26 Januari 2023
MATAHARI mulai merangkak naik. Baru cahaya mentarinya yang menyinari lembah. Bola cahaya itu masih belum terlihat. Tempat tinggal Sizhu memang terletak di bawah pegunungan. Timur tertutupi oleh dinding alam itu, sehingga kabut pagi masih betah mengambang di sekitar hutan.
Sizhu kembali ke rumah gubuk gurunya setelah pertempuran semalam. Buruk sekali. Hanya tersisa abu dan puing. Seluruh peninggalan gurunya hangus tak berbekas. Oh, kecuali satu.
Sebuah tongkat kayu.
Sizhu melangkah mengambil tongkat kayu yang terkubur diantara puing-puing. Tongkat ini membuatnya ingat kenangan berharga dengan gurunya dulu. Saat-saat guru Sizhu menghukumnya dengan tongkat. Hingga punggungnya penuh bengkak bekas hantaman tongkat dari guru. Itu momen-momen tak terlupakan baginya. Meskipun sakit, tapi berbekas.
Dia mengelapnya perlahan dengan hormat, seperti barang berharga tiada banding. Menghela nafas. Ini sungguh berharga.
Ada sebuah ukiran dalam tongkat tersebut. Sebuah aksara cina. Hanya satu huruf.
—旭— —Janji—
Selain ukiran, tongkat itu tampak seperti tongkat kayu panjang biasanya.
Apa yang harus kulakukan sekarang?
Sizhu mendongak menatap langit. Berharap gurunya menjawab dari sana. Dia benar-benar tak tahu harus kemana sekarang. Benar-benar tak punya tujuan untuk pergi.
Plak!
Sizhu menepuk kedua pipinya. Baiklah, berpikir simpel, mungkin arah timur akan bagus. Keputusannya sudah bulat. Terakhir, sebelum pergi, dia akan memberikan doa terakhir untuk gurunya.
Di depan pusara itu. Sizhu menangkupkan kedua tangan. Berbisik, "Doakan saya guru. Terima kasih untuk sepuluh tahun ini."
Selesai berdoa, Sizhu memulai langkah pertamanya untuk memulai hidup baru. Takdir apa yang akan ditemuinya kelak?
***
𝟮𝟴 𝗙𝗲𝗯𝗿𝘂𝗮𝗿𝗶 𝟮𝟬𝟮𝟯
Sudah sebulan sejak Sizhu pergi dari lembah.
Belasan desa telah berlalu, apa yang sudah dia dapat?
Tidak ada yang spesial. Hanya tas samping dan baju baru pemberian warga, (hadiah setelah membunuh makhluk sihir yang mengancam desa.) Bonus, sebuah alas kaki–dia bertualang dengan kaki telanjang–.
Sizhu juga mengikat rambut belakangnya agar lebih leluasa saat bergerak (rambutnya yang panjang membuat orang-orang salah mengiranya seorang perempuan.) Tongkat gurunya tak pernah lepas dari genggamannya. Dia begitu menyayanginya, bahkan tongkat itu sempat dia "mandikan" di sungai. Sehingga terlihat mengkilap.
Sekarang, dimana anak itu berada?
Jawaban mudah. Satu bulan dia menuju timur. Hanya berbekal badan, tekad dan nekad. Sizhu saat ini sedang berada di suatu desa dekat sungai kuning. Dia antusias melihat kesana kemari. Ada banyak hal baru yang dia baru saja ketahui saat mengembara banyak tempat.
Salah satunya yang paling dia minat ialah sihir.
Sihir. Orang mana yang tak tertarik mendengarnya. Seperti yang kita ketahui banyak sekali jenis macam sihir. Dan hanya beberapa orang yang berbakat saja yang bisa menggunakannya.
Setiap daerah memiliki keunikan sihir tersendiri. Contohnya di negara bagian barat mereka banyak menggunakan tongkat kecil sebagai alat menyalurkan sihir. Lantas bagaimana keunikan sihir di negeri tirai bambu tempat Sizhu berpijak?
Mari kita mulai dari pengertian sihir terlebih dahulu. Apa itu sihir? Apa itu mantra? Sebuah rapalan? Pemanggilan? Kekuatan alam? Roh? Kutukan? Azimat? Atau hal sebagainya?
Benar, itu semua bisa dibilang benar. Sihir adalah ilmu dengan meminjam kekuatan alam sekitar. Dengan perantara sebuah kata-kata, ritual, tulisan, dan rapalan.
Di zaman modern Sizhu hidup, sihir sudah menjadi normal dan tidak asing. Bahkan di setiap tempat kau memandang pasti ada setidaknya satu hal yang berkaitan dengan sihir. Entah itu alat sihir, pengguna sihir, makhluk sihir, atau penyihir yang terkutuk. Seperti mobil terbang yang menggunakan batu sihir sebagai tenaga terbangnya. Atau hal lainnya seperti kompor api tanpa gas. Itu pun menggunakan batu sihir.
Kenapa ada banyak sekali sihir di dunia Sizhu?
Jawaban yang simpel. Mari kita beri contoh. Bayangkan kita membuat sebuah api unggun di zaman purba. Dimana manusia pada zaman itu belum mengenali api. Bagaimana reaksi mereka ketika melihat ada manusia yang bisa membuat api? Takjub bukan? Sebuah hal baru bagi mereka. Mereka pun mulai mempelajari cara membuat api, sehingga hal itu sudah tidak menjadi hal luar biasa lagi.
Begitu juga di dunia Sizhu tinggal saat ini. Sihir itu semacam "api" yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari, dengan cara meminjam kekuatan alam. Tetapi "api" itu bisa digunakan untuk kebaikan dan keburukan. Dari situlah penyihir berasal. Atau nama lainnya adalah "Witch", Sang penyihir terkutuk. Sang pengguna sihir kegelapan.
Di dunia ini ada dua jenis sihir. Sihir gelap dan sihir cahaya.
Singkatnya semua sihir yang buruk gunanya dan berasal dari sumber 'kegelapan' disebut sihir gelap. Dan sebaliknya, sihir yang baik gunanya dan berasal dari sumber 'cahaya' disebut sihir cahaya.
Lalu apa itu "penyihir" atau "Witch"?
Disinilah letak rumitnya cerita ini. Sang pengguna sihir gelap disebut "penyihir" atau "witch".
Mengapa?
Simpel, itu karena sihir kegelapan akan merusak hati, akal dan jiwa orang yang menggunakannya. Alias dia sudah bukan manusia lagi. Bahkan lebih buruk dari monster. Tamak akan daya sihir yang ada dalam tubuh manusia lain. Lalu, alhasil penyihir atau Witch akan lapar melihat manusia. Bagi mereka manusia adalah makanan. Mengerikan bukan?
Sebagai bentuk perlawanan melawan penyihir. Manusia mencari cara agar tak menjadi pihak yang diburu, dan akhirnya menemukan sihir 'cahaya' dasar. Merapal mantra, menulis azimat, dan banyak hal untuk mengalahkan penyihir yang keji. Contoh sederhananya, seperti merapal mantra api yang mudah. Api pun muncul setelah mantra selesai dirapal.
Bedanya sihir cahaya dan sihir kegelapan ini, sihir cahaya tidak menggunakan jiwa sebagai bayaran untuk menggunakannya. Sihir cahaya menggunakan sesuatu daya sihir yang ada dalam tubuh manusia dan alam yang disebut mana.
Setelah mendapatkan senjata untuk melawan. Penyihir dan manusia saling bertukar menjadi pemburu dan yang diburu. Ribuan tahun terlewati hingga saat ini, peperangan itu belum kunjung berhenti. Banyak korban dari pihak manusia yang tak terhitung jumlahnya. Tak terhitung bencana dan insiden yang disebabkan makhluk biadab itu.
Sebab itulah muncul sebuah organisasi global yang dikhususkan untuk memburu penyihir. Organisasi itu disebut Agensi Hunter. Kini di berbagai belahan dunia, para Agen Hunter bertugas sebagai penjaga keamanan. Mereka memburu juga melindungi masyarakat dari penyihir.
Hingga abad ini, setelah perang akbar penyihir dan manusia dua abad lalu, pengetahuan sihir dan sains semakin meningkat. Banyak hal yang memudahkan kehidupan penduduk. Kedamaian pun perlahan tercipta. Peradaban mulai merangkak naik.
Malam hari, Sizhu berjalan-jalan sekitar.
Melewati pasar. Melihat orang memasak dengan lihai. Panci panas mengepul asap nasi goreng itu membuat perutnya mengeluarkan suara.
Merogoh saku jubah. Sizhu tidak mendapati apapun di sana selain sebuah permen yang diberikan anak-anak desa tadi siang. Sizhu hanya bisa tersenyum kecut mencium aroma lezat nasi goreng di pinggir jalan itu. Dia kembali meneruskan jalannya. Melihat suasana sekitar.
Anak-anak kampung bermain bola di jalanan pasar. Terlihat riang berlarian. Biarkan orang-orang dewasa yang mengomeli mereka. Tak usah peduli. Hingga seorang anak ada yang tak sengaja menendang bola hingga memecahkan kaca rumah. Bubar anak-anak itu sebelum diamuk pemilik rumah.
Sizhu menyeringai kecil melihatnya. Suasana di sini jauh berbeda dengan tempat tinggalnya dulu. Di lembah, Sizhu hanya disuruh berlatih, berlatih, dan berlatih oleh gurunya. Terkadang gurunya mengajaknya jalan-jalan mendaki puncak gunung. Itu mengasyikan.
Bruk!
"Seekor makhluk sihir kategori dua muncul memakan ternak warga. Cepat berlari sebelum ada korban lain."
Serombongan orang berjas, gegas berlari. Tak sengaja menubruk bahu Sizhu.
"Makhluk sihir?"
Sizhu ikut berlari, mengintil rombongan berjas dari belakang.
Sepuluh menit berlari, mereka sampai ke TKP. Makhluk aneh yang seperti serigala berkaki laba-laba itu sedang menggigit seekor anak domba yang sekarat. Darah domba itu mengucur dari mulut makhluk aneh tersebut.
Orang-orang berjas segera memasang formasi, menarik senjata api. Bersiap. Menunggu perintah ketua mereka.
Grrr...
Makhluk itu menggeram, merasa terancam. Melepaskan anak domba yang sudah tercabik. Bersiaga.
"Tunggu! ...." seru ketua rombongan, mengangkat tangannya.
Serigala itu masih menggeram. Kakinya mulai mengambil ancang-ancang. Dan ...
"Tembak!"
Dor! Dor! Dor!
Begitu tangan pemimpin berjas jatuh, tembakan serempak dilepas. Serigala berkaki laba-laba itu lincah menghindar. Belasan peluru senjata api gagal mengenainya. Berlari mendekat, melompat, hendak menerkam orang berjas terdekat.
"Bola api! Sayap kanan!"
BLAR!
Seorang pria berjas mengeluarkan kertas jimat, melempar bola api dari tangannya. Telak mengenai serigala.
"Tembaki makhluk itu!" lanjut seruan pemimpin pria berjas.
Dor! Dor! Dor!
Hujan peluru kini berhasil menghujam tubuh serigala tersebut. Peduli darah yang deras menetes, serigala berkaki laba-laba itu berbalik badan, lari kabur secepat mungkin, menjauh.
"Makhluk itu belum mati. Cepat kejar! Sebelum makhluk sihir lain berdatangan!"
Orang-orang berjas itu gerak cepat berlari mengejar serigala mengikuti komando pimpinannya.
Sizhu lebih cepat berlari, menyusul serigala tadi.
Memasuki perhutanan.
Orang-orang berjas tadi juga ikut menyusul ke dalam hutan. Ketuanya memberi isyarat jari untuk berpencar. Senter-senter mulai dinyalakan, sejajar dengan pistol. Beberapa menggunakan sihir berbentuk bola mengambang untuk menerangi area.
Serigala aneh yang dikejar Sizhu menghilang begitu masuk perhutanan. Gelap. Tak terlihat apa-apa di dalam sini.
Sizhu menatap sekitar. Orang-orang berjas ada belasan meter di belakangnya. Cahaya senter menyiram sana-sini mencari jejak.
Seseorang menyadari sesuatu...
Suara kaki berlari-lari mengelilinginya. Tangannya cepat teracung ke arah suara.
Sunyi.
Tidak ada apa-apa. Kosong. Bahkan jejak pun tak ada. Cahaya senternya mengarah kesana kemari, kembali mengecek sekitar ...
"AAAaaa!"
Serentak pria berjas lain yang ada di sekitar berkumpul ke asal suara jeritan. Tidak ada. Hanya ada bekas darah di tanah. Dua orang berjas bergegas mengeceknya. Ini aneh, kemana orang yang baru saja menjerit tadi?
Situasi intens membuat bulu kuduk merinding. Ditambah dinginnya malam purnama. Menambah kesan horor, tidak ada satu pun jejak yang ditinggalkan orang yang mendadak hilang barusan.
Senter kembali diarahkan ke sekitar. Mencari serigala berkaki laba-laba yang terluka tadi.
"AAAaaa!"
Seseorang menjerit kembali. Padahal orang-orang berjas itu hanya saling terpisah beberapa meter. Entah siapa yang tiba-tiba berteriak.
"Zhou?"
Orang berjas di sebelahnya menyadari temannya tiba-tiba menghilang. Hanya ada bercak darah di tempat temannya berdiri tadi.
Sembari menelan ludah, dia mulai waspada.
Sizhu juga melirik kanan-kiri. Melihat sisa orang berjas. Meskipun cahaya senter menyiram sana-sini, belum ada yang menemukan makhluk sihir tadi.
"Apa yang terjadi?"
"AAAaaa!"
Kali ini dua orang yang tiba-tiba menghilang. Semuanya semakin terlihat panik. Makhluk itu tak terlihat entah dimana.
"Semuanya tetap tenang di tempat! Perhatikan baik-baik sekitar!" Ketua pria berjas berseru tegas. Tampaknya dia terbiasa dengan situasi seperti ini. Tapi tidak dengan yang lain.
Bercak darah orang mulai banyak ditemukan. Seorang pria berjas menemukan darah yang menetes dari atas. Saat senter diarahkan ke atas ...
"AAAHHH!!!"
Serigala berkaki laba-laba bertengger di atas ranting pohon. Tak hanya satu. Satu gerombolan serigala berkaki laba-laba berdiam di sana. Menerkam orang-orang berjas yang lengah, lalu dibiarkan menggantung di atas dahan dengan jaring laba-laba. Bergelantungan.
Refleks orang itu menembak sembarang ke atas. Tak satu pun peluru mengenai sasaran. Orang itu semakin menjerit, seekor serigala berkaki laba-laba melompat menerkamnya, membawanya ke dalam hutan lebih jauh.
Orang-orang di sebelah juga sama. Berusaha menembakkan serigala berkaki laba-laba yang melompat-lompat dari dahan ke dahan di atas. Satu per satu orang berjas diterkam oleh serigala berkaki laba-laba, lalu diseret masuk ke dalam hutan lebih jauh. Teriak, jeritan, dan suara tembakan menggema. Menyisakan ketuanya yang tak pantang menyerah terus menembaki serigala yang mendekat.
Tembakannya akurat. Berbeda dari yang lain. Sayangnya, tak hanya satu yang mendatanginya. Lima serigala berkaki laba-laba sekaligus lincah berlari, melompat kesana kemari menghindari peluru. Lalu menerjang ...
Buk!
Hantaman tongkat menghantam badan serigala aneh itu sebelum hampir saja menerkam kepala si ketua berjas dari depan.
Sizhu datang tepat waktu. Serigala berkaki laba-laba itu terpelanting ke tanah. Empat yang lain ikut menerjang. Sizhu dengan tenang memutar tongkat memukul satu serigala. Buk! Memutar tongkat, menghantam kanan, Buk! Beralih ke kiri, Buk! Menusuk ke depan, Buk! Terakhir, berputar sembari memukul ke belakang, Buk! Sizhu berdiri di depan, melindungi ketua berjas.
Ketua berjas itu tampak terkejut dengan datangnya Sizhu entah darimana. Tapi, daripada memikirkan itu, situasi sekarang lebih serius. Hanya sisa mereka berdua yang masih bertahan hidup.
Mereka berdua bekerja sama, saling melindungi punggung.
"Aku serahkan belakang padamu," ucap ketua berjas, sibuk menembak cepat.
Sizhu mengangguk.
Dor! Dor! Buk! Buk!
Pertahanan mereka yang kokoh membuat para serigala berkaki laba-laba kesusahan mendekat.
Delapan serigala itu semakin geram. Gerakan mereka semakin tangkas. Mengepung Sizhu dan ketua berjas. Kedua lelaki itu mulai kewalahan. Pertarungan seperti ini tidak akan bertahan lama.
"Kita harus segera membunuh mereka, atau kita yang akan terbunuh." Ketua berjas itu sibuk sekali menembak. Semua pelurunya mengenai sasaran. Masalahnya, setiap satu serigala mati, yang lain datang mengganti. Kini tersisa enam serigala mengepung mereka.
Sizhu mendengus paham. Dia harus melakukan itu.
Sizhu merobek telapak tangannya sendiri dengan mulut. Darahnya bercampur dengan tongkat, menciptakan sebuah tulisan sihir, merayap menyelimuti tongkat.
"死亡,以你的名义我借用力量。( Kematian, dengan namamu aku meminjam kekuatan.)"
Memutar-mutar tongkat anggun. Darahnya terlihat menyala. Menghentakkan kaki, mengambil ancang-ancang ...
Satu serigala berkaki laba-laba nekat merangsek.
Mata Sizhu jeli menangkap gerakan itu. Memutar tongkat dari belakang ke samping. BUK! Satu serigala terpental sangat jauh, lanjut memutar tongkat dari atas. Memukul serigala berkaki laba-laba kedua yang menyusul temannya. BUK! Kepala serigala terputus terkena pukulan tongkat, Sizhu berputar sembari menghunus tongkat. BUK! Crat! Satu serigala berkaki laba-laba lain yang merangsek berlubang ditusuk tongkat.
Tiga serigala menerjang ke arah Sizhu serempak. Cepat dan kuat tongkat berputar bersama penggunanya. BUK! Ketiga kepala serigala itu terputus, mental ke tanah.
Ketua berjas itu tercengang melihatnya. Habis sudah serigala yang menyerang mereka. Begitu Sizhu berbalik badan, ketua berjas itu bisa melihat orang yang membantunya dengan jelas. Cahaya bulan menampakkan sosok tampan Sizhu.
Ketua berjas itu tampak terkejut, "Seorang remaja? Apa yang kamu lakukan disini nak? Kau tahu ini tempat berbahaya bukan?" Orang itu bertanya heran. Seharusnya tidak ada remaja seusia Sizhu yang berkeliaran tengah malam di hutan.
Belum sepatah kata Sizhu ucap, ketua berjas itu lanjut bicara, "Cepat pergi dari sini! Ini bukan tempat bermain untuk remaja sepertimu." Lantas ketua berjas itu berjalan meninggalkan Sizhu. Mengikuti jejak serigala-serigala tadi.
Sizhu juga ikut mengekor di belakang ketua berjas. Tak peduli ucapan ketua berjas. Toh, dia bisa menjaga diri.
Baru beberapa langkah, ketua berjas itu tahu Sizhu sedang mengekornya. Dia mulai kesal.
"Sudah kukatakan padamu, nak. Pergi dari hutan ini! Ini tempat berbahaya. Kau bisa mati kapanpun di sini," bentak ketua berjas. Tak habis pikir, apa yang anak ini mau di tengah hutan mengerikan ini? Ketua berjas itu melotot ke arah Sizhu. Dia bermaksud menakutinya demi kebaikannya.
Yang dipelototi mengangkat bahu. Tak peduli. "Aku bisa membunuh makhluk-makhluk itu," jawab Sizhu, tenang dan datar.
Ketua berjas itu merasa diremehkan. Tak percaya ucapan anak remaja di depannya. Memang benar anak ini hebat, kemampuan dan bakatnya dalam menggunakan tongkat patut diacungkan jempol. Namun, tetap saja dia masih remaja. Sekuat apapun dia, pasti akan ceroboh, dan hal itu bisa membuatnya mati.
"Aku peringatkan sekali lagi, nak. Makhluk-makhluk itu bukan lawan yang bisa kau habisi sendirian. Kau bisa terluka parah, bahkan mati diterkam mereka." Ketua berjas itu tampak serius.
Sizhu memasang ekspresi 'meh'. Tiba-tiba dia berlari meninggalkan ketua berjas. Daripada nanti dia harus mendengar omelan ketua berjas itu semalaman. Lebih baik segera menyusul gerombolan serigala yang tersisa. Melesat secepat serigala berlari.
"Hey, bocah! Tunggu!" Ketua berjas itu juga ikut berlari menyusul Sizhu. Meskipun tertinggal sangat jauh di belakang.
"Kenapa anak-anak jaman sekarang pada keras kepala." Menggerutu sambil berlari.
Mudah saja mencari serigala-serigala itu. Tinggal menyusuri bercak darah yang tertinggal di tanah. Meskipun gelap, mata Sizhu sudah terbiasa. Juga, karena tumbuh di hutan dia memiliki lima indera yang lebih tajam daripada orang biasa.
Dalam tak kurang dari lima menit, Sizhu menemukan "sarang" makhluk-makhluk aneh itu tinggal. Sontak seekor serigala berkaki laba-laba langsung menyerang Sizhu yang sedang berlari ke rumah mereka.
Menerjang langsung. BLAR! Satu ekor tumbang. Tubuhnya terbelah oleh hantaman keras tongkat berapi.
Begitu sampai, Sizhu disambut hangat oleh penduduk. Lihatlah, puluhan serigala laba-laba di sekelilingnya. Dan juga seorang penyihir berkepala laba-laba, dengan tubuh manusia yang tak utuh, juga cakar hitam mengerikan. Sibuk sekali lahap menyantap tubuh manusia. Kemungkinan mayat orang-orang berjas tadi atau mayat korban lain.
Telunjuknya mengarah pada Sizhu, entah berbicara apa dengan suara desisan laba-laba. Tapi, Sizhu yakin itu adalah perintah untuk membunuhnya. Segera puluhan serigala laba-laba menerjang bagai air bah dari segala penjuru.
BLAR!
Tongkat Sizhu merah dengan bara api mengelilinginya. Memutar tongkat. Dengan mudah memutus tubuh-tubuh serigala yang menerjang ke arahnya. Silau tengah hutan itu. Cahaya api menakuti penyihir. Berhenti makan. Delapan matanya menyaksikan api yang melahap "anak-anaknya". Bagai memotong tahu rasanya. Lima detik habis sudah, puluhan serigala itu menjadi abu. Tongkat Sizhu yang berputar begitu menakjubkan. Tongkat itu sudah seperti apinya sendiri.
Tanpa basa-basi, Sizhu mengambil langkah kilat. Menusuk penyihir bermuka laba-laba. Membakarnya habis. Penyihir itu menjerit-jerit kesakitan. Hingga semua tubuhnya jadi abu barulah Sizhu menghentikan apinya. Ini mudah.
Selesai semua makhluk jahat menjadi abu, ketua berjas itu akhirnya sampai setelah terengah-engah berlari mengejar Sizhu. Nafasnya menderu tak beraturan. Dia tampak kelelahan.
"Kau ... bagaimana bisa ... berlari ... secepat ... itu ...?" Ketua berjas bersandar ke pohon. Berusaha mengatur nafas. Memperhatikan sekitar.
Semua makhluk sihir dan mayat terbakar yang seperti penyihir, hangus menjadi abu. Banyak jaring laba-laba dan tulang belulang, bahkan potongan daging manusia yang menempel di jaring di atas pohon, ikut terbakar api.
Pemandangan yang mengerikan.
"Kau yang melakukan ini?" Setelah beberapa kali menghirup nafas, akhirnya dia bisa tenang.
Sizhu mengangguk kecil.
"Sebenarnya, siapa kau?" Ketua berjas itu bertanya dengan nada waspada. Remaja mana yang bisa mengeluarkan sihir api sebanyak ini? Bahkan mengalahkan seorang penyihir yang mengendalikan makhluk sihir kategori dua dengan mudah, tanpa ada luka satu pun. Biasanya diperlukan minimal lima orang Hunter bintang dua untuk membunuh satu penyihir yang bisa mengendalikan makhluk sihir. Apalagi belasan makhluk sihir kategori dua.
Dan anak ini berhasil menghabisi mereka dalam sekejap?
"Aku hanya anak remaja biasa." Sizhu menjawabnya dengan tenang. Rapalan sihir di tongkatnya mulai memudar.
Setelah mengucapkan itu Sizhu langsung pergi meninggalkan ketua berjas sendirian.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Sierra~✧
hai kak aku mampir... yukk mampir juga di novel' ku jika berkenan 😊
2024-12-29
0
✨𝓛𝓾𝓴𝓪 𝓬𝓲𝓷𝓽𝓪☘︎
kayak tulisan jepang bagus/Facepalm/
2025-01-11
0
✨𝓛𝓾𝓴𝓪 𝓬𝓲𝓷𝓽𝓪☘︎
apakah serigala nya kuat
2025-01-11
0