Chapter 2 –[ Agensi Hunter 02 ]–

27 Januari 2023

"KAU akhirnya meninggal juga ya, kakek tua."

Seorang lelaki tampan, berambut putih sedang menatap kosong gundukan tanah merah. Ada sebuah nisan terbuat dari kayu menancap di atasnya.

Lao Tzu, guru terbaik.

Pria sipit itu tersenyum tipis. Lebih mirip seringai.

"Tampaknya, kau tak hanya bersembunyi dariku, kakek tua. Kau juga membesarkan seorang murid yang mengagumkan.

"Bayangkan pada malam setelah kematianmu. Aku mengirimkan seorang Arch Witch untuk membunuhnya. Tapi apa yang terjadi? Muridmu berhasil membunuh anak buah yang ku kirim. Anak itu berbakat sekali menggunakan sihir. Ah, matanya yang hijau itu mengingatkan ku sesuatu ...." Pria sipit itu mencoba mengingat-ingat sesuatu.

"Oh, keluarga itu. Keluarga malang itu. Keluarga pengguna sihir murni. Jadi selama ini kau membesarkan seorang monster ya, kakek tua. Kebiasaanmu buruk sekali. Tapi aku akan tetap mengenangmu. Kaulah manusia pertama yang berhasil membuat ku takjub, kakek tua. Akan ku kenang hingga seratus tahun ke depan.

"Dan anak itu ... Untuk sementara aku akan membiarkannya. Aku punya tujuan besar yang harus dituju. Sampai jumpa, kakek tua."

Pria itu menjentikkan jarinya. Lantas, wuss menghilang begitu saja. Pagi yang senyap hingga Pria misterius itu akhirnya pergi.

***

01 Maret 2023

"Ini hasil laporan saya, Manajer Jianying."

Lelaki berkacamata kotak itu, membaca hasil laporan dengan seksama. Dahinya mengernyit begitu membaca hasil laporan.

"Apa yang terjadi di desa Nanchangtan?"

Sorot mata manajer itu terlihat serius. Orang berjas yang memberi laporan menjadi gugup karenanya.

"Seluruh Hunter yang kuberikan padamu terluka parah karena diserbu oleh banyak makhluk sihir saat memasuki hutan. Dan yang tersisa hanyalah kau seorang? Mustahil kau bisa memburu sisanya. Siapa yang menyelamatkanmu di sana?"

Orang berjas itu jadi serba salah karena tak memberi laporan lebih detail. Awalnya dia berharap untuk dapat pujian karena berhasil memburu belasan makhluk sihir kategori dua dan induk penyihirnya sendirian. Ternyata Manajer Jianying lebih teliti dari yang dia kira. Tapi orang berjas itu malah menggeleng.

"Ta-tak ada seorangpun, Tuan." Orang berjas itu gagap mengatakannya. Dalam hati dia memaki diri sendiri. Harus terlihat meyakinkan bagaimanapun agar dapat promosi.

Manajer Jianying masih menatap tajam.

"Katakan atau tidak ku turunkan jabatanmu dari Hunter bintang dua, Wan Chen."

Meneguk ludah. Mendengar hal itu, buru-buru Hunter bernama Wan Chen menjawab.

"Seorang anak laki-laki remaja, membantuku membasmi makhluk sihir dan membunuh induknya. Dia bilang dirinya hanya seorang remaja biasa. Bahkan dia bisa menggunakan sihir api tingkat tinggi dan jago memainkan sebuah tongkat." Orang berjas itu memutuskan menjawab cepat, sebelum pangkatnya diturunkan.

Manajer Jianying menghela nafas.

"Kau tahu, media berita akan menyebar kasus ini. Karena kau sebagai Hunter bintang dua tak mampu membasmi satu makhluk sihir kategori dua yang hanya memakan ternak warga. Dan malah menyebabkan belasan korban Hunter lainnya di dalam hutan. Dan lagi, kau ditolong oleh anak remaja yang entah datang darimana. Membereskan semuanya. Aku heran kau masih punya harga diri sebagai Hunter setelah gagal menjalankan tugas sepele." Kata-kata manajer itu sangat menohok hati. Dia menatap orang di depannya dengan kecewa. Sekali lagi menghela nafas.

"Tapi saya membunuh beberapa ekor makhluk sihir itu, manajer–."

"Diam! Tak usah bicara. Sekarang pikirkan tanggung jawab yang harus kau lakukan. Minta maaflah pada semua Hunter yang terluka parah karena kepemimpinan mu yang buruk. Mulai hari ini kuturunkan kau menjadi Hunter bintang satu lagi. Cepat pergi dari sini." Manajer Jianying tampak sangat marah. Nasib, bukan dapat promosi malah dapat demosi. Orang berjas yang melapor segera beringsut mundur. Meninggalkan kantor Manajer sebelum kemarahan Manajer semakin membludak.

Manajer Jianying menatap lembaran kertas laporan tadi. Bergumam, "Desa Nangchangtan ...."

Manajer itu segera beranjak berdiri. Berjalan keluar kantor. Memasuki lift, menuju atap gedung. Ada sebuah helikopter yang tersedia di sana. Khusus untuk Hunter bintang lima yang bisa memakainya sesuka hati.

Bell AH-1 Cobra, Helikopter tempur. Dengan berbagai macam senjata mesin berat, tentunya sudah diberi mantra. Agar bisa memudahkan peperangan dengan makhluk sihir yang menyerang di udara.

Seorang pilot sudah siap sedia di tempat. Manajer Jianying masuk ke dalam, duduk di belakang.

"Kota Zhongwei, Desa Nangchangtan, Fei."

Pilot helikopter bernama Fei mengangguk. Segera menyalakan mesin, mengendalikan pesawat. Baling-baling pesawat mulai bergerak. Perlahan helikopter mengambang, lantas pergi dari gedung modern lima puluh lantai di tengah-tengah Beijing.

Sedikit informasi, Fei, dulunya adalah multidriver terbaik di kemiliteran. Suatu hari Fei sedang dalam misi menghancurkan pangkalan yang diduga sebagai sarang penyihir di dataran tinggi Tibet sana. Dia, dan tiga tim angkatan udara berangkat dengan jet super, Shenyang FC 31 Gyrfalcon. Berangkat ke sana, awalnya misi terlihat lancar tak ada kendala. Sarang penyihir yang dilaporkan beres dibasmi. Tak disangka hanya dalam sekejap, keadaan berbalik.

Keempat jet super itu kehilangan kendali. Mesin, entah bagaimana malfungsi. Jet itu menukik cepat menghantam tanah. Meledak. Menyisakan kepulan asap hitam. Tiga tim yang lain gagal melakukan pendaratan darurat. Hanya Fei yang berhasil melompat sebelum jet menukik tajam ke bawah. Ternyata yang terburuk belum terjadi sehingga dia menyentuh daratan.

Meskipun siang hari pegunungan itu terasa dingin. Fei istirahat sejenak di celah pegunungan berbatu, mencoba untuk menghubungi bantuan. Tapi nihil, berjam-jam berlalu di celah pegunungan. Monster mengerikan dengan penampilan seperti manusia berwarna merah, gigi-gigi yang bertaring rusak, mata hitam pekat, kuku-kuku tajam, membawa berbagai macam senjata seperti bendulan kayu, pedang bergerigi, atau palu berduri. Makhluk-makhluk itu mirip dengan bangsa orc atau goblin yang ada di film. Fei yang panik mencoba melawan monster-monster itu. Tapi sayang, dia kalah jumlah dan kekuatan.

Lalu apa yang terjadi?

Monster-monster ini punya hobi untuk menjadikan manusia sebagai budak. Tak hanya Fei, banyak penduduk desa setempat yang tertangkap dan dijadikan budak oleh monster-monster biadab ini. Berhari-hari. Menyulam minggu. Membentuk bulan. Hingga bulan ketiga dia jadi budak dengan perlakuan tidak pantas. Tubuhnya mengering karena jarang makan. Bahkan beberapa harus saling membunuh demi bisa makan. Siksaan berupa pecutan, pukulan, nafsu seksual monster itu sudah seperti makanan sehari-hari. Dan begitu manusia itu mati, mereka dijadikan makanan untuk persembahan raja mereka; seorang Arch Witch.

Tiga bulan bagai mimpi buruk. Hingga muak Fei dengan hidup. Dia mulai berfikir untuk bunuh diri. Akhirnya para Hunter menemukan sarang monster-monster biadab ini.

Operasi besar-besaran dilakukan, pertempuran sengit segera meletus. Gunung ikut bergetar dengan pertempuran itu. Ternyata selama ini Arch Witch dan para pasukannya bersembunyi di dalam gunung.

Setelah pertempuran berlangsung selama berjam-jam ...

Akhirnya seorang Hunter berhasil memenggal kepala raja monster, Arch Witch. Dan yang memenggal kepala itu ialah seorang lelaki berumur kepala dua, berkacamata kotak, berambut coklat, dengan pedang katana yang masih mengalir darah hitam Arch Witch. Dialah Manajer Jianying. Hunter bintang lima dari China, Asisten Ketua Divisi. Momen itu takkan pernah hilang di kepala Fei.

Semua orang yang masih hidup diselamatkan olehnya. Itu tragedi yang tak akan terlupakan. Hingga sekarang dia bersumpah untuk setia pada Manajer Jianying karena sudah menyelamatkan hidupnya dari neraka itu. Karena Fei seorang multidriver berbakat, dia dipilih sebagai pilot pribadi Manajer Jianying. Meskipun dia mengalami trauma dengan penyihir. Dia masih mengutamakan kesetiaan pada penyelamat hidupnya, dibanding dengan trauma yang dialaminya.

***

Tiga jam terbang mengudara. Akhirnya Manajer Jianying sampai ke tujuan. Kota Zhongwei. Sesampainya di sana, Manajer Jianying menaiki mobil menuju desa Nanchangtan, desa dekat sungai kuning. Jelas tujuannya ke sana demi mencari anak muda yang diceritakan anak buahnya tadi. Sangat langka menemukan anak muda yang memiliki bakat dalam hal sihir dan pertarungan. Dia tertarik karena itu.

Hari sudah mulai menguning. Manajer Jianying telah sampai di desa. Tanpa banyak membuang waktu, dia bertanya ke penduduk sekitar tentang Sizhu.

"Pemuda remaja yang selalu membawa tongkat ... Oh ya, saya melihatnya." Seorang bapak-bapak penjual makanan terlihat yakin.

"Dimana bapak melihatnya?"

"Yah, kemarin malam dia kembali kesini dengan baju dan tongkat yang berlumuran darah. Seorang wanita muda membawanya karena tertarik padanya."

"Wanita muda? Seperti apa wanita muda itu?"

"Hmm ... Dia wanita berambut putih panjang, dengan gaun ungu indah, dan juga wajahnya terlihat sangat cantik, kulitnya juga terlihat putih. Mereka berdua membeli makanan disini." Bapak-bapak itu mencoba mengingat-ingat.

Manajer Jianying merasa familiar dengan penampilan yang disebutkan. Siapa wanita itu?

"Mereka pergi ke arah mana?"

"Oh ya, mereka pergi menaiki mobil terbang berwarna hitam. Mungkin menuju kota."

Manajer Jianying menghela nafas. Dia terlambat. Tapi sepertinya dia tahu siapa wanita cantik itu.

"Baiklah, terima kasih atas informasinya, pak."

Bapak-bapak itu menjawab ya singkat. Mengupil tak peduli. Manajer Jianying itu segera menaiki mobil, kembali ke kota. Tampaknya dia harus pergi ke markas pusat. Ini menjadi sia-sia, hanya melelahkan saja.

Mobil segera berjalan cepat meninggalkan pelataran desa.

Markas utama Agensi Hunter, Qincheng.

***

Malam hari. Cuaca cerah tanpa awan. Menunjukkan keindahan gemintang di langit. Lukisan langit memang yang terbaik.

Pupil mata Sizhu yang hijau memantulkan semua keindahan itu. Melamun. Mengingat hal yang baru saja terjadi kemarin.

...

Setelah beres memburu serigala-serigala berkaki laba-laba dan ibunya. Sizhu kembali ke desa, mencari makanan. Lapar sekali perutnya setelah berlarian menggebuki makhluk menyeramkan. Setidaknya dia punya beberapa uang yang dia temukan di saku orang-orang berjas. Mungkin nasi goreng yang dia lihat tadi bisa mengisi perut. Membayangkannya saja sudah membuatnya mengiler.

"Kamu ..."

Seorang wanita muda berparas cantik, terdiam di depan Sizhu. Mau tak mau Sizhu pun berhenti berjalan. Saling bertukar tatap.

"Bau darah yang menyengat ... Ara~ kamu baru saja membunuh seorang penyihir ya?" Wanita cantik itu mendekati Sizhu. Membuatnya gugup. Mengendus-endus Sizhu.

"Uh, maaf anda siapa?" Sizhu mencoba menjauh dari wanita cantik itu. Dia jadi merasa tak enak. Apa tubuhnya sebau itu? Padahal baru tadi pagi dia mencuci bajunya di sungai.

Wanita cantik itu tersenyum, senyuman yang memikat. "Dua belas, dan satu Arch Witch. Ara~ Sepertinya kamu sangat kuat. Kamu belajar dimana?"

Sizhu mulai menatap wanita cantik ini dengan serius. Bagaimana dia bisa menebaknya dengan akurat?

"Siapa kau?" tanya Sizhu penuh waspada.

Wanita cantik itu tenang menjawab.

"Maukah kamu bekerja denganku?" ucapnya lembut.

"Kenapa aku harus bekerja untukmu?" tanya Sizhu balik. Dia tak mudah percaya dengan siapa pun. Gurunya mengajarinya seperti itu.

Jangan percaya siapa pun, hingga jelas keinginannya.

Wanita cantik itu membalas lembut.

"Jika kamu bekerja denganku, semua keinginanmu akan ku kabulkan. Bagaimana?"

Sizhu tampak merenung sebentar.

Keinginan ...

Apa yang ku inginkan?

Jawabannya. Tidak ada.

Sizhu menggeleng sebagai jawaban.

"Saat ini aku tak punya keinginan." jawabnya, polos.

Wanita cantik itu terkejut.

Eh? Baru kali ini dia bertemu anak remaja seunik ini.

Suara perut keroncongan menghentikan pembicaraan mereka. Keras sekali sinyal suara perut itu. Sizhu bersemu merah dibuatnya karena malu.

Wanita cantik di depannya tertawa kecil mendengar suara keroncongan dari perut Sizhu.

"Kamu mau makan?"

Sizhu mengangguk-angguk.

Mereka mengambil tempat duduk di restoran nasi goreng yang baru Sizhu lihat beberapa saat lalu. Wanita cantik itu berbaik hati memesankan makanan. Mereka duduk saling berhadapan. Begitu makanan terhidang, Sizhu lahap memakannya–beberapa kali tersedak–. Sizhu terlihat seperti manusia yang kelaparan tiga hari, (secara harfiah).

"Ara~ Pelan-pelan saja. Kamu bisa tambah sesukanya." Wanita cantik itu berbaik hati menuangkan air ke gelas Sizhu.

Sizhu menghargainya, bergumam pelan, "Terima kasih."

Wanita cantik itu tersenyum, senyuman yang memikat. "Sama-sama." jawabnya singkat.

Lima menit, dua piring nasi goreng dan semangkuk mie jjampong tandas. Puas perut Sizhu. Dia menatap wanita cantik di hadapannya yang hanya diam tersenyum melihatnya makan. Dia tak lapar kah?

"Kau tak makan?" tanya Sizhu, datar.

Wanita cantik itu menggeleng. "Aku tak lapar."

"Aku tak ingin bekerja. Bekerja itu merepotkan." Sizhu masih tetap kukuh dengan jawabannya. Dia mengerti wanita cantik itu masih berharap padanya.

"Mmm ... Kalau begitu aku rubah penawarannya. Ikutlah denganku. Kamu tak perlu repot-repot bekerja atau hal lainnya. Yang kuinginkan hanya kamu." Wanita cantik itu menunjuk Sizhu.

"Ke mana?"

"Ke tempatku."

Sejenak Sizhu menimbang-nimbang. Masih berpikir.

"Akan ku masak makanan yang lezat setiap harinya, bagaimana?"

Mendengar kata makanan, Sizhu tanpa ragu mengangguk-angguk.

Wanita cantik itu tersenyum senang. Dia mengulurkan tangannya.

"Namaku Luxia, siapa namamu?

"Sizhu." Menerima uluran tangannya. Berjabat tangan.

Sepasang mata mereka saling beradu tatap. Mata ungu yang indah bak permata. Terlihat dalam. Dan gelap. Sekaligus cantik.

Hening beberapa saat itu terasa ganjil bagi Sizhu. Luxia melepas tangannya.

"Ayo kita pergi, Sizhu."

Terdengar lembut di telinga.

***

Terpopuler

Comments

piyo lika pelicia

piyo lika pelicia

semangat ☺️

2024-05-14

0

Anita Jenius

Anita Jenius

Polos ya

2024-04-03

0

Mirabella

Mirabella

polos sekali 😂

2024-03-20

0

lihat semua
Episodes
1 Prologue
2 Chapter 1 –[ Agensi Hunter 01 ]–
3 Chapter 2 –[ Agensi Hunter 02 ]–
4 Chapter 3 –[ Agensi Hunter 03 ]–
5 Chapter 4 –[ Zhàn dòu 01 ]–
6 Chapter 5 –[ Zhàn Dòu 02 ]–
7 Chapter 6 –[ Zhàn Dòu 03 ]–
8 Chapter 7 –[ Sihir dan Penyihir 01 ]–
9 Chapter 8 –[ Sihir dan Penyihir 02 ]–
10 Chapter 9 –[ Sihir dan Penyihir 03 ]–
11 Chapter 10 –[ Sihir dan Penyihir 04 ]–
12 Chapter 11 –[ Sihir dan Penyihir 05 ]–
13 Chapter 12 –[ Liburan? ]–
14 Chapter 13 –[ Pedang Goujian 01 ]–
15 Chapter 14 –[ Pedang Goujian 02 ]–
16 Chapter 15 –[ Investigasi Rahasia 01 ]–
17 Chapter 16 –[ Investigasi Rahasia 02 ]–
18 Chapter 17 –[ Investigasi Rahasia 03 ]–
19 Chapter 18 –[ Lucifer 01 ]–
20 Chapter 19 –[ Lucifer 02 ]–
21 Chapter 20 –[ Simposium ]–
22 Chapter 21 –[ Pesan Terakhir ]–
23 Chapter 22 –[ Hunter Tamer ]–
24 Chapter 23 –[ Pertandingan Evaluasi 01 ]–
25 Chapter 24 –[ Pertandingan Evaluasi 02 ]–
26 Chapter 25 –[ Pernyataan Perang ]–
27 Chapter 26 –[ Mata-Mata Ganda ]–
28 Chapter 27 –[ Lao Tzu 01 ]–
29 Chapter 28 –[ Lao Tzu 02 ]–
30 Chapter 29 –[ Lao Tzu 03 ]–
31 Chapter 30 –[ Memento Mori ]–
32 Chapter 31 –[ Fang Tzu ]–
33 Chapter 32 –[ Gerbang Gehenna ]–
34 Chapter 33 –[ Transmigrasi Jiwa ]–
35 Chapter 34 –[ Bintang Aries ]–
36 Chapter 35 –[ Yohan ]–
37 Chapter 36 –[ Kebangkitan Raja Kuno 01 ]–
38 Chapter 37 –[ Kebangkitan Raja Kuno 02 ]–
39 Chapter 38 –[ Kebangkitan Raja Kuno 03 ]–
40 Chapter 39 –[ Kebangkitan Raja Kuno 04 ]–
41 Chapter 40 –[ Kebangkitan Raja Kuno 05 ]–
42 Chapter 41 –[ Kebangkitan Raja Kuno 06 ]–
43 Chapter 42 –[ Kebangkitan Raja Kuno 07 ]–
44 Chapter 43 –[ Ketenangan Sebelum Badai 01 ]–
45 Chapter 44 –[ Ketenangan Sebelum Badai 02 ]–
46 Chapter 45 –[ Ketenangan Sebelum Badai 03 ]–
47 Chapter 46 –[ Shanghai dan Hong Kong 01 ]–
48 Chapter 47 –[ Shanghai dan Hong Kong 02 ]–
49 Chapter 48 –[ Shanghai dan Hong Kong 03 ]–
50 Chapter 49 –[ Kutukan Dan Pembalasan 01 ]–
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Prologue
2
Chapter 1 –[ Agensi Hunter 01 ]–
3
Chapter 2 –[ Agensi Hunter 02 ]–
4
Chapter 3 –[ Agensi Hunter 03 ]–
5
Chapter 4 –[ Zhàn dòu 01 ]–
6
Chapter 5 –[ Zhàn Dòu 02 ]–
7
Chapter 6 –[ Zhàn Dòu 03 ]–
8
Chapter 7 –[ Sihir dan Penyihir 01 ]–
9
Chapter 8 –[ Sihir dan Penyihir 02 ]–
10
Chapter 9 –[ Sihir dan Penyihir 03 ]–
11
Chapter 10 –[ Sihir dan Penyihir 04 ]–
12
Chapter 11 –[ Sihir dan Penyihir 05 ]–
13
Chapter 12 –[ Liburan? ]–
14
Chapter 13 –[ Pedang Goujian 01 ]–
15
Chapter 14 –[ Pedang Goujian 02 ]–
16
Chapter 15 –[ Investigasi Rahasia 01 ]–
17
Chapter 16 –[ Investigasi Rahasia 02 ]–
18
Chapter 17 –[ Investigasi Rahasia 03 ]–
19
Chapter 18 –[ Lucifer 01 ]–
20
Chapter 19 –[ Lucifer 02 ]–
21
Chapter 20 –[ Simposium ]–
22
Chapter 21 –[ Pesan Terakhir ]–
23
Chapter 22 –[ Hunter Tamer ]–
24
Chapter 23 –[ Pertandingan Evaluasi 01 ]–
25
Chapter 24 –[ Pertandingan Evaluasi 02 ]–
26
Chapter 25 –[ Pernyataan Perang ]–
27
Chapter 26 –[ Mata-Mata Ganda ]–
28
Chapter 27 –[ Lao Tzu 01 ]–
29
Chapter 28 –[ Lao Tzu 02 ]–
30
Chapter 29 –[ Lao Tzu 03 ]–
31
Chapter 30 –[ Memento Mori ]–
32
Chapter 31 –[ Fang Tzu ]–
33
Chapter 32 –[ Gerbang Gehenna ]–
34
Chapter 33 –[ Transmigrasi Jiwa ]–
35
Chapter 34 –[ Bintang Aries ]–
36
Chapter 35 –[ Yohan ]–
37
Chapter 36 –[ Kebangkitan Raja Kuno 01 ]–
38
Chapter 37 –[ Kebangkitan Raja Kuno 02 ]–
39
Chapter 38 –[ Kebangkitan Raja Kuno 03 ]–
40
Chapter 39 –[ Kebangkitan Raja Kuno 04 ]–
41
Chapter 40 –[ Kebangkitan Raja Kuno 05 ]–
42
Chapter 41 –[ Kebangkitan Raja Kuno 06 ]–
43
Chapter 42 –[ Kebangkitan Raja Kuno 07 ]–
44
Chapter 43 –[ Ketenangan Sebelum Badai 01 ]–
45
Chapter 44 –[ Ketenangan Sebelum Badai 02 ]–
46
Chapter 45 –[ Ketenangan Sebelum Badai 03 ]–
47
Chapter 46 –[ Shanghai dan Hong Kong 01 ]–
48
Chapter 47 –[ Shanghai dan Hong Kong 02 ]–
49
Chapter 48 –[ Shanghai dan Hong Kong 03 ]–
50
Chapter 49 –[ Kutukan Dan Pembalasan 01 ]–

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!