Detik jam menggema diseluruh ruangan yang tenang dan damai, sedamainya tidur Dyra saat ini. Dyra terbangun dan sudah terbiasa dengan kamar yang super mewah menurut dia. Dyra tidak lagi seperti orang kebingungan seperti terbangun ditempat asing. Seperti rutinitas biasa Dyra pun beberes dan bersiap-siap pergi kerja.
Tapi saat Dyra sudah sampai dibawah Dyra kaget dengan penampakan di meja sarapan, ya itu Nicho, tumben dia udah duduk disana dan berpakaian rapi lagi, Dyra pun mau tidak mau ikut sarapan bersama Calon suami nya itu.
Suasana hanya hening tidak ada pembicaraan atau memulai perkataan disana, hanya terdengar suara sendok yang sesekali bergesekan dengan piring, Dyra cepat-cepat menuntaskan sarapan nya karena sudah tidak tahan dengan keheningan ini, dan bersiap-siap mau pergi kerja, tapi tiba-tiba nicho menarik tanganknya dan membawa nya masuk ke mobilnya.
"Nicho aku mau dibawa kemana." Kata Dyra kaget
"Kekantor lah, mulai hari ini kita berangkatnya bareng." Nicho mendudukkan Dyra dibangku depan sebelahnya.
What. Dyra kaget. "Ya gak bisa gitu dong aku gak mau bisa-bisa orang kantor tau kita ada hubungan." Jawab Dyra protesprotes, baru aja tadi malam buat kontrak ini cowok lupa apa gimana sama syaratnya.
"Kamu takut banget hubungan ini diketahui orang-orang tapi bagus juga sih dirahasiain." Nicho berpikir lagi agar semua nya aman.
"Itu kamu tau makanya biar aku pergi sama supir aja." Dyra mau turun dari mobil tapi tertahan oleh Nicho.
"Diam disitu Dyra kita pergi sama-sama kekantor, tenang gak bakalan ada yang lihat, tempat parkiran aku tu khusus, kalo dilift ya kan wajar saja bersama gak akan ada yang curiga." Jawab Nicho santai dan mulai melajukan mobilnya.
Dyra hanya bisa pasrah mengikuti keinginan Nicho dengan pikiran cemas, berharap apa yang dikatakan Pria itu benar tidak akan ada yang melihat mereka. Sesampainya dikantor mobil melaju menuju parkiran khusus Dyra yang sedari tadi tegang bisa bernapas lega.
Nicho langsung menggandeng Dyra menaiki lift, Dyra yang digandeng hanya melihat kearah Nicho ada perasaan aneh dihatinya dan sesampainya di lift Dyra langsung melepaskan gandengan tangan Nicho, tentu saja Nicho kaget, bisa-bisanya tanpa sadar menggandeng tangan Perempuan itu. Dyra selamat sampai diruangannya tanpa ada yang melihat mereka bersama, Dyra pun bernapas lega, terlihat Naomi melambaikan tangannya.
"Dyra wajah kamu cemas gitu." Naomi memasang raut wajah khawatir.
"Biasalah Mi, Nicho maksa pergi kerja bareng padahal aku takut ketahuan, untung aja dia ada parkiran khusus jadi gak terlihat orang." Dyra bercerita dengan wajah memelas.
"Ya gak apalah Dyra jadi kamu gak susah lagi naik angkutan umum." Naomi setuju dengan Nicho.
"Ya gak bisa Naomi bisa berabe jika orang kantor tau, lagian aku perginya di antar supir Mi, gak pake angkutan umum lagi. " Dyra kesal karena Naomi malah setuju dengan Nicho.
"Maaf deh Dyr, jangan pasang raut wajah kecewa gitu, aku juga gak mau hubungan kalian ketahuan." Naomi mengangkat dua jari nya.
"Eh iya gimana kamu pulang semalam diantar Devano amankan?." Dyra mulai cemas lagi dengan sahabat nya itu.
"Aman kok Dyra." Naomi tersenyum dan seperti ingin bercerita tapi kami harus kerja karena jam masuk sudah dimulai, kami pun bekerja seperti biasa.
Tidak terasa jam pulang pun sudah tiba, hari ini rencananya kami mau melarikan diri dari mereka berdua, Dyra dan Naomi langsung berlari menuju lift saat jam pulang, dan untung saja tidak berpapasan dengan mereka di lift.
Dyra dan Naomi senang berhasil keluar dari kantor tanpa ketahuan. Kami pun langsung mencari makanan untuk mengisi perut, lapar terasa karena tenaga terkuras habis dan karena ingin makan yang manis untuk mengurangi stres, kami memasuki toko kue favorit kami melihat dessert yang lucu dan imut didepan mata, kami pun gak sabar ingin menyantapnya.
Selesai memilih dessert kami pun menuju meja bersiap untuk makan, belum sempat makan tiba-tiba hp Dyra bergetar, Dyra sudah menebak itu Nicho, Dyra mengabaikan nya karena gak ingin diganggu untuk sejenak.
"Dyra hp kamu bunyi terus matikan saja lah biar gak diganggu Pak ceo itu terus." Naomi mulai risau juga karena mereka kabur.
Dyra mematikan hp nya dan menikmati waktu nya tanpa Nicho. Naomi pun juga mematikan ponsel nya bisa saja dia juga di hubungi, tanpa mereka sadari mereka sudah nekat.
•••
Sementara itu ditempat parkiran khusus tampak Nicho kesal karena Dyra tiba-tiba tidak bisa dihubungi.
"Sial malah tiba-tiba gak aktif awas kamu Dyra." Nicho geram seumur-umur gak ada cewek yang pernah memperlakukan nya seperti itu, Nicho uring-uringan dan mendesak Devano untuk mencari tersangka yaitu Dyra dan Naomi, Devano pun kesal karena mereka menjadi menambah kerjaan dia yang sudah menumpuk.
•••
Dyra dan Naomi mereka telah selesai makan dessert dan berencana ingin pulang, karena tidak ingin berlama-lama kabur, bisa saja Calon Suaminya itu marah besar jika tambah lama lagi pulang nya. Dyra dan Naomi sedang menunggu taksi datang, tapi dari belakang ada yang menarik mereka pertama Dyra kaget dan berusaha meronta tapi setelah melihat siapa orang yang telah lancang menarik tangannya dia pun terdiam dan menurut.
"Tuhan tidak bisakah aku lebih lama santai dari pria ini." Dyra frustasi dengan sosok Pria di hadapannya.
Dyra sudah duduk manis dibelakang bersama Nicho sedangkan Naomi didepan tampak gelisah bersama Devano, suasana hening se hening-heningnya. Dyra melirik Nicho dan devano tampak raut wajah kesal mereka, jadi Dyra hanya diam gak mau buat masalah lagi dan memilih menatap keluar jendela.
Memasuki gerbang Dyra merasa aneh biasanya mereka mengantar Naomi terlebih dulu. Sampai dirumah Dyra ditarik turun oleh Nicho dan menyuruh Devano pergi mengantar Naomi, Dyra ditarik kasar menuju rumah, Dyra berusaha untuk melepaskan cengkeraman ditangannya tapi Nicho tetap masih menyeretnya, hingga terasa perih dipergelangan tanganktangannya membuat Dyra terisak, mendengar isakan Dyra Nicho pun melepaskan tangan Dyra dan telihat kelabakan karena Dyra menangis.
"Maaf Dyra aku gak bermaksud membuat kamu menangis begini maaf ya apa tanganmu sakit." Nicho berubah dari kesal menjadi lembut dan berusaha menenangkan Dyra.
Melihat Nicho yang seperti itu Dyra malah menangis kencang.
"Huaaa huaaa Nicho jahat sakit tau huhuhu." Dyra mengusap pergelangan tangannya.
"Maaf Dyra maaf." Nicho langsung memeluk Dyra mengusap punggungnya agar tenang.
Diperlakukan seperti itu baru pertama ini Dyra rasakan setelah orang tuanya meninggal Dyra merasa nyaman dan membenamkan kepalanya didada bidang Nicho.
Tak lama kemudian sadar dan langsung melepaskan pelukannya.
"Maaf Nicho aku gak bermaksud begini." Dyra ingin pergi kekamar dan menahan rasa malukmalunya.
"Tunggu Dyra biar aku obati dulu tanganmu." Nicho mendudukkan Dyra disofa dengan telaten mengobati merah dipergelangan tangan Dyra, Dyra melirik Nicho yang seperti salah tingkah tapi Dyra segera menepisnya mana mungkin Nicho seperti itu dengan dirinya, selesai mengobati Nicho pun bersuara.
"Dyra aku gak mau ya kamu seenaknya pergi tanpa bilang dan juga berani mematikan ponsel." Nicho mulai kesal lagi.
"Ya kalo gak kayak gitu kamu pasti memaksa aku pulang sama lagi, aku juga butuh waktu sendiri Nicho di kontrak juga kan ditulis jangan mencampuri urusan pribadi ku, udah sah kok itu." Dyra membela diri.
"Iya tapi kamu juga kasih tau kalo mau sendiri kan bisa." Nicho juga gak mau kalah.
"Iya iyadeh lain kali gak diulangi." Dyra mengalah juga karena lelah dan tidak ingin berdebat.
"Baiklah kamu istirahat lah kekamar kamu, dan ingat kata-kataku." Nicho membuang mukamuka tidak bisa menahan malu yang dilakukan nya tadi.
Dyra pergi dengan jantungnya mulai berdetak gak karuan, sesampainya dikamar Dyra mengunci pintu dan mengatur jantungnya agar tenang, teringat kembali kejadian ditempat Nicho tadi membuat nya malu sendiri.
"Mengapa aku bisa seperti itu ya didepan Nicho gak biasanya, aakhhh ini membuat aku gila, malu banget bisa-bisanya nangis habis tu nyaman dipelukannya, gila kamu Dyra emang Nicho tampan tapi dia bukan tipe kamu gak tau ah lebih baik aku mandi."
•
•
•
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments