Married With Arrogant Ceo
Pernah tidak kalian melewati hari melelahkan setelah capek beraktivitas, ingin sekali cepat-cepat istirahat sejenak dari keadaan dunia tapi malah dihadapkan oleh situasi dua kali lipat lebih melelahkan?
Seperti sore ini, rasanya Dyra letih sekali, kerjaannya di kantor lumayan menguras tenaga dan semangatnya hari ini. Niatnya sih ingin mengistirahatkan diri dengan rebahan di kasur sambil menikmati secangkir teh dan biskuit cokelat kesukaannya, tapi baru saja membuka pintu rumah, Dyra langsung disambut oleh sebuah isakan.
Tentu langsung menjadi pertanyaan dalam benaknya, sore-sore begini siapa yang menangis? Gak mungkin mbak Kun, bulu kuduk Dyra langsung merinding.
"Keysa gak mau menikah Pa, Keysa udah punya Rangga. Tolong jangan paksa Keysa menikah dengan orang gak jelas gitu. Ada rumor yang bilang dia monster. Udah tua jelek lagi, Keysa gak mau!, Kalaupun menikah Keysa mau nikah nya sama Rangga" Itu suara Keysa.
Kening Dyra lantas mengerut. Mendengar penuturan Keysa sepertinya masalah yang sedang terjadi sekarang ini lumayan serius.
"Benar kata Keysa Pa! Gak bisa, aku gak mau ngorbanin anakku karena hutang sialanmu itu!" Giliran teriakan tante Miranda yang Dyra dengar.
Dyra mempercepat langkahnya karena penasaran, sesampainya di ruang tamu, perempuan itu melihat tante Miranda menangis sontak Dyra bertanya, "tante kenapa? Ada apa ini? Kenapa Keysa juga nangis?"
Tante Miranda lantas melihat ke sumber suara, lama dia menatap Dyra kemudian mengalihkan tatapannya kearah Om Bagaskara, wajah Om Bagas yang dari tadi kusut berubah dan senyuman terbit di masing-masing wajah mereka seolah ada sesuatu yang mereka pikirkan setelah melihat Dyra dan itu pasti tidak baik.
"Bagus sekali kamu sudah pulang Dyra. Ada yang ingin Om bicarain, kamu duduk di sini dulu." Om Bagas menuntunku duduk di sofa. Aku menurut. Kami duduk berhadapan dengan suasana mencengkam yang entah kenapa membuatku tidak nyaman, semacam ada sesuatu setelah ini yang melibatkan Dyra.
Feeling Dyra saja sih.
Dyra lihat tante Miranda dan Keysa menatapnya dengan tatapan tidak suka seperti biasanya. Ya sudahlah, aku tidak ada niatan balik menatap mereka sinis.
"Dyra saat ini Om dapat banyak masalah, Om terancam berhenti kerja dan juga hutang Om banyak pada seseorang dan saat ini Om belum bisa melunasinya, dan lebih parah nya lagi untuk menebus hutang itu mereka meminta putri kami untuk dinikahkan dengan pimpinan mereka, Om jadi bingung." Om Bagas mulai bercerita panjang lebar.
Dyra mengerutkan kening, merasa ada yang rancu dicerita tersebut. "Apa gak bisa dibayar om, Dyra bakal kerja keras untuk bantu Om bayar hutangnya." Sambil mengatakan itu, Dyra melirik kearah Keysa yang tangisnya sudah pecah kembali. Dia terisak dalam pelukan tante Miranda.
"Gak bisa Dyra, hutang Om itu banyak, gak bisa dilunasi saat ini." Suara om Bagas terdengar putus asa.
Dyra menghela napas. "Hutang Om sebanyak apa sampai membuat Keysa terpaksa menikah?"
Belum sempat om Bagas menjawab, Tante Miranda sudah lebih dulu memotong. "Siapa bilang Keysa yang akan menikah? Yang akan menikah itu kamu Dyra, menggantikan Keysa. Dengan begitu masalah beres."
Alis Dyra lantas menyatu tidak terima. "Maksud Tante? Kenapa pula jadi aku yang menikah dengan orang itu?"
"Dyra." panggil om Bagas. Dyra menatap langsung pada mata Om Bagas yang tidak terdapat kehangatan seperti biasanya lagi. Kali ini dia benar-benar serius. "Dari kecil hingga saat ini kami telah membesarkanmu. Tolong bantu Om kali ini saja, anggap saja sebagai balas budimu kepada kami."
Dyra terdiam mendengar ucapan Om Bagas yang terdengar bagaikan bom waktu menghantam nuraninya.
Keysa berpindah duduk di sebelah Dyra, meraih kedua tangannya lalu mengenggamnya dengan tatapan memohon. "Dyra kamu mau ya gantiin aku, secara aku kan udah ada Rangga, gak mungkin juga kan menikah, lagian ada rumor yang bilang kalo orang itu jelek gendut, udah gitu monster lagi. Aku gak mau, jadi pantasnya untuk kamu aja."
Dyra terdiam, menatap lurus lantai keramik yang ada di bawah kakinya. Luka hatinya kembali terbuka dengan Keysa menyebut nama Rangga- mantan pacarnya.
"Tapi kenapa harus aku? Keysa aja gak mau dan nolak, kenapa Dyra gak boleh nolak juga?"
"Kamu ini gak tau berterima kasih ya Dyra! Sudah dibesarkan seperti ini malah gak mau balas budi keterlaluan kamu!" Tante Mira marah, sangat marah, nada suaranya yang meninggi menjadi bukti amarahnya.
Dyra meremat rok yang dikenakannya.
"Benar Dyra, Om minta tolong sekali sama kamu, Keysa tidak mau Om mau minta tolong dengan siapa lagi?" Perkataan om Bagas seakan menyudutkannya.
"Tapi om ... apakah harus menikah adalah solusinya?"
"Tidak ada solusi lain, Dyra. Dengan menikah mereka akan langsung melunasi hutang-hutang Om, mereka bersedia berbaik hati karena pimpinan mereka sedang butuh pendamping."
"Tapi Om, Dyra akan bekerja keras 2 kali lipat lagi untuk melunasi hutang Om jadi coba Om minta waktu lagi sama mereka, ato Dyra yang datang menemui mereka langsung." Dyra masih berusaha untuk nyari solusi tanpa harus menikah.
"Udah deh Dyra kamu nurut aja bisa nggak sih? Kamu sudah kami besarkan dari kecil, kamu pikir membesarkan kamu gak pake biaya? Om kamu itu banyak hutang juga karena besarin kamu juga, jadi beban saja bisanya."
Ingin rasanya Dyra membalas omelan pedas tante Miranda barusan, tapi sekalinya anjing mengonggong tidak akan berhenti kalau sudah capek sendiri kan? Mending tidak usah diladeni saja sekalian. Dyra menatap Om Bagas sekali lagi tetapi terlihat tidak ada solusi lain diwajahnya selain menikah dengan pimpinan yang memberi hutang itu. Dyra tertunduk lesu.
Akhirnya Dyra hanya bisa menghela napas, dan mengangguk dengan terpaksa. "Aku pikirkan dulu Om." Dyra berlalu ke kamar dengan air mata tertahan. Dyra tidak akan menangis di sini, mengeluarkan air mata di depan mereka sama saja dirinya mengakui kekalahannya.
"Gak ada yang perlu dipikirkan, besok kamu harus bersiap-siap karena akan dijemput calon mempelai." Teriakkan tante Mira masih terdengar dari ruang tamu.
Mengunci pintu kamar, air mata yang sudah ditahan-tahannya akhirnya jatuh juga. Kalau dipikir-pikir, memang Dyra selama ini 'menumpang' hidup di keluarga ini. Om Bagas dan tante Mira sudah banyak membantunya, dan sudah seharusnya Dyra membalas kebaikan mereka. Tapi Dyra masih tidak Terima dirinya sudah berusaha untuk membalas budi dengan bekerja membanting tulang, dan hasil nya selalu dibagikan kepada Tante Mira dirinya hanya bisa menikmati sedikit uang hasil jerih payahnya sendiri. Apa perlu dengan menyerahkan dirinya kepada orang lain? Menikah dengan orang yang bahkan tidak dikenal sebagai pelunas hutang?
Dyra merebahkan tubuhnya di kasur, mengenang kembali kejadian pahit saat dirinya masih berumur 5 tahun. Kecelakaan mobil menyebabkan kedua orang tuanya meninggal, om Bagas yang merupakan adik dari mamanya, mengadopsi Dyra dan mengambil alih wali orangtuanya untuk merawat Dyra. Beginilah akhirnya Dyra dibesarkan di keluarga ini.
Tanpa bisa berbuat apa-apa, Dyra tidak bisa menolak perintah om Bagas dan tante Mira karena perempuan itu banyak berhutang budi pada mereka.
Sudah kuputuskan. Meski sulit, dengan berat hati aku menerimanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Siska
keluarga ny dyra malah mksa kenapa gk anak ny aja yg dipaksa yg punya kn mereka
2024-04-18
1
Anita Jenius
Salam kenal kak
2024-04-09
1
Hana Rubi
wah cerita baru nih, suka dengan cerita yang berbau pemaksaan kayak gini.
2024-01-23
1