer Jianying pada Sizhu. Dia mengingatkan Sizhu agar berhati-hati dengan teknik pedangnya, karena Jianying bisa menebas secepat angin. Terlebih-lebih, Jianying orang yang sangat cerdas. Dia bisa memperkirakan gerakan lawan tiga detik ke depan. Tapi sebelumnya dia harus menganalisa semua teknik yang musuhnya miliki. Sedangkan Jianying telah menganalisa semua pergerakan Sizhu di ronde-ronde sebelumnya. Sizhu harus menggunakan teknik yang tidak Jianying kenal agar tak terprediksi olehnya.

Lima menit berlalu tak terasa. Sizhu dipanggil ke arena.

Sizhu beranjak berdiri, keluar ruangan.

"Semoga beruntung." ucap Luxia menatap punggung Sizhu yang pergi ke arena.

Memasuki arena, Jianying Ren sudah berdiri menunggu di sisi lain. Para penonton mulai bersorak ramai. Ini pertarungan terakhir. Siapakah yang akan menjadi pengawal pribadinya Luxia?

"Whoa, keduanya terlihat sama-sama tampan."

"Tuan Jianying tampak lebih dewasa. Tipeku banget."

"Siapa pria berkacamata kotak itu? Apa dia lebih kuat dari senior Hunter Tuan Laohu?"

"Iya, siapa Tuan Jianying sebenarnya?"

Orang-orang pada berbisik bertanya. Jianying Ren memang tak terlalu terkenal. Meskipun dia paling banyak menyelesaikan kasus-kasus sulit. Dan sudah memenggal tujuh kepala Arch Witch. Jianying lebih memilih untuk tak menyebarkannya. Dia pria penuh perhitungan. Sudah bertahun-tahun Beijing, kota kekuasaannya aman tak ada satupun masalah. Dan lagi diumur semuda itu.

Jianying membawa sebuah katana digenggamnya. Masih disarung.

"Pria kacamata itu sungguh mengejutkanku. Tak kukira dia seserius itu." An Haocun memberi komentar.

"Jangan meremehkannya. Pria itu adalah orang yang bertarung seimbang dengan ketua divisi empat belas tahun yang lalu." Laohu Xin membalas komentar An. An menoleh pada Laohu.

"Hee~ jadi dia sekuat itu kah? Padahal rumornya dia tak bisa menggunakan sihir. Omong-omong bagaimana kau bisa tahu, pak tua?" Mata An menyipit ingin tahu.

"Karena aku ada disana. Menyaksikannya langsung." Laohu menjawab serius. Kepala cabang yang lain jadi tertarik dengan ceritanya.

"Bagaimana pertarungan itu berlangsung Tuan Laohu? Apa Tuan Jianying berhasil mengalahkan ketua divisi?" Xue Lin bertanya sopan.

"Kalian tahu zodiak negara kita? Taurus. Posisi ketua divisi selalu diturunkan secara turun-temurun dengan Zhàn Dòu. Tapi posisi itu selalu bertahan oleh anggota keluarga api biru, Zen. Keluarga pengguna sihir khas itu selalu menjadi pemenang pertama dalam Zhàn Dòu.

"Ayahnya Kai Zen, yang menjabat pada saat itu. Keahlian pedangnya mengagumkan. Sihir Api birunya juga mengesankan. Tiba-tiba ada seorang anak muda berambut coklat berantakan datang mengajak duel pedang dengannya. Tentu sebagai pemimpin, Ayah Kai takkan menolak. Dari fajar mulai menyingsing hingga petang menggelap. Keduanya bertarung seimbang. Walau hanya bermodalkan pedang katana, anak muda itu mengimbangi ketua divisi. Hingga akhirnya keduanya sepakat untuk mengakhiri duel karena malam tiba.

"Aku–saat itu berumur empat puluh delapan–memerhatikan pertarungan itu tanpa mengedip. Satu kedipan mata saja pria kacamata itu dan ayah Kai akan menghilang dari pandangan. Saking cepatnya mereka bertempur di darat, pindah di udara, pindah ke atap bangunan, pindah ke dalam ruangan hanya dalam beberapa kedipan mata. Itu sangat menakjubkan bagiku. Dan karena itulah Jianying menyandang shio naga, sebagai yang terkuat dan genius." Laohu menjelaskan dengan rinci. Para kepala cabang mulai berdecak kagum. Ternyata pria yang pendiam itu menakutkan.

"Namun, jika dia sekuat itu. Mengapa tidak ada banyak orang yang tahu?" Hongli Fu menanggapi. Yang lain mengangguk setuju. Sepertinya hanya Kai Zen yang tak peduli. Tentunya dia juga tahu itu. Kai berumur lima tahun saat itu.

"Itu karena Jianying Ren menyembunyikannya. Dia tak suka jika cerita itu mudah tersebar. Bisnisnya akan terganggu. Bukankah begitu Tuan Laohu?" An Haocun yang menjawab. Yang ditanya mengangguk.

"Hah~, berarti kali ini Sizhu benar-benar akan kewalahan melawan Jianying. Tapi keduanya tampan, aku bingung harus memilih yang mana." Mei Mei berbicara sendiri.

"Aku pikir Jianying akan unggul disini. Aku bisa merasakan senjata sihir yang dia gunakan sangat kuat." Yuze Tao menceletuk. Sebagai sesama ahli pedang tentunya dia mengenal kualitas pedang yang bagus. Terutama tentang pedang sihir. Dia ahlinya.

"Kita tak akan tahu. Anak itu selalu melakukan hal terduga. Mungkin anak itu akan serius kali ini." Xue Lin menimpali.

"Baiklah, final ronde Zhàn Dòu akan segera dimulai! Kedua penantang sudah berada di atas panggung. Kalian siap?" ucap Pembawa acara, bersemangat.

Jianying dan Sizhu mengangguk. Mereka bersedia. Memasang kuda-kuda masing-masing. Membenarkan kacamata.

"Mari kita hitung mundur!"

"Tiga..."

"Dua..."

"Satu..."

"ZHÀN DÒU!!!"

Slash! CTAR!

Gemeretuk petir mengekor arah tebasan. Dalam sekejap menebas Sizhu yang lengah. Nyaris tebasan itu membelah dua tubuh Sizhu. Penonton yang tadi sibuk berteriak sekarang menjadi lengang. Menyisakan suara gemeretuk petir dari pedang katana Jianying.

Dalam sepersekian detik Sizhu berhasil melangkah mundur. Tebasannya melukai dada Sizhu tak terlalu dalam. Namun tetap saja darah keluar banyak, menetes deras. Segera Sizhu melompat mundur, menjauh.

"Kau selalu menyerang mendadak setiap kali pertarungan dimulai, Sizhu. Disitulah titik kelemahanmu terlihat." Jianying tak mengejar Sizhu. Membiarkannya mundur sejenak.

Sizhu meringis. Ini menyakitkan. Memang benar dia lengah tadi. Tapi tak apa. Di ronde terakhir Sizhu akan mengerahkan semua kekuatannya.

Para penonton termangu. Tak ada sepatah kata pun yang terucap. Hanya mata mereka yang memandang tegang ke dalam arena.

Menarik nafas. Sizhu membaluri darahnya ke tongkat. Darah Sizhu merambat ke sekujur tongkat, menyala terang. Kali ini bara api muncul di kedua ujung tongkat. Mata hijau Sizhu menyala terang.

Menghembus nafas. Giliran Sizhu yang menyerang, secepat kilat Sizhu menerjang. Menghantam tongkat.

BUM!

Tongkat itu mengeluarkan ledakan begitu mengenai pedang Jianying yang sempat menangkisnya. Membuatnya terhempas beberapa meter ke samping.

Jianying mengeraskan genggamannya. Melangkah secepat kilat membalas serangan Sizhu.

Slash! CTAR!

Petir biru Jianying beradu dengan Bara merah Sizhu. Membuat arena menggelegar. Gedung arena bergetar hebat oleh kedua orang tersebut. Saling membalas serangan, menangkis, menyerang, menangkis secepat kilat. Saking cepatnya gerakan keduanya, mata tak bisa mengikuti. Yang terlihat hanya Gemeretuk petir biru dan bara api merah. Suara dentingan keras sekali menderu beruntun tiada henti.

Semua orang yang menonton terperangah. Ini bukan pertarungan antar manusia. Mereka seperti melihat dua monster buas saling berjual beli serangan. Epik sekali.

CTAR! BUM! BUM! CTAR!

"Ku akui kau sangat berbakat Sizhu! Tapi itu belum cukup! Keluarkan semua kekuatanmu! Kerahkan semua tekadmu!" Jianying berteriak sembari menyerang, keduanya bertarung secepat kilat tiada henti. Sizhu tak memedulikan rasa sakit luka sayatan di dadanya. Sibuk memainkan tongkat menghantam dan menangkis sana-sini.

Keduanya menyerang bersamaan ...

CTAR! BUM! DUAR!!!

Apa yang terjadi? Kepulan asap merah biru menutupi pemandangan dalam arena. Sebagian penonton berdiri tak sabar ingin melihat apa yang sedang terjadi. Mulut mereka ternganga takjub.

Peluh Sizhu mengalir deras tumpah ke permukaan. Nafasnya menderu kencang. Dia mulai merasa lelah. Sedangkan musuhnya, lihat! Tak ada satu butir peluh keringat pun. Nafasnya stabil terkendali. Meskipun bahu kanannya terkena luka bakar. Serangan Sizhu tadi berhasil mendarat mengenai Jianying.

"Tunjukan kepadaku kau mampu melebihiku Sizhu." Jianying berucap pelan, membenarkan kacamata kotaknya yang kendor.

Asap abu biru merah perlahan lenyap. Semua orang bisa menyaksikan apa yang terjadi sekarang. Sebagian berseru senang. Sebagian merasa prihatin. Namun, semuanya pasti merasa sangat kagum pada kedua orang di atas panggung. Hanya beberapa orang yang bisa bertarung sekuat ini.

Sizhu memasang kuda-kuda. Tongkatnya dia simpan menyamping. Seperti hendak menusuk.

Jianying juga memasang kuda-kuda. Pedang katananya dimiringkan setara dengan kepala. Kuda-kuda Zero.

Ini akan menjadi serangan penghabisan.

Bara api merah yang menyelimuti badan Sizhu semakin membara. Petir biru yang menyeliputi badan Jianying juga bertambah besar. Keduanya mengambil ancang-ancang, bersiap melakukan serangan besar.

"Jurus tebasan ke-sembilan; Léishén yuè zhǎn (Tebasan bulan dewa petir)!"

"Jurus tongkat pertama; Bèi huǒlóng gōngjí (Terkaman naga api)!"

CTAR! BLAR!

Keduanya serempak menerjang. Petir dan api beradu. Sekejap keduanya sudah melesat. Berdiri membelakangi punggung satu sama lain.

Darah deras mengalir tumpah dari perut. Memuntahkan darah dari mulut.

Jianying berhasil menebas perut Sizhu. Dalam. Sizhu merintih sakit, mulai kehilangan kesadaran. Jatuh.

Pedang Jianying patah berkeping. Serangan Sizhu berhasil mengenai pedangnya. Tusukan tombaknya mengarah ke pedangnya, bukan Jianying.

Jianying berbalik badan.

"Aku mengakuimu Sizhu."

Gedung arena itu lengang. Tak ada sorakan. Tak ada teriakan. Semuanya tampak terkejut. Terdiam. Hening.

"Sizhu!" Luxia segera berlari ke tengah arena. Memeluk Sizhu yang bersimbah darah, merapal mantra penyembuh.

"Tidak! Jangan mati, Sizhu..."

***

Terpopuler

Comments

Ayanagi Souma

Ayanagi Souma

kan dari pedang sihirnya

2024-02-14

0

Filanina

Filanina

nggak bisa sihir tapi punya petir?

2024-02-14

1

Filanina

Filanina

14 tahun lalu? udah tua berarti. di sini yang sakti2 awet muda yah? Luxia juga mungkin udah tua.

2024-02-14

0

lihat semua
Episodes
1 Prologue
2 Chapter 1 –[ Agensi Hunter 01 ]–
3 Chapter 2 –[ Agensi Hunter 02 ]–
4 Chapter 3 –[ Agensi Hunter 03 ]–
5 Chapter 4 –[ Zhàn dòu 01 ]–
6 Chapter 5 –[ Zhàn Dòu 02 ]–
7 Chapter 6 –[ Zhàn Dòu 03 ]–
8 Chapter 7 –[ Sihir dan Penyihir 01 ]–
9 Chapter 8 –[ Sihir dan Penyihir 02 ]–
10 Chapter 9 –[ Sihir dan Penyihir 03 ]–
11 Chapter 10 –[ Sihir dan Penyihir 04 ]–
12 Chapter 11 –[ Sihir dan Penyihir 05 ]–
13 Chapter 12 –[ Liburan? ]–
14 Chapter 13 –[ Pedang Goujian 01 ]–
15 Chapter 14 –[ Pedang Goujian 02 ]–
16 Chapter 15 –[ Investigasi Rahasia 01 ]–
17 Chapter 16 –[ Investigasi Rahasia 02 ]–
18 Chapter 17 –[ Investigasi Rahasia 03 ]–
19 Chapter 18 –[ Lucifer 01 ]–
20 Chapter 19 –[ Lucifer 02 ]–
21 Chapter 20 –[ Simposium ]–
22 Chapter 21 –[ Pesan Terakhir ]–
23 Chapter 22 –[ Hunter Tamer ]–
24 Chapter 23 –[ Pertandingan Evaluasi 01 ]–
25 Chapter 24 –[ Pertandingan Evaluasi 02 ]–
26 Chapter 25 –[ Pernyataan Perang ]–
27 Chapter 26 –[ Mata-Mata Ganda ]–
28 Chapter 27 –[ Lao Tzu 01 ]–
29 Chapter 28 –[ Lao Tzu 02 ]–
30 Chapter 29 –[ Lao Tzu 03 ]–
31 Chapter 30 –[ Memento Mori ]–
32 Chapter 31 –[ Fang Tzu ]–
33 Chapter 32 –[ Gerbang Gehenna ]–
34 Chapter 33 –[ Transmigrasi Jiwa ]–
35 Chapter 34 –[ Bintang Aries ]–
36 Chapter 35 –[ Yohan ]–
37 Chapter 36 –[ Kebangkitan Raja Kuno 01 ]–
38 Chapter 37 –[ Kebangkitan Raja Kuno 02 ]–
39 Chapter 38 –[ Kebangkitan Raja Kuno 03 ]–
40 Chapter 39 –[ Kebangkitan Raja Kuno 04 ]–
41 Chapter 40 –[ Kebangkitan Raja Kuno 05 ]–
42 Chapter 41 –[ Kebangkitan Raja Kuno 06 ]–
43 Chapter 42 –[ Kebangkitan Raja Kuno 07 ]–
44 Chapter 43 –[ Ketenangan Sebelum Badai 01 ]–
45 Chapter 44 –[ Ketenangan Sebelum Badai 02 ]–
46 Chapter 45 –[ Ketenangan Sebelum Badai 03 ]–
47 Chapter 46 –[ Shanghai dan Hong Kong 01 ]–
48 Chapter 47 –[ Shanghai dan Hong Kong 02 ]–
49 Chapter 48 –[ Shanghai dan Hong Kong 03 ]–
50 Chapter 49 –[ Kutukan Dan Pembalasan 01 ]–
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Prologue
2
Chapter 1 –[ Agensi Hunter 01 ]–
3
Chapter 2 –[ Agensi Hunter 02 ]–
4
Chapter 3 –[ Agensi Hunter 03 ]–
5
Chapter 4 –[ Zhàn dòu 01 ]–
6
Chapter 5 –[ Zhàn Dòu 02 ]–
7
Chapter 6 –[ Zhàn Dòu 03 ]–
8
Chapter 7 –[ Sihir dan Penyihir 01 ]–
9
Chapter 8 –[ Sihir dan Penyihir 02 ]–
10
Chapter 9 –[ Sihir dan Penyihir 03 ]–
11
Chapter 10 –[ Sihir dan Penyihir 04 ]–
12
Chapter 11 –[ Sihir dan Penyihir 05 ]–
13
Chapter 12 –[ Liburan? ]–
14
Chapter 13 –[ Pedang Goujian 01 ]–
15
Chapter 14 –[ Pedang Goujian 02 ]–
16
Chapter 15 –[ Investigasi Rahasia 01 ]–
17
Chapter 16 –[ Investigasi Rahasia 02 ]–
18
Chapter 17 –[ Investigasi Rahasia 03 ]–
19
Chapter 18 –[ Lucifer 01 ]–
20
Chapter 19 –[ Lucifer 02 ]–
21
Chapter 20 –[ Simposium ]–
22
Chapter 21 –[ Pesan Terakhir ]–
23
Chapter 22 –[ Hunter Tamer ]–
24
Chapter 23 –[ Pertandingan Evaluasi 01 ]–
25
Chapter 24 –[ Pertandingan Evaluasi 02 ]–
26
Chapter 25 –[ Pernyataan Perang ]–
27
Chapter 26 –[ Mata-Mata Ganda ]–
28
Chapter 27 –[ Lao Tzu 01 ]–
29
Chapter 28 –[ Lao Tzu 02 ]–
30
Chapter 29 –[ Lao Tzu 03 ]–
31
Chapter 30 –[ Memento Mori ]–
32
Chapter 31 –[ Fang Tzu ]–
33
Chapter 32 –[ Gerbang Gehenna ]–
34
Chapter 33 –[ Transmigrasi Jiwa ]–
35
Chapter 34 –[ Bintang Aries ]–
36
Chapter 35 –[ Yohan ]–
37
Chapter 36 –[ Kebangkitan Raja Kuno 01 ]–
38
Chapter 37 –[ Kebangkitan Raja Kuno 02 ]–
39
Chapter 38 –[ Kebangkitan Raja Kuno 03 ]–
40
Chapter 39 –[ Kebangkitan Raja Kuno 04 ]–
41
Chapter 40 –[ Kebangkitan Raja Kuno 05 ]–
42
Chapter 41 –[ Kebangkitan Raja Kuno 06 ]–
43
Chapter 42 –[ Kebangkitan Raja Kuno 07 ]–
44
Chapter 43 –[ Ketenangan Sebelum Badai 01 ]–
45
Chapter 44 –[ Ketenangan Sebelum Badai 02 ]–
46
Chapter 45 –[ Ketenangan Sebelum Badai 03 ]–
47
Chapter 46 –[ Shanghai dan Hong Kong 01 ]–
48
Chapter 47 –[ Shanghai dan Hong Kong 02 ]–
49
Chapter 48 –[ Shanghai dan Hong Kong 03 ]–
50
Chapter 49 –[ Kutukan Dan Pembalasan 01 ]–

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!