Tentang Gosip

Begitu juga di kelas, Raisya hanya melihat Rissa dan Oliv yang sedang mengobrol bersama. Raisya pun menghampirinya untuk menyapa mereka berdua.

"Hay gaesssss" Ucap Raisya menyapa Oliv dan Rissa.

Rissa dan Oliv hanya menatap Raisya sebentar dan kembali melanjutkan obrolan mereka.

Raisya tentulah merasa heran. Ia merasa bahwa sikap Rissa dan Oliv begitu berbeda dari hari-hari sebelumnya.

"Kok kalian nggak jawab sih?" Tanya Raisya heran kepada sikap kedua sahabatnya.

"Emang kenapa?" Ketus Oliv kepada Raisya.

"Hah? Kok lu ketus banget Liv hari ini? Ohhh lagi Dateng bulan yaa" Ucap Raisya berpikir apa yang membuat kedua sahabatnya menjadi begitu dingin hari ini.

"Sewot lu mbak" Oliv semakin ketus.

"Hallo Risssaaaaaaa" Raisya mencoba untuk menyapa Rissa.

"Ya" Jawab Rissa singkat dengan senyum yang seolah-olah ia paksakan.

"Hah??" Raisya begitu merasa heran kepada sikap kedua sahabatnya.

Kedua sahabatnya hanya diam tak menanggapi Raisya.

Raisya menatap sekeliling sudut kelas. Ia merasa seperti para siswa dan siswi sedang membicarakannya di belakang Raisya. Tentu saja Raisya merasa takut.

Raisya adalah orang yang begitu takut akan kehilangan teman.

Raisya hanya membaca buku dan bermain handphone miliknya setelah ia menyapa kedua sahabatnya, namun ia merasa diabaikan.

Selama jam pelajaran, Raisya sangat mendengarkan penjelasan tentang pelajaran karena ia tak memiliki teman mengobrol.

________

Waktu istirahat pun tiba. Raisya pergi sendiri ke kantin tapi didampingi oleh kedua sahabatnya. Kedua sahabatnya sedang mengobrol dengan hangat di dalam kelas. Mereka terlihat tak berniat untuk pergi ke kantin.

Raisya berusaha tak menghiraukannya sama sekali.

(Bosan) Ucap Raisya sambil mengaduk-aduk jus jeruk Yang ada di depannya.

"Eh, itu dia kan? Yang anak itu" Bisik salah satu siswa yang lewat di samping Raisya. Namun omongannya tetap terdengar oleh Raisya.

"Husstt! Jangan keras-keras ngomong nya" Balas siswa yang berjalan bersama nya.

Arka yang hanya melihat dari kejauhan. Ia pun tak peduli apapun yang terjadi pada Raisya.

Setelah selesai memakan sebuah sebuah roti dan minum jus jeruk. Raisya langsung kembali ke kelasnya karena sudah selesai mengisi perutnya.

Ia mendengar sebuah obrolan dari luar kelas tanpa disengaja.

"Eh kalian tau gak gaesss...." Suara itu seperti Suara Oliv.

"Apa-apa?? " Sahut siswa yang suaranya tak begitu dikenali oleh Raisya.

"Tapi kalian jangan Cepu ya"

"Iya-iya"

"Raisya itu, pernah ngerebut cowok yang gue suka, padahal dia tahu kalo gue tuh suka sama cowok itu. Tapi dia malah pacaran sama cowok itu. Cowok itu sekelas sama kita lohhh" Ucap Oliv dengan nada sedih.

'Deg!'

Jantung Raisya langsung seperti tersambar petir. Hatinya seperti diiris-iris dengan benda tajam.

(Jangan bilang dia ngomongin gue sama Ivan? Padahal kan dia yang nyuruh gue pacaran sama Ivan. ) Batin Raisya yang masih diam mematung mendengar apa yang diucapkan Oliv.

Ia tak tau apa kesalahannya yang ia perbuat selama 3 hari terakhir.

Ia tak tahu mengapa dirinya menjadi bahan gosip seluruh murid SMA Garuda. Saat ini hati Raisya terasa seperti tercabik cabik mendengar apa yang diucapkan dari mulut sahabatnya.

Ia merasa seperti dikhianati oleh sahabat nya. Walaupun selama ini Raisya tak terlalu menyukai Oliv, namun rasanya akan tetap.sakit jika mendengar hal hal buruk yang hanya diketahui oleh sahabatnya disebarkan ke orang yang kurang akrab dengan Raisya.

Raisya mengurungkan niatnya untuk kembali ke kelas. Ia merasa air matanya akan segera jatuh. Raisya berlari secepat mungkin agar cepat sampai di toilet sekolah.

Rasanya hatinya begitu hancur. Apalagi dengan sikap Rissa yang begitu dingin kepadanya hari itu.

________

"Mama..... Papa... Huhuhuu" Raisya menangis di dalam bilik kamar mandi.

Seluruh air matanya jatuh membasahi pipinya. Rasanya hatinya lebih sakit daripada ketika ia harus dijodohkan dan menikah tanpa keinginannya.

Ia izin kepada guru yang akan mengajar pelajaran berikutnya. Raisya izin dengan alasan sakit dan beristirahat di UKS setelah selesai menangis di toilet tadi. Hingga tiba lah di jam pelajaran terakhir. Ia tidak bisa terus beralasan sakit, sehingga ia pun segera kembali ke kelasnya untuk mengikuti proses pembelajaran.

Seluruh tatapan tertuju pada Raisya yang baru memasuki ruang kelas. Hati Raisya terasa sesak. Tak dapat ia mengucapkan kebenaran yang sebenarnya.

Rasanya seperti seluruh siswa sedang mengawasi setiap gerak-gerik Raisya. Namun, ketika Raisya bertanya, mereka akan langsung memalingkan wajahnya dan berpura-pura tidak mendengar apa yang Raisya tanyakan.

_______

Waktu pulang pun tiba. Ia pulang tanpa menyapa dan perpisahan dengan kedua sahabatnya terlebih dahulu. Ia langsung bergegas menuju mobilnya. Rasanya hati Raisya yang sesak dan sakit seperti berkurang.

________

"Assalamualaikum" Ucap Raisya memberi salam

"Waalaikum salam" Jawab Angel dan Robert dari dalam rumah.

"Ya ampun Raisya! Kamu kenapa pucat banget? Kamu sakit?" Angel kaget ketika melihat wajah Raisya yang pucat pasi.

Raisya tak menyadari kondisi tubuhnya sejak tadi pagi. Ia malah menghawatirkan pertemanannya yang terasa mulai merenggang.

"Masa ma?" Raisya membolakan matanya karena tak percaya apa yang diucapkan oleh Mama nya.

"Lihat nih" Ucap Robert memberikan sebuah cermin kecil kepada Raisya.

"Eh?" Raisya kaget melihat wajahnya yang sudah berantakan dan sangat jelek, make up Raisya luntur akibat ia menangis tadi siang.

"Aku ke kamar dulu ya ma, pa" Ucap Raisya melenggang menuju kamarnya.

"Raisya baik-baik aja kan pa?" Ucap Angel mengkhawatirkan putrinya.

"Mudah-mudahan nggak apa apa lah ya ma. Kita doain aja, biar Raisya selalu dalam perlindungan Allah SWT " Ucap Robert mengelus pundak Angel agar menenangkan istrinya.

"Iya pa. Aminn"

_____

"Akhhhhhgg!!!!! BANGS*T ANJING BABI KUDA SAPI KERBAU MONYET SINGA MACAN BUNGLON!!!!" Hampir semua isi kebun binatang diucapkan Raisya dari mulutnya.

Raisya memukul kaca rias di kamarnya yang membuat tanganya berdarah. Ia tak merasakan sakit ataupun perih dari tangannya yang terluka itu. Namun ia malah merasakan sakit di hatinya yang tak terkena pecahan kaca.

Karena kamar Raisya kedap suara, teriakan Raisya dan tangisannya tak terdengar dari luar kamarnya sehingga mama dan papanya tak tahu sama sekali.

"ANAK ANJING EMANG LU OLIVIA ALEXANDERRR!!! LU EMANG GAK TAU DIRI YA BANGSAT!!!! LU YANG NYURUH GUE SAMA IVAN TAPI LU YANG NUDUH GUE NGEREBUT DIA DARI LU????!!!!! MANA GUE TAU BANGSATT LU AJA GAK BILANG KALO LU SUKA SAMA IVANNNN!!!! AKHHHGGGHGH!!! DASAR MUNAFIK LU ANJINGG!!!" Teriak Raisya marah sambil terus memukul pecahan kaca yang sudah berserakan di kamarnya.

Tangan Raisya sudah bercucuran darah. Terutama tangan yang kanan. Namun, itu semua tak Raisya rasakan sama sekali. Baginya yang saat ini lebih sakit adalah hatinya.

Raisya mengambil handphone miliknya dan memasang alarm di jam 4:00. Karena Raisya harus membersihkan kamarnya.

Setelah selesai memasang alarm, Raisya mengambil sebuah kotak p3k. Kenapa Raisya dapat mempunyai kotak itu? Karena Raisya memang sering berkelahi, dan ia pun membeli dan menyediakan kotak tersebut agar jika suatu waktu ia terluka, ia dapat mengobatinya di rumahnya sendiri.

Raisya memperban kedua tangannya yang terluka akibat terkena pecahan kaca. Ia memang sudah sering membersihkan dan mengobati dirinya sendiri karena ia memang anak IPA.

"Anjing!" Umpat Raisya sambil menjatuhkan tubuhnya di kasur kamarnya setelah selesai membersihkan luka dan mengobatinya.

"Hah.... Besok aja lah bersihin nya" Ucap Raisya sambil menatapi langit-langit kamarnya.

Matanya mulai terasa berat. Tak berselang lama, ia mulai terlelap dan ia sudah mulai lupa. Pikirannya sudah ada di dunia mimpi. Ia tertidur dengan memakai seragam sekolah dan dengan kondisi kamar yang sudah seperti kapal pecah.

________

Keesokan harinya. Raisya bangun sebelum alarmnya berbunyi.

Raisya melamun memandangi setiap sudut kamarnya yang sudah sangat berantakan tak karuan lagi bentuknya.

Setelah duduk beberapa saat hingga alarmnya berbunyi, Raisya beranjak dari tempat duduknya dan membersihkan kamarnya.

Ia dengan perlahan turun dari tangga agar tidak berbunyi dan membangunkan orang di rumahnya.

Ia ingin mengambil sapu di gudang yang ada di lantai satu dekat dapur. Mbok Iyam biasanya pada jam jam itu baru bangun dari tidurnya.

Raisya dengan hati-hati agar tidak ketahuan oleh siapapun kalau ia sudah memecahkan kaca.

Sampai lah Raisya di gudang untuk mengambil sapu dan serokan. Ia juga mengambil vacum cleaner.

Untung saja tak ada yang melihat Raisya. Bisa bisa masalahnya menjadi besar jika dilihat oleh satu orang saja.

Karena semua orang yang ada di rumahnya sangat khawatir kepada Raisya. Apalagi Raisya yang memiliki penyakit mental.

Segeralah Raisya membersihkan kamarnya dan mengumpulkan pecahan kaca yang sudah dihancurkan oleh Raisya kemarin malam.

"Untung gak ada yang liat gue" Ucap Raisya bernafas lega.

_______

Setelah selesai membersihkan kamarnya, Raisya segera mandi dan sholat subuh.

Ia hari itu Raisya memakai seragam Pramuka,karena hari itu adalah hari Sabtu.

"Anjiriririirir!!!!!!!! Besok hari Minggu!.Anjayyyyyy" Raisya baru tersadar sekaligus senang ketika ingat jika hari esok adalah hari Minggu, hari yang Raisya sangat tunggu-tunggu.

Tentu saja hari Minggu adalah hari yang begitu spesial bagi Raisya. Karena apa lagi kalau bukan akan menikah dengan Arka.

Selama satu pekan ini, Raisya sangat begitu menunggu-nunggu akhir pekan.

Senyum di bibirnya melebar tanpa harus disuruh oleh Raisya.

Ia berdandan dengan begitu senang. Karena akhirnya hari yang ia tunggu tunggu akan segera tiba.

Selesai berdandan, Raisya mengisi bukunya sesuai jadwal di hari itu. Ia mengeceknya terlebih dahulu, siapa tahu ada pr yang tidak ia ingat.

Setelah selesai berdandan, Raisya segera turun ke lantai satu untuk bersarapan.

"Ya ampun Raisya! Tanganmu kenapa?! Kayaknya kemarin pulang sekolah kayaknya nggak kayak gini " Ucap Angel melihat kedua tangan Raisya yang diperban.

"Tadi pagi bersih bersihin kaca yang pecah, kaca rias di kamarku pecah ma" Jawab Raisya sebagai alasannya.

"Kok bisa pecah?" Tanya Robert yang baru keluar dari kamarnya.

"Ya bisa aja lah pa. Namanya kan kaca. Kalo robek berarti bukan kaca dong" Jawab Raisya.

Kedua orang tuanya hanya bertatapan dan tak membahasnya lagi. Sebenarnya Angel dan Robert sangat khawatir dengan Raisya yang kondisi mentalnya belum sepenuhnya pulih.

"Pa, jadi kan nanti kalau aku udah nikah, aku tinggal sama suamiku aja?" Tanya Raisya kepada papa nya.

"Iya. Nanti papa carikan apartemen yang paling Deket sama sekolahmu"Jawab Robert.

"Jangan terlalu Deket, Pa. Nanti pasti banyak yang curiga sama kamu berdua. Atau tanya alamat rumah Tante Tari aja pa. Nanti cari apartemennya di sekitar tempat tinggal Tante Tari. Jadi kalau ada yang nanya kan Ray bisa jawab,Ray abis nginep di rumah tante Tari" Ucap Raisya sambil mengoleskan selai strawberry di roti nya.

"Iya-iya. Nanti papa carikan. Sekarang makan dulu, gih" Ucap Robert sambil tersenyum kepada Raisya.

"Okay Daddy " Jawab Raisya sambil hormat kepada Papanya.

Angel dan Robert pun terkekeh melihat tingkah anak mereka.

Setelah selesai bersarapan, Raisya pun berangkat sekolah dengan di antar oleh mang Dadang. Tak lupa, ia juga berpamitan kepada kedua orang tuanya terlebih dahulu.

Setelah sampai disekolah, Raisya juga berpamitan kepada Mang Dadang .

Tetap seperti kemarin, tak ada yang menjemput Raisya sama sekali begitu ia tiba di sekolah.

Boro-boro mau dijemput, yang ada malahan di gosipkan sana-sini oleh para siswa dan siswi yang melihat Raisya.

Raisya tetap cuek tak perduli saat ini. Ia masih terpikirkan tentang ia yang akan menikah dengan Arka besok. Apalagi acaranya pagi, tambah seneng tuh Raisya.

Sebenarnya Raisya sangat begitu ingin tersenyum lebar. Namun, ia harus menahan senyumnya itu karena banyak sekali mata yang memperhatikan Raisya.

Begitu sampai dikelas, Raisya langsung duduk di bangkunya tanpa menyapa Oliv dan Rissa yang sedang mengobrol bersama.

(Ayolah... Cepetan hari Minggu) Batin Raisya yang sudah tak s abar dengan esok hari.

Raisya memainkan handphone miliknya dan bermain game hingga hingga jam pelajaran pertama tiba.

Raisya tetap fokus kepada handphone miliknya, karena jam pelajaran pertama adalah pelajaran Bu Dewi.

"Raisya! Ada Ibuk!! Ngapa lu malah main game mukunsih!" Ucap Oliv menegur Raisya yang tetap fokus kepada game-nya.

"Sewot amat lu mbak!" Ketus Raisya, namun matanya tetap tak berpaling dari handphone miliknya .

"Lu! Dikasih tau baik-baik nggak mau!" Sembur Oliv.

"Hah? Emang gue perlu pemberi tahuan dari lu? Nggak kelessss" Cibir Raisya yang membuat Oliv semakin marah, namun ia tetap berusaha untuk menahan emosi nya karena pada saat itu adalah jam pelajaran.

"Liat aja lu nanti!"

"Lu pikir gue takut? Nggak boss!" Sembur Raisya yang sudah membuat emosi Oliv tak tertahankan lagi.

Oliv langsung beranjak dari tempat duduknya dan langsung menjambak rambut Raisya yang terurai.

"YANG DIBELAKANG JANGAN RIBUT!!" Bentak Bu Dewi kepada Oliv.

"Wlee!" Raisya menjulurkan lidahnya dengan maksud mengejek Oliv.

Arka hanya memperhatikan Raisya dari kejauhan saja.

"Awas aja lu nanti! Gak bakal tenang hidup lu di sekolah ini mulai sekarang" Tantang Oliv untuk menakut-nakuti Raisya agar Raisya tak berani lagi kepada nya.

"Gak tenang? Emang lu pemilik sekolah ini? Sekolah ini aja milik kakek gue" Raisya melipat kedua tangannya di depan dada.

"Anjing lah! Gak usah sombong amat lu-" Ucapan Oliv terpotong oleh sebuah benda yang melayang dan mengenai kepala Oliv.

'Takk!!!'

Benda tersebut adalah penghapus papan tulis yang dilempar oleh Ibu Dewi.

"Aawww!!!" Ringis Oliv sambil memegangi kepalanya yang terkana lemparan penghapus tersebut.

"Sudah ibu bilang kan! Jangan ngobrol!" Marah Bu Dewi.

Ibu Dewi yang terkenal begitu penyabar saja sampai marah, untungnya bukan Ibu Betty.

"Kalian berdua! Keruang ibu istirahat ini!" Perintah Bu Dewi.

"Baik Bu" Jawab Oliv dan Raisya serempak.

"Memang ya, dia itu cuma bisa buat masalah aja di kelas ini" Bisik salah satu siswa di belakang bangku Raisya kepada teman sebangkunya.

"Kurang kuat woy ngomongnya!!" Sembur Raisya kepada mereka berdua.

Kedua murid tersebut langsung diam merasa malu bahwa gosipnya terdengar oleh Raisya langsung.

****************

BERSAMBUNG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!