Calon Istri

Malam yang larut membuat Venom dan Marcello tidak bisa tidur. Pukul 01.20 WIB Venom belum bisa menutup matanya, dia masih mengingat perkataan calon suaminya Marcello.

Tak terbayangkan oleh Venom masuk pesan Whatsapp dari Marcello.

"Venom, jangan lupa bangunin gua jam 7."

Tanpa basa basipun Venom langsung membalas WA dari Marcello

"Baik Kak. "

"Lah, kok ni bocil jam segini belum tidur ya? Hmmm apa jangan-jangan ni anak lagi VCan ya ama pacarnya. Gua harus telpon, gua gak mau calon istri gua udah punya pacar, dan kalaupun ada, ya harus di putusinlah enak aja. " Langsung menghubungi Venom

Venom kaget melihat panggilan dari Marcello, Venom langsung menerima panggilan Marcello

"Iya kak, ada apa kak? "

"Kok udah jam segini lu belum tidur? Lagi Vcan ya lu ama pacar lu.?? "

"Pacar??? Gak kok kak, Venom sama kok kaya kakak, Venom belum pernah jatuh cinta, apalagi sampai pacaran. "

Marcello terdiam...

"Kak... Kakak kenapa belum tidur? "

"Lah gua mah emang sering begini, insom, gua lagi ngedrink, ya udah lu tidur, besok jangan lupa lu bangunin gua." Langsung menutup telepon.

"Ihh nyebelin banget, Ya Allah.... Apa Venom bisa menjadi istri yang baik buat calon suami Venom? Kok Venom makin takut sama dia Ya Allah. Hmmm... Sepertinya yang kami bicarakan di taman tadi sudah menjadi komitmen, ya aku harus menerima dia dengan semuanya, tapi awas ajah, aku gak akan pernah menerima kalau sampai dia ngekhianatin aku."

_______

Alarm handphone Venom berbunyi, waktu sudah menunjukan pukul 06.30. Venom langsung ke kamar mandi, dan setelah mandi Venom ganti baju dan berdandan.

Pukul 07.00 Venom menelpon Marcello sampai diruang makanpun dia masih mencoba menghubungi Marcello.

"Nak, kamu nelpon siapa, kaya lagi gak bisa diem gitu, sarapan dulu gih. "

"Kak Cello bu, dia minta Venom terus menghubungi dia bu, sampai dia mengangkat telpon Venom."

"Wah bagus kalau udah saling tukar nomor handphone, biar semakin dekat, biar kalian makin dekat. "

"Emang Cello ada jadwal main band ya pagi ini? "

"Gak Bu, kak Cello janjinya mau anterin Venom ke kampus. "

"Wualah... Wualah... Ibu kok seneng ya dengernya, semoga ini awal yang indah ya nak. "

"Yaa awal yang inda gimana? Ini udan mau stengah jam Venom hubungi gak diangkat.Kalau Sampai jam setengah 9 dia gak jemput Venom jalan sendiri ajah. "

"Jangan Venom, kalau Marcello gak jemput, Venom gak usah ke kampus, ya walapun Venom belum jadi istrinya, Venom harus belajar dari sekarang. Izin seorang suami itu sangat penting."

Venom langsung melirik ke ibunya.

"Hmm iya da benarnya juga kata ayah, dari hal yang seperti sekarang ini, Venom harus mulai belajar, toh Kak Cello udah perintahkan juga kan, sebelum dia angkat, dia minta Venom menghubunginya terus kan. Bisa jadi Marcello sedang menguji Venom.

Venom terdiam langsung menelaah apa yang dikatakan oleh kedua orang tuanya. Sambil makan, Venom tetap masih menelpon Marcello

.

.

.

Disisi lain, Marcello, Ibu Sukma dan Ny Marsya sedang di ruang makan juga.

"Cello, itu hp kamu kok bergetar terus, kenapa kamu gak angkat telponnya, siapa tau penting." Kata Ibu Sukma

"Hehehe.. Itu Venom nek, sengaja Nek, Marcello mau ngerjain Venom. "

"Ngerjain Venom gimana? Jadi kalian udah saling tukar nomor? Tanya Ny. Marsya

" Iya mam.. Semalam, aku cerita semua tentang aku kedia, biar dia gak kaget. "

"Termasuk kamu suka nyabu? " tanya Ibu Sukma

"Hmmm itu belum nek, Cello takut. "

"Ya iyaalah jangan, pasti Venom tak akan mau lagi dijodohkan dengan kamu."Kata Ibu Sukma

"Ya nek, Cello juga gak gila kok nek, Cello tau mana yang harus Cello ceritakan dan mana yang gak perlu. "

"Ya terus angkatlah telponnya, kasian di Marell" Kata Ny. Marsya

"Ini Cello dah selesai makan, Cello jalan dulu. "

"Lah mau kemana? "

"Nganterin Calon istri ke kampus, bye nenek bye mami.. " Langsung berlari menuji ke garasi.

"Ya Tuhan, entah Marsya seneng atau gimana lihat tingkah anak itu bund."

"Sepertinya Marcello udah mulai terbuka pikirannya. "Kata ibu Sukma

"Hmmm tapi entah apa yang ada dalam pikirannya. "

"Sebentar bunda mau telpon ibu Dewi, mau nanyain kapan kita mau ke percetakan. "Sambil menelpon

" Hallo pagi bu Dewi. "

"Eh iya pagi bu Sukma, gimana kabarnya hari ini. "

"Saya sangat bahagia bu, sepertinya Marcello dan Venom udah mulai dekat. "

"Nah iya bener juga, oh iya bu, Marcello belum bangun ya bu? E... Venom dari tadi nelpon sampai sekarang saya tinggalin di rumah masih terus menelpon Marcello. "

"Hehheeh.. Tenang bu, Marcello udah menuju kerumah ibu untuk menjemput Venom. Katanya sengaja gak angkat, dia mau ngerjain Venom. Eh tapi jangan beri tahu Venom dulu ya bu. "

"Hehhee.. Wualaah anak muda... Anak muda.. Iya.. Iya.. saya juga udah di jalan menuju kantor kok bu. "

"Saya mau nelpon mau nanya, kapan kita ke percetakan?"

"Sebentar sore ajah bu, biar cepat selesai. "

"Oh baik.. Baik, nanti saya ama maminya Cello akan menjemput ibu ke Kantor.

" Oh baik Bu Sukma.. Sampai ketemu. "

----

Venom masih mencoba menghubungi Marcello, Marcello tetap tidak mengangkat telponnya. Tiba-tiba bell rumah berbunyi, kebetulan Venom menunggu Marcello di ruang tamu.

"Kak Marcello.... " Dengan nada cemberut

"Hahhaha.. Lu dah lolos untuk seleksi pertama. "

"Maksudnya apa? Seleksi seleksi? "

"Ya iyalah, gua ngetes kesabaran lu, lu akan berhenti hubungin gua sebelum gua angkat apa gimana? "

"Ya Allah kak, ini hp Venom tinggal 36%, tapi ya udah yuk, nanti Venom telat kak. "

"Iya ayok. "

Hati Marcello tertawa, karena melihat dia bisa ngerjain si Venom, namun di sisi lain, dia udah bisa tau gimana kesabaran Venom, dan manutnya seorang Venom.

"Gak nyangka ya, dari jam 7 ampe jam setengah 9 bisa nyampe 894 panggilan tak terjawab, hatimu lu gimana Ve? "

"Entahlah kak, yang pasti aku tuh kesel, ya Allah kak.."

"Heyy... Kita bakalan berumah tangga Venom, pasti cobaan tuh akan lebih dari ini, masa baru segini lu udah kesal. "

Venom terdiam...

"Hmm... Kalau sampe jam 12,gua gak angkat ya karena gua gak kebangun, apa lu mau nelpon terus? "

"Ya iya, kan kakak bilangnya sampe kakak angkat."

"Serius? "

"Ya coba ajah. "

"Hahaha ogahlah, hp gua panas juga njir. "

Tiba-tiba handphone Venom berbunyi.

"Asslamullaikumm bu. "

"Walaikumsalam nak, Venom sekarang kamu dimana nak? "

"Ini masih di jalan bu ama kak Cello. "

"Hehehe... Sukses ya anak ibu atas tes dari calon suami kamu? kamu harus sabar ya, ini belum seberapa. "

"Iya bu, kok ibu tau, ini tes dari kak Cello? "

"Orang ibu di telpon nenek pas di jalan, katanya Cello udah menuju rumah menjemput kamu. "

"Ya Allah bu, sumpah hati Venom hampir bengkak bu."

"Ya sudah, salam ya buat Marcello.Bye."

"Kak, dapat salam dari ibu."

"Salam balik..Ve,tadi itu pasti lu nungguin gua sampai jam setengah 9 kan, kalau gak jemput lu pasti langsung pergi.

"Gak kak, Venom gak akan pergi Venom akan terus nelpon kakak sampe kakak ngangkat telpon Venom.

"Lah, kok gak kuliah, kan lu bisa telpon sambil nyetir. "

"Gak, Venom gak akan pergi, karena kakak udah janji kakak yang mau nganterin Venom. Kata ayah, ijin suami itu penting sekali buat istri. Ya walaupun Venom belum istri kakak, dari sekarang Venom harus belajar bagaimana jadi istri yang baik.

Marcello terdiam dan langsung menatap Venom.

"Nah ini udah sampai, kamu pulangnya jam berapa? "

"Jam 2 biasanya kak, hmmm pulang biar Venom naik Ojol ajah."

"Enak ajah, kek gua cowok gak bertanggung jawab ajah, emang lu ada 2 mata kuliah? Kok jam 2 baliknya. "

"1 ajah sih kak, cuman ya paling masih ke perpustakaan ngerjain tugas, ya kadang makan siang ama Bunga di kantin"

"Udah jam 12 gua udah disini, jadi selesai kuliah langsung kesini, gua gak bakalan telpon. Oke. "

"Kak, tolong jangan ngeprank lagi ya, Venom lagi capek otak ama hati" Sambil Menatap Marcello.

Marcello menatap Venom wanita cantik yang sebentar lagi akan menjadi istrinya. Sambil tersenyum Marcello menjawab.

"Gak, pokoknya selesai kuliah lu langsung ke parkiran saja. "

Venom memberikan tangannya, untuk berjabatan tangan, dan Marcello memberikan tangannya.

Venom berjabatan tangan dan mencium tangan Marcello

"Harus seperti itu ya? Kek gua udah tua banget. "

Venom langsung menatap Marcello.

"Kakak Calon Imam Venom. Ya udah Venom turun ya. " Langsung membuka dan langsung menutup kembali pintu mobilnya.

Dari kejauhan Bunga teman Venom memperhatikan mobil BMW merah, dan Bunga tidak menyangka, Venom yang turun dari mobil itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!