Malam semakin larut, tetapi Nicho tidak bisa tidur memikirkan semua yang terjadi akhir-akhir ini, akhirnya Nicho memanggil sepupu sekaligus sahabat nya Devano keruangan kerjanya.
"Dev, coba kamu selidiki Jessica, aku gak yakin dia kembali karena keinginan nya sendiri, pasti ada maksud apa-apa, karena udah lama gini kenapa baru sekarang dia datang." Perintah Nicho frustasi.
"Baik Nicho, tapi aku mau tanya, kamu apa masih ada rasa dengan Jessica?" Tanya Devano penasaran.
Nicho hanya terdiam merasakan kembali perasaannya dengan Jessica, tapi Nicho ragu apakah dirinya masih mencintai perempuan itu. Melihat Nicho hanya diam, dari raut wajah dan mata Nicho, Devano sudah menebaknya.
"Jadi masih ada ya, saran aku selesai kan masalah kamu dengan Jessica, aku gak mau Dyra terluka karena kalian, jika kalian menyakiti Dyra kalian berhadapan dengan ku." Ancam Devano geram dengan Nicho.
"Mengapa kamu yang marah Dev, jangan bilang kamu menyukai Dyra." Bentak Nicho marah tidak terima.
"Iya aku sudah mulai menyukai Dyra, tapi bukan sebagai perempuan tapi aku anggap dia sebagai adikku, jadi aku gak ingin dia tersakiti." Sanggah Devano berlalu pergi dari ruangan Nicho dan mencari tau semuanya.
Nicho histeris memegang kepalanya yang pusing.
•••
Sudah Tiga hari ini Dyra menghindari Nicho, dan tidak mau bertemu dengannya secara langsung, dan selama itu juga Jessica selalu ada disekitar Nicho.
Dan sekarang Dyra sudah bisa menetralkan perasaannya dan tidak akan menghindari Nicho lagi.
Devano memasuki ruangan Nicho dan memberitahukan hasil pencariannya tentang Jessica.
"Seperti yang kita curigai, ini ada hubungan nya sama ibu tiri kamu Nicho." Ungkap Devano menyerahkan berkas informasinya.
"Gak ada habis akal Ibu satu itu, bisa-bisanya dia memanfaatkan Jessica untuk menjatuhkan ku, aku sudah cukup bersabar sekarang." Ucap Nicho geram.
"Ya sekarang kamu harus bertindak tegas Nicho, sudah pasti Jessica ingin menghancurkan hubungan kalian." Sela Devano kesal.
"Ibu memang benar-benar buat aku naik darah kali ini, bisa-bisanya mendatangkan Jessica yang kamu tau sendiri susah payah dulu aku melupakannya." Jawab Nicho mengenang saat Jessica pergi.
•••
Di masa lalu.
"Aku sangat mencintai kamu Jessica, jangan pernah tinggalin aku ya, walau ada rumor apapun tentang aku, aku harap kamu hanya percaya dengan ku saja." Ucap Nicho menggenggam tangan Jessica.
"Iya pasti, aku juga sangat mencintai kamu dan gak akan pernah ninggalin kamu." Jawab Jessica memberi pelukan dan berpamitan masuk kerumah.
Setelah kejadian semalam Jessica tiba-tiba menghilang tanpa kabar, no hp, email, segala akun sosmed pun sudah gak aktif, Nicho yang susah payah mencari Jessica tidak bisa menemukan keberadaan nya dan frustasi, baru saja Nicho berkata untuk tidak meninggalkan dirinya, tetapi perempuan itu ingkar janji dan memilih untuk meninggalkan Nicho.
Dengan kehilangan Jessica membuat Nicho depresi karena hanya gadis itu yang ada buat Nicho selama ini, Nicho yang kehidupannya kesepian dan monoton hanya disitu dan mendapat kecerahan dengan hadirnya sosok Jessica dalam hidupnya.
Bertahun-tahun Nicho mencari dan pada akhirnya menyerah juga karena nihil tidak ada kabar sama sekali. Tapi Nicho juga tau karena ini semua ada hubungan dengan Melisha Ibu tiri Nicho.
•••
Kembali kemasa sekarang.
"Aku tau kamu berat melupakan Jessica, tapi kamu juga kan tau dia udah keterlaluan dan memilih untuk meninggalkan kamu, dan tidak perlu kamu kasih belas kasihan lagi pada perempuan seperti itu." Desak Devano tidak habis pikir Nicho masih saja mau dipermainkan perempuan itu.
"Sulit Devano, kamu tau sendiri kan."
"Sudah, move on Nicho lupain Jessica, dia sudah gak baik buat kamu yang rela ninggalin kamu gitu aja, dan juga kamu sudah punya Dyra sekarang yang aku rasa dia lebih baik dari Jessica." Bujuk Devano menenangkan sepupunya itu.
Nicho menghela nafasnya kasar, dan teringat wajah ceria nya Dyra, dan juga perempuan itu rela hidup dengan nya demi keluarga Om nya. Dia tidak ingin mengecewakan perempuan baik itu.
"Iya Dev, sudah saat nya aku memperjelas ini semua." Ujar Nicho semangat lagi.
Setelah mendapat jawaban yang positif dari Nicho, Devano pamit dan pergi menuju ruangannya, saat tiba diruangan nya Devano terkejut dengan penampakan seorang perempuan yaitu Naomi dengan senyum manisnya, tapi tidak membuat Devano tergoda karena dia tau akal Naomi bersikap seperti itu.
"Pak Dev, sudah kembali ya." Sapa Naomi tersenyum ramah.
"Ada angin apa kamu senyum-senyum menakutkan gitu." Sindir Devano.
"Pak Dev, ini saya belikan kopi latte dengan cream dijamin enak jika diminum saat cuaca panas gini." Tawar Naomi memberikan Kopi latte nya.
Melihat Segelas kopi latte ditangan Naomi, itu membuat dahaga Devano memberontak akibat membahas masalah Jessica tadi, dan Devano tanpa ragu mengambil nya dari tangan Naomi.
"Hmm, enak seger, terimakasih ya."
"Nah ini hadiah karena besok masa hukuman saya selesai, jadi terima kasih ya Pak atas waktunya, dan kebetulan juga tugas saya sudah selesai hari ini, jadi saya mau pamit istirahat dulu, Bye." Ucap Naomi menyerah kan tugasnya.
Naomi langsung berlari dari ruangan itu dan ingin menemui Dyra, tetapi Dyra yang dicari sudah tidak ada dimejanya, Naomi yakin dengan kejadian beberapa hari ini gak mungkin Dyra makan dengan Nicho, dan lebih gak mungkin Dyra makan sendiri, Naomi mencoba menelepon Dyra tapi tidak diangkat perempuan itu.
"Kemana ya Dyra padahal mau ajak makan sama." Gelisah Naomi masih mencoba menghubungi Dyra.
Dyra yang sedang menunggu Naomi menyelesaikan pekerjaan nya, menunggu perempuan itu diloby, sedang sibuk menunggu Dyra langsung dicegat oleh Jessica.
"Eh kamu, aku ingin bicara dengan kamu, jadi ikuti aku ke kafe sana." Perintah Jessica sinis.
"Aku punya nama ya, Dyra, kamu juga ngajak orang kayak mau ngajak berantem." Balas Dyra ketua.
"Udah deh, kamu nurut aja aku mau ngomong tentang Nicho." Sela Jessica masih dengan kesombongan nya.
Karena tidak mau ribut dan Dyra penasaran juga dengan apa yang ingin perempuan itu bahas, Dyra menuruti Jessica untuk pergi kekafe sebelah.
•
•
•
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments