Pagi yang cerah, suasana kantor juga seperti biasa nya terdengar suara mesin, ketikan dan mesin foto kopi, saat Dyra sudah berada di meja kerjanya, Dyra mendapati sebuah memo, Kebiasaan Dyra mengecek memo sebelum mulai pekerjaan, Dyra mengambil memo itu dan melihat isinya, ternyata dari ibu tirinya Nicho.
Disana tertulis Ibu tiri Nicho meminta untuk bertemu dan menunggunya pada saat istirahat dicafe depan kantor Dyra bekerja. Pada jam istirahat Dyra memutuskan untuk menemui Ibu tiri Nicho, karena penasaran dengan cerita mereka, sampai membuat Nicho murka begitu jika bertemu. Naomi tidak bisa diajak sekarang karena sibuk dengan kerjaan Devano. Jadilah Dyra pergi sendiri.
Dyra menghampiri ibu Nicho yang sudah berada disana, wanita paruh baya itu melambai kearah Dyra, saat perempuan itu masuk kafe.
"Nama kamu siapa." Tanya wanita itu dengan senyum palsunya.
"Dyra tante." Jawab Dyra sopan.
"Saya Melisha, kamu bisa panggil saya tante Meli." Sambut Melisha masih ramah.
"Baik tante Meli." Jawab Dyra dengan senyum ramahnya.
"Kita langsung ke inti nya saja, sebelum kamu lebih dekat lagi dengan Nicho, sebaiknya kamu tinggalin dia, karena apa, karena Nicho itu gak sebaik yang kamu pikirkan dia sering gonta ganti cewek, sebentar lagi juga dia bosan sama kamu." Nasehat wanita paruh baya itu menjelek kan Nicho didepan Dyra.
"Kenapa tante berpikir begitu bukankah Nicho anaknya tante." Ujar Dyra heran dengan penuturan tante Melisha.
"Jadi Nicho belum cerita ya, Nicho itu anak tiri tante, informasi kecil ini aja dia gak cerita apalagi yang besarnya bisa-bisa kamu ditinggal." Desak wanita itu berusaha mempengaruhi Dyra.
"Tapi yang selama ini saya lihat Nicho tidak seperti itu." Sanggah Dyra masih tidak percaya.
"Jadi kamu tidak mempan dengan rumor ya, Oke saya mengerti. Begini aja deh Dyra, kamu bantu tante untuk membuat Nicho hancur dan imbalannya kamu mendapatkan uang banyak tanpa harus menggoda Nicho. " Ajak tante Melisha akhirnya mengungkapkan maksudnya.
"Kok tante bisa jahat gitu, mau ngancurin hidup Nicho." Tuduh Dyra syok mendengar perkataan Wanita itu.
"Kamu jujur saja deh Dyra, kamu tu dekatin Nicho hanya untuk hartanya saja kan, dari pada kamu rugi mending kerja sama tante." Sindir Melisha menyudutkan Dyra.
"Saya gak mendekati Nicho karena uang, jika Nicho tidak membutuhkan saya ya sudah gak apa-apa. Saya gak akan ninggalin Nicho hanya untuk uang." Sanggah Dyra marah.
"Jangan munafik Dyra, semua perempuan yang dekat dengan Nicho tu hanya mau hartanya Dia, Jadi dari pada kamu tidak dapat apa-apa saya berbaik hati membantu kamu."
"Gak tante, saya tetap tidak mau."
"Dasar kamu ya, cewek miskin aja banyak mau nya, gak mau rugi kamu dengan deketin Nicho." Hina Melisha marah dengan sikap Dyra.
"Kok tante malah jadi ngatain saya miskin, saya gak miskin tante, saya berusaha untuk bekerja dan juga keluarga saya masih berkecukupan." Sanggah Dyra tidak terima.
"Kamu gak punya etika, dan sopan santun ya, pantesan aja, orang miskin dan jelek gitu. Udah kamu nurut aja saya masih berbaik hati."
"Dengan tante menghina saya, dan saya tetap tidak mau menerima ajakan tante."
"Jadi kamu menolak ya, kamu melewatkan kesempatan bagus Dyra, sayang sekali." Sesal Melisha marah, karena tidak berhasil membujuk Dyra.
"Mau bagaimana pun tante mengarang cerita hoax, aku tetap akan memilih Nicho, pantesan saja Nicho marah banget kemarin malam, ternyata tante jahat begini." Bisik Dyra dan berlalu dari hadapan tante Melisha.
Melihat Dyra yang pergi begitu saja membuat Melisha marah, karena orang-orang sedari tadi memperhatikan mereka yang sedang berdebat.
"Jadi kamu maunya kayak gitu ya Dyra, hahaha cewek miskin saja belagu, awas saja kamu Dyra, kamu akan mendapat hukuman dariku, tunggu saja pembalasan nya." Seringai ibu tiri Nicho marah karena gak pernah diperlakukan seperti ini oleh siapa pun.
Dyra menjadi gak fokus bekerja karena kejadian tadi, hingga tiba jam pulang Dyra langsung menemui Nicho dan turun bersama keparkiran, Nicho yang melihat Dyra gak seperti biasanya merasa aneh, karena biasanya Dyra pasti banyak drama jika pulang bareng, tapi sore ini Dyra langsung mengajaknya pulang.
Nicho tersenyum tipis dengan perlakuan Dyra saat ini.
Oh tidak ini adalah momen langka melihat senyuman Nicho, Nicho tersenyum lagi, yang mana membuat Nicho bertambah tambah tampan, jantung Dyra gak kuat melihat pemandangan ini, Dyra sudah merekam setiap momen itu diotak nya.
Dalam perjalanan pulang Nicho bercerita, mengapa dirinya semarah itu dengan ibu tirinya.
"Dyra maaf ya kejadian tadi malam pasti membuat kamu takut dan bertanya-tanya, sebenarnya dia ibu tiriku dan mengapa aku seperti itu ceritanya panjang." Ucap Nicho sudah mulai terbuka pada Dyra.
"Nicho gak apa-apa jika kamu belum siap untuk cerita sekarang, aku bisa menunggu jadi kamu gak perlu merasa terbebani." Jawab Dyra menenangkan Nicho dengan menggenggam tangan nya.
"Terima kasih Dyra sudah mau mengerti." Ujar Nicho membalas genggaman tangan Dyra.
•••
Ditempat ibu tirinya Nicho.
Melisha melempar tas mahalnya sembarang tempat, dan terduduk lelah diatas kasurnya. Hatinya masih panas ulah seorang perempuan biasa yang tidak punya kekayaan apapun, dirinya marah karena Dyra sudah menginjak harga dirinya yang tinggi.
Melisha sedang berpikir untuk membalas Dyra, tidak ada yang tidak bisa dilakukan nya, menghilangkan nyawa Dyra saja saat ini bisa dilakukannya. Tapi Melisha berpikir lagi jika dirinya menghilang kan nyawa perempuan tersebut sangat tidak seru ceritanya. Jadi Melisha masih memikirkan cara apa yang bisa buat perempuan itu menderita.
Melisha akhirnya teringat sesuatu dan mengambil ponsel dalam tas yang dilempar nya tadi, mulai mencari nomor telepon seseorang. Wanita paruh baya itu tersenyum melihat nomor yang akan dihubungi nya.
"Jadi kamu maunya dibuat tidak berdaya ya Dyra, kamu tunggu saja hadiah kejutan dariku, aku harap kamu menyukainya." Seringai Melisha dengan tawa jahatnya.
Melisha memulai menelepon nomor tersebut, tidak lama telepon pun tersambung dan Melisha juga berasa basi hingga seperti memberi perintah pada seseorang yang ada ditelepon itu. Mendapat persetujuan nya Melisha pun puas dan menunggu seseorang akan datang dengan sendirinya.
Melisha sudah memikirkan rencana yang akan membuat hidup Dyra gak tenang, hingga Dyra mau tidak mau datang dengan sendirinya ingin minta maaf, dan menyesal karena telah menolak penawarannya. Setelah telepon itu ditutup Melisha tersenyum dengan tawa kemenangan.
•
•
•
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments