Chapter 1 –[ Agensi Hunter 01 ]–

MATAHARI mulai merangkak naik. Baru cahaya mentarinya yang menyinari lembah. Bola cahaya itu masih belum terlihat. Tempat tinggal Sizhu memang terletak di bawah pegunungan. Timur tertutupi oleh dinding alam itu, sehingga kabut pagi masih betah mengambang disekitar hutan.

Sizhu kembali ke rumah gubuk gurunya setelah pertempuran semalam. Buruk sekali. Hanya tersisa abu dan puing. Seluruh peninggalan gurunya hangus tak berbekas. Oh, kecuali satu.

Sebuah tongkat kayu.

Sizhu melangkah mengambil tongkat kayu yang terkubur diantara puing-puing. Tongkat ini membuatnya ingat kenangan berharga dengan gurunya dulu. Saat-saat guru Sizhu menghukumnya dengan tongkat. Hingga punggungnya penuh bengkak bekas hantaman tongkat dari guru. Itu momen-momen tak terlupakan baginya. Meskipun sakit, tapi berbekas.

Dia mengelapnya perlahan dengan hormat, seperti barang berharga tiada banding. Menghela nafas. Ini sungguh berharga.

Ada sebuah ukiran dalam tongkat tersebut. Sebuah aksara cina. Hanya satu huruf.

- 承諾 - Janji -

Selain ukiran, tongkat itu tampak seperti tongkat kayu panjang biasanya.

Apa yang harus kulakukan sekarang?

Sizhu mendongak menatap langit. Berharap gurunya menjawab dari sana. Dia benar-benar tak tahu harus kemana sekarang. Benar-benar tak punya tujuan untuk pergi.

Plak!

Sizhu menepuk kedua pipinya. Baiklah, berpikir simpel, mungkin arah timur akan bagus. Keputusannya sudah bulat. Terakhir, sebelum pergi, dia akan memberikan doa terakhir untuk gurunya.

Di depan pusara itu. Sizhu menangkupkan kedua tangan. Berbisik, "Doakan saya guru. Terima kasih untuk sepuluh tahun ini."

Selesai berdoa, Sizhu memulai langkah pertamanya untuk memulai hidup baru. Takdir apa yang akan ditemuinya kelak?

***

𝟮𝟴 𝗙𝗲𝗯𝗿𝘂𝗮𝗿𝗶 𝟮𝟬𝟮𝟯

Sudah sebulan sejak Sizhu pergi dari lembah.

Belasan desa telah berlalu, apa yang sudah dia dapat?

Tidak ada yang spesial. Hanya tas samping dan baju baru pemberian warga, (hadiah setelah membunuh makhluk sihir yang mengancam desa.) Bonus, sebuah alas kaki–dia bertualang dengan kaki telanjang–.

Sizhu juga mengikat rambut belakangnya agar lebih leluasa saat bergerak. Tongkat gurunya tak pernah lepas dari genggamannya. Dia begitu menyayanginya, bahkan tongkat itu sempat dia "mandikan" di sungai. Sehingga terlihat mengkilap.

Sekarang, dimana anak itu berada?

Jawaban mudah. Satu bulan dia menuju timur. Hanya berbekal badan dan tekad. Sizhu saat ini sedang berada di suatu desa dekat sungai kuning. Dia antusias melihat kesana kemari. Ada banyak hal baru yang dia ketahui saat mengembara banyak tempat.

Salah satunya yang paling dia minat ialah sihir.

Sihir. Orang mana yang tak tertarik mendengarnya. Seperti yang kita ketahui banyak sekali jenis macam sihir. Dan hanya beberapa orang yang berbakat saja yang bisa menggunakannya.

Setiap daerah memiliki keunikan sihir tersendiri. Contohnya di negara bagian barat mereka banyak menggunakan tongkat kecil sebagai alat menyalurkan sihir. Lantas bagaimana keunikan sihir di negeri tirai bambu tempat Sizhu berpijak?

Mari kita mulai dari pengertian sihir terlebih dahulu. Apa itu sihir? Apa itu mantra? Sebuah rapalan? Pemanggilan? Kekuatan alam? Roh? Kutukan? Azimat? Atau hal sebagainya?

Benar, itu semua bisa dibilang benar. Sihir adalah ilmu dengan meminjam kekuatan alam sekitar. Dengan perantara sebuah kata-kata, ritual, tulisan, dan rapalan.

Mari kita beri contoh. Bayangkan kita membuat sebuah api unggun di zaman purba. Dimana manusia pada zaman itu belum mengenali api. Bagaimana reaksi mereka ketika melihat ada manusia yang bisa membuat api? Takjub bukan? Sebuah hal baru bagi mereka. Mereka pun mulai mempelajari cara membuat api, sehingga hal itu sudah tidak menjadi hal luar biasa lagi.

Begitu juga di dunia Sizhu tinggal. Sihir itu macam "api" yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari, dengan cara meminjam kekuatan alam. Tapi "api" itu bisa digunakan untuk kebaikan dan keburukan. Karena itu sihir terbagi dua. Sihir gelap dan sihir cahaya.

Singkatnya semua sihir yang buruk gunanya dan berasal dari sumber 'kegelapan' disebut sihir gelap. Dan sebaliknya, sihir yang baik gunanya dan berasal dari sumber 'cahaya' disebut sihir cahaya.

Lalu apa itu "penyihir"?

Disinilah letak rumitnya cerita ini. Sang pengguna sihir gelap disebut "penyihir" atau "witch". Mengapa? Sihir kegelapan ini pasti akan merusak hati orang yang menggunakannya. Alias dia sudah bukan manusia lagi. Bahkan lebih buruk dari monster. Tamak akan daya sihir yang ada dalam tubuh manusia lain. Lalu, alhasil sang pengguna penyihir kegelapan akan lapar melihat manusia. Bagi mereka manusia adalah makanan. Mengerikan bukan?

Sebagai bentuk perlawanan melawan penyihir. Manusia mencari cara agar tak menjadi pihak yang diburu, dan akhirnya menemukan sihir dasar. Merapal mantra, menulis azimat, dan banyak hal untuk mengalahkan penyihir yang keji. Contoh sederhananya, seperti merapal mantra api yang mudah. Api pun muncul setelah mantra selesai dirapal.

Setelah mendapat senjata untuk melawan. Penyihir dan manusia saling bertukar menjadi pemburu dan yang diburu. Ribuan tahun terlewati hingga saat ini, peperangan itu belum kunjung berhenti. Banyak korban dari pihak manusia yang tak terhitung jumlahnya. Tak terhitung bencana dan insiden yang disebabkan makhluk biadab ini.

Karena itu ada sebuah organisasi yang dikhususkan untuk memburu penyihir. Organisasi itu disebut Agensi Hunter. Kini di berbagai belahan dunia, para Agen Hunter bertugas sebagai penjaga keamanan. Mereka memburu juga melindungi masyarakat dari penyihir.

Hingga abad ini, pengetahuan sihir dan sains semakin meningkat. Banyak hal yang memudahkan kehidupan penduduk. Kedamaian pun perlahan tercipta. Peradaban mulai merangkak naik.

Malam hari, Sizhu berjalan-jalan sekitar. Melewati pasar. Melihat orang memasak dengan lihai. Panci panas mengepul asap nasi goreng itu membuat perutnya lapar. Sayangnya, dia belum punya cukup uang untuk membelinya. Anak-anak kampung bermain bola di jalanan pasar. Terlihat riang berlarian. Biarkan orang-orang dewasa yang mengomeli mereka. Tak usah peduli. Hingga seorang anak ada yang tak sengaja menendang bola hingga memecahkan kaca rumah. Bubar anak-anak itu sebelum diamuk pemilik rumah.

Sizhu menyeringai kecil melihatnya. Suasana disini jauh berbeda dengan tempat tinggalnya dulu. Di lembah, Sizhu hanya disuruh berlatih, berlatih, dan berlatih oleh gurunya. Terkadang gurunya mengajaknya jalan-jalan mendaki puncak gunung. Itu mengasyikan.

"Seekor makhluk sihir kategori dua muncul memakan ternak warga. Cepat berlari sebelum ada korban lain."

Serombongan orang berjas, gegas berlari. Tak sengaja menubruk bahu Sizhu. Makhluk sihir?

Sizhu ikut berlari, mengintil rombongan berjas dari belakang. Sepuluh menit berlari, mereka sampai ke TKP. Makhluk aneh yang seperti serigala berkaki laba-laba itu sedang menggigit seekor anak domba. Sekarat.

Orang-orang berjas segera menarik senjata api. Bersiap. Menunggu perintah ketua mereka.

Grrr...

Makhluk itu menggeram, merasa terancam. Melepaskan anak domba yang sudah tercabik. Bersiaga.

"Tunggu! ...." seru ketua rombongan.

Serigala itu masih menggeram. Kakinya mulai mengambil ancang-ancang. Dan ...

"Tembak!"

Dor! Dor! Dor!

Tembakan serempak dilepas. Serigala itu lincah menghindar. Berlari mendekat, melompat, hendak menerkam orang berjas terdekat.

BLAR!

Seorang pria berjas melempar bola api dari tangannya. Telak mengenai serigala.

"Tembaki makhluk itu!"

Dor! Dor! Dor!

Hujan peluru menghujam tubuh serigala tersebut. Peduli darah yang deras menetes, serigala itu lari secepat mungkin, menjauh.

"Makhluk itu belum mati. Cepat kejar! Sebelum makhluk sihir lain berdatangan." Orang-orang berjas itu gerak cepat berlari mengejar serigala.

Sizhu lebih cepat berlari, menyusul serigala tadi. Memasuki perhutanan. Orang-orang berjas tadi juga ikut menyusul ke dalam hutan. Ketuanya memberi isyarat untuk berpencar. Senter-senter mulai dinyalakan, sejajar dengan pistol. Beberapa menggunakan sihir berbentuk bola mengambang untuk menerangi area.

Serigala yang dikejar Sizhu menghilang begitu masuk perhutanan. Gelap. Tak terlihat apa-apa di dalam sini. Sizhu menatap sekitar. Orang-orang berjas ada belasan meter di belakangnya. Cahaya senter menyiram sana-sini mencari jejak.

Seseorang menyadari sesuatu...

Suara kaki berlari-lari mengelilinginya. Tangannya cepat teracung ke arah suara. Tidak ada apa-apa. Kosong. Bahkan jejak pun tak ada. Cahaya senternya mengarah kesana kemari, mengecek sekitar ...

"AAAaaa!"

Serentak yang lain berkumpul ke asal suara jeritan. Tidak ada. Hanya ada bekas darah di tanah. Dua orang berjas bergegas mengeceknya. Ini aneh, kemana orang yang baru saja menjerit tadi?

Situasi intens membuat bulu kuduk merinding. Ditambah dinginnya malam purnama. Menambah kesan horor, tidak ada satu pun jejak yang ditinggalkan orang yang mendadak hilang barusan.

Senter kembali diarahkan ke sekitar. Mencari serigala terluka tadi.

"AAAaaa!"

Seseorang menjerit kembali. Padahal orang-orang berjas itu hanya saling terpisah beberapa meter. Entah siapa yang tiba-tiba berteriak.

"Zhou?"

Orang berjas di sebelahnya menyadari temannya tiba-tiba menghilang. Hanya ada bercak darah di tempat temannya berdiri tadi.

Dia mulai waspada.

Sizhu juga melirik kanan-kiri. Melihat sisa orang berjas. Meskipun cahaya senter mengarah sana-sini, belum ada yang menemukan makhluk sihir tadi.

Apa yang terjadi?

"AAAaaa!"

Kali ini dua orang yang tiba-tiba menghilang. Semuanya semakin terlihat panik. Makhluk itu tak terlihat entah dimana.

"Semuanya tetap tenang di tempat! Perhatikan baik-baik di sekitar." Ketua orang berjas berseru tegas. Tampaknya dia terbiasa dengan situasi seperti ini. Tapi tidak dengan yang lain.

Bercak darah orang mulai banyak ditemukan. Seorang pria berjas menemukan darah yang menetes dari atas. Saat senter diarahkan ke atas ...

"AAAHHH!!!"

Serigala berkaki laba-laba bertengger di atas ranting pohon. Tak hanya satu. Satu gerombolan serigala berkaki laba-laba berdiam di sana. Menerkam orang-orang berjas yang lengah, lalu dibiarkan menggantung di atas dahan dengan jaring laba-laba. Bergelantungan.

Refleks orang itu menembak sembarang ke atas. Tak satu pun peluru mengenai sasaran. Orang itu semakin menjerit, seekor serigala melompat menerkamnya, membawanya ke dalam hutan lebih jauh.

Orang-orang di sebelah juga sama. Berusaha menembakan serigala yang melompat-lompat dari dahan ke dahan di atas. Satu per satu orang berjas diterkam oleh serigala, lalu diseret masuk ke dalam hutan lebih jauh. Teriak, jeritan, dan suara tembakan menggema. Menyisakan ketuanya yang tak pantang menyerah terus menembaki serigala yang mendekat.

Tembakannya akurat. Berbeda dari yang lain. Sayangnya, tak hanya satu yang mendatanginya. Lima serigala sekaligus lincah berlari, melompat kesana kemari menghindari peluru. Lalu menerjang ...

Buk!

Sizhu tepat waktu. Serigala itu terpelanting ke tanah. Empat yang lain ikut menerjang. Sizhu dengan tenang memutar tongkat memukul satu serigala. Buk! Dari kanan, Buk! Dari kiri, Buk! Depan, Buk! Belakang juga, Buk! Sizhu melindungi ketua berjas.

Ketua berjas itu tampak terkejut dengan datangnya Sizhu entah darimana. Tapi, daripada memikirkan itu, situasi sekarang lebih serius. Hanya sisa mereka berdua yang masih bertahan hidup.

Mereka berdua bekerja sama, saling melindungi belakang.

"Aku serahkan belakang padamu," ucap ketua berjas, sibuk menembak cepat.

Sizhu mengangguk.

Dor! Dor! Buk! Buk!

Delapan serigala itu semakin geram. Gerakan mereka semakin tangkas. Mengepung Sizhu dan ketua berjas. Mereka mulai kewalahan. Pertarungan seperti ini tidak akan bertahan lama.

"Kita harus segera membunuh mereka, atau kita yang akan terbunuh." Ketua berjas itu sibuk sekali menembak. Semua pelurunya mengenai sasaran. Masalahnya, setiap satu serigala mati, yang lain datang mengganti. Kini tersisa enam serigala mengepung mereka.

Sizhu mendengus paham. Dia harus melakukan itu.

Sizhu merobek telapak tangannya sendiri dengan mulut. Darahnya bercampur dengan tongkat, menciptakan sebuah tulisan sihir. Memutar-mutar tongkat anggun. Darahnya terlihat menyala. Menghentakkan kaki, mengambil ancang-ancang ...

Memutar tongkat dari belakang ke samping. BUK! Satu serigala terpental sangat jauh, lanjut memutar tongkat dari atas. BUK! Kepala serigala terputus terkena pukulan tongkat, Sizhu berputar sembari menghunus tongkat. BUK! Crat! Satu serigala berlubang ditusuk tongkat. Tiga serigala menerjang ke arah Sizhu serempak. Cepat dan kuat tongkat berputar bersama penggunanya. BUK! Ketiga kepala serigala itu terputus, mental ke tanah.

Ketua berjas itu tercengang melihatnya. Habis sudah serigala yang menyerang mereka. Begitu Sizhu berbalik badan, ketua berjas itu bisa melihat orang yang membantunya dengan jelas.

Ketua berjas itu tampak terkejut, "Seorang remaja? Apa yang kamu lakukan disini nak? Kau tahu ini tempat berbahaya bukan?" Orang itu bertanya heran. Seharusnya tidak ada remaja seusia Sizhu yang berkeliaran tengah malam di hutan.

Belum sepatah kata Sizhu ucap, ketua berjas itu lanjut bicara, "Cepat pergi dari sini! Ini bukan tempat bermain untuk remaja sepertimu." Lantas ketua berjas itu berjalan meninggalkan Sizhu. Mengikuti jejak serigala-serigala tadi.

Sizhu juga ikut mengekor di belakang ketua berjas. Tak peduli ucapan ketua berjas. Toh, dia bisa menjaga diri.

Baru beberapa langkah, ketua berjas itu tahu Sizhu sedang mengekornya. Dia mulai kesal.

"Sudah kukatakan padamu, nak. Pergi dari hutan ini! Ini tempat berbahaya. Kau bisa mati kapanpun disini," bentak ketua berjas. Tak habis pikir, apa yang anak ini mau di tengah hutan mengerikan ini? Ketua berjas itu melotot ke arah Sizhu. Dia bermaksud menakutinya demi kebaikannya.

Yang dipelototi mengangkat bahu. Tak peduli. "Aku bisa membunuh makhluk-makhluk itu," jawab Sizhu, tenang.

Ketua berjas itu merasa diremehkan. Tak percaya ucapan anak remaja di depannya. Memang benar anak ini hebat, kemampuannya dalam menggunakan tongkat patut diacungkan jempol. Namun, tetap saja dia masih remaja. Sekuat apapun dia, pasti akan ceroboh, dan hal itu bisa membuatnya mati.

"Aku peringatkan sekali lagi, nak. Makhluk-makhluk itu bukan lawan yang bisa kau habisi sendirian. Kau bisa terluka parah, bahkan mati diterkam mereka." Ketua berjas itu tampak serius.

Sizhu memasang ekspresi 'meh'. Tiba-tiba dia berlari meninggalkan ketua berjas. Daripada nanti dia harus mendengar omelan ketua berjas itu semalaman. Lebih baik segera menyusul gerombolan serigala yang tersisa. Melesat secepat serigala berlari.

"Hey, bocah! Tunggu!" Ketua berjas itu juga ikut berlari menyusul Sizhu. Meskipun tertinggal sangat jauh di belakang.

"Kenapa anak-anak jaman sekarang pada keras kepala." Menggerutu sambil berlari.

Mudah saja mencari serigala-serigala itu. Tinggal menyusuri bercak darah yang tertinggal di tanah. Meskipun gelap, mata Sizhu sudah terbiasa. Juga, dia memiliki indera yang lebih tajam daripada orang biasa.

Dalam tak kurang dari lima menit, Sizhu menemukan "sarang" makhluk-makhluk aneh itu tinggal. Sontak seekor serigala langsung menyerang Sizhu yang sedang berlari ke rumah mereka. Menerjang langsung. BLAR! Satu ekor tumbang. Tubuhnya terbelah oleh hantaman keras tongkat berapi.

Begitu sampai, Sizhu disambut hangat oleh penduduk. Lihatlah, puluhan serigala laba-laba di sekelilingnya. Dan juga seorang penyihir berkepala laba-laba, dengan tubuh manusia yang tak utuh, juga cakar hitam mengerikan. Sibuk sekali lahap menyantap tubuh manusia. Kemungkinan mayat orang-orang berjas tadi atau mayat korban lain.

Telunjuknya mengarah pada Sizhu, entah berbicara apa dengan suara desisan laba-laba. Tapi, Sizhu yakin itu adalah perintah untuk membunuhnya. Segera puluhan serigala laba-laba menerjang bagai air bah dari segala penjuru.

BLAR!

Tongkat Sizhu merah dengan bara api mengelilinginya. Memutar tongkat. Dengan mudah memutus tubuh-tubuh serigala yang menerjang ke arahnya. Silau tengah hutan itu. Cahaya api menakuti penyihir. Berhenti makan. Delapan matanya menyaksikan api yang melahap "anak-anaknya". Bagai memotong tahu rasanya. Lima detik habis sudah, puluhan serigala itu menjadi abu. Tongkat Sizhu yang berputar begitu menakjubkan. Tongkat itu sudah seperti apinya sendiri.

Tanpa basa-basi, Sizhu mengambil langkah kilat. Menusuk penyihir bermuka laba-laba. Membakarnya habis. Penyihir itu menjerit-jerit kesakitan. Hingga semua tubuhnya jadi abu barulah Sizhu menghentikan apinya. Ini mudah.

Selesai semua makhluk jahat menjadi abu, ketua berjas itu akhirnya sampai setelah terengah-engah berlari mengejar Sizhu. Nafasnya menderu tak beraturan. Dia tampak kelelahan.

"Kau ... Bagaimana bisa ... Berlari ... Secepat ... itu...?" Ketua berjas bersandar ke pohon. Berusaha mengatur nafas. Memperhatikan sekitar. Semua makhluk sihir dan mayat terbakar yang seperti penyihir, hangus menjadi abu. Banyak jaring laba-laba dan tulang belulang, bahkan potongan daging manusia yang menempel di pohon, ikut terbakar api.

Pemandangan yang mengerikan.

"Kau yang melakukan ini?" Setelah beberapa kali menghirup nafas, akhirnya dia bisa tenang.

Sizhu mengangguk kecil.

"Sebenarnya, siapa kau?" Ketua berjas itu bertanya dengan nada waspada. Remaja mana yang bisa mengeluarkan sihir api sebanyak ini? Bahkan mengalahkan seorang penyihir dengan mudah, tanpa ada luka satu pun. Biasanya diperlukan minimal lima orang Hunter bintang dua untuk membunuh satu penyihir yang bisa mengendalikan makhluk sihir. Apalagi belasan makhluk sihir kategori dua.

Dan anak ini berhasil menghabisi mereka dalam sekejap?

"Aku hanya anak remaja biasa." Sizhu menjawabnya dengan tenang. Rapalan sihir di tongkatnya mulai memudar.

Setelah mengucapkan itu Sizhu langsung pergi meninggalkan ketua berjas sendirian.

***

Terpopuler

Comments

piyo lika pelicia

piyo lika pelicia

semangat dek perhatikan lagi tanda bacanya

2024-05-14

0

Rafatar 😈

Rafatar 😈

Kasih spasi kak/Facepalm/

2024-04-27

0

Rafatar 😈

Rafatar 😈

suci apa tidak janjinya??

2024-04-27

0

lihat semua
Episodes
1 Prologue
2 Chapter 1 –[ Agensi Hunter 01 ]–
3 Chapter 2 –[ Agensi Hunter 02 ]–
4 Chapter 3 –[ Agensi Hunter 03 ]–
5 Chapter 4 –[ Zhàn dòu 01 ]–
6 Chapter 5 –[ Zhàn Dòu 02 ]–
7 Chapter 6 –[ Zhàn Dòu 03 ]–
8 Chapter 7 –[ Sihir dan Penyihir 01 ]–
9 Chapter 8 –[ Sihir dan Penyihir 02 ]–
10 Chapter 9 –[ Sihir dan Penyihir 03 ]–
11 Chapter 10 –[ Sihir dan Penyihir 04 ]–
12 Chapter 11 –[ Sihir dan Penyihir 05 ]–
13 Chapter 12 –[ Liburan? ]–
14 Chapter 13 –[ Pedang Goujian 01 ]–
15 Chapter 14 –[ Pedang Goujian 02 ]–
16 Chapter 15 –[ Investigasi Rahasia 01 ]–
17 Chapter 16 –[ Investigasi Rahasia 02 ]–
18 Chapter 17 –[ Investigasi Rahasia 03 ]–
19 Chapter 18 –[ Lucifer 01 ]–
20 Chapter 19 –[ Lucifer 02 ]–
21 Chapter 20 –[ Simposium ]–
22 Chapter 21 –[ Pesan Terakhir ]–
23 Chapter 22 –[ Hunter Tamer ]–
24 Chapter 23 –[ Pertandingan Evaluasi 01 ]–
25 Chapter 24 –[ Pertandingan Evaluasi 02 ]–
26 Chapter 25 –[ Pernyataan Perang ]–
27 Chapter 26 –[ Mata-Mata Ganda ]–
28 Chapter 27 –[ Lao Tzu 01 ]–
29 Chapter 28 –[ Lao Tzu 02 ]–
30 Chapter 29 –[ Lao Tzu 03 ]–
31 Chapter 30 –[ Memento Mori ]–
32 Chapter 31 –[ Fang Tzu ]–
33 Chapter 32 –[ Gerbang Gehenna ]–
34 Chapter 33 –[ Transmigrasi Jiwa ]–
35 Chapter 34 –[ Bintang Aries ]–
36 Chapter 35 –[ Yohan ]–
37 Chapter 36 –[ Kebangkitan Raja Kuno 01 ]–
38 Chapter 37 –[ Kebangkitan Raja Kuno 02 ]–
39 Chapter 38 –[ Kebangkitan Raja Kuno 03 ]–
40 Chapter 39 –[ Kebangkitan Raja Kuno 04 ]–
41 Chapter 40 –[ Kebangkitan Raja Kuno 05 ]–
42 Chapter 41 –[ Kebangkitan Raja Kuno 06 ]–
43 Chapter 42 –[ Kebangkitan Raja Kuno 07 ]–
44 Chapter 43 –[ Ketenangan Sebelum Badai 01 ]–
45 Chapter 44 –[ Ketenangan Sebelum Badai 02 ]–
46 Chapter 45 –[ Ketenangan Sebelum Badai 03 ]–
47 Chapter 46 –[ Shanghai dan Hong Kong 01 ]–
48 Chapter 47 –[ Shanghai dan Hong Kong 02 ]–
49 Chapter 48 –[ Shanghai dan Hong Kong 03 ]–
50 Chapter 49 –[ Kutukan Dan Pembalasan 01 ]–
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Prologue
2
Chapter 1 –[ Agensi Hunter 01 ]–
3
Chapter 2 –[ Agensi Hunter 02 ]–
4
Chapter 3 –[ Agensi Hunter 03 ]–
5
Chapter 4 –[ Zhàn dòu 01 ]–
6
Chapter 5 –[ Zhàn Dòu 02 ]–
7
Chapter 6 –[ Zhàn Dòu 03 ]–
8
Chapter 7 –[ Sihir dan Penyihir 01 ]–
9
Chapter 8 –[ Sihir dan Penyihir 02 ]–
10
Chapter 9 –[ Sihir dan Penyihir 03 ]–
11
Chapter 10 –[ Sihir dan Penyihir 04 ]–
12
Chapter 11 –[ Sihir dan Penyihir 05 ]–
13
Chapter 12 –[ Liburan? ]–
14
Chapter 13 –[ Pedang Goujian 01 ]–
15
Chapter 14 –[ Pedang Goujian 02 ]–
16
Chapter 15 –[ Investigasi Rahasia 01 ]–
17
Chapter 16 –[ Investigasi Rahasia 02 ]–
18
Chapter 17 –[ Investigasi Rahasia 03 ]–
19
Chapter 18 –[ Lucifer 01 ]–
20
Chapter 19 –[ Lucifer 02 ]–
21
Chapter 20 –[ Simposium ]–
22
Chapter 21 –[ Pesan Terakhir ]–
23
Chapter 22 –[ Hunter Tamer ]–
24
Chapter 23 –[ Pertandingan Evaluasi 01 ]–
25
Chapter 24 –[ Pertandingan Evaluasi 02 ]–
26
Chapter 25 –[ Pernyataan Perang ]–
27
Chapter 26 –[ Mata-Mata Ganda ]–
28
Chapter 27 –[ Lao Tzu 01 ]–
29
Chapter 28 –[ Lao Tzu 02 ]–
30
Chapter 29 –[ Lao Tzu 03 ]–
31
Chapter 30 –[ Memento Mori ]–
32
Chapter 31 –[ Fang Tzu ]–
33
Chapter 32 –[ Gerbang Gehenna ]–
34
Chapter 33 –[ Transmigrasi Jiwa ]–
35
Chapter 34 –[ Bintang Aries ]–
36
Chapter 35 –[ Yohan ]–
37
Chapter 36 –[ Kebangkitan Raja Kuno 01 ]–
38
Chapter 37 –[ Kebangkitan Raja Kuno 02 ]–
39
Chapter 38 –[ Kebangkitan Raja Kuno 03 ]–
40
Chapter 39 –[ Kebangkitan Raja Kuno 04 ]–
41
Chapter 40 –[ Kebangkitan Raja Kuno 05 ]–
42
Chapter 41 –[ Kebangkitan Raja Kuno 06 ]–
43
Chapter 42 –[ Kebangkitan Raja Kuno 07 ]–
44
Chapter 43 –[ Ketenangan Sebelum Badai 01 ]–
45
Chapter 44 –[ Ketenangan Sebelum Badai 02 ]–
46
Chapter 45 –[ Ketenangan Sebelum Badai 03 ]–
47
Chapter 46 –[ Shanghai dan Hong Kong 01 ]–
48
Chapter 47 –[ Shanghai dan Hong Kong 02 ]–
49
Chapter 48 –[ Shanghai dan Hong Kong 03 ]–
50
Chapter 49 –[ Kutukan Dan Pembalasan 01 ]–

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!