Mereka menyantap makanan mereka dengan obrolan yang canggung, penuh percikan hangat.
Pelayan membawa trolly makanan keluar, setelah mereka selesai makan.
"Huuuhhf kenyang banget" kata Lana setelah menyesap teh jahe bikinan Laras.
"Ehmm.. Marvin belum pulang, dia masih menunggu lo.. apa lo mau menginap disini?" tanya Surya.
"Emang boleh?" tanya Lana
"Dulu bukannya sering nginep di rumah dan nyokap selalu senang, apalagi gue?!" kata Surya.
"Kan beda rumahnya dulu bukan disini, cuma gue dan Dion yang baru tau kan... tadi gue denger di mobil samar- samar" kata Lana.
"Iya benar.. nyonya rumah ini belum ada jadi nggak perlu minta izin, kalau ada nyonya rumah nanti gue pasti minta izin siapapun yang menginap disini" kata Surya membuat telinganya panas.
"Kalau Nyonya rumah tidak mengizinkan apa lo bakal ngusir gue?" tanya Lana.
"Hahahaha.. gue akan mengikuti kemauan Nyonya rumah" kata Surya membuat Lana tambah panas.
"Terus lo lupa gue sahabat lo gitu? cuma mau nuruti kemauan Nyonya rumah lo, Dasar STI.. suami takut istri!" kata Lana kesal membuat Surya tertawa, lalu menuju ranjang lalu merebahkan tubuhnya dan menarik bedcover untuk menutupi tubuhnya sampai dadanya.
Surya menghampiri Lana duduk di tepi ranjang.
"Hahahaha... Gue pasti takut sama istri gue, karena istri gue galak" kata Surya terus menggoda Lana.
Lanapun membalikkan tubuhnya dan kembali menarik bedcover sampai menutupi kepalanya, Surya semakin tertawa dibuatnya.
Surya mendekatkan wajahnya.
"Heiii.. Kenapa lo nggak nanya istri gue siapa, gimana kalau istri gue itu lo Lan, pasti gue takut lah, kan lo galak, Hahahahah"
"Aah lupakan.. gue sudah berjanji untuk tidak mengganggu lo... Lo sudah menolak gue dua kali, gue nggak mau ada ketiga kalinya.. siapapun nanti Nyonya rumah ini, lo orang pertama yang tidur di ranjang gue... udah, tidur sono, lo.." kata Surya.
Surya beranjak dari tepian ranjang, namun tiba- tiba Lana duduk lalu menangkap tangannya dan membuat Surya duduk kembali, tubuhnya condong ke wajah Lana.
"Lana ini...."
"Iya ini berbahayaa..." kata Lana memotong pembicaraan Surya. Sesaat mata mereka bertatapan yang membuat kedua jantung mereka berdegup kencang.
"Eheemm.. ehmm.. gue pengen pipis, awass" kata Lana berlarian ke kamar mandi. Surya menghela nafas dalam dan menjatuhkan tubuhnya ke ranjang.
Kenapa lama? Ngapain dia.. Batin Surya
Surya bangkit dari ranjang dan menyusul Lana ke toilet. Dan terlihat Lana berjalan mondar mandir di walk in closet.
"Lan... " panggil Surya ragu- ragu mendekati pintu kamar menuju walk in closet
"Lo tau kesini bisa bahaya kan" kata Lana. Surya melangkah mundur, namun tersenyum simpul melihat Lana, jiwa kelelakiannya perlahan menghantamnya melihat penampilan Lana yang sexy dan menggemaskan.
Lana berjalan menuju pintu, saat melewati Surya. Tangan Surya menghadangnya, mengurung tubuh kecil Lana yang membuat jantung Lana berdegup.
"Kaya nya Lo semakin berani dengan kata bahaya" hembusan nafas maskulin Surya mendarat diwajah Lana.
"Apa lo mulai takut de..dengan kata bahaya" tanya Lana mulai gugup.
Surya menundukkan badannya meraih tubuh Lana menyentuh telinganya dan mengusap punggungnya yang hanya dibalut kaos oblong miliknya.
"Apa gue terlihat takut sekarang" bisik Surya, nafasnya terasa hangat di telinga Lana dan membuatnya rindu sentuhan Surya.
"Aku merindukanmu" bisik Lana menjinjitkan kakinya memeluk tubuh Surya dan membenamkan wajahnya dileher Surya.
Surya pun menundukkan wajahnya meraih wajah Lana dan mencium bibirnya dengan lembut. Surya menuntun tubuh Lana dengan ciumannya ke arah ranjang lalu merebahkan tubuhnya.
Pergulatan mereka meninggalkan banyak jejak merah kehitaman di tubuh Lana dan Surya.
Setelah pergulatan yang cukup panjang, Surya menuntun miliknya menerjang milik Lana di sertai desahan panjang Lana yang membuat Surya semakin memanas.
Cakaran Lana di punggung Surya dan gigitan kecil di bibir Lana membuat erangan keduanya nyaris tak terdengar dan menandakan pertarungan mereka selesai saat ini.
Nafas terengah- engah seperti lomba marathon di titik finish dirasakan mereka, diiringi senyuman yang mengembang dibibir mereka.
Surya menjatuhkan tubuhnya disamping Lana, sesekali Surya menciumi wajahnya bertubi- tubi, matanya, hidungnya, pipinya, bibirnya keningnya alisnya, semuanya. Sementara Lana sibuk mencium lengan Surya dan memainkan rambutnya.
Deru mobil memasuki rumah membuat mereka bergegas merapikan dirinya.
"Gue mau mandi, siapin kaos buat gue yaa, please.." pinta Lana.
"Sipp cintaku" Surya mengerlingkan matanya.
Saat mendengar langkah kaki mendekati pintu, Surya sok sibuk mencari kaos buat Lana, pintu di buka dan terlihat mamanya dan Dion membawa paperbag.
"Lana mana Sur" kata Laras meletakkan paperbag di sofa. Dion meletakkan satu pack soft drink kalengan dimeja dan merebahkan dirinya di sofa.
"Lagi mandi Ma.. minta dicariin kaos yang kecil nih ama celana training" kata Surya mengatasi debarannya dengan sibuk di depan lemari.
"Udah nggak usah, ini mama beliin baju tidur ama underwear" kata bu Laras.
Surya mengambil paperbag dan di antar ke walk in closet.
"Noonn.. baju ganti ada wastafel ya" teriak Surya.
"Okay baby.. ehh iyaa Sur" kata Lana.
Deg!
Jawaban Lana membuat jantungnya berdebar, wajahnya merona mendengar Lana memanggilnya 'baby'.
Aah so sweet sekali Lo Lan. Batin Surya girang.
Surya bergegas menuju sofa, disana ada mama dan Dion. Surya membuka softdrink dan menenggaknya sampai habis.
"Boss abis nyangkul?" tanya Dion polos.
Duuuugggg..
Surya menendang sepatu Dion dan membuat Dion terkekeh.
"Abis treadmill" Senyum Surya mengembang.
Tidak beberapa lama Lana keluar dari kamar mandi.
"Ehhh Non cantik.. lo tambah kesini tambah cantik aja Lan" Goda Dion. Lana keluar dengan setelan baju tidur lengan pendek dan celana panjang biru langit berbunga pink
Duuuggggg..
"Jangan macem- macem lo!" ancam Surya.
"Makasihh Dionn yang muanisss" kata Lana tersenyum lebar.
"Apa- apaan nih.. lo aja nggak pernah bilang gue manis kalo muji lo Lan" kata Surya cemburu.
"Bodooo.. weekkk" ledek Lana menggemaskan.
Awas aja lo kalau berdua, abis bibir lo! Surya.
"Tanteeee.. makasih yaa piyamanya aku suka.. dan itu.. ehm.. underwearnya" memeluk dan mencium bu Laras tapi melirik ke arah Surya saat menyebut underwear.
"Sama- sama sayang.. kamu cantik.. kamu nginep disini ya.. " kata bu Laras mencium pipi Lana.
"Kata Surya boleh tapi kalau udah ada Nyonyanya nggak boleh tan" kata Lana mencibir Surya.
"Mulai lagi deh" kata Surya.
"Hahahaha... kamu nggak apa- apain Lana kan tadi" bu Laras menjewer kuping Surya. Lana tersenyum malu, mukanya memerah.
Deg!
"Aduhhh.. duhh Mamaa.. dikit aja kok ma... aduhh duhh eenggak.. enggak.. Lana aman ma" kata Surya dijewer semakin kuat oleh mamanya.
"Tadi mamanya Marvin telpon tante, menanyakan tante dimana.. ya tante bilang lagi di mall sama Dion.. terus nanya Lana ama Surya ama tante enggak.. ya tante bilang enggak dong.. kan tante lagi ama Dion.. bener kan tante nggak bohong" Laras tergelak di iringi tawa Surya, Lana dan dion.
"Marvin udah pulang tapi beberapa kali lewat depan rumah lo Lan lewat samping, kayanya sih liat kamar lo dari pager biasa kita manjat" kata Dion.
"Kamu nginep sini aja, nanti tante telpon ibu kamu ya" kata bu Laras.
"Gue sih udah lapor abang lo Lan tiap detik.. tapi biar lebih tenang sebaiknya memang Mom telpon nanti" kata Dion.
"Besok Lana mau kerumah nenek dulu, nginep semalem terus berangkat ke ibukota tan" kata Lana.
"Biar Surya sama Dion anter ya.. bahaya kamu kesana sendirian dan emangnya kamu bawa uang? kamu nggak bawa apa- apa waktu kemarin hujan- hujanan, alas kaki aja enggak pake.. itu tante beliin flat shoes, celana jeans dan baju ganti.. untung tante beliinnya nggak cuma satu.. baju kamu kemarin juga udah dicuci wati, besok udah siap kamu bawa juga " kata bu Laras.
"Iiiihhh tante baik bangeett.. makasih ya tan.. Lana jadi ngrepotin terus" kata Lana memeluk bu Laras lagi.
"Kamu udah tante anggap anak tante sayang.. anggep aja itu hadiah kelulusan kamu ya.. memang kamu naik apa ke rumah nenek, kan jauh sayang" kata bu Laras.
"Rencana nya Lana mau naik travel tan, ehm.. terus mau pinjem uang Surya.. kalau nggak Dion" kata Lana nyengir.
"Gue nggak akan minjemin duit lo, enak aja.." kata Surya memainkan ponselnya.
"Pelit banget lo" kata Lana melempar bantal.
"Karena gue mau nganterin lo, enak aja.. anak prawan dilepas bisa ilang" kata Surya tegas.
Prawan gue udah ilang kali ama lo.. tapi makasih udah bilang begitu, lo menjaga gue walaupun hanya dari perkataan dan pernyataan. Lana mengagumi Surya.
Lana melempar bantal lagi, membuat Surya bangkit berdiri menghampiri Lana dan menggelitik pinggangnya.
"Tante Suryaaaaaa nakal.. hahahahahah.. okay.. ampunnn hahahahah.. ampunn hahahah " Jerit Lana. semua tertawa.
"Hahahahaha... Suryaaaa cukupp...kasian Lana" kata Laras menjewer telinga Surya.
"Hahahahah rasainn" kata Lana.
"Mom, Marvin terpantau ke rumah Mom.. Nyariin lo Sur" kata Dion menghentikan rawa mereka.
"Nanti mama pulang.. kalau mama nggak ada di rumah malah pada curiga, Dion kamu tidur disini jagain mereka" lirik bu Laras ke Surya.
"Beres Mom.. " kata Dion.
"Urusan Marvin serahkan ke mama, untung Lana nggak bawa ponsel" kata bu Laras.
"Mama hubungi ibu kamu dulu ya" kata bu Laras lagi.
Tuutt.. tutt.. tuutt...klek. ponsel tersambung, Speaker mode on.
Maryam : "Halo Ras..."
Laras : "Halo Mar..."
Maryam : "Lana gimana? Nyusahin kamu enggak? Apa aku perlu menyuruh sopir untuk mengantarkan baju- bajunya?"
Laras : "Kamu nggak usah mikirin itu, aku sudah memenuhi semua keperluannya, dia baik- baik saja dan bersikap manis, nih lagi manja- manjaan sama aku"
Lana : "Ibuuu... tante Laras baik deh.. Lana dibeliin macem- macem"
Maryam : "Kamu jangan nakal ya Lan"
Surya : "Dia nakalin Surya mulu tan"
Lana : "Enak aja lo, lo kali raja jahil"
Maryam : "Lan jangan gitu apa Lan, bersikap baiklah sama Surya Lan"
Laras : "Kamu nggak usah khawatir Mar, mereka dalam pengawasanku, besok Lana mau ke rumah neneknya, besok biar diantar Surya ama Dion"
Maryam : "Terima kasih atas kebaikanmu Ras, aku berhutang budi padamu"
Laras : "Sudahlah Mar, dia sudah aku anggap seperti anak ku sendiri, syukur- syukur kita besanan yan Mar hahahaha"
Maryam : "Aminn, aku harap begitu Ras, Surya makasih udah jaga Lana, dan kalian besok hati- hati ya"
Surya : "Sama- sama tan"
Maryam : " Ya udah yaa, doa ibu untuk kalian.. Ras makasihh.. selamat malam"
Laras : "Sama- sama Mar, selamat malam.
Lana : "Daaaaa ibu... "
Surya : "Selamat malam bu.. ehh tante"
Telponan selesai.
"Hahahaha.. nggak sabar banget bos pengen manggil tante Maryam dengan Ibu" Ledek Dion.
"Aaahh enggaklah, sama aja kaya lo manggil mama gue Mom, ya nggak baby" kata Surya ngeles dan nyindir Lana, dan disambut pelototan Lana, Surya terkekeh.
"Halah ngeles kamu... ayoo turunn kita makan malam setelah itu mama akan pulang" kata Bu Laras.
Mereka pun turun ke lantai satu menuju meja makan, pelayan menyiapkan makan malam mereka. Mereka menikmati makan malam dengan perbincangan ringan dan hangat.
Setelah selesai Bu Laras berpamitan pulang dengan sederet pesan dan nasehat untuk mereka selama perjalanan ke rumah nenek Lana serta beristirahat dengan cukup, tak lupa Bu Laras berpesan agar Dion selalu menjaga mereka berdua.
Setelah melepas bu Laras pergi, mereka kembali ke kamar Surya. Seorang pelayan membawakan koper kecil untuk Lana dan menyerahkan baju Lana yang tadi sore dipakai, sudah dicuci dan disetrika.
Ternyata pelayan langsung mencuci dan mengeringkan pakaian Lana dengan pengering otomatis, pakaiannya pun sudah disetrika dan wangi.
Setelah mereka packing, mereka duduk- duduk dibalkon waktu masih menunjukkan pukul 8 malam, Angin malam yang sejuk menyesap kulit mereka.
"Jadi gue tidur mana nih" tanya Dion.
" Udah kita tidur bertiga aja kaya dulu" kata Lana.
"Gue ditengah" kata Surya.
"Lan, sampai kapan lo nggantung si bos sih" tanya Dion.
"Emang gue nggantung ya.. kok nggak melet sih dia hahahah.." kelakar Lana membuat Surya mendelik.
"Dia mah ga jelas Yon" kata Surya memainkan ponselnya.
"Lo pernah nggak sih, suka banget, sayang banget, cinta banget ama orang, sampai pengen milikin tapi setelah jadian terus dijalani tuh rasanya kaya biasa aja, bahkan cenderung bosen, nyesel udah jadian" kata Lana. Surya meletakkan ponselnya.
"Gue nggak pernah, gue tetep menggebu- gebu tuh ama lo" kata Surya. Lana melengos.
"Gue sih nggak pernah, tapi gue bisa ngerti perasaan lo" kata Dion.
"Itu yang gue rasain ke Marvin" Lana menerawang jauh pandangannya ke arah taman disamping rumah itu.
"Terus yang lo rasain ke si bos apaan" tanya Dion datar. Surya menatap tajam ke arah Lana.
"Hahahaaha apaan lo sayur liat- liat gue, naksir lo ye" kata Lana grogi.
"Gue nggak naksir lo, gue udah cinta ama lo" kata Surya santai.
"Pertanyaan lo kudunya buat gue Lan, Hahahah.." celetuk Dion. Surya langsung melempar pandangannya ke arah Dion.
"Hahahaha.. sabar bos.. maksud gue kata- kata Lana itu harusnya buat orang yang emang belom pernah menyatakan cinta.. curiga aja lo boss" kata Dion membuat Lana tertawa.
"Ehmm.. guee.. kan cuma sahabat yang dicintainya.. ya kan Saaayyy...yuuurrr.. hahahahahah" kata Lana berlari masuk kedalam kamar dan menyerbu ranjang memilih posisi paling pinggir memeluk guling.
"Lanaaa.. kita belom selesaii... kurang ajar" kata Surya gemas.
Surya mengejar Lana dan merebut guling namun tak berhasil, Lana tertawa terbahak- bahak melihat Surya kesal.
"Lanaaa.. nakal lo yee.. ookay gue anggep lo guling" teriak Surya gemas.
Surya memeluk erat Lana dari belakang, moment keributan mereka di abadikan Dion, yang diam- diam memgambil foto- foto mereka.
"Iiihh sono Lo.. hahahahah" tawa Lana
baaggg biiggg buuuuggggg baaagg biggg buggg
Perang bantal guling pun terjadi sampai lelah.
Ranjang yang berukuran king size itu tak berbentuk.
"Udahh tidur buruann.. kita besok berangkat pagi" kata Dion menengahi.
Lana mengambil posisi paling pinggir, tubuhnya di tembok lalu memeluk guling untuk menghalanginya dari Surya.
Sementara Surya ditengah dengan menghadap ke arah Lana yang memeluk guling.
"Sleep tight Non.. dream of me ya" bisik Surya mencium kening Lana.
"Sleep tight too, My shadow, my guardian angel, my true... hmmmm" Lana tersenyum dan tak melanjutkan ucapannya. Lana mencium mata Surya. dan menempelkan bibirnya ke tangan Surya yang ikut menggelayut di guling yang dipeluknya.
Cekrek cekrek cekrek
Dion mengabadikan moment demi moment mereka, lalu mematikan lampu kamar dan merebahkan tubuhnya disamping Surya dengan dihalangi guling.
Cupppppt.
Surya mencium bibir Lana disaat Lana telah tidur dan Suryapun kembali tidur, memeluk tubuh Lana yang di halangi guling. Senyum bahagia mengiringinya jatuh ke alam mimpi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Nacita
tau aja lo yon 🤣
2024-10-01
0
Kikie
merinding.......
2023-12-09
0
Nur Cahya
dion krjaan nya serabutan ya... selain jadi asisten, teman, juga jdi fotografer nya kang sayur..👍👍
2023-09-22
2