Hangat matahari pagi menggelitik kulit Dyra yang terasa nyaman dan hangat, rasanya Dyra tidak ingin membuka mata karena terlalu nyaman, dan perlahan Dyra membuka matanya, melihat dada yang kokoh dan enak untuk disentuh tepat didepan mata, Dyra tersadar dan menjauh.
Mengapa ada seorang pria di tempat tidurnya, akal sehatnya kembali dan mengingat bahwa kemaren mereka sudah menikah.
Dyra melihat ekpresi Nicho yang salah tingkah dan itu sangat menggemaskan baginya.
"Mengapa kamu memelukku kan dikontrak kita gak ada sentuhan fisik." Protes Dyra menutup tubuh nya dengan kain.
"Siapa bilang aku yang memeluk kamu, kamu ingat-ingat deh tadi malam tu jelas-jelas kamu sendiri yang masuk kepelukanku." Bantah Nicho tidak mau disalahkan.
Dyra berpikir dan mengingat apa yang terjadi semalam, bisa saja Dyra yang salah tanpa sadar, karena melihat keraguan diwajahnya, Nicho pun menceritakan kejadian tadi malam serinci-rincinya tanpa ada yang terlewatkan.
Nicho yang terlelap tidur tiba-tiba di kejutkan oleh Dyra yang tiba-tiba menyusupkan badan mungilnya ketubuhnya, Dyra dengan tersenyum menyandarkan kepalanya didada Nicho, membuat Nicho gelisah dan tidak bisa tidur nyenyak karena menahan diri untuk tidak menerkam Dyra saat itu juga.
Mendengar penuturan Nicho, Dyra langsung memerah dan berlari kekamar mandi, dikamar mandi Dyra mengutuk dirinya, bisa-bisanya menyerahkan diri sendiri pada serigala, untung hanya dipeluk saja dia berterima kasih pada Nicho karena tidak menyentuhnya sembarangan.
Selesai bebersih Dyra tidak melihat Nicho dikamar mungkin sudah siap dibawah, Dyra pergi kebawah untuk sarapan, disana sudah ada Naomi, Devano, kakek Rudi dan Nicho, perempuan itu ikut bergabung. Kami menikmati sarapan dan ingin mengitari taman di dekat vila ini, Dyra ingin pergi berdua saja dengan Naomi tapi agar Kakek Rudi tidak curiga jadinya kami pergi berempat.
Kami pun menyusuri taman yang banyak ditumbuhi bunga cantik, kupu-kupu banyak beterbangan kesana-kemari, benar-benar indah, dan kebetulan juga bunganya pada bermekaran, Dyra menikmati pemandangan yang damai ini tanpa terasa hanya tinggal Dyra dan Nicho saja berdua disini, Dyra melirik kekiri dan kanan tidak ada keberadaan Naomi dan Devano.
"Nicho kok tinggal kita berdua saja Naomi dan Devano kemana?" Tanya Dyra melihat sekitar taman tapi nihil keberadaan mereka.
"Aku gak tau, saat aku sibuk mengikuti mu berjalan aku gak sadar mereka kemana." Jawab Nicho gak ambil pusing.
"Apa perlu kita cari mereka." Tanya Dyra cemas dengan Naimi, takutnya malah disiksa lagi sama Devano.
"Udah biarin aja mereka hilang udah besar juga dicariin, lagian Devano itu sepupuku jadi mengerti bangetlah jalan-jalan taman ni gak bakalan tersesat." Jawab Nicho cuek dan melanjutkan jalan nya.
Dyra menyusul Nicho dari belakang, mungkin mereka ingin berdua saja pikirnya.
•••
Sementara itu ditaman lain.
"Lepasin tangan saya Pak, ngapain ditarik-tarik." Protes Naomi kesal.
"Kamu sih gak peka dikasih kode, ya aku tarik saja." Jawab Devano cuek.
"Gak peka kenapa sih Pak, dan ini kenapa juga kita sembunyi diantara bunga-bunga gini." Sungut Naomi masih sibuk membersihkan daun-daun yang menempel ditubuhnya.
"Susah banget sih dibilangin, ya kita biarin lah pengantin baru jalan berdua mengakrabkan diri, paham." Kesal Devano geram karena Naomi gak juga ngerti.
"Oooo bilang dari tadi Pak, kan saya bisa.." Kata Naomi terhenti karena jari Devano berada dibibirnya menyuruh diam, seketika jantung Naomi berdetak gak karuan.
"Kamu jangan berisik deh nanti sia-sia kita sembunyi disini." Gerutu Devano berhenti dan sadar bahwa lawan bicaranya sedang salah tingkah.
Devano terbawa suasana yang di ciptakan nya sendiri, membuat mereka saling tatap sejenak mengangumi keindahan masing-masing, dan kemudian mereka tersadar dan buru-buru keluar dari persembunyian, karena target mereka Dyra dan Nicho sudah jauh didepan dan tak terlihat lagi.
•••
Kembali ketempat Dyra.
Lama mereka berjalan-jalan tanpa suara dan Dyra pun berusaha memecahkan keheningan.
"Nicho orang tua kamu kenapa gak hadir acara kemaren hanya kakek mu saja." Tanya Dyra penasaran.
Terlihat dari raut wajah Nicho tidak ingin menjawab tapi akhirnya Nicho memberi jawaban juga.
"Ayahku tidak terlalu peduli aku sedang apa lagi ada acara apa, sedangkan ibuku sudah meninggal." Jawab Nicho dengan raut wajah sedih.
"Maaf aku gak bermaksud membuat kamu sedih." Sesal Dyra merutuki kebodohannya.
"Gak apa-apa ini sudah biasa orang tanyakan itu." Jawab Nicho simple.
Dyra ingin bertanya perihal Ibu tirinya tapi melihat ekspresi Nicho, Dyra gak jadi bertanya, sedang asik berjalan tiba-tiba kaki perempuan itu tersandung ranting pohon kering dan hampir terjatuh, tangan Nicho reflek menahan tubuh Dyra dipelukannya, Dyra tertahan di udara dan terjadi lah aksi saling bertatapan, lama kami terpesona dengan diri masing-masing.
Lama kami dalam posisi itu dan Nicho pun mulai mendekati wajah Dyra dan hampir saja berciuman, tapi Dyra tersadar dan reflek bangun berdiri lari dari Nicho menuju vila, karena jalan kevila pun sudah dekat.
Saat memasuki vila terlihat kakek Rudi sedang menonton film, Dyra ikut bergabung untuk menghindari Nicho, tidak lama Naomi dan Devano muncul, mereka pergi kekamar masing-masing, tak lama kemudian Nicho masuk dengan wajah memerah menuju kamar tapi di cegah kakek Rudi.
"Nicho kakek mau pamit pulang karena banyak kerjaan yang terbengkalai." Kata kakek Rudi menyudahi menonton filmnya.
"Iya kakek, kamipun mau pulang karena besok masuk kerja." Nicho menyuruh supir untuk mengantar kakek pulang.
Setelah kakek Rudi pergi kami pun berkemas untuk pulang, dalam perjalanan pulang kami berempat hanya diam dengan pikiran masing-masing karena kejadian yang kami alami dan menjadi canggung.
Dyra melirik Naomi, dan terlihat jelas diwajahnya telah terjadi sesuatu yang mungkin membuat hati nya senang. Dyra juga melirik Nicho yang kadang tersenyum sendiri.
Ada apa dengan Pria ini, apakah karena kejadian tadi. Apa Dyra akhirnya punya kesempatan.
•
•
•
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments