Berangkat Bertunangan

____

Seperti biasa, Raisya bangun pukul 05 00 subuh. Walaupun itu akhir pekan sekali pun, Raisya tetap bangun pagi untuk melaksanakan sholat subuh. Bahkan jika sedang haid pun, walaupun ia tidak sholat Raisya tetap akan bangun pagi setiap hari.

Namun, hari ini Raisya begitu malas untuk bersarapan setelah selesai sholat subuh.

Ia malah memainkan handphone miliknya hingga baterai handphone miliknya habis. Hingga pada jam 8 ia melanjutkan tidurnya.

Ia sama sekali belum turun ke lantai satu.

____

"Non... Non Raisya... Makan dulu non, dari tadi non belum makan sama sekali" Ucap Mbok Imah sambil membawa nampan berisikan segelas air minum dan sepiring nasi telur.

"...." Tak ada jawaban sama sekali bahkan sepatah katapun dari dalam kamar Raisya.

"Ada apa mbok?" Tanya Mama Angel menghampiri mbok Imah yang sudah sejak tadi berdiri di depan pintu kamar Raisya.

" Ini Bu, Non Raisya nggak mau makan sama sekali" Jawab Mbok Imah.

"Biar sayabaja mbok yang manggil" Ucap Mama Angel. Ia pun mengambil nampan yang dibawa oleh mbok Imah.

Tok..Tok..Tok....

"Ray, ini Mama, nak. Ayo makan dulu, nanti sakit" Bujuk Mama Angel kepada putri semata wayangnya yang tidak mau makan sama sekali.

"....." Tetap sama saja, tak ada jawaban sepatah katapun dari dalam kamar.

"Ray....Nakk-" Belum selesai berbicara, handel pintu pun terbuka.

Namun, penampilan Raisya masih sangat acak-acakan karena ia memang baru bangun tidur.

"Ya ampun! Kenapa belum siap-siap?! Ini udah jam berapa ini?!!" Omel Mama Angel yang melihat anaknya masih berpenampilan gadis yang baru bangun tidur.

"Aduhh! Emang kenapa sih,Ma? Biasanya aja aku emang bangun siang" Gerutu Raisya.

Mama Angel pun masuk ke dalam kamar Raisya.

"Raisya, masa kamu lupa sama yang papa bilang tadi malam?" Tanya mama Angel memastikan.

Raisya pun terdiam sejenak.

"Eh..eh...eh... Kok tidur lagi? Ini udah jam berapa ini? Bentar lagi acara pertunangan kamu loh" Ucap mamanya.

"Kan aku belum mau tunangan ma" Sungut Raisya.

Mama Angel pun menarik nafas,menghembuskan nafas dengan pelan-pelan. Ia kemudian mendekati anaknya yang sedang tidur menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Nak,mama tahu gimana perasaan kamu yang tiba-tiba disuruh bertunangan dan akan segera menikah. Maka dari itu, mama sama papa minta maaf ke kamu, karena kamu harus menikah karena atas dasar bisnis bukan atas dasar cinta." Ucap Mama Angel menjelaskan. Mama Angel mengusap usap kepala Raisya dengan pelan dan lembut.

"Emang mereka nawarin apa,ma? Sampe harus aku yang menikah?!" Tanya Raisya.

"Mereka akan menjalankan bisnis bersama perusahaan papa kamu yang saat ini sedang diambang kebangkrutan. Namun, dengan syarat kamu harus menikah dengan putra semata wayang mereka." Lanjut mama Angel menjelaskan.

Raisya hanya diam. Ia berusaha mencerna kata-kata dari mama Angel. Walaupun tak mengerti keseluruhannya,namun ia mengerti inti dari hal yang dibicarakan mamanya.

"Baiklah ma, aku ikut perjodohan ini" Jawab Raisya tak bersemangat.

Ia berusaha menerima karena ia merasa harus membalas Budi kedua orang tuanya. Walaupun itu tidak sepadan dengan semua yang diberikan kepada Raisya.

"Mama berterima kasih nak, kamu mau nerimanya aja mama udah berterima kasih banget.. Tapi mama juga minta maaf"

Mata Raisya pun berlinang lagi. Mama Angel memeluk Raisya dan mengusap usap punggungnya untuk menenangkan Raisya.

"Yaudah, mandi gih. Siap-siap bentar lagi kita berangkat ke pertunangan kamu. Pokoknya, hari ini mama mau liat kamu secantikkkkk mungkin. Nanti. Yang bantu kamu dandan itu Tante Tari, Stephan juga katanya bakal ikut nanti ke acara pertunangan kamu.Oh iya, nanti gaunnya bakal Dateng, mama pesen lima biar kamu bisa milih yang kamu suka" Ucap Mama Angel kemudian keluar dari kamar Raisya.

"Iya,ma" Jawab Raisya.

Ia pun menuju ke kamar mandi untuk bersiap-siap.

Di lantai satu, terlihat seorang wanita yang mengenakan gaun berwarna putih dan seorang remaja tampan berjas hitam.

"Assalamualaikum"

Bunga Lestari Cody adalah adik kandung dari Robert Federlic Cody. Ia adalah anak ketiga setelah Alluna Kirana Cody.

Sedangkan Stephano Wijaya adalah anak dari Andrian Wijaya. Pemilik Wijaya Mall.

Namun, untuk saat ini Andrian tidak dapat hadir karena sedang sibuk dengan kepentingan bisnis.

"Assalamualaikum" Ucap Tari dan Stephan masuk ke dalam rumah Raisya.

"Waalaikum salam" Sahut Angel dan Robert berbarengan.

"Apa kabar,ngel?" Tanya Tari sambil berpelukan dengan Angel, Angel pun membalas pelukannya.

"Alhamdulillah baik"Jawab Angel.

"Gimana sekolahmu,Pan?" Tanya Robert kepada Stephan yang sedang menyalaminya.

"Eumm... Mau pindah ke SMA Garuda om" Jawab Stephan.

"Kenapa?" Tanya Robert sambil menjatuhkan bokongnya ke sofa ruang tamu.

"Nggak apa-apa,om. Mau pindah aja"Jawab Stephan sambil tersenyum.

"Ohh, yang penting kamu rajin belajarnya. Bentar lagi kan kamu bakalan lulus, sama kayak Raul." Ucap Robert menasihati keponakannya.

"Iya om" Jawab Stephan.

"Raisya dimana?" Tanya Tari sambil celingukan mencari keberadaan Raisya yang tak terlihat sejak ia masuk rumah.

"Masih di kamar, Tar. Mungkin baru selesai mandi,soalnya dia baru bangun tidur. Habis nangis kayaknya semaleman." Ucap Angel.

"Yaudah, aku langsung ke kamar Raisya dulu ya, bentar lagi kan acaranya dimulai?" Ucap Tari.

"Iya ,tar . Silahkan "

Tari pun beranjak dari tempat duduknya menuju ke kamar Raisya. Semua alat make up nya sudah ada di kamar Raisya,walaupun Raisya memang jarang memakai make up tetapi ia tetap menyiapkannya takut akan diperlukan mendadak seperti saat ini.

"Ray, ini Tante Tari udah Dateng" Ucap mama Angel Sambil mengetuk pintu kamar Raisya dengan pelan .

Handel pintu pun terbuka, terlihat Raisya yang masih memakai mukena yang berarti ia baru melaksanakan sholat Zuhur.

"Wah, Raisya rajin ya sholatnya. Nggak kayak Stephan, harus diomelin dulu kalo sholat" Ucap Tari .

"Raisya udah dididik dengan keras sejak dia kecil,t Tar. Jadi dia nggak boleh ninggalin sholat nya." Sahut Angel kemudian masuk ke kamar Raisya mendahului Tari.

"Memang ya, kamu itu rajin banget. Liat nih, kamarnya aja rapih banget. Emang beda sama si Stephan"

"Gak boleh gitu , Tan. Yang namanya seorang anak pasti ada kekurangannya, terus anak itu nggak suka dibandingkan sama orang lain" Ucap Raisya menasihati tantenya, tetapi ia tetap menggunakan bahasa yang baik dan sopan.

"Iya, Ray. Tante juga tahu itu"Ucap Tari sambil mencari make up Raisya yang ada di laci meja riasnya.

"Yaudah yuk , kita dandan biar cepet , kan bentar lagi acaranya , dan bentar lagi kamu bakalan jadi tunangan orang." Lanjut Tadi ketika sudah menemukan seluruh makeup yang ia perlukan.

Tari memang seorang pemilik salon, makan dari itu ia sudah bisa menyesuaikan make up yang sesuai untuk acara pertunangan Raisya dan juga make up yang cocok dengan kulit putih Raisya. Tari memang menolak untuk mewariskan bisnis keluarga Cody, begitu juga Alluna yang sekarang lebih memilih menjadi seorang dokter daripada pembisnis.

Di ruang tengah, gaun untuk pertungan Raisya sudah tiba. Stephan pun menawarkan diri untuk mengantarkannya ke kamar Raisya.

"Permisi.." Ucap Stephan sambil mengetuk pintu dengan pelan.

Handel pintu pun terbuka. Pintu kamar Raisya dibukakan oleh Angel.

"Kenapa,Pan?"

"Ini, Tan. Mau nganterin gaun Raisya." Jawab Stephan sambil memberikan sebuah kotak yang tidak terlalu besar.

"Oh, iya. Makasih ya,Pan" Jawab Angel menerima kotak itu.

Stephan sedikit mengintip dalam kamar Raisya. Terlihat begitu rapi. Matanya pun tertuju pada Raisya yang sedang dirias. Raisya pada saat itu sedang mengenakan kaos oblong berwarna putih dan celana pendek berwarna hitam berlis putih.

Stephan memang sudah menyukai Raisya sejak kecil, walaupun ia tahu bahwa dirinya tidak boleh menyukai sepupu kandungnya sendiri.

"Eh, anakku. Kenapa?" Tanya Tari yang sadar Stephan sedang memperhatikan Raisya yang sedang dirias.

"E-eh.E-enggak Ma" Jawab Stephan gugup.

"Raisya bentar lagi mau jadi calon istrinya orang lohhhh" Ledek Tari kepada anaknya.

"Ihhh apasih ma!" Gerutu Stephan. Ia pun pergi kembali ke lantai satu untuk mengobrol dengan Robert.

______

Selesai dirias, Raisya pun memilih gaun yang sesuai seleranya. Ia memilih gaun berwarna biru muda yang berhiaskan berlian berwarna biru muda.

_______

Raisya turun ke lantai satu dan sudah siap untuk berangkat bertunangan. Seluruh mata tertuju pada Raisya.

Bagaimana tidak? Penampilannya saja dapat membuat siapa saja yang melihatnya akan terpana. Apalagi Stephan yang memang menyukai Raisya sejak kecil.

"Sudah siap?" Tanya Papa Robert.

"Iya,pa" Jawab Raisya.

"Mama sama Tante Tari mana?"Tanya Papa Robert.

"Oh,itu. Lagi bersiap-siap,mungkin sebentar lagi selesai." Jawab Raisya.

"Oh,ya udah. Sini duduk" Ucap papa Robert menepuk-nepuk sofa di sampingnya.

Raisya pun menuju sofa dan duduk di samping Papa Robert.

"Itu Mama sama Tante Tari" Ucap Raisya sambil menunjuk ke arah tangga, Robert dan Stephan pun menengok ke arah yang ditunjuk Raisya.

"Stephan memang sudah siapkan?" Tanya Tari kepada anaknya.

Sebenarnya bukan menanyakan penampilan Stephan yang sudah siap atau belum ,namun. Tadi menanyakan hati Stephan yang sudah siap Untuk merelakan Raisya atau belum. Stephan pun menghela nafas panjang.

"fuuhhh.... Iya ma" Jawab Stephan dengan berusaha menutupi rasa sedihnya itu.

Raul tidak ikut karena sedang kurang enak badan. Dan niatnya, Robert beserta yang lainnya ingin menjenguk Raul sepulang dari pertunangan Raisya.

Stephan pun masuk ke dalam mobilnya. Karena Stephan memang sudah cukup umur, dialah yang menyetir mobil untuk mamanya.

Sedangkan Robert, Angel, dan Raisya di antar oleh sekretaris pribadi Robert.

Mereka pun berangkat ke Restauran yang sudah di reservasi oleh pihak pria.

***********

BERSAMBUNG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!