Tanda Merah

Dengan raut wajah pucat Alina melangkah keluar dari ruang kemoterapi, ia berjalan menyusuri ruang demi ruang rumah sakit, badannya lemah ingin rasanya ia segera sampai rumah untuk beristirahat.

Alina keluar dari rumah sakit dan berjalan menuju halte bus untuk pulang kerumah, waktu telah berada pada pukul 2 siang, artinya Alina sudah meninggalkan rumah hampir setengah hari.

Dengan badan yang terlihat lemah Alina duduk dihalte bus untuk menunggu bus yang datang, namun sampai 15 menit berlalu Alina belum mendapatkan bus karena ramai dan tidak ada yang berhenti di halte yang Alina duduki.

sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti tepat didepan halte bus itu, alina hanya mengamati saja dari tempatnya, begitu kaca mobil diturunkan terlihatlah dokter Andrew yang sedang berada dikemudi, Alina sempat tertegun dengan ketampanan dokter Andrew yang tanpa mengenakan kacamatanya.

" Dokter Andrew ...!!" sapa Alina yang berjalan mendekati dokternya.

" Kamu masih disini ??" tanya dokter Andrew menatap Alina.

" Iya dokter, semua bus penuh jadi saya...."

" Masuklah, aku akan mengantarkanmu." ucap dokter Andrew yang kini sudah keluar dari mobil

" Tapi dokter saya tidak enak, nanti merepotkan Anda, biarkan saya menunggu disini sebentar lagi." Tolak Alina yang tak enak hati.

"Jika kamu disini terus belum tentu akan cepat dapatnya, lebih baik kamu ikut saya saja, memangnya nanti keluargamu tidak akan cemas ? ingat kamu baru saja selesai kemo harus banyak istirahat." Tegas dokter Andrew yang terlihat memaksa.

" Baiklah dok, maaf merepotkanmu, sekali lagi terima kasih." Ucap Alina tulus.

Dokter Andrew membukakan pintu mobil dan Alina pun masuk kedalam mobil, keduanya terdiam karena kikuk

" Oiya hampir lupa dimana rumahmu." tanya dokter Andrew untuk mengurangi kegugupannya.

" Di perumahan Emerald dokter." Jawab Alina yang menatap dokter Andrew yang sibuk menyetir.

" Ohh daerah situ, oiya keluargamu sampai sekarang belum tahu kau menginap kanker ??"

Alina hanya menggelengkan kepalanya setelah itu ia menunduk.

" Kenapa ? Jangan bilang kau tak mau mereka semua cemas ?? Ucap dokter Andrew yang kini matanya beralih pada Alina.

Alina menyungingkan senyuman manisnya pada dokter Andrew.

" Belum dokter."

" Mau sampai kapan kau tutupi penyakitmu Alina ?? Mungkin kemo pertama tak akan berpengaruh pada tubuhmu tapi selanjutnya kau tahu apa yang akan kau alami setelahnya ??

Alina hanya menggeleng, dan dokter Andrew yang melihatnya hanya menghela nafasnya secara kasar.

" Kau akan mengalami kerontokan dan sering muntah-muntah paska kemoterapi " ujar dokter Andrew tegas.

Cairan bening Alina tanpa sadar keluar dengan sendirinya, Andrew yang melihat itu menjadi merasa bersalah.

" Maaf Alina bukannya aku ingin menakutimu, dan maaf tadi aku berbicara sedikit keras." kini Andrew memberhentikan mobilnya.

" Ini ambillah." Dokter Andrew memberikan sapu tangannya pada Alina.

Alina mengambil sapu tangan itu dan langsung ia seka pada air matanya yang telah berjatuhan di pipinya.

" Terima kasih dokter, nanti kalau sudah bersih saya kembalikan." Ucap Alina yang kini sudah cerah kembali wajahnya.

" Apanya ??" tanya dokter Andrew bingung

" Sapu tangan dokter, sudah 2 kali ini dokter memberikannya pada saya " ucap Alina

" Benarkah ??" dokter Andrew kini mengaruk kepalanya yang tidak gatal.

" Iya dokter " sembari menunjukan senyum manisnya pada Andrew.

" Tak usah kamu pikirkan sapu tangan itu, yang paling penting jika ingin sembuh kamu harus semangat dan rajin kontrol kerumah sakit."

" Iya dokter saya mengerti."

" Satu hal lagi perbanyak konsumsi sayur dan buah dan kurangi gula." Terang dokter tampan itu.

" Iya dok saya akan mengingatnya, terima kasih." Ujar Alina.

Akhirnya setelah alina tenang dokter Andrew melajukan mobilnya menuju alamat yang tadi disebutkan oleh pasiennya.

Setelah menempuh perjalanan 20 menit akhirnya mobil berhenti didepan rumah kediaman keluarga Nino suami Alina.

" Terima kasih dokter atas tumpangannya " ucap Alina ketika ia telah turun dari mobil dokter tampan itu.

" Iya Alina." Ucap dokter Andrew yang setelah itu ia keluar dari rumah Alina.

Sesampainya dirumah ternyata jam telah menunjukan pukul 3 menjelang sore, Aline membuka pintu dan disambut muka masam oleh ibu dan adik kandung Nino yang sibuk membuka belanjaannya dari mall tadi.

" Dari mana saja kamu ??" tanya mertuanya yang kini telah berdiri dengan berkacak pinggang.

" Maaf ibu, tadi Alina hanya kontrol kerumah sakit saja." Jawab Alina terbata-bata.

" Memang kau sakit apa ??"

" Hanya asam lambung saja ibu." Ucap Alina.

" Dasar lebay, sakit maag saja sampai kerumah sakit, puskesmas juga bisa kan ?? Malah gratis, kau ini harus berhemat, anakku bekerja bukan untuk dihambur-hamburkan, jangan sakit sedikit saja harus kerumah sakit, dasar manja " omel ibu mertua Alina yang makin lama jika berbicara makin menusuk hati.

Alina hanya terdiam tanpa menjawab, untuk apa juga ia harus mengatakan kebenaran tentang penyakitnya, sudah pasti ia juga akan mengumpat Alina sama seperti hari ini.

" Kenapa diam saja ?? Apa jangan-jangan itu alasan kamu saja kan supaya bisa bebas diluaran sana ?? "

" Tidak Bu, aku sungguh periksa dan sakit."

Plaaaak plaaaak

Ibu mertua Alina menamparnya berulang kali hingga tubuh ringkih Alina terhempas di atas sofa, tangan Alina memegangi pipinya yang terasa sakit.

" Sakit Bu." Ringis Alina.

" Mulai sekarang jangan lagi membantah dan pergi tanpa izin."

" Oma....Oma jangan pukuli mama terus, Oma jahat !!! Aku benci Oma " celetuk nesya yang datang menjadi tameng tubuh Alina.

Hati Alina begitu terenyuh badannya hangat dalam pelukan tubuh mungil puteri adopsinya, sudut matanya selalu menitikan air mata, tangan kecil itu mengusap kedua air mata yang terus menerus jatuh tanpa Alina minta dan sadari.

" Nesya tidak boleh mengatakan hal yang jelek, tak baik nak." tangan Alina kini mengusap wajah polos puterinya.

" Tapi Oma sendiri yang jahat ke mama, aku tidak rela mama sering dipukuli " teriak nesya membela mamanya.

" Lihat anakmu tidak ada sopan santunnya, kau gagal mendidik Nesya." omel ibu mertua Alina kembali.

" Maafkan saya dan sikap Nesya Bu, nanti saya akan beri nasehat pada Nesya."

" Sudah sekarang kau masak, sebelum Nino pulang."

" Baik Bu." Ucap Alina.

" Mama mau masak apa ?? Nanti aku bantu ya ??" cetus bocah cantik itu tersenyum senang.

" Masak kesukaan neysa donk, ya sudah Nesya tunggu didapur dulu, mama mau ganti pakaian dulu." Ucap Alina.

Tak lama pukul 6 tepat Nino sampai rumah dan Alina menyambutnya, Nesya juga senang menyambut papanya. Alina mengambil alih tas kerja Nino dan membawanya kekamar.

" Sudah siap belum kita akan pergi ke pasar malam." seru Nino tangannya menggelitik tubuh kecil Nesya dengan gemasnya.

" Tentu saja papa." Teriak Nesya bersorak.

" Mas kita makan dulu saja, setelah itu kita berangkat." ujar Alina.

" Baiklah, kamu siapkan saya air hangat, saya mau mandi dulu." Tangan Nino melepaskan kemejanya dari kancingnya.

Alina membantu melepaskan kemeja suaminya, netra bening itu menangkap tanda merah yang berada didada suaminya.

" Itu dada mas kenapa merah ??" tanya Alina penasaran.

Mata Nino menatap dadanya sendiri, ia melihat ada tanda kissmart yang dibuat Fera tadi siang dikantor saat keduanya bersenggama.

" Aah ini hanya terkena semut saja waktu keluar meninjau lokasi." ucap Nino gugup.

Dalam hatinya ia mengumpat Fera yang ceroboh memberikan tanda merah itu dan kini terlihat oleh Alina.

" Tapi mas seperti kismark "

" Kau ini selalu menuduhku, jangan asal tuduh, aku lelah bekerja hanya untuk keluarga kita " emosi yang Nino keluarkan tadi cukup membuat Alina merasa bersalah karena tuduhannya.

" Maaf mas."

" Sudahlah aku mau mandi " Nino menepis tangan Alina yang akan membantu melepaskan ikat pinggang suaminya.

Rasanya sakit suami yang ia cintai telah lama berubah, entah apa salahnya ?? Alina sudah berusaha menjadi isteri yang baik, namun tidak ada yang mengerti, Alina merasa sia-sia pengorbanannya selama ini.

Apalagi ia tadi ia melihat tanda merah itu yang membuat dirinya sangsi akan kesetiaan suaminya. apakah ia akan bisa bertahan dari pahitnya kehidupan ?? hanya Tuhan yang bisa menjawabnya.

Terpopuler

Comments

Sukliang

Sukliang

dak kuat vacanya, kasihan seksli, udaj kena kanker, suami dan nertua jahat

2024-05-11

0

Hj. Raihanah

Hj. Raihanah

lanjut

2024-05-09

0

vie na Ai

vie na Ai

kesel bnget ama karakter Alina lemah tolol

2024-03-13

0

lihat semua
Episodes
1 Positif Cancer Rahim
2 Kebaikan Yang Tak Dianggap
3 Berselingkuh
4 Tentang Dokter Andrew
5 Jatah Mingguan
6 Dikursi Kantor
7 Tanda Merah
8 Ke Pasar Malam
9 Kepergok
10 Acara Reuni
11 Pengakuan Alina
12 Mengikuti Sampai Apartemen
13 Fakta Yang Terungkap
14 Dikeroyok
15 Fera Emosi
16 Kembali ke Panti
17 Menikahlah Denganku ?
18 Nesya Sakit
19 Menemui Nesya
20 Nesya Mengetahui Faktanya
21 Keraguan Alina
22 Pernikahan Kacau
23 Ciuman
24 Takut Khilaf
25 Menikah di Bali
26 Malam Panas
27 Candu
28 Di Pantai
29 Aku Milikmu
30 Bandara
31 Naik Derajat
32 Cincin Berlian
33 Makan Malam
34 Ke Salon
35 Tinggal di Apartemen
36 Bersiap ke Acara Reuni
37 Kedatangan Alina
38 Makin Seru
39 Mabuk
40 Service Alina
41 No Judul
42 Cosplay
43 Lupa Diri
44 Undangan
45 Menemui Ibu Mertua
46 Tentang Angel
47 Jamuan Makan Malam
48 Kemarahan Alina
49 Di Mobil
50 Alina Puas
51 Berkunjung ke Panti
52 Konseling
53 Flashback Malika & Harvey
54 Pesta Resepsi
55 Dipermalukan
56 Pengakuan Alina
57 Bukan Malam Pertama
58 Sakit Hati
59 Kemarahan Andrew
60 Kesempatan Kedua
61 Mabuk
62 Penyatuan
63 Aku Mencintaimu
64 Meninggalkan Rumah
65 Harvey Marah
66 Mengajak Nesya
67 Kesalahan Lagi
68 Rayuan Celine
69 Cemburu
70 Di Antar Harvey
71 Bekerja di Kantor
72 Positif
73 Meminta Jatah
74 Di Kantor
75 Bisa Berjalan
76 Pelukan Angel
77 Tes DNA
78 Bawa Ayah Pergi
79 Kecelakaan
80 Tenggelam
81 Obat Laknat
82 Pingsan
83 Rencana Awal
84 Skin To Skin
85 Kembali Pada Harvey..??
86 Hari Pernikahan
87 MP Malika
88 Rencana Licik Celine
89 Menjebak Andrew
90 Tepat Waktu
91 Hamil.....?
92 Mengusir Celine
93 Angel Ngeprank
94 Menyesali
95 Pengakuan Malika
96 Menjenguk Alina
97 Alina Memaafkan Felicia
98 Menyakiti Alina
99 Hasil Test DNA
100 Kamu Adikku
101 Memanggil Mommy
102 Pilihan Untuk Celine
103 Andrew Sakit
104 Menyatu
105 Menjenguk Harvey
106 Mengirimkan Video
107 Bertengkar
108 Bertemu Mantan
109 Memergoki Nino
110 Kehilangan Dua Orang Sekaligus
111 Melayat
112 Mengajak Nesya
113 Berkunjung ke Rumah Alina
114 Merawatmu
115 Kembali ke Kantor
116 Mengulang Kesalahan
117 Memblokir
118 Ibadah
119 Menikahi Celine
120 Birthday Alina
121 Pemintaan Maaf
122 Menikahi Celine
123 Kembali Pulang
124 Pingsan
125 Kemarahan Andrew
126 Keputusan Angel
127 Keputusan Angel 2
128 Menikah
129 Duka Mendalam
130 Pendonor Untuk Harvey
131 Kesabaran Rheno
132 Wasiat Ricky
133 Pendarahan
134 Ke Dokter Kandungan
135 Rencana Luna
136 Andrew Menolak
137 Menyuapi Malika
138 Morning Shickness
139 Gagal Menikah
140 Cemburu
141 Syukuran Alina
142 Pergi ke Makam
143 Tuduhan Nino
144 Di Sofa
145 Kian meruncing
146 Main Bola
147 Pintu Maaf Alina
148 Mengantar ke Sekolah
149 Angel Curhat
150 Bertemu Kembali
151 Akhirnya Menyatu
152 Bertemu Teman Lama
153 Ide Andra
154 Memasak di Panti
155 Makan Malam
156 Naksir Luna
157 Mencium Luna
158 Gulung Tikar
159 Perlakuan Kasar Nino
160 Bubur Ayam
161 Pergi Dinas
162 Mengharu Biru
163 Takjub
164 Tertusuk
165 Kecemasan Lucas
166 Bukti Yang Lucas Berikan
167 Dikurung
168 Fera Sadar
169 Ke Rumah Orang Tua Marvel
170 Diceraikan
171 Pumping Asi
172 Tinggal di Panti Asuhan
173 Menikah
174 MP Marvel dan Luna
175 Kecelakaan
176 Kematian Nino
177 Hukuman Celine
178 Ending Bahagia (Tamat)
179 Extra Part
180 Promosi Novel Baru
181 Novel terbaru
Episodes

Updated 181 Episodes

1
Positif Cancer Rahim
2
Kebaikan Yang Tak Dianggap
3
Berselingkuh
4
Tentang Dokter Andrew
5
Jatah Mingguan
6
Dikursi Kantor
7
Tanda Merah
8
Ke Pasar Malam
9
Kepergok
10
Acara Reuni
11
Pengakuan Alina
12
Mengikuti Sampai Apartemen
13
Fakta Yang Terungkap
14
Dikeroyok
15
Fera Emosi
16
Kembali ke Panti
17
Menikahlah Denganku ?
18
Nesya Sakit
19
Menemui Nesya
20
Nesya Mengetahui Faktanya
21
Keraguan Alina
22
Pernikahan Kacau
23
Ciuman
24
Takut Khilaf
25
Menikah di Bali
26
Malam Panas
27
Candu
28
Di Pantai
29
Aku Milikmu
30
Bandara
31
Naik Derajat
32
Cincin Berlian
33
Makan Malam
34
Ke Salon
35
Tinggal di Apartemen
36
Bersiap ke Acara Reuni
37
Kedatangan Alina
38
Makin Seru
39
Mabuk
40
Service Alina
41
No Judul
42
Cosplay
43
Lupa Diri
44
Undangan
45
Menemui Ibu Mertua
46
Tentang Angel
47
Jamuan Makan Malam
48
Kemarahan Alina
49
Di Mobil
50
Alina Puas
51
Berkunjung ke Panti
52
Konseling
53
Flashback Malika & Harvey
54
Pesta Resepsi
55
Dipermalukan
56
Pengakuan Alina
57
Bukan Malam Pertama
58
Sakit Hati
59
Kemarahan Andrew
60
Kesempatan Kedua
61
Mabuk
62
Penyatuan
63
Aku Mencintaimu
64
Meninggalkan Rumah
65
Harvey Marah
66
Mengajak Nesya
67
Kesalahan Lagi
68
Rayuan Celine
69
Cemburu
70
Di Antar Harvey
71
Bekerja di Kantor
72
Positif
73
Meminta Jatah
74
Di Kantor
75
Bisa Berjalan
76
Pelukan Angel
77
Tes DNA
78
Bawa Ayah Pergi
79
Kecelakaan
80
Tenggelam
81
Obat Laknat
82
Pingsan
83
Rencana Awal
84
Skin To Skin
85
Kembali Pada Harvey..??
86
Hari Pernikahan
87
MP Malika
88
Rencana Licik Celine
89
Menjebak Andrew
90
Tepat Waktu
91
Hamil.....?
92
Mengusir Celine
93
Angel Ngeprank
94
Menyesali
95
Pengakuan Malika
96
Menjenguk Alina
97
Alina Memaafkan Felicia
98
Menyakiti Alina
99
Hasil Test DNA
100
Kamu Adikku
101
Memanggil Mommy
102
Pilihan Untuk Celine
103
Andrew Sakit
104
Menyatu
105
Menjenguk Harvey
106
Mengirimkan Video
107
Bertengkar
108
Bertemu Mantan
109
Memergoki Nino
110
Kehilangan Dua Orang Sekaligus
111
Melayat
112
Mengajak Nesya
113
Berkunjung ke Rumah Alina
114
Merawatmu
115
Kembali ke Kantor
116
Mengulang Kesalahan
117
Memblokir
118
Ibadah
119
Menikahi Celine
120
Birthday Alina
121
Pemintaan Maaf
122
Menikahi Celine
123
Kembali Pulang
124
Pingsan
125
Kemarahan Andrew
126
Keputusan Angel
127
Keputusan Angel 2
128
Menikah
129
Duka Mendalam
130
Pendonor Untuk Harvey
131
Kesabaran Rheno
132
Wasiat Ricky
133
Pendarahan
134
Ke Dokter Kandungan
135
Rencana Luna
136
Andrew Menolak
137
Menyuapi Malika
138
Morning Shickness
139
Gagal Menikah
140
Cemburu
141
Syukuran Alina
142
Pergi ke Makam
143
Tuduhan Nino
144
Di Sofa
145
Kian meruncing
146
Main Bola
147
Pintu Maaf Alina
148
Mengantar ke Sekolah
149
Angel Curhat
150
Bertemu Kembali
151
Akhirnya Menyatu
152
Bertemu Teman Lama
153
Ide Andra
154
Memasak di Panti
155
Makan Malam
156
Naksir Luna
157
Mencium Luna
158
Gulung Tikar
159
Perlakuan Kasar Nino
160
Bubur Ayam
161
Pergi Dinas
162
Mengharu Biru
163
Takjub
164
Tertusuk
165
Kecemasan Lucas
166
Bukti Yang Lucas Berikan
167
Dikurung
168
Fera Sadar
169
Ke Rumah Orang Tua Marvel
170
Diceraikan
171
Pumping Asi
172
Tinggal di Panti Asuhan
173
Menikah
174
MP Marvel dan Luna
175
Kecelakaan
176
Kematian Nino
177
Hukuman Celine
178
Ending Bahagia (Tamat)
179
Extra Part
180
Promosi Novel Baru
181
Novel terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!